Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL KERJA LAPANGAN

BUDIDAYA DAN PRODUKSI JAMUR KUPING HITAM (Auricularia polytricha M. Sacc.) DI CV. ASAH AGRO CORPORATION CIANJUR JAWA BARAT

OLEH SITI HALIMAH 10/300790/PN/12116

PROGRAM STUDI ILMU HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN JURUSAN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2012

PROPOSAL KERJA LAPANGAN

BUDIDAYA DAN PRODUKSI JAMUR KUPING HITAM (Auricularia polytricha M. Sacc.) DI CV. ASAH AGRO CORPORATION CIANJUR JAWA BARAT

Diajukan oleh : Nama NIM : Siti Halimah : 10 / 300790/ PN / 12116

Disetujui oleh :

Komisi Kerja Lapangan

Dosen Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Triwidodo Arwiyanto,M. Sc. Tanggal :

Dr. Ir. Siwi Indarti, M.P. Tanggal :

Mengetahui, Ketua Jurusan

Prof. Dr. Ir. Susamto Somowiyarjo, M. Sc. Tanggal :

PROPOSAL KERJA LAPANGAN BUDIDAYA DAN PRODUKSI JAMUR KUPING HITAM (Auricularia polytricha M. Sacc.) DI CV. ASAH AGRO CORPORATION CIANJUR JAWA BARAT

I. LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan negara yang memiki sumber daya alam yang sangat kaya. Kondisi alam yang mendukung itulah yang membuat wilayah Indonesia sangat subur dan dapat menjadi tempat yang cocok untuk hidup manusia, hewan, maupun tumbuhan. Sejak zaman nenek moyang, Indonesia sudah mengenal bidang pertanian dan hingga kini kegiatan tersebut masih berlangsung. Bidang pertanian merupakan salah satu bidang yang berpengaruh dalam kelangsungan hidup masyarakat, berbangsa dan bernegara. Bidang pertanian mempunyai peran yang sangat penting dalam penyediaan pangan bagi masyarakat dan menjadi salah satu sumber devisa bagi negara. Dewasa ini, seiring dengan meningkatnya jumlah populasi manusia menjadikan permintaan kebutuhan pangan juga semakin meningkat. Namun disisi lain, pemenuhan kebutuhan pangan tidak seimbang dengan permintaan yang ada. Oleh karena itu, diperlukan adanya tambahan makanan alternatif yang dapat menyeimbangkan kebutuhan pangan tersebut. Makanan alternatif merupakan makanan non-pokok tetapi memiliki kandungan nutrisi yang dapat digunakan sebagai pemenuh kebutuhan manusia seperti pemanfaatan jamur yang enak dimakan. Misalnya jamur kuping (Auricularia polytricha), jamur tiram (Pleurotus ostreatus),jamur merang (Volvariella volvacea) dan edodes). Pada awalnya, pemenuhan kebutuhan manusia terhadap jamur konsumsi hanya mengandalkan kemurahan alam. Dengan cara seperti ini, jumlah jamur yang didapatkan sangat terbatas hanya pada musim tertentu bisa diperoleh. Di Indonesia, jamur hanya tumbuh secara alami pada musim hujan. Inisiatif membudidayakan jamur konsumsi dilakukan saat kebutuhannya terus meningkat, jamur shittake (Lentinus

sedangkan persediaan di alam semakin terbatas. Berkat pengamatan dan ketelitian mempelajari cara hidupnya, manusia berhasil membudidayakan jamur konsumsi untuk memenuhi kebutuhan yang meningkat setiap saat. Oleh karena itu melalui kerja lapangan ini mahasiswa akan semakin peka terhadap permasalahan yang terdapat pada kegiatan pemenuhan kebutuhan manusia secara nyata dan dapat meningkatkan produksi pangan lokal yang nantinya dapat digunakan sebagai alternatif makanan pokok. Kerja lapangan ini diharapkan dapat digunakan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang diperoleh mahasiswa di bangku perkuliahan dengan adanya praktik langsung di lapangan. Kerja lapangan merupakan suatu wahana untuk melakukan praktik di lapangan yang dapat memberikan pengalaman kerja, menambah pengetahuan praktis, dan melatih mahasiswa untuk menyelesaikan masalah di lapangan dengan menerapkan teori dan praktikum yang diperoleh pada saat kuliah, sehingga memiliki bekal keterampilan praktik di lapangan. Nantinya setelah menyelesaikan studi di perguruan tinggi diharapkan mahasiswa dapat mengamalkan ilmu yang diperoleh sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Indonesia mempunyai kekayaan alam yang subur terutama dari berbagai macam jenis jamur. Sejak dahulu kala jamur sudah dimanfaatkan oleh nenek moyang untuk obat - obatan, tetapi pembudidayaannya masih sedikit dari jenis maupun jumlahnya. Menurut Irianto (2008) jamur merupakan organisme yang tidak berklorofil, sehingga tidak dapat memanfaatkan cahaya matahari untuk mensintesis karbohidrat dengan cara fotosintesis. Oleh karena itu, di dalam pertumbuhannya jamur memerlukan zat-zat organik seperti selulosa, pati, lignin, dan glukosa. Varietas jamur yang ada di alam ini sangat banyak dan masing masing memiliki ciri yang berbeda. Berdasarkan sifat hidupnya dapat dibagi menjadi jamur beracun dan jamur yang enak dimakan. Jamur yang enak dimakan biasanya mudah untuk dibudidayakan serta mempunyai nilai ekonomis yang tinggi, salah satunya adalah jenis jamur kuping hitam (Auricularia polytricha M. Sacc.). Jamur kuping pertama kali dibudidayakan sebelum jamur Shiitake di China. Jamur yang banyak dipakai untuk masakan Tionghoa terdiri dari jamur

kuping putih (Tremella fuciformis), jamur kuping hitam (Auricularia polytricha) dan jamur kuping merah (Auricularia auricula-judae). Di Indonesia jamur kuping sangat umum dikenal di kalangan masyarakat menengah ke bawah setelah jamur merang. Masyarakat tradisional masih sering mengambil jamur ini dari alam yang biasanya tumbuh pada batang-batang yang sudah lapuk (Aditya, 2009). Jamur kuping memiliki tubuh buah mirip daun telinga manusia. Sebutan jamur kuping melekat pada jenis jamur yang memiliki tubuh tubuh (basidiocarp) mirip telinga (daun telinga). Diantara 65 spesies jamur kuping, ada tiga jenis jamur kuping yang biasa dikonsumsi sebagai makanan lezat dan dapat dibudidayakan, yakni (1) jamur kuping merah (Auricularia auricula Judae) yang memiliki warna tubuh buah merah atau kemerah merahan berukuran lebar; (2) jamur kuping hitam (Auricularia polytricha) yang tubuh buahnya berwarna keungu unguan atau hitam dan berukuran (diameter) 6 cm 10 cm; dan (3) jamur kuping putih atau jamur kuping agar (Tremella fuciformis) yang berwarna putih berukuran lebih kecil dan tipis (Djarijah dan Siregar, 2001). Jamur kuping mempunyai ciri khas, yaitu berupa segumpal massa yang terdiri atas bagian bawah untuk melekat dan bagian atas untuk menyimpan spora. Tubuh buahnya duduk atau bertangkai pendek dengan bentuk seperti mangkok beraturan dan umumnya berlekuk lekuk seperti kuping yang lebarnya kadang kadang mencapai 20 cm. Ciri jamur kuping adalah berdaging lunak seperti agar agar, sedikit elastis, tembus cahaya, mudah pecah jika dikeringkan dan tidak berbau atau beraroma. Jika dikeringkan akan berkeriput dan susut menjadi semacam kulit liat yang cokelat hitam mengkilap bening dan kalau direndam dalam air panas akan mekar kembali (Kurniadi, 1991). Menurut Al Anshori (2012) jamur kuping ( Auricularia polytricha ) memiliki banyak manfaat bagi manusia. Diantaranya yaitu digunakan sebagai bahan makanan dan untuk pengobatan. Jamur kuping sudah dikenal sebagai bahan makanan yang memiliki khasiat sebagai obat dan penawar racun. Lendir yang dihasilkan jamur kuping selama dimasak dapat menjadi pengental. Lendir jamur kuping dapat menonaktifkan atau menetralkan kolesterol. Beberapa manfaat jamur kuping bagi kesehatan antara lain :

1. Melancarkan peredaran darah, sehingga tidak terjadi pembekuan darah. Hal ini telah dibuktikan oleh orang China khususnya yang tinggal di Hongkong. Mereka banyak mengkonsumsi lemak hewan tetapi sedikit yang terkena penyakit karena sering mengkonsumsi jamur kuping. 2. Penawar racun, yaitu pada lendir yang keluar saat dimasak merupakan penawar racun terhadap residu pestisida, deterjen / logam berat. 3. Penambah darah dan dapat menghentikan pendarahan akibat wasir. 4. Meningkatkan fungsi lambung dan usus. 5. Mengeluarkan kolesterol dari tubuh. 6. Menyembuhkan keputihan. 7. Meningkatkan stamina tubuh. 8. Berfungsi untuk kecantikan yakni pada peremajaan kulit, menghilangkan flek-flek hitam, dan menghaluskan kulit. 9. Penangkar/penon-aktif racun baik dalam bentuk racun nabati, racun residu pestisida, hingga pada racun yang berbentuk logam berat. Hampir semua ramuan masakan china, jamur kuping selalu ditambahkan untuk tujuan menonaktifkan racun yang terbawa dalam makanan. 10. Kandungan senyawa dalam lendir jamur kuping, efektif untuk

menghambat pertumbuhan carcinoma dan sarcoma (kanker) sampai 90%. 11. Berfungsi juga untuk antikoagulan dan mampu menghambat

penggumpalan darah. Lendir jamur kuping dapat meghambat dan mencegah penggumpalan darah. 12. Pengobatan penyakit darah tinggi/pembuluh darah yang mengeras akibat penggumpalan darah. 13. Mengobati kurang darah. 14. Dapat digunakan sebagai obat untuk mengurangi panas dalam dan mengurangi rasa sakit pada kulit akibat luka bakar. 15. Bagi wanita dapat digunakan sebagai obat datang bulan tidak lancar. Kandungan nutrisi jamur kuping sendiri terdiri kadar air, protein, lemak, karbohidrat, serat, abu dan nilai energi sebesar 351 kal. Kandungan lemak di

dalam jamur lebih dari 72% dan termasuk unsaturated sehingga aman dan sehat jika dikonsumsi. Vitamin di dalam jamur ini sendiri terdiri atas thiamine (vit. B1), riboflavine (vit. B-2), niasin, biotin, vitamin C, dan sebagainya. Sedangkan, kandungan mineral jamur ini tersusun oleh K, P, Ca, Na, Mg, Cu, dan beberapa elemen mikro lainnya. Kandungan serat di dalam jamur berkisar antara 7,4-27,6% (Darma, 2002). Kandungan nutrisi yang terdapat pada jamur kuping per 100 g yaitu air 14,8 g; energi 284 kkal; protein 9,25 g; lemak 0,73 g; karbohidrat 73 g; serat 70,1 g; dan ampas 2,21 g. Pada jamur kuping terdapat pula berbagai macam vitamin dan mineral. Jenis vitamin yang ada dalam jamur kuping ialah thiamin 0,015 mg; riboflavin 0,844 mg; niacin 6,267 mg; asam pantotenat 0,481 mg; vitamin B6 0,112 mg; dan folat 38 mcg. Sementara itu, mineral yang terkandung dalam jamur kuping ialah kalsium 159 mg; besi 5,88 mg; magnesium 83 mg; fosfor 184 mg; kalium 754 mg; natrium 35 mg; seng 1,32 mg; tembaga 0;183 mg; mangan 1,951 mg; dan selenium 128 mcg (Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarma, 2007). Berdasarkan manfaat dan kandungan gizi yang beragam, popularitas dan memasyarakatnya jamur kuping sebagai bahan makanan lezat dan bergizi, membuat permintaan konsumen dan pasar di berbagai daerah terus meningkat. Akan tetapi, tidak mudah untuk memenuhi permintaan permintaan konsumen dan pasar yang kian meningkat tersebut. Masalah utama budi daya jamur kuping adalah terbatasnya bahan baku berupa bibit dalam media tanam yang baik dan memenuhi syarat tumbuh. Budi daya jamur kuping dapat dikelola sebagai usaha sampingan ataupun usaha ekonomis skala kecil, menengah dan besar (industri). Negara negara yang telah mengembangkan budi daya jamur kuping sebagai industri agribisnis andalan dan unggulan adalah China, Belanda, Spanyol, Prancis, Belgia dan Thailand. Negara negara ini termasuk produsen jamur terbesar di dunia (Djarijah dan Siregar, 2001). Menurut data statistik, produksi segar jamur kuping (worldwide) menempati urutan keempat (346.000 ton) setelah

Champignon, Tiram dan Shiitake pada tahun 1991.

Sementara itu, pengembangan jamur kuping di Indonesia belum sebanding dengan potensi sumber daya manusia dan alam. Ditinjau dari kekayaan sumber daya manusia dan sumber daya alam di Indonesia, sesungguhnya petani Indonesia memiliki peluang yang sangat besar untuk menjadi produsen sekaligus pemasok dan eksportir jamur kuping di pasar domestik ataupun di pasar internasional. Untuk itu, pengembangan jamur kuping perlu digarap lebih serius dengan menerapkan teknologi maju dan pengelolaan secara intensif (Djarijah dan Siregar, 2001).

II. TUJUAN A. Umum a. Melatih mahasiswa mendapatkan pengetahuan dan pengalaman praktek dalam bidang pertanian. b. Melibatkan mahasiswa secara langsung dalam kegiatan di bidang pertanian agar lebih peka dan berpikir secara ilmiah untuk menyelesaikan masalah yang ada di lapangan. c. Memberikan gambaran kepada mahasiswa tentang hubungan antara teori dan kondisi nyata di lapangan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. d. Memberikan bekal pengalaman praktik budidaya dan produksi jamur kuping hitam (Auricularia polytricha M. Sacc.) kepada mahasiswa untuk bekerja dalam masyarakat setelah menyelesaikan masa studinya. B. Khusus a. Mengikuti serangkaian kegiatan praktik budidaya dan produksi jamur kuping hitam (Auricularia polytricha M. Sacc.) di CV. Asah Agro Corporation Cianjur Jawa Barat. b. Mengetahui dan mempelajari baik secara teori maupun praktek metode yang digunakan dalam budidaya dan produksi jamur kuping hitam (Auricularia polytricha M. Sacc.).

III. MANFAAT 1. Memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan program sarjana strata 1 (S1) Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. 2. Bagi mahasiswa dapat digunakan untuk sarana latihan kerja di lapangan untuk mengembangkan pengetahuan, pengalaman dan wawasan yang luas tentang teknik budidaya dan produksi jamur kuping hitam (Auricularia polytricha M. Sacc.). 3. Meningkatkan kemampuan berfikir secara komprehensif dari berbagai sudut pandang keilmuan khususnya yang berkaitan dengan budidaya dan produksi jamur kuping hitam (Auricularia polytricha M. Sacc.). 4. Bagi pihak-pihak yang berkepentingan dapat digunakan sebagai bahan tambahan informasi.

IV. MASALAH YANG DIPELAJARI A. Umum Masalah umum yang dipelajari di CV. Asah Agro Corporation, Perkebunan Jamur Jenggung, Desa Salahuni, Cugenang, Cianjur, Jawa Barat : 1) Keadaan umum CV. Asah Agro Corporation. a. Sejarah dan latar belakang berdirinya CV. Asah Agro Corporation. b. Struktur organisasi. c. Manajemen pengelolaan CV. Asah Agro Corporation. d. Lokasi dan luas areal produksi jamur yang digunakan. e. Produksi jamur oleh CV. Asah Agro Corporation. 2) Kegiatan budidaya jamur kuping hitam a. Persiapan pembibitan b. Pengolahan media tanam c. Teknik penanaman d. Pemeliharaan tanaman e. Hama dan penyakit

f. Panen g. Pascapanen B. Khusus 1. Teknik budidaya jamur kuping hitam pada skala produksi yang dilakukan sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan konsumen terhadap jamur kuping hitam (Auricularia polytricha M. Sacc.). 2. Kendala yang dihadapi oleh CV. Asah Agro Corporation dalam kegiatan budidaya dan produksi jamur kuping hitam (Auricularia polytricha M. Sacc.).

V. METODE PELAKSANAAN Kegiatan Kerja Lapangan bertujuan untuk mengetahui, mendapatkan informasi, dan mempraktikan secara langsung mengenai budidaya jamur kuping hitam (Auricularia polytricha M. Sacc.) dengan lengkap serta meningkatkan kemampuan logika dalam menghadapi persoalan atau masalah yang timbul di lapangan. Terdapat dua metode dalam pengumpulan data dalam kegiatan ini yaitu metode langsung dan metode tidak langsung. A. Metode Langsung a. Mengikuti praktik kegiatan budidaya jamur kuping hitam (Auricularia polytricha M. Sacc.) di CV. Asah Agro Corporation yang meliputi: 1. Persiapan pembibitan 2. Pengolahan media tanam 3. Teknik penanaman 4. Pemeliharaan tanaman 5. Hama dan penyakit 6. Panen 7. Pascapanen b. Melakukan wawancara kepada pemilik CV. Asah Agro Corporation untuk mendapatkan informasi mengenai budidaya dan produksi jamur kuping hitam (Auricularia polytricha M. Sacc.). 2. Metode Tidak Langsung

Memperoleh informasi maupun pengetahuan yang lebih banyak mengenai CV. Asah Agro Corporation dan teknik budidaya serta usaha jamur kuping hitam (Auricularia polytricha M. Sacc.) yang dilakukan di tempat tersebut, selanjutnya mahasiswa melakukan kajian pustaka dan membandingkan dengan informasi yang telah diperoleh dari lokasi kerja lapangan.

VI. TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN A. Tempat Kerja Lapangan dilaksanakan di CV. Asah Agro Corporation, Perkebunan Jamur Jenggung, Desa Salahuni, Cugenang, Cianjur, Jawa Barat.

B. Waktu Pelaksanaan Kegiatan Kerja Lapangan ini direncanakan akan dilaksanakan selama 25 hari kerja, dimulai pada tanggal 23 Januari 2013 sampai dengan 20 Februari 2013.

VII. RENCANA KEGIATAN Tabel 1. Jadwal Rencana Kegiatan Kerja Lapangan di CV. Asah Agro Corporation Cianjur Jawa Barat No. 1. Kegiatan/ Minggu Pengenalan secara umum mengenai lokasi dan I II III IV V

kegiatan kerja CV. Asah Agro Corporation. 2. Mengikuti searangkaian

kegiatan di CV. Asah Agro Corporation. 4. Melengkapi data-data yang diperlukan untuk

pembuatan laporan kerja

lapangan. 5. Evaluasi dilakukan kegiatan selama yang kerja

lapangan di CV. Asah Agro Corporation, Cianjur, Jawa Barat.

DAFTAR PUSTAKA Aditya, Rial. 2009. Jenis-jenis Jamur Konsumsi (Edible Mushroom). http://organikganesha.com/. Diakses tanggal 20 November 2012.

Al Anshori, Fitrah. 2012. Auricularia polytricha. http://biologi-news.blogspot.com/. Diakses tanggal 21 November 2012. Anonim. 2007. Jamur Kuping Hitam. http://mikrobia.wordpress.com/. Diakses tanggal 20 November 2012. Darma, I. G. K. T. 2002. Budidaya Jamur Pangan. Laboratorium Patologi Hutan. Fakultas Kehutanan. IPB. Bogor. Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarma. 2007. Budidaya Jamur Kuping (Auricularia sp.). Departemen Pertanian. Jakarta. Djarijah, N. M., dan A. Siregar. 2001. Budidaya Jamur Kuping Pembibitan dan Pemeliharaan. Kanisius. Yogyakarta.

Irianto, Yuli, Ari Susilowati, dan Wiryanto. 2008. Pertumbuhan, kandungan protein, dan sianida jamur kuping (Auricularia polytricha) pada medium tumbuh serbuk gergaji dan ampas tapioka dengan penambahan pupuk urea. Bioteknologi 5 (2): 43-50. Kurniadi, A. 1991. Penanaman Jamur Kuping. Tabloid Sinar Tani. Jakarta. Parjimo dan Andoko, A. 2008. Budidaya Jamur. PT. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai