Anda di halaman 1dari 12

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Tugas seorang guru adalah membimbing siswanya dalam mendapatkan informasi, ide-ide, keterampilan dan cara mengemukakan pendapat. Namun tugas guru yang sangat penting lainnya adalah membimbing siswanya tentang bagaimana belajar yang sesungguhnya dan bagaimana memecahkan masalah sehingga bimbingan gurunya dapat dimanfaatkan di masa yang akan datang. Hal ini dikarenakan, tujuan jangka panjang pembelajaran di sekolah dasar adalah untuk meningkatkan kemampuan para siswa dalam mengembangkan

pengetahuan mereka sendiri dan mampu memecahkan masalah yang muncul. Salah satu mata pelajaran yang diajarkan sejak sekolah dasar adalah matematika. Menurut Resnick dan Ford (1994), tujuan pembelajaran matematika adalah melatih bagaimana seseorang itu berpikir (think), bernalar (reason) dan bagaimana seseorang dapat menggunakan kemampuan intelektualnya tersebut. Oleh karena itu, agar tujuan pembelajaran matematika dapat tercapai dan berjalan efektif, guru harus dapat memahami kemampuan siswanya memperoleh pengetahuan. Hal ini merupakan suatu tantangan bagi guru matematika untuk senantiasa berpikir dan bertindak kreatif dalam menentukan strategi

pembelajaran yang tepat untuk siswanya agar dapat berpikir kritis, logis dan

dapat memecahkan masalah dengan sikap terbuka, kreatif dan inovatif. Selain itu, guru juga harus memiliki keterampilan yang baik dalam penyampaian informasi berupa materi pelajaran kepada peserta didik sehingga materi pelajaran yang disampaikannya dapat diterima dan dipahami serta tidak dengan mudah dilupakan oleh siswa. Artinya, siswa dapat memahami dan mengulang materi yang telah disampaikan guru. Karena siswa tidak mungkin dapat mempelajari suatu materi jika mereka tidak memiliki atau melupakan konsep-konsep prasyarat dari materi tersebut. Baharudin (2007:108) menyatakan bahwa cara seseorang belajar atau memperoleh pengetahuan, akan sangat berpengaruh terhadap pemanggilan atau penggalian pengetahuan tersebut. Van Hiele (dalam Clements dan Battista, 2001) mengatakan bahwa pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang sesuai dengan struktur kemampuan intelektual siswa. Oleh karena itu, model pembelajaran yang di dalamnya terdapat proses menggali pengetahuan yang lama dengan

mengungkapkan pengalaman, pentransferan informasi baru, memecahkan masalah dan membangun pengetahuan baru dari pengetahuan sebelumnya yang dimiliki serta meningkatkan kemampuan berpikir adalah model pembelajaran Van Hiele. Model pembelajaran Van Hiele merupakan pembelajaran kognitif yang dilandasi teori Van Hiele. Menurut Van Hiele pembelajaran harus disesuaikan dengan tingkat kemampuan berpikir siswa. Kualitas pengetahuan siswa tidak

ditentukan oleh akumulasi pengetahuannya, tetapi lebih ditentukan oleh proses berpikir yang digunakan. Dimana dalam pembelajaran ini terdapat proses pemanggilan kembali pengetahuan sebelumnya dari pengalaman pribadi dan menyatukan pengetahuan yang baru dengan pengetahuan sebelumnya melalui pemecahan masalah. Clements dan Battista (2001) menyatakan bahwa model pembelajaran Van Hiele mempunyai karakteristik, yaitu: 1. 2. 3. 4. Belajar adalah proses yang kontinu berdasarkan tahap-tahap berpikir. Tahap-tahap tersebut bersifat terurut dan hirarki. Konsep yang dipahami secara implisit pada suatu tahap akan dipahami secara ekplisit pada tahap berikutnya. Setiap tahap mempunyai kosakata sendiri-sendiri. Selanjutnya, Crowley (dalam Abdussakir, 2009) menyatakan bahwa model pembelajaran Van Hiele mempunyai sifat-sifat berikut:
1. Berurutan, yakni seseorang dapat memperoleh pengetahuan baru jika

prakonsep pengetahuan tersebut telah dikuasai.


2. Kemajuan, yakni keberhasilan dalam meningkatkan kemampuan berpikir

lebih banyak dipengaruhi oleh isi dan metode pembelajaran daripada oleh usia 3. Intrinsik dan esktrinsik, yakni obyek yang masih kurang jelas akan menjadi obyek yang jelas pada tahap berikutnya 4. Kosakata, yakni masing-masing tahap mempunyai kosakata dan sistem relasi sendiri. Beberapa penelitian yang telah dilakukan membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran Van Hiele memberikan dampak yang positif dalam pembelajaran matematika adalah sebagai berikut:

1. Susiswo (dalam Abdussakir, 2009) menyimpulkan bahwa pembelajaran

geometri dengan model pembelajaran Van Hiele lebih efektif daripada pembelajaran konvensional. 2. Husnaeni (2001) menyimpulkan bahwa penerapan model Van Hiele efektif untuk peningkatan kualitas berpikir siswa kelas VI SD Negeri 22 Kabupaten Pontianak.
3. Anita (2006) menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Van

Hiele dalam pembelajaran materi persegi panjang meningkatkan hasil belajar siswa kelas I SMP Negeri 03 Sompak. Untuk menerapkan model pembelajaran ini, maka peneliti memilih SD Negeri 14 Kecamatan Sungai Raya. Alasan dipilihya sekolah ini dikarenakan pada tahun ajaran 2008/2009, sekolah ini berhasil mencapai target kelulusan yaitu, meluluskan 100% siswanya dengan nilai rata-rata UAN untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, IPA dan Matematika adalah 7,32. sedangkan nilai rata-rata untuk mata pelajaran matematika itu sendiri adalah 6,50. dilihat dari nilai tersebut tampak bahwa nilai rata-rata UAN mata pelajaran matematika tergolong cukup baik. Selanjutnya peneliti melakukan prariset pada tanggal 21 Juli 2009 di SD Negeri 14 Kecamatan Sungai Raya. Untuk memperoleh informasi maka peneliti melakukan wawancara dengan guru matematika yang mengajar di kelas VI. Dari hasil wawancara dengan bapak Samli. M. Ali (guru mata pelajaran matematika kelas VI) diperoleh informasi bahwa dalam pembelajaran

matematika di kelas VI khususnya pembelajaran materi yang pernah di ajarkan di kelas V tidak perlu diajarkan kepada siswa secara detail. Selain itu dalam pembelajaran guru beranggapan bahwa tingkat penguasaan konsep prasyarat dari materi tersebut telah dikuasai dengan baik. Hal ini di karenakan materi yang diajarkan di kelas VI telah banyak di bahas pada kelas sebelumnya. Selanjutnya dari hasil wawancara tersebut juga diketahui pada pembelajaran yang biasanya dilakukan di kelas, guru menggunakan metode pemberian tugas khususnya pada materi yang telah di ajarkan di kelas V. pemberian tugas ini bersifat individu atau kelompok. Setelah siswa selesai mengerjakan maka soal tersebut dibahas bersama-sama. Pada saat peneliti melakukan pengamatan pada saat pembelajaran berlangsung, diperoleh informasi bahwa dalam pembelajaran cenderung didominasi oleh sebagian kecil siswa saja. Informasi ini didukung dari hasil pengamatan peneliti pada saat guru mengajar di kelas, diketahui bahwa ketika guru menyuruh siswa mengerjakan soal di depan kelas, hanya siswa tertentu yang mau maju untuk mengerjakan soal di papan tulis. Siswa yang lain hanya diam dan mencatat hasil penjelasan guru dan jawaban dari soal yang dikerjakan oleh teman mereka di papan tulis. Selanjutnya, diperoleh informasi bahwa siswa yang sekarang duduk di kelas VI, ketika mereka duduk di kelas V telah mempelajari sebagian besar materi pada mata pelajaran matematika kelas VI. Pada dasarnya sebagian besar materi di kelas VI merupakan materi pengembangan dari materi yang di ajarkan

di kelas V. Misalnya, materi KPK dan FPB, Pecahan, Bilangan Bulat, Bangun Datar dan Bangun Ruang serta Satuan Luas, Volume, Berat dan Waktu. Akan tetapi tidak semua materi dapat dikuasai dengan baik oleh siswa yaitu materi bangun datar dan bangun ruang. Hal ini dilihat dari rata-rata nilai ulangan harian pada materi tersebut. Sehingga siswa mungkin kesulitan mempelajari pengembangan materi di kelas VI. Selain itu mungkin mereka juga telah melupakan materi yang diajarkan di kelas V. Hal ini disebabkan padatnya materi yang diajarkan di kelas V. Belum lagi mereka harus mempelajari materi pada mata pelajaran selain matematika. Dari teori-teori pendukung dan permasalahan yang terjadi pada KBM matematika di kelas VI, maka KBM yang tepat adalah dengan model

pembelajaran Van Hiele. Model pembelajaran ini akan diterapkan pada pembelajaran materi bangun datar. Dipilihnya materi ini dikarenakan konsepkonsep bangun datar yang akan dipelajari di kelas VI berkaitan erat dengan konsep-konsep bangun datar yang telah dipelajari di kelas V yaitu luas bangun datar sederhana. Dengan pengembangan materi di kelas VI adalah luas segi banyak yang merupakan gabungan bangun datar sederhana. Selain itu, konsepkonsep yang terdapat dalam sub materi luas segi banyak akan berkaitan erat dengan materi berikutnya yaitu luas permuakaan bangun ruang.

B. Masalah Penelitian Masalah penelitian ini adalah Bagaimanakah pengaruh model

pembelajaran Van Hiele terhadap hasil belajar siswa pada materi bangun datar di kelas VI SD Negeri 14 Kecamatan Sungai Raya? Secara khusus masalah penelitian dirumuskan ke dalam sub-sub masalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah hasil belajar siswa sebelum dan setelah diterapkan model pembelajaran Van Hiele pada materi bangun datar di kelas VI SD Negeri 14 Kecamatan Sungai Raya? 2. Apakah terdapat peningkatan hasil belajar siswa yang signifikan setelah diterapkan model pembelajaran Van Hiele pada materi bangun datar di kelas VI SD Negeri 14 Kecamatan Sungai Raya? 3. Bagaimanakah aktivitas belajar siswa kelas VI SD Negeri 14 Kecamatan Sungai Raya saat mengikuti proses model pembelajaran Van Hiele pada materi bangun datar?

C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Van Hiele terhadap hasil belajar siswa pada materi bangun datar di kelas VI SD Negeri 14 Kecamatan Sungai Raya. Secara khusus tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang:

1.

Hasil belajar siswa sebelum dan setelah diterapkan model pembelajaran Van Hiele pada materi bangun datar di kelas VI SD Negeri 14 Kecamatan Sungai Raya.

2.

Ada atau tidaknya peningkatan hasil belajar siswa yang signifikan setelah diterapkan model pembelajaran Van Hiele pada materi bangun datar di kelas VI SD Negeri 14 Kecamatan Sungai Raya.

3.

Aktivitas belajar siswa kelas VI SD Negeri 14 Kecamatan Sungai Raya saat mengikuti proses model pembelajaran Van Hiele pada materi bangun datar.

D. Manfaat Penelitian Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Secara Teoritis a. Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan bacaan dan referensi bagi rekan mahasiswa/i program studi untuk melakukan kegiatan penelitian. b. Kelemahan dan kelebihan dari hasil penelitian ini dapat menjadi informasi bagi lembaga sebagai bahan kajian ilmu dalam rangka meningkatkan ilmu matematika dan penerapan di lapangan. 2. Secara Praktis a. Bagi peneliti, yaitu dapat menambah dan meningkatkan pengetahuan tentang model pembelajaran Van Hiele.

b. Bagi guru bidang studi matematika, sebagai salah satu alternatif dalam menerapkan pembelajaran di kelas agar dapat mencapai tujuan dari pembelajaran yang dikehendaki. c. Bagi siswa, yaitu untuk meningkatkan kemampuan dalam penguasan konsep geometri.

E. Ruang Lingkup Penelitian 1. Variabel penelitian Variabel merupakan segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian (Suryabrata, 2000:72). Selanjutnya Sugiyono, (2001:2) menyatakan bahwa Variabel merupakan gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati. Adapun variabel penelitian ini adalah : a. Variabel bebas (variabel independen) Sugiyono (2001:39) menyatakan bahwa Varibel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran materi bangun datar dengan menggunakan model pembelajaran Van Hiele. b. Variabel terikat (dependen) Sugiyono (2001:39) mengatakan bahwa Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat

10

adalah hasil belajar dan aktivitas siswa kelas VI SD Negeri 14 Kecamatan Sungai Raya.

2.

Definisi Operasional a. Materi Bangun Datar Materi bangun datar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah luas persegi, persegi panjang, segitiga dan luas segi banyak yang merupakan gabungan bangun datar (persegi, persegi panjang dan segitiga). Materi ini diajarkan di kelas VI semester genap pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). b. Model pembelajaran Van Hiele Model pembelajaran Van Hiele yang dimaksud dalam penelitian ini adalah proses pembelajaran yang akan diikuti siswa dengan tahapan sebagai berikut. 1) Inkuiri/ Informasi Guru mengajukan informasi baru dengan mengaitkan informasi sebelumnya dalam bentuk pertanyaan secara lisan yang dirancang secermat mungkin agar siswa dapat menyatakan kaitan konsepkonsep awal dengan materi yang akan dipelajari. 2) Orientasi Berarah Guru memberikan penjelasan tentang materi yang akan dipelajari.

11

3)

Uraian Guru memberikan arahan kepada siswa untuk berdiskusi membahas LKS dalam kelompoknya masing-masing serta mengemukakan hasil diskusinya.

4)

Orientasi Bebas Guru memberikan siswa tugas yang lebih kompleks berupa soal latihan. Di mana soal latihan tersebut dikerjakan siswa secara individu.

5)

Integrasi Guru mengarahkan siswa dalam membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari.

c.

Hasil Belajar Siswa Hasil belajar siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah skor yang diperoleh siswa kelas eksperimen (kelas yang diterapkan model pembelajaran Van Hiele) dalam mengerjakan soal-soal tes penelitian berupa tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest) pada materi bangun datar.

d.

Aktivitas Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan aktivitas adalah kegiatan belajar yang dilakukan siswa ketika mengikuti pembelajaran materi bangun datar dengan menggunakan model pembelajaran Van Hiele.

12

Kegiatan ini meliputi: 1) 2) 3) LKS 4) 5) e. Pengaruh Pengaruh dalam penelitian ini adalah pengaruh yang ditimbulkan model pembelajaran Van Hiele pada materi bangun datar dilihat dari hasil belajar siswa setelah diberikan perlakuan. Mengerjakan soal latihan yang diberikan oleh guru. Menyimpulkan hasil pembelajaran. Menjawab pertanyaan dari guru. Memperhatikan penjelasan guru. Melakukan diskusi sesuai dengan kelompoknya membahas

F. Hipotesis Penelitian Setiap penelitian perlu dirumuskan suatu hipotesis sebagai jawaban atau dugaan sementara yang diperoleh dari penelitian yang akan dilaksanakan. Menurut Sugiyono (2001:64) hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah Penerapan model pembelajaran Van Hiele dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi bangun datar di kelas VI SD Negeri 14 Kecamatan Sungai Raya.

Anda mungkin juga menyukai