Anda di halaman 1dari 4

A. Penatalaksanaan Skabies 1.

Farmakologi Terapi yang dilakukan dalam mengobati scabies meliputi pemberian scabicidal, obat anti gatal dan antibiotik apabila mengalami infeksi sekunder. Scabies dapat diatasi dengan menggunakan obat scabicidal. Berbagai scabicidal telah ditemukan seperti berikut (Siregar, 2005) : a. Sulfur presipitatum 2-5% dalam bentuk salep atau krim. Obat ini lebih efektif jika dicampur dengan asam salisilat 2%. Dioleskan di seluruh tubuh sesudah mandi dan dipakai 3-4 hari berturutturut b. Emulsi benzil benzoate 20-25% selama 24 jam c. Gama benzene heksaklorida 0,5-1% dalam salep atau krim dioleskan selama 24 jam d. Krim permetrin 5% dapat memberikan hasil yang baik Pemberian scabicidal terbaik adalah menggunak permetrin 5% krim topikal yang diberikan dari leher ke bawah, selanjutnya dlakukan pemberishan setelah 8-14 jam. Apabila hasil belum memuaskan maka akan dilakukan pengobatan seminggu setelah pemberian yang pertama. Selain obat-obatan diatas dapat diberikan pula ivermectin mcg/kg peroral atau menggunakan lindane 1% lotion namun tidak dapat diberikan pada anak-anak (Cordoro, 2012). Pemberian antihistamin sebagai antigatal sebaiknya juga diberikan, sediaan yang digunakan adalah klortimeton satu kali sehari. Apabila terdapat infeksi sekunder yang diakibatkan oleh garukan yang sering maka dapat diberikan antibiotik sebagai pengobatanya(Cordoro, 2012). 2. Non farmakologi Seluruh anggota keluarga dan orang yang sering kontak dengan penderita lebih dari 2bulan harus dilakukan penanganan pencegahan,

baik memiliki gejala maupun tidak. Edukasi yang terarah harus dilakukan dengan kontrol yang terukur dan tertulis. Penularan scabies yang sangat cepat inilah yang menjadi alasanya, selain karena scabies mudah hidup diantara lingkungan manusia yang tidak

higienis(Cordoro, 2012). Evaluasi terhadap pasien harus dilakukan selama 2-4 minggu kedepan untuk melihat respon dari terapi. Diharpkan respon yang adekuat mucul dari terai yang diberikan. Pasien mungkin merasakan rasa gatal selama 2 minggu setelah dilakukan terapi yang adekuat. Apabila rasa gatal menetap melebihi waktu tersebut maka perlu dilakukan evaluasi terhadap diagnosis yang diberikan, terapi yang diberikan, perlakuan terhadap lingkungan dan keluarga pasien. Keadaan ini menjadi indikasi untuk dilakukan terapi kedua(Cordoro, 2012). Tatalaksana yang dapat dilakukan pasien selain yang secara rinci dipaparkan yaitu (Amirudin, 2003) : a. Mandi dengan menggunakan air hangat dan keringkan badan. b. Pengobatan yang diberikan dioleskan di kulit dan sebaiknya dilakukan pada malam hari sebelum tidur. c. Hindari menyentuh mulut dan mata dengan tangan. d. Ganti pakaian, handuk, sprei yang digunakan dan selalu dicuci dengan teratur dan bila perlu direndam dengan air panas. e. Jangan ulangi penggunaan skabisid yang berlebihan dalam seminggu walaupun rasa gatal masih timbul selama beberapa hari. f. Setiap anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah, sebaiknya mendapatkan pengobatan yang sama dan ikut menjaga kebersihan.

B. Prognosis Prognosis yang sangat baik dengan diagnosis yang tepat dan terapi yang adekuat pada penderita yang sehat. Keadaan yang kurang baik muncul apabila pada pasien yang mengalami imunosuppresi dan pasien yang berada pada asrama-asrama tertentu. Hal ini terjadi karena infeksi yang muncul dari krusta-krusta scabies. Dengan memperhatikan pemilihan dan cara pemakaian obat, syarat pengobatan dan menghilangkan factor predisposisi (antara lain hygiene), maka penyakit ini dapat diberantas dan memberikan prognosis baik.

C. Komplikasi Bila scabies tidak diobati selama beberapa minggu atau bulan, dapat timbul dermatitis akibat garukan. Erupsi dapat berbentuk impetigo, ektima, selulitis, limfangitis, folikulitis, dan furunkel. Infeksi bakteri pada bayi dan anak kecil yang diserang scabies dapat menimbulkan komplikasi pada ginjal, yaitu glomerulonefritis. Dermatitis iritan dapat timbul karena penggunaan preparat antiskabies yang berlebihan, baik pada terapi awal atau pemakaian yang terlalu sering. Salep sulfur dengan konsentrasi 15% dapat menyebabkan dermatitis bila digunakan terus menerus selama beberapa hari pada kulit yang tipis. Benzil benzoat juga dapat menyebabkan iritasi bila digunakan 2 kali sehari selama beberapa hari, terutama disekitar genetalia pria.Gamma benzena heksaklorida sudah diketahui menyebabkan dermatitis iritan bila digunakan secara berlebihan (Harahap, 2000).

Harahap M. 2000. Ilmu Penyakit Kulit.Ed.1. Jakarta: Hipokrates.

Amiruddin MD. 2003. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Ed.1. Makassar: Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.

Siregar, R.S. 2005. Atlas Berwarna Saripati Kulit. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Cordoro, M. K., 2012. Dermatologic manifestations of scabies follow up. Diakses pada medicine.medscape.com/article/1109204-followup#showall.

Anda mungkin juga menyukai