Anda di halaman 1dari 22

BBLR (BAYI BERAT LAHIR RENDAH) BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) A.

PENDAHULUAN Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat badan lahirnya pada saat kelahiran kurang dari 2500 gram. dulu bayi baru lahir yang berat badannya kurang atau sama dengan 2500 gram (2500 gram) disebut bayi prematur. Tetapi ternyata morbiditas dan mortalitas neonatus tidak hanya bergantung pada berat badannya, tetapi juga pada maturitas bayi itu.1 Untuk mendapat keseragaman, pada kongres European Perinatal Medicine II di London (1970) telah diusulkan defenisi berikut : 1,2 - Bayi kurang bulan adalah bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu. - Bayi cukup bulan adalah bayi dengan masa kehamilan mulai dari 37 minggu sampai 42 minggu. - Bayi lebih bulan adalah bayi dengan masa kehamilan mulai 42 minggu atau lebih. 1,2 Dengan pengertian seperti yang telah diterangkan diatas, bayi BBLR dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu : 1. Prematuritas murni Masa gestasinya <37 minggu dan berat badannya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi itu atau biasa disebut bayi kurang bulan-sesuai masa kehamilan (BKB-SMK). 2. Dismaturitas Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa gestasi itu. Berarti bayi mengalami retardasi pertumbuhan intrauterine dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilan (KMK). 1,3 Menurut Davanzo (1999) terdapat 3 bentuk BBLR, yaitu 1. Bayi prematur : pertumbuhan bayi dalam Rahim normal, persalinan terjadi sebelum masa gestasi berusia 37 minggu. 2. Bayi kecil untuk masa kehamilan (KMK) : pertumbuhan dalam Rahim terhambat yang disebabkan faktor dari bayi sendiri, plasenta ataupun faktor ibu. 3. Bayi prematur dan KMK : bayi prematur yang mempunyai berat badan rendah untuk masa kehamilan. KKS. ILMU KESEHATAN ANAK Pembimbing : dr. Rasyidah, Sp.A 1

BBLR (BAYI BERAT LAHIR RENDAH) Bayi berat lahir rendah (BBLR) berdasarkan batasan berat badan dapat dibagi 3 yaitu : 1. Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir antara 1500 gram sampai dengan 2500 gram. 2. Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) adalah bayi dengan berat lahir antara 1000 gram sampai kurang dari 1500 gram. 3. Bayi berat lahir amat sangat rendah (BBLASR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 1000 gram. Berdasarkan berat badan menurut usia kehamilan dapat digolongkan (Wong, 2004): a. b. c. Kecil Masa Kehamilan (KMK) yaitu jika bayi lahir dengan BB dibawah Sesuai Masa Kehamilan (SMK) yaitu jika bayi lahir dengan BB diantara Besar Masa Kehamilan (BMK) yaitu jika bayi lahir dengan BB diatas persentil ke-10 kurva pertumbuhan janin. persentil ke-10 dan ke-90 kurva pertumbuhan janin. persentil ke-90 pada kurva pertumbuhan janin.9

Gambar 1. Berat badan menurut usia kehamilan KKS. ILMU KESEHATAN ANAK Pembimbing : dr. Rasyidah, Sp.A

BBLR (BAYI BERAT LAHIR RENDAH) INSIDENS Angka bayi berat lahir rendah (BBLR) masih cukup tinggi, terutama di negara dengan sosio ekonomi rendah. Data statistik menunjukkan sekitar 90 kasus BBLR terjadi di negara berkembang. Di negara berkembang, angka kematian BBLR mencapai 35 kali lebih tinggi dibandingkan bayi dengan berat lahir di atas 2500 gram. 4 Sejak tahun 1981, frekuensi BBLR telah naik, terutama karena adanya kenaikan jumlah kelahiran preterm. Sekitar 30% bayi BBLR di Amerika Serikat mengalami dismaturitas, dan dilahirkan sesudah 37 minggu. Di negara-negara yang sedang berkembang sekitar 70% bayi BBLR tergolong dismaturitas. 4 Di Negara maju, angka kejadian kelahiran bayi prematur adalah sekitar 6-7%. Di Negara sedang berkembang, angka kelahiran ini lebih kurang tiga kali lipat. Di Indonesia, kejadian bayi prematur belum dapat dikemukakan, tetapi angka kejadian BBLR di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo pada tahun 1986 adalah 24%. Angka kematian perinatal di rumah sakit pada tahun yang sama adalah 70%, dan 73% dari seluruh kematian disebabkan oleh BBLR. 1,2 ETIOLOGI A. Prematuritas murni 1. Faktor ibu a. Penyakit Penyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan misalnya toksemia gravidarum, perdarahan antepartum, trauma fisis dan psikologis. Penyebab lainnya adalah diabetes mellitus, penyakit jantung, bacterial vaginosis, chorioamnionitis atau tindakan operatif dapat merupakan faktor etiologi prematuritas. b. Usia Angka kejadian prematuritas tertinggi adalah pada usia dibawah 20 tahun dan pada multi gravida yang jarak antar kelahirannya terlalu dekat. Pada ibu-ibu yang sebelumnya telah melahirkan lebih dari 4 anak juga sering ditemukan. Kejadian terendah adalah pada usia antara 26-35 tahun. c. Keadaan sosial ekonomi Kejadian tertinggi pada golongan sosial ekonomi yang rendah. Hal ini disebabkan oleh keadaan gizi yang kurang baik dan pengawasan antenatal yang kurang. KKS. ILMU KESEHATAN ANAK Pembimbing : dr. Rasyidah, Sp.A 3

BBLR (BAYI BERAT LAHIR RENDAH) 2. Faktor janin gawat janin, kehamilan ganda, eritroblastosis umumnya akan

Hidramnion, B. Dismaturitas

mengakibatkan BBLR. 1,4 Penyebab dismaturitas adalah setiap keadaan yang menganggu pertukaran zat antara ibu dan janin (gangguan suplai makanan pada janin). Dismaturitas dihubungkan dengan keadaan medik yang menggangu sirkulasi dan insuffisiensi plasenta, pertumbuhan dan perkembangan janin, atau kesehatan umum dan nutrisi ibu. 2,3 TAKSIRAN MATURITAS NEONATUS Mengetahui dengan tepat lamanya masa gestasi untuk tiap neonatus sangat penting karena a. Pengetahuan ini penting untuk penatalaksanaan tiap neonatus terutama bayi BBLR secara individu b. Faktor maturasi bayi sangat berpengaruh pada morbiditas dan mortalitas perinatal c. Pengetahuan ini sangat penting untuk menilai tingkat perkembangan bayi premature d. Penelitian fisiologis neonatus dilakuakn dengan mempertimbangkan lamanya masa gestasi Sampai sekarang ternyata berat badan lahir tidak memuaskan bila digunakan sebagai indeks maturasi neonatus. Karena itu para sarjana mencoba menciptakan beberapa cara untuk menaksir umur atau lamanya masa gestasi bayi pada saat bayi dilahirkan. Cara yang sampai sekarang digunakan ialah 1. Menghitung lamanya masa gestasi dengan menggunakan perhitungan hari pertama haid terakhir (HPHT). Keterangan yang tepat mengenai HPHT akan dapat digunakan untuk menentukan masa gestasi dengan tepat pula. Tetapi pengalaman menunjukkan bahwa senantiasa dapat terjadi kekeliruan dalam penentuan HPHT. 2. Penilaian ukuran antropometrik KKS. ILMU KESEHATAN ANAK Pembimbing : dr. Rasyidah, Sp.A

BBLR (BAYI BERAT LAHIR RENDAH) a. Berat badan lahir (BBL). BBL merupakan indeks yang terburuk untuk menentukan masa gestasi neonatus. Hal ini disebabkan BBL sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. BBL kurang atau sama dengan 2500 gram tidak dapat dipandang sebagai unit yang homogeny. Bayi BBLR dapat merupakan bayi premature murni atau dismatur. Jadi lama masa gestasi untuk BBLR sangat bervariasi. b. Ukuran antropometrik lain, yaitu crown heel length, lingkaran kepala, diameter oksipito-frontal, diameter biparietal dan panjang badan. Menurut finnstrom (1971), dari semua ukuran tersebut diatas hanya ukuran lingkaran kepala yang mempunyai korelasi yang baik dengan lamanya masa gestasi. Untuk ini ia menemukan confidence limit kira-kira 26,1 hari. Selain itu ia mengajukan rumus sebagai berikut : Y= 11,03 + 7,75X Y= masa gestasi X= lingkaran kepala c. Pemeriksaan radiologis Dengan pemeriksaan ini dapat diketahui lamanya masa gestasi dengan meneliti pusat epifisis d. Motor conduction velocity Pemeriksaan ini ialah dengan mengukur motor conduction velocity dari nervus ulnaris e. Pemeriksaan elektroensefalogram (EEG) f. Penilaian karakteristik fisis Penilaian karakteristik fisis luar dari beberapa alat tubuh ternyata mempunyai hubungan dengan maturitas bayi. Dari semua kriteria eksternal yang dapat dinilai untuk menentukan masa gestasi neonatus, kriteria yang disebutkan dibawah ini ialah yang terbaik mempunyai hubungan dengan masa gestasi. Kriteria tersebut ialah KKS. ILMU KESEHATAN ANAK Pembimbing : dr. Rasyidah, Sp.A

BBLR (BAYI BERAT LAHIR RENDAH) bentuk putting susu, ukuran mama, plantar creases, rambut kepala, transparansi kulit, membrane pupil, alat kelamin, kuku dan tulang rawan telinga. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, beberapa sarjana mengadakan skor terhadap kriteria eksternal ini dan korelasi antara skor dengan masa gestasinya. Dikenal beberapa system skor, yaitu system skor farr (1966), finnstrom (19720 dan system skor dubowits yang merupakan kombinasi system skor kriteria eksternal dan kriteria neurologis (1970). g. Penilaian kriteria neurologis Telah lama diketahui bahwa beberapa kriteria neirologis atau reflex tertentu baru timbul pada suatu masa gestasi. Berdasarkan hal itu para sarjana mencoba menaksir masa gestasi neonatus dengan mencari korelasi antara kriteria neurologis dengan lamanya masa gestasi. h. Penilaian menurut dubowitz Penilaian menurut dubowits adalah dengan menggabungkan hasil penilaian fisik eksternal dan neurologis. Kriteria neurologis diberikan skor, demikian pula kriteria fisik eksternal. Jumlah skor fisik dan neurologis dipadukan, kemudian dengan menggunakan grafik regresi linier dicari masa gestasinya.

KKS. ILMU KESEHATAN ANAK Pembimbing : dr. Rasyidah, Sp.A

BBLR (BAYI BERAT LAHIR RENDAH)

Gambar 2. Penilaian menurut dubowitz i. Penilaian masa gestasi berdasarkan 10 kriteria fisik dan neurologis pada bayi baru lahir telah diteliti di bagian ilmu kesehatan anak RS. Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta (Monintja dkk, 1980). Kriteria yang dipakai ialah kriteria morfologik dan neurologis dari penelitian terdahulu. Cara penilaian masa gestasi ialah dengan memeriksa ciri morfologik dan neurologic pada bayi baru lahir, dan selanjutnya disesuaikan dengan masa gestasi dengan memakai cara yang dianjurkan dubowitz dkk (1970).

KKS. ILMU KESEHATAN ANAK Pembimbing : dr. Rasyidah, Sp.A

BBLR (BAYI BERAT LAHIR RENDAH) BEBERAPA KRITERIA PENILAIAN PADA NEONATUS

Gambar 3. Nilai Apgar Nilai Apgar : Memberikan informasi tentang keadaan bayi secara keseluruhan dan keberhasilan tindakan resusitasi Penilaian dilakukan pada menit pertama Kriteria penilaian a. Neonatus beradaptasi dengan baik, skor apgar 7-10 b. Asfiksia ringan-sedang, skor apgar 4-6 c. Asfiksia berat, skor apgar 0-3 Penilaian Apgar perlu diulangi setelah 5 menit untuk mengevaluasi apakah tindakan resusitasi sudah adekuat Skor downe Evaluasi Respiratory Distress

KKS. ILMU KESEHATAN ANAK Pembimbing : dr. Rasyidah, Sp.A

BBLR (BAYI BERAT LAHIR RENDAH)

Gambar 4. Skor Downe Kriteria penilaian Skor < 4 : tidak ada respiratory distress Skor 4-7 : respiratory distress Skor 7 : ancaman gagal napas ( pemeriksaan gas darah harus dilakukan)

PATOGENESIS Bayi lahir prematur yang BBLR-nya sesuai dengan umur kehamilan pretermnya biasanya dihubungkan dengan keadaan medis dimana terdapat ketidakmampuan uterus untuk mempertahankan janin (incompetent cervix/premature dilatation), gangguan pada perjalanan kehamilan, pelepasan plasenta, atau rangsangan tidak pasti yang menimbulkan kontraksi efektif pada uterus sebelum kehamilan mencapai umur cukup bulan. 2 Dismaturitas dihubungkan dengan keadaan medik yang menggangu sirkulasi dan insufisiensi plasenta, pertumbuhan dan perkembangan janin, atau kesehatan umum dan nutrisi ibu. Dismaturitas mungkin merupakan respon janin normal terhadap kehilangan nutrisi atau KKS. ILMU KESEHATAN ANAK Pembimbing : dr. Rasyidah, Sp.A

BBLR (BAYI BERAT LAHIR RENDAH) oksigen. Sehingga masalahnya bukan pada dismaturitasnya, tetapi agaknya pada resiko malnutrisi dan hipoksia yang terus menerus. Serupa halnya dengan beberapa kelahiran preterm yang menandakan perlunya persalinan cepat karena lingkungan intrauteri berpotensi merugikan.
2,4

GEJALA KLINIK A. Prematuritas murni Berat badan kurang dari 2500 gram, panjang badan kurang atau sama dengan 45 cm, lingkaran dada kurang dari 30 cm, lingkaran kepala kurang dari 33 cm, masa gestasi kurang dari 37 minggu. Kepala relatif besar dari badannya, kulitnya tipis, transparan, lanugo banyak, lemak subkutan kurang. Ossifikasi tengkorak sedikit, ubun-ubun dan sutura lebar, genitalia imatur. Desensus testikulorum biasanya belum sempurna dan labia minora belum tertutup oleh labia mayora. Rambut biasanya tipis dan halus. Tulang rawan dan daun telinga belum cukup, sehingga elastisitas daun telinga masih kurang. Jaringan mamma belum sempurna, puting susu belum terbentuk dengan baik. Bayi kecil, posisinya masih posisi fetal, yaitu posisi dekubitus lateral, pergerakannya kurang dan masih lemah. Bayi lebih banyak tidur daripada bangun. Tangisnya lemah, pernapasan belum teratur dan sering terdapat serangan apnoe. Otot masih hipotonik, sehingga kedua tungkai selalu dalam keadaan abduksi, sendi lutut dan sendi kaki dalam fleksi dan kepala menghadap ke satu jurusan. 1,2 Refleks moro dapat positif. Refleks mengisap dan menelan belum sempurna, begitu juga refleks batuk. Kalau bayi lapar, biasanya menangis, gelisah, aktivitas bertambah. Bila dalam waktu tiga hari tanda kelaparan ini tidak ada, kemungkinan besar bayi menderita infeksi atau perdarahan intrakranial. Seringkali terdapat edema pada anggota gerak, yang menjadi lebih nyata sesudah 24-48 jam. Kulitnya tampak mengkilat dan licin serta terdapat pitting edema. Edema ini seringkali berhubungan dengan perdarahan antepartum, diabetes mellitus, dan toksemia gravidarum. 1,2 Frekuensi pernapasan bervariasi terutama pada hari-hari pertama. Bila frekuensi pernapasan terus meningkat atau selalu diatas 60x/menit, harus waspada kemungkinan terjadinya penyakit membran hialin, pneumonia, gangguan metabolik atau gangguan susunan saraf pusat. Dalam hal ini, harus dicari penyebabnya, misalnya dengan melakukan pemeriksaan radiologis toraks. 1,2 KKS. ILMU KESEHATAN ANAK Pembimbing : dr. Rasyidah, Sp.A 10

BBLR (BAYI BERAT LAHIR RENDAH)

B. Dismaturitas Dismaturis dapat terjadi preterm, term, dan postterm. Pada preterm akan terlihat gejala fisis bayi prematur murni ditambah dengan gejala dismaturitas. Dalam hal ini berat badan kurang dari 2500 gram, karakteristik fisis sama dengan bayi prematur dan mungkin ditambah dengan retardasi pertumbuhan dan wasting. Pada bayi cukup bulan dengan dismaturitas, gejala yang menonjol adalah wasting, demikian pula pada post term dengan dismaturitas. 1,3 Bayi dismatur dengan tanda wasting tersebut, yaitu : 1. Stadium pertama Bayi tampak kurus dan relatif lebih panjang, kulitnya longgar, kering seperti perkamen, tetapi belum terdapat noda mekonium. 2. Stadium kedua Didapatkan tanda stadium pertama ditambah dengan warna kehijauan pada kulit, plasenta, dan umbilikus. Hal ini disebabkan oleh mekonium yang tercampur dalam amnion yang kemudian mengendap ke dalam kulit, umbilikus, dan plasenta sebagai akibat anoksia intrauterin. 3. Stadium ketiga Ditemukan tanda stadium kedua ditambah dengan kulit yang berwarna kuning, demikian pula kuku dan tali pusat. Ditemukan juga tanda anoksia intrauterin yang sudah berlangsung lama. 1,3 DIAGNOSIS Bayi berat lahir rendah didiagnosis bila termasuk dalam golongan : 1. Prematuritas murni Masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat badannnya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi itu atau biasa disebut Bayi Kurang Bulan-Sesuai Masa Kehamilan (BKB-SMK). 2. Dismaturitas Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa gestasi itu, berarti bayi mengalami retardasi pertumbuhan intrauterin dan merupakan bayi yang Kecil untuk Masa Kehamilan (KMK). 1 KKS. ILMU KESEHATAN ANAK Pembimbing : dr. Rasyidah, Sp.A 11

BBLR (BAYI BERAT LAHIR RENDAH)

PENATALAKSANAAN A. Penatalaksanaan Prematur Murni Mengingat belum sempurnanya kerja alat-alat tubuh yang perlu untuk pertumbuhan dan perkembangan serta penyesuaian diri dengan lingkungan hidup di luar uterus, maka perlu diperhatikan pengaturan suhu lingkungan, pemberian makanan, dan bila perlu pemberian oksigen, mencegah infeksi, serta mencegah kekurangan vitamin dan zat besi. 2 Atur suhu BBLR mudah mengalami hipotermi, oleh karena itu suhu tubuhnya harus dipertahankan dengan ketat. Bisa dengan membersihkan cairan pada tubuh bayi, kemudian dibungkus. Atau bisa juga dengan meletakkannya di bawah lampu atau dalam inkubator. Dan bila listrik tidak ada, bisa dengan metode kangguru, yaitu meletakkan bayi dalam pelukan ibu (skin to skin). 5 Cegah sianosis Cara mencegah sianosis dapat dengan cara pemberian oksigen agar saturasi oksigen dalam tubuh bayi dapat dipertahankan dalam batas normal. Cegah infeksi BBLR mudah sekali diserang infeksi. Ini disebabkan oleh karena daya tahan tubuh terhadap infeksi berkurang, relatif belum sanggup untuk membentuk antibodi dan daya fagositosis serta reaksi terhadap peradangan belum baik. Oleh karena itu, perlu diperhatikan prinsip-prinsip pencegahan infeksi, antara lain mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi, membersihkan tempat tidur bayi segera sesudah tidak dipakai lagi, membersihkan kulit dan tali pusat bayi dengan baik. 5 Pemberian vitamin K Dosis 1 mg intra muskular, sekali pemberian. Pemberian vitamin K pada bayi imatur adalah sama seperti bayi-bayi dengan berat badan dan maturitas yang normal. Intake harus terjamin Pada bayi-bayi prematur, refleks isap, telan dan batuk belum sempurna. Kapasitas lambung masih sedikit, daya enzim pencernaan, terutama lipase masih kurang. Pemberian minum dimulai pada waktu bayi berumur 3 jam agar bayi tidak menderita hipoglikemia KKS. ILMU KESEHATAN ANAK Pembimbing : dr. Rasyidah, Sp.A 12

BBLR (BAYI BERAT LAHIR RENDAH) dan hiperbilirubinemia. Pada umumnya bayi dengan berat lahir 2000 gram atau lebih dapat menyusu pada ibunya. Bayi dengan berat kurang dari 1500 gram kurang mampu mengisap air susu ibu atau susu botol, terutama pada hari-hari pertama. Dalam hal ini bayi diberi minum melalui sonde lambung. 2 B. Penatalaksanaan bayi dismaturitas Pada umumnya sama dengan perawatan neonatus umumnya, seperti pengaturan suhu lingkungan, makanan, mencegah infeksi dan lain-lain. Bayi dismatur biasanya tampak haus dan harus diberi makanan dini (early feeding). Hal ini sangat penting untuk menghindari terjadinya hipoglikemia. Kadar gula darah harus diperiksa setiap 8-12 jam. Frekuensi pernapadan terutama dalam 24 jam pertama harus diawasi untuk mengetahui adanya sindrom aspirasi mekonium atau sindrom gangguan pernapasan idiopatik. Sebaiknya setiap jam dihitung frekuensi pernapasan. Bila frekuensi lebih dari 60x/menit, dibuat foto thorax. Pencegahan terhadap infeksi sangat penting, karena bayi sangat rentan terhadap infeksi, yaitu karena pemindahan IgG dari ibu ke janin terganggu. Temperatur harus dikelola, jangan sampai kedinginan karena bayi dismatur lebih mudah menjadi hipotermik, hal ini disebabkan oleh karena luas permukaan tubuh bayi relatif lebih besar dan jaringan lemak subkutan kurang. 1 Perawatan bayi dalam inkubator Inkubator yang canggih dilengkapi oleh alat pengatur suhu dan kelembaban bayi agar bayi dapat mempertahankan suhu tubuhnya yang normal, alat oksigen yang dapat diatur, serta kelengkapan lain untuk mengurangi kontaminasi bila inkubator dibersihkan. Kemampuan bayi berat lahir rendah dan bayi sakit untuk hidup lebih besar bila mereka dirawat pada suhu mendekati suhu lingkungan yang netral. Suhu ini ditetapkan dengan mengatur suhu permukaan yang terpapar radiasi, kelembapan yang relatif, dan aliran udara sehingga produksi panas sesedikit mungkin dan suhu tubuh bayi dapat dipertahankan dalam batas normal. Bayi yang besar dan lebih tua memerlukan suhu lingkungan lebih rendah dari bayi yang kecil dan lebih muda. Suhu inkubator yang optimum diperlukan agar panas yang hilang dan konsumsi oksigen terjadi minimal sehingga bayi telanjang pun dapat mempertahankan suhu tubuhnya sekitar 36,5- 37,5 oC. Tingginya suhu lingkungan ini tergantung dari besar dan kematangan bayi. Dalam keadaaan tertentu, bayi yang sangat KKS. ILMU KESEHATAN ANAK Pembimbing : dr. Rasyidah, Sp.A 13

BBLR (BAYI BERAT LAHIR RENDAH) prematur tidak hanya memerlukan inkubator untuk mengatur suhu tubuhnya, tetapi juga memerlukan pleksiglas penahan panas atau topi maupun pakaian. 2 Seandainya tidak ada inkubator, pengaturan suhu dan kelembapan dapat diatur dengan memberikan sinar panas, dan botol air hangat, disertai dengan pengaturan suhu dan kelembapan ruangan. Mungkin pula diperlukan pemberian oksigen melalui pipa intubasi. 6 Ibu yang memiliki bayi berat lahir rendah (BBLR) tidak perlu khawatir lagi soal perawatan buah hatinya itu selepas keluar rumah sakit. Sekarang para ahli di bidang kedokteran mengembangkan metode kangguru untuk merawat BBLR itu. Metode tersebut memungkinkan panas tubuh ibunya memberikan kehangatan bayinya. Metode kangguru ini memang terkesan unik, dengan sebuah pakaian yang berbentuk seperti tubuh kangguru yang berkantung, bayi bisa mendapatkan kehangatan cukup karena bersentuhan langsung dengan tubuh ibunya. Ada tiga kriteria BBLR sudah bisa dirawat di rumah setelah keluar dari inkubator. Pertama, berat sudah kembali ke berat lahir dan lebih dari 1500 gram. Kemudian berat bayi cenderung naik dan suhu tubuh stabil selama tiga hari berturut-turut. Yang juga harus diperhatikan, bayi sudah mampu mengisap dan menelan. Selain itu, ibu sudah harus merawat dan memberi minum. Metode kangguru ini cukup efektif sebab selain membuat bayi tidak tergantung pada rumah sakit, ibu lebih percaya diri merawat bayinya di rumah. Keuntungan lainnya, BBLR bisa mendapatkan ASI eksklusif dan menurunkan resiko bayi terkena kehilangan panas tubuh. 1. Medikamentosa Pemberian vitamin K1 : o Injeksi 1 mg IM sekali pemberian, atau o Per oral 2 mg sekali pemberian atau 1 mg 3 kali pemberian (saat lahir, umur 3-10 hari, dan umur 4-6 minggu) 2. Diatetik Bayi prematur atau BBLR mempunyai masalah menyusui karena refleks menghisapnya masih lemah. Untuk bayi demikian sebaiknya ASI dikeluarkan dengan pompa atau diperas dan diberikan pada bayi dengan pipa lambung atau pipet. Dengan memegang kepala dan menahan bawah dagu, bayi dapat dilatih untuk menghisap sementara ASI yang telah dikeluarkan yang KKS. ILMU KESEHATAN ANAK Pembimbing : dr. Rasyidah, Sp.A

14

BBLR (BAYI BERAT LAHIR RENDAH) diberikan dengan pipet atau selang kecil yang menempel pada puting. ASI merupakan pilihan utama : o Apabila bayi mendapat ASI, pastikan bayi menerima jumlah yang cukup dengan cara apapun, perhatikan cara pemberian ASI dan nilai kemampuan bayi menghisap paling kurang sehari sekali. o Apabila bayi sudah tidak mendapatkan cairan IV dan beratnya naik 20 g/hari selama 3 hari berturut-turut, timbang bayi 2 kali seminggu. Pemberian minum bayi berat lahir rendah (BBLR) menurut berat badan lahir dan keadaan bayi adalah sebagai berikut : a. Berat lahir 1750 2500 gram Bayi Sehat o Biarkan bayi menyusu pada ibu semau bayi. Ingat bahwa bayi kecil lebih mudah merasa letih dan malas minum, anjurkan bayi menyusu lebih sering (contoh; setiap 2 jam) bila perlu. o Pantau pemberian minum dan kenaikan berat badan untuk menilai efektifitas menyusui. Apabila bayi kurang dapat menghisap, tambahkan ASI peras dengan menggunakan salah satu alternatif cara pemberian minum. Bayi Sakit o Apabila bayi dapat minum per oral dan tidak memerlukan cairan IV, berikan minum seperti pada bayi sehat. o Apabila bayi memerlukan cairan intravena: Berikan cairan intravena hanya selama 24 jam pertama Mulai berikan minum per oral pada hari ke-2 atau segera setelah bayi stabil.

Anjurkan pemberian ASI apabila ibu ada dan bayi menunjukkan tanda-tanda siap untuk menyusu. Apabila masalah sakitnya menghalangi proses menyusui (contoh; gangguan o Berikan cairan IV dan ASI menurut umur o Berikan minum 8 kali dalam 24 jam (contoh; 3 jam sekali). Apabila bayi telah mendapat minum 160 ml/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar berikan KKS. ILMU KESEHATAN ANAK Pembimbing : dr. Rasyidah, Sp.A 15 nafas, kejang), berikan ASI peras melalui pipa lambung :

BBLR (BAYI BERAT LAHIR RENDAH) tambahan ASI setiap kali minum. Biarkan bayi menyusu apabila keadaan bayi sudah stabil dan bayi menunjukkan keinginan untuk menyusu dan dapat menyusu tanpa terbatuk atau tersedak. b. Berat lahir 1500-1749 gram Bayi Sehat o Berikan ASI peras dengan cangkir/sendok. Bila jumlah yang dibutuhkan tidak dapat diberikan menggunakan cangkir/sendok atau ada resiko terjadi aspirasi ke dalam paru (batuk atau tersedak), berikan minum dengan pipa lambung. Lanjutkan dengan pemberian menggunakan cangkir/ sendok apabila bayi dapat menelan tanpa batuk atau tersedak (ini dapat berlangsung setela 1-2 hari namun ada kalanya memakan waktu lebih dari 1 minggu) o Berikan minum 8 kali dalam 24 jam (misal setiap 3 jam). Apabila bayi telah mendapatkan minum 160/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar, beri tambahan ASI setiap kali minum. o Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan cangkir/ sendok, coba untuk menyusui langsung. Bayi Sakit o Berikan cairan intravena hanya selama 24 jam pertama o Beri ASI peras dengan pipa lambung mulai hari ke-2 dan kurangi jumlah cairan IV secara perlahan. o Berikan minum 8 kali dalam 24 jam (contoh; tiap 3 jam). Apabila bayi telah mendapatkan minum 160/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar, beri tambahan ASI setiap kali minum. o Lanjutkan pemberian minum menggunakan cangkir/ sendok apabila kondisi bayi sudah stabil dan bayi dapat menelan tanpa batuk atau tersedak o Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan cangkir/ sendok, coba untuk menyusui langsung. c. Berat lahir 1250-1499 gram Bayi Sehat KKS. ILMU KESEHATAN ANAK Pembimbing : dr. Rasyidah, Sp.A

16

BBLR (BAYI BERAT LAHIR RENDAH) o Beri ASI peras melalui pipa lambung o Beri minum 8 kali dalam 24 jam (contoh; setiap 3 jam). Apabila bayi telah mendapatkan minum 160 ml/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar, beri tambahan ASI setiap kali minum o Lanjutkan pemberian minum menggunakan cangkir/ sendok. o Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan cangkir/ sendok, coba untuk menyusui langsung. Bayi Sakit o Beri cairan intravena hanya selama 24 jam pertama. o Beri ASI peras melalui pipa lambung mulai hari ke-2 dan kurangi jumlah cairan intravena secara perlahan. o Beri minum 8 kali dalam 24 jam (setiap 3 jam). Apabila bayi telah mendapatkan minum 160 ml/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar, beri tambahan ASI setiap kali minum o Lanjutkan pemberian minum menggunakan cangkir/ sendok. o Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan cangkir/ sendok, coba untuk menyusui langsung. d. Berat lahir < 1250 gram (tidak tergantung kondisi) o Berikan cairan intravena hanya selama 48 jam pertama o Berikan ASI melalui pipa lambung mulai pada hari ke-3 dan kurangi pemberian cairan intravena secara perlahan. o Berikan minum 12 kali dalam 24 jam (setiap 2 jam). Apabila bayi telah mendapatkan minum 160 ml/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar, beri tambahan ASI setiap kali minum o Lanjutkan pemberian minum menggunakan cangkir/ sendok. o Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan cangkir/ sendok, coba untuk menyusui langsung. Suportif Hal utama yang perlu dilakukan adalah mempertahankan suhu tubuh normal (3): KKS. ILMU KESEHATAN ANAK Pembimbing : dr. Rasyidah, Sp.A 17

BBLR (BAYI BERAT LAHIR RENDAH) o Gunakan salah satu cara menghangatkan dan mempertahankan suhu tubuh bayi, seperti kontak kulit ke kulit, kangaroo mother care, pemancar panas, inkubator atau ruangan hangat yang tersedia di tempat fasilitas kesehatan setempat sesuai petunjuk. o Jangan memandikan atau menyentuh bayi dengan tangan dingin o Ukur suhu tubuh dengan berkala o Yang juga harus diperhatikan untuk penatalaksanaan suportif ini adalah : o Jaga dan pantau patensi jalan nafas o Pantau kecukupan nutrisi, cairan dan elektrolit o Bila terjadi penyulit, harus dikoreksi dengan segera (contoh; hipotermia, kejang, gangguan nafas, hiperbilirubinemia) o Berikan dukungan emosional pada ibu dan anggota keluarga lainnya o Anjurkan ibu untuk tetap bersama bayi. Bila tidak memungkinkan, biarkan ibu berkunjung setiap saat dan siapkan kamar untuk menyusui. Pemantauan (Monitoring) 1). Pemantauan saat dirawat a. Terapi o Bila diperlukan terapi untuk penyulit tetap diberikan o Preparat besi sebagai suplemen mulai diberikan pada usia 2 minggu b. Tumbuh kembang o Pantau berat badan bayi secara periodik o Bayi akan kehilangan berat badan selama 7-10 hari pertama (sampai 10% untuk bayi dengan berat lahir 1500 gram dan 15% untuk bayi dengan berat lahir <1500> o Bila bayi sudah mendapatkan ASI secara penuh (pada semua kategori berat lahir) dan telah berusia lebih dari 7 hari : Tingkatkan jumlah ASI denga 20 ml/kg/hari sampai tercapai jumlah 180 Tingkatkan jumlah ASI sesuai dengan peningkatan berat badan bayi agar ml/kg/hari jumlah pemberian ASI tetap 180 ml/kg/hari

KKS. ILMU KESEHATAN ANAK Pembimbing : dr. Rasyidah, Sp.A

18

BBLR (BAYI BERAT LAHIR RENDAH) Apabila kenaikan berat badan tidak adekuat, tingkatkan jumlah pemberian Ukur berat badan setiap hari, panjang badan dan lingkar kepala setiap minggu.

ASI hingga 200 ml/kg/hari

2). Pemantauan setelah pulang Diperlukan pemantauan setelah pulang untuk mengetahui perkembangan bayi dan mencegah/ mengurangi kemungkinan untuk terjadinya komplikasi setelah pulang sebagai berikut : o Sesudah pulang hari ke-2, ke-10, ke-20, ke-30, dilanjutkan setiap bulan. o Hitung umur koreksi. o Pertumbuhan; berat badan, panjang badan dan lingkar kepala. o Tes perkembangan, Denver development screening test (DDST). o Awasi adanya kelainan bawaan. KOMPLIKASI Komplikasi prematuritas 1,5 1. Sindrom gangguan pernapasan idiopatik Disebut juga sebagai penyakit membran hialin karena pada stadium akhir akan terbentuk membran hialin yang akan melapisi paru. 2. Pneumonia aspirasi Sering ditemukan pada bayi prematur karena refleks menelan dan batuk belum sempurna. 3. Perdarahan intraventrikuler Perdarahan spontan di ventrikel otak lateral karena anoksia otak. Kelainan ini biasanya hanya ditemukan pada otopsi. 4. Fibroplasias retrolental Penyakit ini ditemukan pada bayi prematur yang disebabkan oleh gangguan oksigen yang berlebihan. 5. Hiperbilirubinemia Bayi prematur lebih sering mengalami hiprebilirubinemia dibandingkan dengan bayi cukup bulan. Hal ini disebabkan oleh faktor kematangan hepar yang tidak sempurna sehingga konjugasi bilirubin indirek menjadi bilirubin direk belum sempurna. KKS. ILMU KESEHATAN ANAK Pembimbing : dr. Rasyidah, Sp.A

19

BBLR (BAYI BERAT LAHIR RENDAH) 6. Infeksi Daya tahan tubuh terhadap infeksi berkurang karena rendahnya IgG gamma globulin. Komplikasi dismaturitas 1,2,5 1. Sindrom aspirasi mekonium Keadaan hipoksia intrauterin mengakibatkan janin mengadakan gasping dalam uterus. Selain itu mekonium akan dilepaskan ke dalam likuor amnion, akibatnya cairan yang mengandung mekonium yang lengket itu masuk ke dalam paru janin karena inhalasi. Pada saat lahir, bayi akan menderita gangguan pernapasan idiopatik. 2. Hipoglikemia simptomatik Tertama pada bayi laki-laki. Penyebabnya belum jelas, tetapi mungkin sekali disebabkan oleh persediaan glikogen yang sangat kurang pada bayi dismaturitas. Diagnosis dapat dibuat dengan melakukan pemeriksaan kadar gula darah. Bayi BBLR dinyatakan hipoglikemia bila kadar gula darah yang kurang dari 20 mg%. 3. Asfiksia neonatorum Bayi dismatur lebih sering menderita asfiksia neonatorum dibandingkan dengan bayi biasa. 4. Penyakit membran hialin Terutama pada bayi dismatur yang preterm. Hal ini karena surfaktan pada paru belum cukup sehingga alveoli selalu kolaps. 5. Hiperbilirubinemia Bayi dismatur lebih sering mendapat penyakit ini dibandingkan dengan bayi yang sesuai dengan masa kehamilannya. Hal ini disebabkan gangguan pertumbuhan hati. PROGNOSIS Prognosis BBLR ini tergantung dari berat ringannya masa perinatal, misalnya masa gestasi (makin muda masa gestasi/makin rendah berat badan, makin tingggi angka kematian), asfiksia atau iskemia otak, sindroma gangguan pernapasan, perdarahan intraventrikuler, fibroplasias retrolental, infeksi, gangguan metabolik. Prognosis ini juga tergantung dari keadaan sosial ekonomi, pendidikan orang tua dan perawatan pada saat kehamilan, persalinan dan postnatal (pengaturan suhu lingkungan, resusitasi, makanan, pencegahan infeksi, mengatasi gangguan pernapasan, asfiksia, hiperbilirubinemia, hipoglikemia, dan lain-lain). 2,4 KKS. ILMU KESEHATAN ANAK Pembimbing : dr. Rasyidah, Sp.A 20

BBLR (BAYI BERAT LAHIR RENDAH)

PENCEGAHAN Pada kasus bayi berat lahir rendah (BBLR) pencegahan/ preventif adalah langkah yang penting. Hal-hal yang dapat dilakukan : o Meningkatkan pemeriksaan kehamilan secara berkala minimal 4 kali selama kurun kehamilan dan dimulai sejak umur kehamilan muda. Ibu hamil yang diduga berisiko, terutama faktor risiko yang mengarah melahirkan bayi BBLR harus cepat dilaporkan, dipantau dan dirujuk pada institusi pelayanan kesehatan yang lebih mampu o Penyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim, tanda tanda bahaya selama kehamilan dan perawatan diri selama kehamilan agar mereka dapat menjaga kesehatannya dan janin yang dikandung dengan baik o Hendaknya ibu dapat merencanakan persalinannya pada kurun umur reproduksi sehat (20-34 tahun) o Perlu dukungan sektor lain yang terkait untuk turut berperan dalam meningkatkan pendidikan ibu dan status ekonomi keluarga agar mereka dapat meningkatkan akses terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal dan status gizi ibu selama hamil.

KKS. ILMU KESEHATAN ANAK Pembimbing : dr. Rasyidah, Sp.A

21

BBLR (BAYI BERAT LAHIR RENDAH) DAFTAR RUJUKAN 1. Hasan R, Alatas H. Perinatologi. Dalam: Ilmu Kesehatan Anak 3; edisi ke-4. Jakarta : FKUI, 1985;1051-7. 2. Kosim, Sholeh dkk. 2012. Buku Ajar Neonatologi, edisi pertama. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta 3. Behrman, RE, Kliegman RM. The Fetus and the Neonatal Infant, In : Nelson Textbook of pediatrics; 17 th ed. California: Saunders. 2004; 550-8. 4. Saifuddin, AB, Adrianz, G. Masalah Bayi Baru Lahir. Dalam : Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal; edisi ke-1. Jakarta : yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2000;376-8. 5. Bhutta, zulfiqar dkk. 2009. International fetal and newborn growth standards for the 21st century. University of oxford. london

KKS. ILMU KESEHATAN ANAK Pembimbing : dr. Rasyidah, Sp.A

22

Anda mungkin juga menyukai