Anda di halaman 1dari 10

MORFUS BUNGA POHON (Laporan Praktikum Dendrologi)

Oleh Dingin Prayoga 1114151019

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2012

I. 1.1 Latar belakang

PENDAHULUAN

Bunga merupakan organ generatif pada tumbuhan berbunga (Anthophyta). Organ generatif yang disebut bunga tersebut tumbuh mengikuti masa pertumbuhan organ vegetatif yang telah memasuki fase pertumbuhan generatif. Primordia tunas yang pada fase pertumbuhan vegetatif berkembang membentuk tunas, maka ketika tumbuhan memasuki fase pertumbuhan generatif sebagian besar primordia tersebut akan berkembang membentuk bunga. Oleh karena itu, primordianya disebut sebagai primordial bunga. Berdasarkan asal usul organ terbentuknya bunga pada tumbuhan berbunga, pada umumnya dapat dikemukakan bahwa bunga merupakan perubahan bentuk tunas (batang dan dan daun) yang kemudian memiliki bentuk, warna, dan susunan sesuai fungsi bunga pada tumbuhan. Dengan demikian pada bunga tumbuhan bisa berlangsung penyerbukan dan pembuahan yang akhirnya menghasilkan alat-alat perkembangbiakan. Pada organ inilah pertama kali manusia mengenal adanya perkawinan atau seksualitas pada tumbuhan. Perlu diketahui bahwa bunga merupakan salah satu organ tumbuhan yang dijadikan dasar dalam system klasifikasi pohon. Oleh karenanya pemahaman tentang bunga menjadi bagian yang penting dalam dendrology. Berkaitan dengan perihal morfus bunga pohon, maka terdapat beberapa hal yang perlu dipelajari antara lain struktur bunga, tata letak bunga pada batang, simetri bunga, komposisi bunga, dan tipe perbungaan.

1.2 Tujuan praktikum Adapun tujuan dilakukanya praktikum morfus bunga pohon adalah: 1. Menunjukan bagian-bagian bunga pohon yang sedang diamati. 2. Menentukan jenis bunga berdasarkan kepada bagian-bagian yang tampak pada bunga yang diamati. 3. Menentukan tata letak bunga pada batang, dahan, atau ranting pohon. 4. Menentukan komposisi bunga pada jenis pohon yang diamatai. 5. Menentukan tipe perbungaanya. 1.3 Lokasi Praktikum mengenai morfus bunga pohon dilakukan di Arboretum Universitas Lampung dan Laboraturium Silvikultur dan Perlindungan Hutan Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

II. METODE PRAKTIKUM 2.1 Bahan dan alat Aadapun bahan dan alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah bungabunga pohon yang ada di Arboretum sebagai objek pengamatan, spesimen bunga segar dari berbagai jenis pohon, dan herbarium kering. Alat-alat yang diperlukan untuk praktikum meliputi: lembar pengamatan, buku gambar, pinsil, pena, kaca pembesar, dan kamera. 2.2 Prosedur pengamatan Adapun prosedur yang dikerjakan dalam praktikum mprfus bunga pohon adalah: 1. Mengamati dan mengenal bagian-bagian bunga setiap jenis pohon (sesuai tugas yang diberikan oleh dosen) yang ada di Arboretum Universitas Lampung atau setiap specimen bunga yang tersedia baik berupa spesimen segar maupun dalam kemasan herbarium. 2. Mengambil foto tajuk pohon dan bentuk buganya secara lengkap pada suatu ranting pohon yang menjadi tugas pengamatanya menggunakan kamera. 3. Menggambar dengan pensil pada buku gambar mengenai bentuk bunga jenis pohon yang menjadi tugas pengamatanya atau spesimen bunga yang tersedia sekaligus member keterangan bagian-bagian bunga, menggambar

tata letak bunga pada dahan atau ranting, dan menggambar sifat simetri pada bunga. 4. Mengisi lembar pengamatan sesuai hasil pengamatan tentang struktur bunga, tata bunga, dan sifat simetri bunga. 5. Mengamati komposisi bunga dan tipe perbungaan setipa jenis pohon (sesuai tugas yang diberikan oleh dosen) yang ada di Arboretum Universitas Lampung atau setiap spesimen bunga yang tersedia baik berupa spesimen segar maupun dalam kemasan herbarium. 6. Menggambar dengan pensil pada buku gambar mengenai komposisi bunga dan tipe perbungaan setiap jenis pohon (sesuai tugas yang diberikan oleh dosen) atau setiap spesimen bunga yang tersedia baik berupa spesimen segar maupun dalam kemasan herbarium. 7. Mengisi lembar pengamatan sesuai dengan hasil pengamatan tentang komposisi bunga dan tipe perbungaanya. 8. Membuat laporan sementara dan laporan akhir tentang hasil pengamatanya sesuai dengan petunjuk pada buku penuntun praktikum.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil praktikum


No
Nama jenis pohon Jenis bunga Tata bunga Sifat simetri bunga
Tidak lengkap sempurna Tidak sempurna Lengkap Aksilar Terminal

Bersimetr i tunggal

Simet ri banya k

Kupukupu (Bauhinia purpurea)

Jakaranda
(Jakaranda mimosifoli a)

Kupu-kupu (Bauhinia purpurea)

Jakaranda (Jakaranda mimosifolia)

No.

Namam jenis pohon

Komposisi bunga
Tu ng gal Maje muk Tanda n tungga l Bulir Ton gkol

Tipe perbungaan

Pa yu ng

Bong kol

Tanda n majem uk

Payun g majem uk

Payung menggar pu

1.

Jakaranda (Jakaran da mimosifol ia) Cengal (Hopea sangal) Sungkai (Peronem a canescen s) Palem

2. 3.

4.

3.2 Pembahasan Praktikum kali ini yang dilakukan adalah morfus bunga pohon. Bunga merupakan organ generatif pohon yang berfungsi untuk perkembangbiakan. Oleh karena itu kita mengenal seksualitas dalam tumbuhan adalah pada bunga. Bunga merupakan modifikasi bentuk tunas yang kemudian memiliki bentuk dan warna. Dalam praktikum kali ini, morfus bunga yang diamati adalah struktur bunga, tata letak bunga pada batang, simetri bunga, komposisi bunga, dan tipe perbungaan. Bunga-bunga yang diamati dalam praktikum ini adalah bunga-bunga jenis pohon Kupu-kupu (Bauhinia purpurea), Jakaranda

(Jakaranda mimosifolia), Cengal (Hopea sangal), Sungkai (Peronema canescens), dan Palem. Setelah mendapatkan bunga yang akan diamati, praktikan mulai melakukan pengamatan. Adapun hal-hal yang diamati adalah jenis bunga, tata bunga, sifat simetri bunga, komposisi bunga, dan tipe perbungaan. Jenis bunga yang diamati meliputi bunga lengkap, bunga tidak lengkap, bunga sempurna, dan bunga tidak sempurna. Tata bunga yang diamati adalah bunga yang memiliki tata bunga terminal dan aksilar. Sedangkan untuk sifat simetri bunga adalah bunga bersimetri tunggal dan bunga bersimetri banyak. Komposisi bunga yang diamati ditentukan berdasarkan bunga tunggal dan majemuk. Jenis-jenis tipe perbungaan yang diamati meliputi tandal tunggal, bulir, tongkol, payung, bongkol, tandan majemuk, payung majemuk, dan payung menggarpu.

IV.

KESIMPULAN

Berdasarkan tujuan praktikum dan hasil praktikum yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan. 1. Kupu-kupu (Bauhinia purpurea) adalah bunga yang termasuk jenis bunga lengkap, tata bunga aksilar, dan sifat simetri tunggal. 2. Jakaranda (Jakaranda mimosifolia) adalah bunga yang termasuk jenis bunga tidak lengkap, tata bunga aksilar, dan sifat simetri tunggal. 3. Jakaranda (Jakaranda mimosifolia) memiliki komposisi bunga majemuk dan tipe perbungaan tandan majemuk. 4. Cengal (Hopea sangal) memiliki komposisi bunga majemuk dan tipe perbungaan tandan tunggal. 5. Sungkai (Peronema canescens) memiliki komposisi bunga majemuk dan tipe perbungaan payung majemuk. 6. Palem memiliki komposisi bunga majemuk dan tipe perbungaan bulir.

DAFTAR PUSTAKA Indriyanto. 2005. Dendrologi. Universitas Lampung. Bandar Lampung. Tjitrosoepomo,G. 2001. Morfologi Tumbuhan. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. Samingan, Tj. 1972. Dendrologi. Bahan Kuliah Dendrologi pada Akademi Ilmu Kehutanan Bandung. Bandung.

Anda mungkin juga menyukai