Anda di halaman 1dari 16

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Konsep Pembelajaran Terpadu Pembelajaran terpadu merupakan pendekatan yang melibatkan beberapa bidang studi atau mata pelajaran(Widodo, 2010). Melalui pendekatan inilah, maka secara sengaja guru dapat mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Dengan adanya pemaduan tersebut, maka siswa akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. Pembelajaran bermakna dapat diartikan sebagai suatu pemrosesan mental atas informasi baru menuju kea rah kaitannya dengan pengetahuan yang telah dipelajari sebelumnya(Nur, 2008:50). Jadi bermakna dalam pembelajaran terpadu disini dapat diartikan bahwa siswa akan dapat memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengamatan langsung dan nyata serta menghubungkan antar konsep tersebut. Jika dibandingkan dengan pembelajaran konvensional, maka pembelajaran terpadu pada dasarnya lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam belajar dan pengambil keputusan. Sebagaimana yang telah dipaparkan oleh

Widodo(2010:10) berkaitan dengan kelebihan pembelajaran terpadu dibandingkan pembelajaran konvensional adalah sebagai berikut.

1) Pengalaman dan kegiatan belajar siswa selalu relevan dengan tingkat perkembangan anak. 2) Kegiatan yang dipilih sesuai dengan dan mengacu pada minat dan kebutuhan anak. 3) Kegiatan belajar lebih bermakna bagi siswa sehingga hasil belajar akan dapat bertahan lebih lama. 4) Pembelajaran terpadu dapat meningkatkan keterampilan berfikir anak. 5) Menyajikan masalah yang sering ditemui anak dalam lingkungannya. 6) Menumbuhkankembangkan keterampilan sosial anak seperti kerjasama, toleransi, komunikasi, dan menghargai pendapat orang lain. Berdasarkan kelebihan pembelajaran terpadu di atas, sebagai suatu proses maka pembelajaran terpadu menurut Sukayati(2004: 3) memiliki beberapa karakteristik antara lain sebagai berikut. 1) Pembelajaran berpusat pada anak, yaitu suatu sistem pembelajaran yang memberikan keleluasaan bagi siswa, baik secara individu maupun kelompok aktif dalam mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip dari suatu pengetahuan yang harus dikuasainya sesuai dengan

perkembangannya. 2) Menekankan pembentukan dan pemahaman dan kebermaknaan, yaitu melalui kajian konsep yang telah dipelajari dan keterkaitannya dengan konsep-konsep lain yang dipelajarimengakibatkan kegiatan belajar menjadi lebih bermakna.

3) Belajar melalui pengalaman langsung, artinya siswa belajar dengan melakukan kegiatan langsung sehinggan hasil yang diperoleh akan sesuai dengan fakta dan peristiwa yang mereka alami bukan sekedar informasi dari guru. 4) Lebih memperhatikan proses daripada hasil semata, artinya siswa terlibat secaar aktif dalam proses pembelajaran yaitu mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, sampai proses evaluasi. Hal ini sangat memungkinkan siswa akan termotivasi untuk belajar terus-menerus. 5) Sarat dengan muatan keterkaitan, artinya pembelajaran terpadu memusatkan perhatian pada pengamatan dan pengkajian suatu gelaja atauperistiwa dari berbagai mata pelajaran sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotakkotak. Sehingga memungkinkan siswa untuk memahami suatu fenomena pembelajaran dari segala sisi yang pada akhirnya dapat membuat siswa lebih arif dan bijaksana dalam menyikapi atau menghadapi kejadian yang ada. Dengan demikian sebagai suatu konsep, pembelajaran terpadu merupakan pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa matapelajaran untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi anak. Pembelajaran terpadu diyakini sebagai pendekatan yang berorientasi pada praktek pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak. Pembelajaran terpadu secara efektif akan membantu menciptakan kesempatan yang luas bagi siswa untuk melihat dan membangun konsep-konsep yang saling berkaitan. Dengan demikian, memberikan kesempatan kepada siswa untuk memahami masalah yang kompleks yang ada di lingkungan sekitarnya dengan pandangan yang utuh. Dengan pembelajaran terpadu ini siswa diharapkan

memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi, mengumpulkan, menilai dan menggunakan informasi yang ada di sekitarnya secara bermakna. Hal itu dapat diperoleh tidak saja melalui pemberian pengetahuan baru kepada siswa melainkan juga melalui kesempatan memantapkan dan menerapkannya dalam berbagai situasi baru yang semakin beragam.

2.2 Model- model Pembelajaran Terpadu Yang Disarankan Di Sekolah Dasar Ditinjau dari cara memadukan konsep, keterampilan, topik, dan unit tematisnya, menurut Robin Fogarty (1991) terdapat sepuluh cara atau model dalam merencanakan pembelajaran terpadu. Kesepuluh cara atau model tersebut adalah: (1) fragmented, (2) connected, (3) nested, (4) sequenced, (5) shared, (6) webbed, (7) threaded, (8) integrated, (9) immersed, dan (10) networked. Dari kesepuluh model tersebut, terdapat tiga model pembelajaran yang disarankan di Sekolah Dasar adalah model webbed, model connected dan model integrated. Secara singkat ketiga model tersebut dapat diuraikan sebagai berikut. 1) Model Connected(Terhubung) Model terhubung merupakan suatu model dari pembelajaran terpadu yang memiliki fokus membuat hubungan secara jelas dalam setiap mata pelajaran, menghubungkan satu topik ke topik berikutnya; menghubungkan satu konsep ke konsep yang lain; menghubungkan keterampilan dengan keterampilan lain yang terkait; menghubungkan pekerjaan hari itu dengan hari berikutnya, atau bahkan pengintegrasian ide-ide yang dipelajari dalam satu semester ke semester selanjutnya(Fogarty, 1991:14).

Di bawah ini merupakan diagram peta pembelajaran terpadu model terhubung (Connected Model) menurut Fogarty(1991:14).

Gambar 2.1 Diagram Peta Model Tehubung Beberapa kelebihan pembelajaran terpadu model Connected

(Fogarty,1991:15) adalah sebagai berikut.


a) Dengan menghubungkan ide-ide dalam satu disiplin ilmu/bidang studi, maka

siswa memiliki gambaran secara luas sebagaimana suatu bidang studi terfokus pada satu aspek tertentu.
b) Siswa dapat mengembangkan konsep-konsep kunci secara terus menerus dari

waktu ke waktu sebagi proses internalisasi oleh pelajar.


c) Menghubungkan

ide-ide

dalam

suatu

disiplin

ilmu/bidang

studi

memungkinkan siswa

untuk meninjau, mengkonseptualisasi, memperbaiki,

dan mengasimilasi ide-ide secara bertahap dalam memecahkan masalah. Sedangkan beberapa kelemahan dari pembelajaran terpadu model Connected(Fogarty,1991:16) adalah sebagai berikut. a) Pada model ini, pada berbagai bidang studi masih terlihat tetap terpisah dan tidak berhubungan muncul padahal keterhubungan telah dibuat secara jelas untuk satu bidang studi yang ditunjuk.

b) Tidak mendorong guru untuk bekerja sama secara tim, sehingga isi pelajaran tetap terfokus tanpa melibatkan konsep dan ide-ide dari bidang studi lainnya. c) Upaya hanya terkonsentrasi untuk mengintegrasikan pada satu bidang studi. Hal ini berarti telah mengabaikan kesempatan untuk mengembangkan hubungan yang lebih global untuk mata pelajaran lain. 2) Model Webbed(jaring laba-laba) Model pembelajaran Webbed adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik(Fogarty, 1991: 54). Pendekatan ini dimulai

dengan membelajarkan beberapa KD yang berkaitan melalui suatu tema. Di bawah ini merupakan diagram peta pembelajaran terpadu model jarring laba-laba (Webbed Model) menurut Fogarty(1991:54).

Gambar 2.2 Diagram Peta Model Jaring Laba-laba Beberapa kelebihan dari model jaring laba-laba(Fogarty, 1991:56) adalah sebagi berikut. a) Penyeleksian tema sesuai dengan minat dapat memotivasi anak untuk belajar. b) Model jaring laba-laba dapat lebih mudah dilakukan oleh guru yang belum berpengalaman. c) Memudahkan perancangan.

10

d) Memberikan kemudahan bagi siswa dalam melihat kegiatan-kegiaatn dan ideide berbeda yang terkait. Sedangkan kelemahan dari model jaring laba-laba(Fogarty, 1991:56) adalah sebagai berikut. a) Sulitnya menyeleksi tema b) Adanya kecenderungan rumusan tema yang terlalu dangkal akibat sulitnya menyeleksi tema. c) Dalam proses pembelajaran guru lebih memusatkan pada kegiatan

pembelajaran daripada pengembangan konsep. 3) Model Integrated(Terpadu) Model pembelajaran terpadu ini menggunakan pendekatan antar mata pelajaran. Model ini diusahakan dengan cara menggabungkan beberapa mata pelajaran yaitu dengan cara menetapkan prioritas dari kurikulum dan menemukan keterampilan, konsep, dan sikap yang saling tumpang tindih di dalam beberapa mata pelajaran(Fogarty, 1991:76). Di bawah ini merupakan diagram peta pembelajaran terpadu model keterpaduan (Integrated Model) menurut Fogarty(1991:76).

Gambar 2.2 Diagram Peta Model Keterpaduan

11

Model

keterpaduan

ini

memiliki

beberapa

kelebihan(Fogarty,

1991:77)antara lain sebagai berikut. a) siswa mudah menghubungkan dan mengaitkan materi dari beberapa mata pelajaran. b) Siswa dapat membangun pemahaman antar bidang studi. c) Memotivasi siswa dalam belajar. Sedangkan kelemahan dari model keterpaduan((Fogarty, 1991:77)) ini adalah sebagai berikut. a) sulit menerapkan secara penuh. b) Guru harus menguasai konsep, sikap, dan keterampilan yang diprioritaskan. c) Model ini memerlukan tim antar bidang studi baik dalam perencanaanya maupun pelaksanaannya d) Pengintegrasian kurikulum dengan konsep dari masing-masing bidang studi menuntut adanya sumber belajar yang beraneka ragam.

2.3 Konsep Evaluasi Pembelajaran Terpadu Evaluasi merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh,

menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan(Trianto,2010:252). Evaluasi pembelajaran terpadu dapat diartikan sebagai evaluasi yang mencari informasi tentang pencapaian pengetahuan dan pemahaman peserta didik, pengembangan skill, dan pengembangan sosial dan afektif peserta didik dengan memanfaatkan assessment alternatif dan cara formal(Widodo, 2010: 11).

12

Menurut Widodo(2010) prinsip-prinsip yang menjadi dasar untuk menemukan assessment alternatif adalah sebagai berikut. 1) Evaluasi hendaknya berbasis unjuk kerja, sehingga selain penilaian produk juga menekankan pada penilaian proses. 2) Pada setiap langkah evaluasi hendaknya melibatkan peserta didik. 3) Evaluasi hendaknya memberikan perhatian pada refleksi diri. 4) Memanfaatkan assessment portofolio. 5) Memanfaatkan penilaian umpan balik untuk pengembangan peserta didik yang bersifat individual dan social. 6) Evaluasi pembelajaran terpadu lebih mengutamakan Penilaian Acuan Patokan(PAP) daripada Penilaian Acuan Norma(PAN). 7) Lebih memberikan perhatian pada nurturant effect(kemampuan kerjasama, tenggang rasa, dan saling ketergantungan) 8) Memandang bahwa peserta didik sebagai terpisahkan(holistik). 9) Evaluasi dilihat sebagai suatu proses yang terus menerus dan multidimensional. 10) Evaluasi harus bersifat komprehensif(menggambarkan seluruh aktivitas siswa) dan sistematis(merupakan kesatuan informasi). Dengan demikian, maka sasaran dari evaluasi pembelajaran terpadu meliputi proses dan hasil pembelajaran sehingga evaluasi dapat dilakukan pada tahap perencanaan maupun tahap pelaksanaan evaluasi pembelajaran terpadu. Evaluasi proses terhadap siswa sebagai pembelajar antara lain meliputi: 1) perkembangan konseptual anak, 2)tingkat kemampuan menghadapi tantangan,3) satu keutuhan yang tak

13

interaksi

siswa

dengan

siswa

yang

lain,

4)kemampuan

siswa

dalam

berkomunikasi, 5)kerasionalan argumentasi, 6)partisipasi anak selama proses pembelajaran, 7)penggunaaan bahasa yang baik dan benar sesuai tingkat kemampuan siswa. Sedangkan evaluasi proses terhadap guru meliputi:1) proses pembelajaran terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi, 2)pendekatan dan metode yang digunakan, 3)penguasaan materi pelajaran, 4)kelengkapan pembelajaran yang digunakan(Widodo, 2010:12). Evaluasi hasil belajar terhadap siswa dapat dilakukan melalui tes, laporan, rekaman, atau video. Sedangkan evaluasi terhadap guru dilakukan melalui daftar cek yang dilakukan oleh rekan guru terhadap strategi dan pengelolaan pembelajaran, serta masuka dari siswa, orang tua, atau rekan guru yang lain(Widodo, 2010:12).

2.4 Pengertian Portofolio Portofolio merupakan terjemahan dari bahasa Inggrisportfolio yang berarti kumpulan berkas atau arsip yang disimpan dalam kemasan yang dijilid menjadi sebuah arsip. Menurut Budimansyah(2002:2) Portofolio merupakan

suatu kumpulan pekerjaan peserta didik dengan maksud tertentu dan terpadu yang diseleksi menurut panduan-panduan yang telah ditentukan. Panduan tersebut beragam tergantung pada mata pelajaran dan tujuan penilaian portofolio itu sendiri. Sedangkan menurut Trianto(2010:276) portofolio merupakan koleksi dari bukti-bukti kemajuan siswa atau kelompok siswa, bukti prestasi, keterampilan, dan sikap siswa. Portofolio juga dapat menampilkan pekerjaan

14

terdahulu dan pekerjaan terbaru sehingga mengilustrsikan ke,majuan belajar siswa. Apabila portofolio dikaitkan dengan penilaian pembelajaran, maka dapat diartikan sebagai kumpulan hasil karya yang dimiliki peserta didik(baik yang berbentuk tulisan, maupuin berbagai penampilan yang tersimpan dengan rapi), yang menggambarkan perkembangan belajar ataupun menunjukkan prestasi terbaik yang dihasilkan peserta didik di dalam kelas maupun di luar kelas selama mengikuti proses pembelajaran berdasarkan indikator dan kriteria yang ditetapkan(Trianto, 2010:275). Berdasarkan beberapa pengertian portofolio di atas, maka portofolio siswa dapat diartikan sebagai dokumen-dokumen dari pekerjaan siswa dan isi dari portofolio tersebut yang pada akhirnya dijadikan sebagai dasar utama bagi guru dalam program pembelajarannya.

2.5 Assesment Portofolio Dalam Pembelajaran Terpadu Di Sekolah Dasar Assesment kemampuan siswa portofolio merupakan hasil pengukuran sejauh mana dalam mengkonstruksi dan merefleksikan suatu

pekerjaan/tugas/ karya dengan mengoleksi atau mengumpulkan bahan yang relevan dengan tujuan dan keinginan yang dikonstruksi oleh siswa sehingga hasil konstruksi dapat dinilai dan dikomentari guru(Diknas dalam Trianto, 2010:277). Sedangkan menurut Budimansyah(2002: 107) penilaian portofolio adalah suatu usaha untuk memperoleh berbagai macam informasi secara berkala,

berkesinambungan, dan menyeluruh tentang proses dan hasil pertumbuhan dan

15

perkembangan wawasan pengetahuan, sikap, dan keterampilan peserta didik yang bersumber dari catatan dan dokumentasi pengalaman belajarnya Pada dasarnya assesment portofolio mengacu pada sejumlah prinsip dasar penilaian. Prinsip-prinsip dasar penilaian yang dimaksud menurut

Budimansyah(2002:112) adalah sebagai berikut. 1) Prinsip Penilaian Proses dan Hasil Berkaitan dengan prinsip di atas, menunjukkan bahwa dalam penilaian portofolio hasil belajar dari peserta didik tergantung pada prosesnya. Jika prosesnya baik dan sempurna , maka dapat diharapkan akan mendapat hasil yang baik pula. 2) Prinsip Penilaian Berkala Dan Sinambung Penilaian secara berkala bertujuan untuk memudahkan mengorganisasikan hasil-hasilnya, secara sinambung bertujuan untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan pengalaman belajar peserta didik. Hal ini menunjukkan adanya kontinuitas penilaian, baik penilaian hasil maupun proses tidak boleh ada yang terputus sehingga pertumbuhan dan perkembangan pengalaman belajar siswa dapat terpantau. 3) Prinsip Penilaian Yang Adil Untuk mendapatkan penilaian yang adil, maka semua indikator penilaian baik dalam menilai hasil maupun proses diperhitungkan dan masing-masing diberi bobot sehingga hasil tersebut benar-benar menggambarkan prosesnya.

16

4) Prinsip Penilaian Implikasi Sosial Belajar Dalam hal ini, belajar hendaknya melahirkan implikasi social, yaitu pengaruh proses dan hasil belajar dapat bermanfaat bagi kehidupan sosial. Berdasarkan empat prinsip di atas, jika disandingkan dengan evaluasi dalam pembelajaran terpadu maka penilaian portofolio dinilai sangat sesuai karena sasaran dalam evaluasi pembelajaran terpadu juga meliputi proses dan hasil pembelajaran. Selain itu, menurut Widodo(2010) sebagaimana yang telah dibahas sebelumnya bahwa dalam pembelajaran terpadu dianjurkan untuk memanfaatkan assesment alternatif. Salah satu hal yang menjadi prinsip dasar dalam menemukan assessment tersebut yaitu dengan memanfaatkan assessment portofolio dalam pembelajaran. Oleh karena itu, assessment portofolio ini juga dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran terpadu di sekolah dasar. Dalam pembelajaran terpadu di sekolah dasar, jika seorang guru hendak melaksanakan assessment portofolio dalam pembelajaran di kelas, maka guru hendaknya membuat pengumpulan dan assessment berkelanjutan terhadap pekerjaan siswa sebagai fokus sentral kegiatan pembelajaran tersebut. Selama kegiatan pembelajaran, siswa diminta untuk menyelesaikan sejumlah tugas-tugas, baik yang dilaksanakan di kelas pada saat proses pembelajaran berlangsung, maupun tugas yang dikerjakan di rumah. Pemberian tugas kepada siswa seharusnya disertai dengan umpan balik, sebab dengan umpan balik tersebut siswa dapat mengetahui keunggulan dan kelemahan dalam mengerjakan tugas tersebut.

17

Beberapa indikator penilaian portofolio yang dapat digunakan untuk mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran terpadu di Sekolah Dasar antara lain adalah sebagai berikut. 1) Tes Formatif dan Sumatif Pada pembelajaran terpadu dilakukan tes formatif untuk satu tema

pembelajaran maupun untuk beberapa tema. Dan tes sumatif dilakukan pada akhir semester. Selanjutnya hasil tes formatif dan sumatif tersebut didokumentasikan ke dalam suatu bentuk tabel atau format yang dapat dikembangkan oleh guru itu sendiri. 2) Tugas-tugas terstruktur Tugas-tugas terstruktur dapat diberikan secara berkala setiap selesai melaksanakan pembelajaran terpadu. Tugas terstruktur tersebut harus dikerjakan oleh siswa untuk mendalami dan memperluas penguasaan materi pelajaran. Bentuk tugas terstruktur dapat berupa soal latihan yang terdapat pada LKS, menyususn makalah, tugas wawancara, dan sebagainya. Selanjutnya tugas terstruktur tersebut diperiksa guru dan hasilnya dicatat dan berkas-berkas tugas tersebut dilampirkan pada portofolio siswa masing-masing. 3) Catatan perilaku Harian Pada saat proses pembelajaran terpadu berlangsung, perilaku harian siswa baik perilaku positif maupun negatif yang muncul dicatat untuk memperoleh bukti secara tertulis. Hal ini dipergunakan untuk melakukan refleksi bagi siswa untuk menghindari kesalahan dimasa depan dan untuk meningkatkan kinerja.

18

4) Evaluasi diri siswa dan guru Dalam melakukan evaluasi pembelajaran terpadu, evaluasi diri juga dapat digunakan oleh siswa maupun guru. Siswa dapat membuat pertanyaan sendiri dan menjawabnya sendiri. Sedangkan guru dapat melakukan evaluasi diri untuk perbaikan dalam perencanaan maupun pelaksanaan pembelajaran. 5) Laporan pengamatan Orang tua Dalam hal ini, laporan pengamatan dari orang tua berkaitan dengan segala aktivitas yang dilakukan siswa di luar sekolah sangat mempengaruhi terhadap peningkatan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran terpadu. Langkah- langkah yang dapat digunakan untuk mensiasati proses assessment portofolio(Budimansyah, 2002: 123) yang juga dapat diterapkan dalam pembelajaran terpadu meliputi empat tahap kegiatan sebagai berikut. 1) Perencanaan Perencanaan Penilaian dapat direncanakan untuk per satuan waktu atau per satuan pokok bahasan/ tema pembelajaran terpadu. Perencanaan per satuan waktu meliputi program penilaian mingguan, bulanan, semester. Sedangkan penilaian per satuan pokok bahasan atau tema terdiri atas penilaian formatif dan penilaian terstruktur untuk setiap materi atau tema dalam pembelajran terpadu. 2) Pelaksanaan Pelaksanaan terdiri atas langkah-langkah penilaian yang dilakukan guru, baik menilai proses maupun hasil belajar siswa, mulai dari pengamatan, pencatatan, analisa, dan penarikan kesimpulan.

19

3) Penyimpanan Semua catatan atau dokumen penilaian siswa hendaknya disimpan pada sebuah tempat/ map yang telah disediakan dan berisikan semua berkas-berkas penilaian. 4) Penggunaan Portofolio dapat digunakan bagi guru untuk menentukan nilai akhir dari masing-masing siswa, sedangkan bagi siswa dapat dipergunakan untuk melakukan refleksi diri dan bagi orang tua siswa untuk melihat perkembangan belajar anak mereka. Secara berkala, guru dapat memanfaatkan portofolio siswa dengan tujuan sebagai berikut. a) Melakukan pengecekan indicator-indikator perkembangan belajar siswa b) Memantau perkembangan kemampuan belajar siswa, baik memantau hasil maupun proses belajar. c) Memberikan penghargaan terhadap siswa yang perkembangan belajarnya sangat istimewa, dan memberikan dorongan kepada para siswa yang kemampuannya lambat.

Anda mungkin juga menyukai