Anda di halaman 1dari 35

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR


Oleh : H. AWANG FAROEK ISHAK

TAHUN 2009

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas berkah dan rahmat-Nya buku mengenai Strategi Pembangunan Daerah Perbatasan di Provinsi Kalimantan Timur dapat terselesaikan. Buku ini diharapkan untuk

dapat memberikan pandangan dan rencana ke depan bagi masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Kalimantan Timur mengenai rencana Pembangunan Daerah Perbatasan.

Kalimantan Timur yaitu Kabupaten Nunukan, Malinau dan Kutai Barat yang berbatasan langsung dengan Negara Malaysia (Sabah dan Serawak). Luas Daerah Perbatasan mencapai 88.513,08 km2 atau 42,42% dari luas wilayah Provinsi Kalimantan Timur. Namun kondisi dan keterbatasan sarana dan prasarana di daerah perbatasan membuat pembangunannya masih tertinggal. Oleh sebab itu menciptakan daerah perbatasan yang lebih maju sebagai beranda Kalimantan Timur merupakan kebutuhan yang mendesak.

Dalam Penulisan Buku ini, saya sangat berharap kerjasama oleh semua pihak untuk mengejar ketertinggalan penanganan daerah perbatasan sehingga program-program pembangunan di kawasan perbatasan lebih konkrit, bersinergi, akuntabel, dan menyentuh kebutukan masyarakat perbatasan dan sekaligus dapat mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Akhir kata atas perhatian yang besar kami mengucapkan terima kasih yang tulus.

H. AWANG FAROEK ISHAK

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

............................................................................................. ii

...........................................................................................................

BAB I : PENDAHULUAN A. Kondisi Wilayah ............................................................................... B. Kondisi Sosial Budaya ..................................................................... C. Kondisi Perekonomian ..................................................................... D. Kondisi Infrastruktur Wilayah Perbatasan ....................................... 1. Perhubungan Darat ...................................................................... 2. Perhubungan Udara ..................................................................... 3. Perhubungan Sungai .................................................................... 1 2 6 8 8 9 11

E. Lintas Batas dan Pengamanan di Perbatasan Antar Negara di Kalimantan Timur ........................................................................... 13 16 16 21 22

F. Potensi Sumberdaya Alam ............................................................... 1. Sumberdaya Hutan ...................................................................... 2. Sumberdaya Mineral dan Energi ................................................. 3. Potensi Wisata ............................................................................. BAB II : PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS 1. Keterbatasan Infrastruktur Wilayah ................................................. 2. Kondisi Sosial Eko nomi Masyarakat Relatif Masih Tertinggal ....... 3. Keamanan Wilayah Perbatasan Relatif Masih Rawan ..................... 4. Status Kawasan Hutan ....................................................................... 5. Kelembagaan .................................................................................... BAB III : ALTERNATIF KEBIJAKAN DAN LANGKAH LANGKAH
KEGIATAN............................................................................................................... 30

26 27 27 28 29

iii

BAB I PENDAHULUAN GAMBARAN UMUM WILAYAH PERBATASAN KALIMANTAN TIMUR

A.

Kondisi Wilayah Wilayah perbatasan di Provinsi Kalimantan Timur terletak diantara 4 o 25 Lintang Utara -2 0 25 Lintang Selatan 0 0 dan 113 44 Bujur Timur 11900 Bujur Barat. Disebelah Barat berbatasan dengan Negara Bagian Serawak dan Sabah (Malaysia), serta dengan Provinsi Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah. Di sebelah timur berbatasan dengan Selat Makassar dan Laut Sulawesi, serta di sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Selatan. Wilayah perbatasan Kalimantan Timur Meliputi 3 (tiga) Kabupaten yaitu; Kutai Barat, Malinau, dan Nunukan, serta meliputi sebanyak 41 kecamatan dan 553 desa/kelurahan. Sebanyak 13 kecamatan diantaranya berbatasan langsung dengan Negeri Sabah dan Serawak yang meliputi sebanyak 249 desa. Kecamatan yang berbatasan langsung dengan negeri sabah dan serawak yaitu; Kecamatan Long Apari dan Long Pahangai di Kabupaten Kutai Barat, Kayan ulu, Kayan Hilir, Kayan Selatan, Bahau Hulu dan Pujungan di Kabupaten Malinau serta Krayan, Krayan Selatan, Lumbis, Sebuku, Nunukan dan Sebatik di Kabupaten Nunukan. Wilayah perbatasan tersebut merupakan perbatasan daratan kecuali di kecamatan nunukan yang mempunyai perbatasan laut dengan Kota T awao di Negeri Sabah, dengan panjang garis perbatasan keseluruhan mencapai 1.038 km. Luas wilayah perbatasan kerseluruhan yang meliputi Kabupaten Kutai Barat, Malinau dan Nunukan mencapai 88.513,08 km2 atau 42,42 % dari luas wilayah Provinsi Kalimantan Timur. Dari luas wilayah perbatasan tersebut, 56,14 % atau seluas 49.689,83 km2 merupakan wilayah 13 kecamatan yang terletak sejajar dengan garis

STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

perbatasan antar negara yang berbatasan langsung dengan Negeri Sabah dan Serawak. Topografi wilayah perbatasan Kalimantan Timur di khususnya pada kawasan pedalaman pada umumnya merupakan perbukitan dan pegunungan yang terjal dengan kelerengan rata-rata 40 % meliputi kecamatan Lumbis, Mentarang, Kayan Hilir, Kayan Hulu, Kayan Selatan, Long Pahangai dan Long Apari, kecuali kawasan yang berdekatan dengan pantai dan daerah aliran sungai yang meliputi kecamatan Sebatik, Nunukan dan Sebuku terdapat bagian wilayah yang datar. Luas Wilayah Kabupaten Perbatasan LUAS LUAS WILAYAH KABUPATEN KABUPATEN KECAMATAN 2 (KM ) PERBATASAN KUTAI BARAT MALINAU NUNUKAN JUMLAH 31.628,70 8.911,00 28,17

42.620,70 14.263,68 88.513,08

28.713.14 12.065,59 49.689,83

67.37 84,59 56.14

Jumlah Kecamatan dan Desa di Kabupaten Perbatasan JUML AH KABUPATEN KESELURUHAN PERBATASAN KEC. DESA KEC. DESA KUTAI BARAT 21 223 2 21 MALINAU 12 107 5 29 NUNUKAN 8 223 6 199 JUMLAH 41 553 13 249 B. Kondisi Sosial Budaya Jumlah penduduk di 3 (tiga) kabupaten perbatasan tahun 2006 sebanyak 342.833 jiwa dengan kepadatan rata2. rata 3,87 jiwa/km Sebanyak 122.423 jiwa penduduk atau sebesar 35,79 % tinggal pada 13 kecamatan perbatasan.

STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Kabupaten Malinau merupakan kabupaten yang berpenduduk paling jarang dengan kepadatan rata-rata hanya 1,37 jiwa/km 2 . Jumlah penduduk miskin secara relatif terbanyak adalah di Kabupaten Malinau dengan jumlah penduduk miskin sebesar 52,23 %, kemudian Kabupaten Nunukan sebesar 51,71%, dan Kutai Barat sebesar 26,06 %. Secara absolut jumlah penduduk miskin terbanyak adalah Kabupaten Nunukan sebanyak 61.388 jiwa, kemudian Kutai Barat sebanyak 42.991 jiwa, kemudian Malinau sebanyak 30.926 jiwa. Sebaran penduduk lebih banyak terkonsentrasi pada ibukota kabupaten serta daerah aliran sungai dimana aksessibitas perdagangan, komunikasi dan transportasi lebih mudah. Sedangkan pada kawasan pedalaman di perbatasan pada umunya relative sedikit, karena kawasan pedalaman di perbatasan Kalimantan Timur merupakan kasawan yang terisolir dengan sarana dan prasana transportasi yang sangat terbatas. Kecamatan yang menjadi konsentrasi penduduk di wilayah perbatasan adalah Kecamatan sebatik dengan kepadatan rata-rata 119,23 jiwa/km2, Nunukan 28,65 jiwa/km 2 , Barong Tongkok 26,71 jiwa/km2, Melak 18,69 jiwa/km2 , Malinau 29,52 jiwa/km2 . Sedangkan wilayah yang mempunyai kepadatan terendah dengan kepadatan lebih kecil dari 3 jiwa/km2 adalah; kecamatan Krayan Selatan, Lumbis, Long Bagun, Long Pahangai, Long Apari, Kayan Hulu, Sungai Boh, Kayan Hilir, Pujungan, Malinau Selatan, Mentarang. Gambaran Penduduk Kabupaten Perbatasan Tahun 2007
Kabupaten Kutai Barat Malinau Nunukan Jumlah Jumlah Penduduk Kabupaten 157.187 1,41 9,04 3,96 5.10 Ratarata Kepadatan 2 (Jw/Km ) 9.117 5,19 Penduduk Kec. Perbatasan 7.36 8,72 83.92 100,00 Penduduk Perbatasan/ Kab (%) Proporsi Penduduk Perbatasan

56.107 125.421 339.375

12.015

18,04 4,14 36,68

102.735 123.867

STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Mayoritas penduduk di wilayah perbatasan adalah suku Dayak dari suku dayak besar Apokayan, khususnya penduduk yang bermukim di wilayah pedalaman perbatasan, seperti ; di Kecamatan Long Apari, Long Pahangai, Kayan Hilir, Kayan Hulu, Kayan Selatan, Bahau Hulu, Mentarang, Krayan, Krayan Selatan, dan Lumbis. Sedangkan di wilayah perbatasan pantai pesisir yaitu di Kecamatan Nunukan dan Sebatik didominasi oleh suku bugis, kemudian suku melayu, dan suku lainnya sebagai minoritas. Suku Dayak dan Melayu di Indonesia ini memiliki tali persaudaraan dengan suku yang sama di Negara Bagian Serawak dan Sabah, Malaysia. Hubungan sosial antara masyarakat di perbatasan Kalimantan Timur dan masyarakat diperbatasan Sabah dan Serawak masih sangat kuat, yang disebabkan oleh hubungan kekerabatan dan kekeluargaan masih dalam satu garis keturunan. Demikian pula halnya dengan suku melayu yang bermukim di sekitar Nunukan dan Sebatik yang mempunyai hubungan keluarga dengan masyarakat perbatasan di perbatasanan Sabah. Meskipun terdapat keragaman suku, namun penduduk di wilayah ini masih memegang teguh adat istiadat yang berlaku dan merupakan kesepakatan yang telah terbentuk secara turun temurun, hal ini dapat ditandai dengan keberadaan lembaga adat yang cukup berperan dalam mengatur tatanan sosial dan interaksi sosial masyarakat setempat, serta masih diberlakukannya hukumhukum adat. Suku dayak di wilayah perbatasan pada umumnya beragama Kristen, kecuali di Kecamatan Nunukan dan Sebatik pada umumnya beragama Islam. Mata pencaharian masyarakat di perbatasan Kalimantan Timur masih didominasi oleh sektor pertanian pangan subsisten yaitu pertanian tradisional dengan sistem ladang berpindah ( shifting cultivation) dan pemungutan hasil hutan dan ikutannya. Kecuali di kecamatan Nunukan dan Sebatik, selain tanaman pangan, juga perkebunan kelapa sawit, kakao, perikanan laut, dan sektor perdagangan. Bagi masyarakat Nunukan dan Sebatik, sektor perdagangan merupakan sektor yang cukup penting yaitu
STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

kegiatan perdagangan lintas batas ke negeri sabah melalui Kota Tawao. Perdagangan lintas batas tidak hanya memperdagangkan produksi hasil dari kawasan perbatasan saja, namun meliputi juga berbagai produk hasil dari daerahdaerah di luar kawasan perbatasan. Dengan adanya hubungan pola perdagangan lintas batas ini, barang-barang dari Indonesia yang masuk ke Sabah terutama kayu bantalan, kayu balak, kayu gergajian (papan) serta rotan mentah, dan hasil perkebunan dan perikanan. Di samping itu barang-barang lainnya yang masuk ke Sabah seperti kayu malam, sabun, pakaian, kerupuk, gula merah, permen, battery, pasta gigi, udang kering dan udang basah serta lain sebagainya. Sementara itu barang-dari sabah yang masuk melewati nunukan dan sebatik terutama adalah wafer, soft drink, pakaian bekas, telur ayam, biskuit, amonium nitrate, mie instan dan barang-barang lain. Kegiatan perdagangan lintas batas ini dilakukan oleh perorangan dengan menggunakan perahu oleh nelayan-nelayan dan penduduk perbatasan tanpa pemberitahuan ekspor barang (PEB) dan pemberitahunan impor barang (PIB). Perdagangan lintas batas di kawasan perbatasan Kalimantan Timur dewasa ini cukup besar jika dilihat dari volume maupun nilainya. Kawasan perbatasan sebagai pelintasan arus keluar masuk barang dan jasa tampaknya sudah mulai menjadi pusat aktivitas perdagangan. Tingginya arus keluar masuk barang dan manusia di perbatasan ini tidak dapat dihindari karena adanya kegiatan ekonomi dan perdagangan antara kedua negara. Adanya permintaan (demand ) terhadap barang ataupun jasa dari Kalimantan Timur oleh Sabah, demikian juga permintaan terhadap barang dari Sabah, akan menimbulkan pergerakan perdagangan di kawasan perbatasan tersebut. Kegiatan ekonomi lintas batas perbatasan selain itu perdangangan komoditi adalah pergerakan jasa, dalam hal ini lalu lintas tenaga kerja Indonesia yang bekerja Serawak dan Sabah yang cukup tinggi intensitasnya. Jumlah TKI yang bekerja di Serawak dan Sabah yang melintas lewat pos lintas batas cukup tinggi. Dari data yang tersedia jumlah WNI yang melintas PPLB Nunukan mencapai
STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

belasan ribu orang setiap bulannya. Sebagian besar dari WNI yang melintas ini merupakan TKI yang bekerja di Sabah. C. Kondisi Perekonomian Kondisi Makro ekonomi Kabupaten perbatasan Kalimantan Timur dapat dilihat dari indikator utama, yaitu nilai PDRB menurut harga berlaku dengan migas tahun 2006. Dari ketiga Kabupaten perbatasan di Kalimantan Timur, maka Kutai Barat menunjukkan nilai PDRB yang tertinggi sebesar 2,52 trilyun rupiah pada tahun 2006, kemudian Nunukan sebesar 1,20 trilyun rupiah, dan yang terendah adalah Malinau sebesar 485,13 milyar rupiah. Nilai PDRB Perbatasan Kalimantan Timur Tahun 2007 KABUPATEN PDRB PERTUMBUHAN RATA-RATA Kutai Barat 3.977.909.000.000 11,20 Malinau 1.041.792.000.000 2,71 Nunukan 2.451.546.000.000 7,03 JUMLAH 7.471.248.000.000 6,98 Dilihat dari laju pertumbuhan ekonomi rata-rata dari tahun 20032006, maka Kabupaten Kutai Barat mengalami laju pertumbuhan ekonomi rata-rata yang paling tinggi yaitu sebesar 11,.20 % per tahun, kemudian Kabupaten Nunukan dengan laju pertumbuhan rata-rata sebesar 7,03 % per tahun dan Kabupaten Malinau sebesar 2,71 % per tahun. Sementara itu pendapatan per kapita penduduk Kabupaten Kutai Barat paling tinggi yaitu sebesar 18,01 Juta Rupiah. Tetapi dilihat dari tingkat pertumbuhan ratarata per tahun, maka Kabupaten Nunukan mengalami pertumbuhan pendapatan per kapita yang paling tinggi sebesar 26,67 per tahun, kemudian Kutai Barat sebesar 13,74 % per tahun dan Malinau sebesar 11,46 % per tahun.

STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Perkembangan Pendapatan Per Kapita Kabupaten Perbatasan Kalimantan Timur Tahun 2007

Kabupaten Pendapatan Perkapita Kutai Barat 25.201.042 Nunukan 18.567.968 Malinau 19.546.535 Struktur perekonomian keseluruhan pada 3 (tiga) Kabupaten perbatasan Kalimantan Timur didominasi oleh sektor pertambangan, pertanian, dan perdagangan. Sektor pertanian merupakan leading sektor perekonomian di Kabupaten Malinau dengan kontribusi sebesar 39,59%, kemudian sektor perdagangan, jasa dan bangunan. Kutai Barat didominasi oleh sektor pertambangan dengan kontribusi sebesar 497,52%, kemudian sektor pertanian, dan bangunan. Demikian pula halnya dengan Kabupaten Nunukan yang mengandalkan sektor pertambangan dengan kontribusi sebesar 57,82%, dan sektor pertanian memberikan kontribusi sebesar 20,98%. Struktur Perekonomian Kab. Perbatasan Tahun 2007 No. Sektor Usaha Kubar Malinau Nunukan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 100 Pertanian 18,48 39,59 20,98 Pertambangan 47,52 4,07 57,82 Industri Pengolahan 1,86 0,07 0,03 Listrik, gas, air minum 0,18 0,22 0,49 Bangunan 19,13 15,70 4,19 Perdagangan, Hotel & 6,00 17,23 10,08 Restauran Ang kutan & 1,53 2,63 2,03 Komunikasi Keuangan, persewaan 2,03 0,40 0,12 & Jasa Prshan Jasa-jasa 3,27 20,08 4,26 100 100
STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

D.

Kondisi Infrastruktur Wilayah Perbatasan 1. Perhub ungan darat Rencana jalan di wilayah perbatasan Kalimantan Timur merupakan bagian dari jalan lintas Kalimantan Poros Utara yang meliputi jalan lintas batas negara sebagai jalan koridor perbatasan dan ruas jalan yang menghubungkan antar kecamatankecamatan diwilayah perbatasan dan pedalaman. Ruas-ruas tersebut jalan koridor perbatasan dimulai dari Tanjung Selor Malinau Simanggaris Batas Negara Nunukan, dan jalan lingkar sebatik. Sedangkan ruas jalan ke kakawasan perbatasan dan pedalaman adalah Malinau Long Bawan Long Midang Batas Negara Long Nawang Long Ampung Sungai Barang Mahak Baru Long Bagun Long Pahangai long Apari. Ruas jalan perbatasan yang sudah dbangun sampai dengan tahun 2007 adalah jalan lintas negara dari Malinau ke Pos Lintas Batas Darat (PLBD) simanggaris serudong sepanjang 465 km yang bersumber dari dana APBN. Kondisi permukaan jalan adalah; beraspal sepanjang 108,92 km (23,42 %), aggregat 217,5 km (46,77 %) dan jalan tanah sepanjang 138 km (29,80 %). Jalan perbatasan lainnya yang sudah eksisting adalah; Jalan Poros Malinau Paking yang menghubungkan Kabupaten Malinau Long Bawan (Kabupaten Nunukan) telah dibangun jalan sepanjang 10 km dari panjang total 35 km, jalan poros Long Nawang Pos Perbatasan dengan Serawak (Panggung-Tapak Mega) sepanjang 32 km, jalan poros Long Nawang- Long Ampung sepanjang 25 km, jalan poros Long Ampung Sungai Barang Mahak Baru sepanjang 7 km dari panjang total 87 km.
STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Pembangunan jalan tersebut bersumber dari dana APBD Provinsi dan APBD Kabupaten Malinau dengan kondisi jalan tanah. Sedangkan ruas jalan perbatasan di Kabupaten Kutai barat di mulai dari Long Bagun Long Pahangai Long Lunuk Long Apari Lasan Tuyan (perbatasan Serawak) sepanjang 297 km, sampai dengan tahun 2007 hanya sepanjang 15 km yang eksisting yaitu poros Long Bagun Long Pahangai yang bersumber dari dana subsidi pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dan APBD Kabupaten Kutai Barat, dengan kondisi beraspal sepanjang 7 km, dan jalan tanah sepanjang 8 km. Sedangkan selebihnya masih dalam tahap pengkajian. Sementara itu, ruas jalan perbatasan di Kabupaten Nunukan yang menghubungkan Kecamatan Krayan Krayan Selatan dengan perbatasan sabah di Long Bawan Long Pasia dan dengan Serawak di Lembudud/Long Layu Bario sebagai alternative jalan Long Bawan Long Midang Bekalaan belum tersentuh samasekali, kecuali jalan lingkar Krayan sepanjang 125 km yang mengubungkan desa-desa di Kecamatan Krayan dan Krayan Selatan sudah terbangun sebagian. Kemudian Jalan Lingkar di Kecamatan Nunukan sepanjang 54,60 km masih dalam tahap penyelesaian, serta jalan lingkar di Kecamatan Sebatik sepanjang 58,50 km telah selesai hanya memerlukan peningkatan. 2. Perhub ungan Udara Perhubungan udara selama ini merupakan alternative terakhir untuk membuka isolasi wilayah perbatasan yang belum terjangkau perhubungan darat maupun sungai, dengan kapasitas yang sangat terbatas dan relative mahal.
STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Di wilayah perbatasan Kalimantan Timur banyak terdapat lapangan terbang perintis yang hanya dapat di darati oleh pesawat berbadan kecil. Secara keseluruhan di Kalimantan Timur terdapat 10 Bandar Udara dan 6 Bandar Udara diantaranya berada di Wilayah perbatasan serta terdapat 61 Lapangan terbang perintis dengan jenis landasan Clay/Grass/Gravel/Cmpact-ed Sand dan dalam kondisi yang kurang terpelihara. Di Kabupaten Nunukan terdapat 3 (tiga) Bandara Nunukan yaitu Bandara Tanjung Harapan di Kecamatan Nunukan, Bandara Yavai semaring di Long Bawan, dan Bandara Binuang, long layu di Krayan Selatan. Bandara Nunukan dengan panjang landas pacu 1.100 meter dan hanya dapat didarati pesawat type ATR.42, sehingga untuk meningkatkan kapasitas landasan agar dapat didarati jenis pesawat Fokker 100 idealnya diperlukan perpanjangan landasan menjadi 1.400 meter. Bandara Yuvai Semaring di Long Bawan Kecamatan Krayan dengan panjang landas pacu 900 m, dan hanya dapat didarati jenis pesawat C-212 masih diperlukan perpanjangan landas pacu, mengingat di wilayah ini hanya mengandalkan tranportasi udara sebagai sarana perhubungan menuju pusat pemerintahan Kabupaten. Bandara Binuang, Long Layu dan PaUpan di Kecamatan Krayan Selatan dengan landasan tanah perkerasan dengan panjang landas pacu 650 meter, juga merupakan satu-satunya sarana perhubungan dengan wilayah lain. Di Kabuparen Malinau terdapat 13 lapangan terbang perintis dengan jenis landasan tanah perkerasan (Clay/Grass) dengan jenis pesawat
STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

10

Cessna-206, kecuali Bandara Long Ampung dengan landasan aspal beton dan RA, Bessing di Malinau dengan jenis landasan aspal Hotmix yang dapat didarati jenis pesawat CN-235, Twin Otter, BN dan Cessna 185. Sedangkan di Kabupaten Kutai Barat terdapat 2 buah Bandar Udara yaitu ; di kecamatan Melak yang dapat didarati jenis pesawat Cassa 212 atau Twin Otter, dan lapangan terbang Data Dawai di Long Lunuk Kecamatan Long Pahangai yang dapat didarati jenis pesawat BN-2A. 3. Perhub ungan Sungai Beberapa wilayah pedalaman diperbatasan selama ini masih mengandalkan transportasi sungai sebagai urat nadi perhubungan ke Ibukota Kabupaten dan antar wilayah kecamatan, mengingat belum tersedianya sarana transportasi darat dan udara. Trasportasi sungai ke wilayah pedalaman di perbatasan sangat mahal dengan waktu tempuh berhari-hari, serta melintasi banyak jeram dengan tingkat kesulitan yang tinggi, sehingga mengandung resiko yang tinggi pula. Meskipun demikian, masyarakat setempat tidak punya pilihan lain untuk mendapatkan jenis transportasi yang termurah dan termudah. Kecamatan-Kecamatan yang masih mengunakan jalur transportasi sungai adalah Kecamatan Long Pahangai, Long Apari di Kabupaten Kutai Barat dengan jalur pulang pergi dari Ibukota Kabupaten Melak Long Bagun Long Pahangai Long Apari dengan waktu tempuh kurang lebih 2 hari perjalanan. Rute Melak Long Bagun mengunakan Kapal Motor dengan waktu tempuh 1 (satu) hari reguler, kemudian dilanjutkan rute Long Bagun Long Pahangai Long Apari menggunakan Long Boat 2 (dua) Mesin dengan waktu tempuh kurang lebih 6
STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

11

(enam) jam perjalanan ( carter) melewati banyak jeram (Riam) antara lain adalah Riam Udang dan Panjang yang terkenal ganas. Jalur ini tidak dapat dilintasi pada saat musim kemarau, karena airnya dapat mengering dan juga sangat berbahaya pada saat air terlalu tinggi. Kecamatan di Kabupten Nunukan yang masih tergantung dengan tranportasi sungai adalah kecamatan Lumbis dan Sebuku menggunakan long boat dengan system carter untuk kepentingan umum. Sedangkan di Kabupaten Malinau untuk menghubungkan antar kecamatan Kayan Hilir Kayan Hulu Kayan Selatan juga pada umumnya menggunakan transportasi sungai dengan tempuh masing-masing 2 (dua) jam menggunakan mesin ketinting (ces). Di kabupaten Nunukan terdapat pelabuhan/dermaga yang merupakan pelabuhan laut yaitu; Pelabuhan Tunon Taka untuk melayani penumpang (spead boat) dan kapal besar (PELNI), barang dan kargo, sebagai pelayaran antar pulau dan luar negeri (Tawao). Selain itu telah dibangun Pelabuhan Lahmijung sebagai Pelabuhan Pos Lintas Batas Laut (PLBL) yang menjadi bagian kesepakatan kerjasama SOSEK MALINDO. Kemudian pelabuhan penyeberangan Ferry (ASDP) direncanakan pembangunannya di Sungai Jepun. Di Kabupaten Malinau trerdapat 2 kecamatan yang pada umumnya menggunakan trasnportasi sungai adalah kecamatan Pujungan dan Bahau Hulu, meskipun perhubungan udara sudah ada, tetapi kapasitasnya sangat terbatas.

STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

12

E.

Lintas Batas dan Pengamanan di Perbatasan Antar Negara di Kalimantan Timur

Lalu lintas ( exit/entry point ) masyarakat di perbatasan Indonesia Malaysia (Kalimantan Timur Sabah dan Serawak) baik darat maupun laut yang telah terjadi selama ini dan menjadi kesepakatan di dalam hubungan kerjasama Indonesia Malaysia adalah; a. Desa Long Nawang Kecamatan Kayan Hulu berjarak 15 km keperbatasan Serawak yang dapat ditempuh dengan kendaran roda 4 dengan kondisi jalan tanah. b. Desa Apau Ping Kecamatan Pujungan berjarak 10 km ke perbatasan Serawak menggunakan jalan setapak. c. Long Layu di Kecamatan Krayan untuk masyarakat Long Layu, Lembudud, dan sekitarnya, berjarak 10 km keperbatasan Serawak dengan kondisi jalan setapak d. Long Midang di Kecamatan Malinau untuk masyarakat Long Midang, Long Bawan, Pa Betung dan sekitarnya yang berjarak 15 km keperbatasan Sabah dan Serawak. e. Nunukan dan Sungai Pancang untuk masyarakat kecamatan Nunukan, Sungai Pancang dan Sekitarnya ke Kota Tawao Negeri Sabah, melalui jalur laut. f. Labang, Tau Lumbis untuk masyarakat Lumbis dengan jarak 15 km keperbatasan Sabah mengunakan jalan setapak. g. Lasan Tuyan Kecamatan Long Apari untuk masyarakat Long Apari berjarak 20 km ke perbatasan sabah menggunakan jalan setapak. h. Sei. Manggaris untuk masyarakat sei. Manggaris berjarak 20 km ke Pos Lintas Batas Darat (PLBD) perbatasan Sabah menggunakan kendaran roda 4 kondisi jalan aspal dan agrerat. Pada tahun 2007, jumlah pelintas batas dari Malaysia ke Kalimantan Timur sebanyak 128.423 orang, dan dari Kalimantan Timur ke
STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

13

Malaysia sebanyak 181.551 orang. Sedangkan jumlah Tenaga Kerja Indonesia yang dideportasi tahun 2007 sebanyak 1.115 orang. Untuk menjaga dan mengawasi keamanan di wilayah perbatasan Kalimantan Timur dengan Sabah dan Serawak khususnya perbatasan darat yang berkaitan dengan kegiatan illegal logging dan keamanan territorial, telah dibangun pos-pos keamanan di lokasi-lokasi strategis meskipun dengan jumlah dan dukungan peralatan yang masih terbatas. Di wilayah perbatasan Nunukan dengan panjang garis perbatasan darat kurang lebih 400 km telah dibangun 18 Pos Keamanan yang berjarak 2 km dari garis perbatasan. Sementara itu di wilayah perbatasan Kutai Barat dengan panjang garis perbatasan 52,3 km dan Malinau yang mempunyai panjang garis perbatasan 408 km, hanya terdapat satu Pos Keamanan serta 1 (satu) Pos Mobile di Lasan Tuyan yang dibangun melalui anggaran APBD Kutai Barat. Dilain pihak, Pemerintah Malaysia telah membangun 4 Pos Keamanan di wilayah tersebut yang dilengkapi dengan infrastruktur pendukung. Setiap Pos terdapat satu peleton dengan jumlah anggota 25-30 prajurit TNI dengan persenjataan M16. Operasi keamanan wilayah perbatasan di Kalimantan Timur di laksanakan oleh TNI dengan menggelar operasi pengamanan sepanjang tahun, yaitu melakukan patroli jarak dekat dan patroli jarak jauh. Patroli jarak dekat dilaksanakan dalam radius 5 km dari Pos Perbatasan, dan patroli jarak jauh menuju desa-desa di wilayah perbatasan atau patroli sambung desa. Melalui program kerjasama antara Korem 091/ASN dengan Brigif 5 dan 9 Bim Tentara Diraja Malaysia (TDM) yang tergabung dalam wadah Tim Perancang Operasi darat (POD) melakukan operasi bersama dengan bentuk kegiatannya antara lain; pembuatan Pos Gabungan TNA dan TDM di perbatasan Sei. Manggaris, penempatan
STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

14

perwakilan masing-masing perwakilan di Samrinda dan Kinibalu, patroli bersama, pertukaran informasi permasalahan perbatasan. Patroli koordinasi antara TNI dan TDM ditentukan pada titik koordinasi yang telah disepakati bersama yaitu; a. Di wilayah Long Midang yaitu antara Pos T NI di Long Midang dan Pos TDM di bakalalan, dengan titik koordinasi di lajuang. b. Di wilayah Lembudud, yaitu antara Pos TNI di Lembudud dan Pos TDM di Bareo, dengan titik koordinasi di Raang Mekang. c. Di wilayah Nunukan yaitu antara Pos TNI di Nunukan dan Pos TDM di Wallace Bay. Selain itu, telah dipasang pula patok-patok disepanjang garis perbatasan RI Malaysia sebanyak 19.328 buah patok dengan kondisi 270 buah hilang, 48 buah rusak, 6 buah miring, 5 buah patah, 4 buah retak, 2 buah lepas, 2 buah tertimbun, dan buah roboh. Patok perbatasan yang terpasang terdiri dari 4 (empat) type, yaitu ; Type A berjarak 300 km, Type B berjarak 50 km, T ype C berjarak 5 km dan Type D berjarak 100-200 meter. Ukuran Patok berbeda menurut typenya masing-masing. Patok type A berjumlah 7 buah, type B sebanyak 76 buah, type C sebanyak 535 buah, type D sebanyak 18.710 buah. Hasil operasi keamanan di perbatasan yang dilakukan pada tahun 2008 sebagai berikut; a. Pos gabungan bersama Simanggaris oleh Yonif 623/BWU telah menangkap 7 orang yang melakukan kegiatan mebuka perkebunan kelapa sawit pada tanggal 7 Juni 2008 di wilayah Semaja Kabupaten Nunukan dengan dukomen yang kurang lengkap. b. Satgas pengamanan perbatasan Yonif 623/BWU Pos Simantipal telah menangkap 2 orang pelaku yang membawa 2 pick-up dan senjata api jenis penabur serta 2 kotak amunisi merk IMS Mega (9046-U) buatan Malaysia pada tanggal 22 Januari 2008 di wilayah Mensalong Kabupaten Malinau

STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

15

c. Satgas Pengamanan Perbatasan Yonif 623/BWU Pos Gabungan Bersama Simanggaris telah menangkap 6 orang pelaku pembalakan liar dengan 1 unit KM. Samudera serta 40 m3 kayu di sungai Sebakis Nunukan pada tanggal 5 Februari 2008.

F.

Potensi Sumber Daya Alam Potensi sumber daya alam di kabupaten perbatasan cukup besar yang dapat dimanfaatkan sebagai modal dasar pembangunan wilayah perbatasan meliputi; sumber daya hutan, sumber daya mineral dan energi, objek wisata, perikanan. 1. Sumber daya hutan Sumber daya hutan yang tersedia cukup luas yang meliputi kawasan budidaya non-kehutanan (KBNK)), kawasan budidaya kehutanan (KBK), dan kawasan lindung (KL). Berdasarkan paduserasi tahun 1999, luas kawasan hutan di kawasan perbatasan adalah 8.763.726 ha, yang terdiri dari (KBNK) seluas 1.707.180 ha, KBK seluas 4.133.194 ha, Kawasan lindung seluas 2.917.860 ha. Bila dibandingkan dengan luas hutan di Kalimantan Timur seluas 20.039.500 ha, maka 43,73 % luas hutan berada pada wilyah perbatasan. Kabupaten Malinau memberikan kontribusi yang paling luas sebesar kurang lebih 4,19 juta ha, kemudian Kutai Barat 3,16 juta ha, dan Nunukan 1,40 juta ha. Selain itu terdapat pula kekayanan flora dan fauna yang diantaranya banyak yang tergolong langka serta berbagai hasil hutan ikutan lainnya yang juga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi, seperti dammar, gaharu, sarang burung, rotan dan lain-lain.
STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

16

Di Wilayah perbatasan Kalimantan Timur terdapat kawasan khusus yaitu kawasan lindung Taman Nasional Kayan Mentarang yang melintasi wilayah kabupaten Nunukan dan Malinau dengan memiliki luas wilayah lebih kurang 1,35 juta Ha dan terletak dalam wilayah Kecamatan Kayan Hilir, Pujungan, Krayan, Mentarang dan Lumbis. Taman nasional ini berbentuk panjang dan menyempit, dan mengikuti batas internasional dengan Negara bagian Sabah dan Sarawak, Malaysia. Posisinya terletak di antara 20 dan 40 LU dari khatulistiwa. Taman Nasional Kayan Mentarang merupakan kawasan konservasi terbesar di Pulau Kalimantan dan termasuk salah satu yang terbesar di wilayah Asia Pasifik. Taman Nasional Kayan Mentarang terletak di punggung pegunungan yang membentang dari timur laut ke barat laut di sepanjang perbatasan Malaysia Indonesia sampai wilayah Kalimantan Tengah. Bagian rangkaian pegunungan tempat taman nasional berada biasanya disebut sebagai pegunungan BelayanKaba. Elevasi daerah-daerah di wilayah taman nasional bervariasi mulai dari 300 m hingga lebih dari 2000 m, akan tetapi informasi secara pasti tentang topografi kawasan tersebut masih belum ada. Lembah Kayan yang relatif rendah dan berbukit-bukit merupakan perkecualian dari topografi lain di wilayah taman nasional yang umumnya agak curam. Sekitar 50 % dari wilayah taman nasional memiliki elevasi lebih dari 1000 m. Gunung Siho (G. Menjoh) dengan ketinggian lebih kurang 2.000 m terletak di tengah Taman nasional Kayan Mentarang. Kemiringan lereng di kawasan taman nasional umumnya lebih dari 40 %. Lembah Kayan mempunyai kemiringan lereng umumnya lebih dari 40 %, sehingga digunakan sebagai kawasan lindung. Kayan Mentarang memiliki paling sedikit 18 tipe habitat darat utama berdasarkan kombinasi substrat dan ketinggian. Hal ini tampak pada struktur
STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

17

dan komposisi jenis vegetasi. Habitat padang rumput dan hutan sekunder merupakan akibat gangguan kegiatan manusia. Vegetasi bervariasi pada tiap habitat tergantung dari posisi topografi (misalnya puncak, sekitar sungai dan lain-lain). Penyebaran satwa tidak tergantung pada tipe habitat. Banyak jenis tersebar luas di beberapa habitat sementara jenisjenis lainnya hanya ditemukan pada bagian-bagian tertentu dari suatu habitat. Kawasan ini memiliki sejumlah tipe habitat aquatik yang menggenang maupun yang mengalir, yang didominasi oleh aliran sungai bagian paling hulu dan sedikit aliran sungai pada gunung diatas ketinggian 1.000 meter. Meskipun sangat jarang, terdapat juga beberapa danau kecil dan danau air payau, termasuk rawa-rawa gambut di beberapa tempat yang tinggi. Hutan Kayan Mentarang memiliki sejumlah tumbuhan khas termasuk berbagai varietas anggrek epifit dan berbagai jenis rotan. Tumbuhan Kantung Semar (Nepenthes) ditemukan di hutan kerangas daerah rawa pada elevasi tinggi. Hutan pegunungan juga merupakan tempat bagi Rhododendron, sebuah famili tumbuhan berbunga yang biasanya ditemukan di bagian utara dataran Asia. Masyarakat suku dayak yang tinggal di dalam dan sekitar hutan TNKM secara tradisional memanfaatkan pohon dan tumbuhan hutan untuk kepentingan kontruksi rumah, peralatan, sumber makanan, obat-obatan dan produk komersial. Gaharu, kayu yang harum yang berasal dari pohon-pohon beberapa jemnis aquilaria yang terinfeksi jamur, telah secara besar-besaran dipanen pada tahun-tahun terakhir oleh masyarakat lokal dan pendatang, karena mencapai harga tinggi di pasaran internasional. Sebelumnya, jenis rotan yang lebih bernilai mendapat
STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

18

tekanan yang sama tapi saat ini kurang dicari sehubungan dengan jatuhnya harga di pasaran. Survei terhadap masyarakat yang tinggal di dalam dan di sekitar taman nasional menunjukkan bahwa diantara hasil hutan non kayu yang biasa diambil, hanya ajenis aquilaria yang mengandung gaharu yang yang telah mengalami penurunan (Eghenter, 1999). Hutan juga memainkan peran penting pada pertanian gilir balik. Pohon pohon ditebang, dikeringkan di bawah panas matahari dan dibakar untuk persiapan penanaman, guna untuk meningkatkan sinar matahari yang sampai ke tanah, meningkatkan kesuburan tanah dan membunuh hama serangga dan tumbuhan pengganggu. Kekayaan fauna Kalimantan berasal dari Asia, tetapi beberapa jenis mempunyai kesamaan dengan fauna dari Sulawesi dan pulau-pulau lain di Kawasan Bioregion Wallacea. Lebih dari 150 jenis mamalia (dari 223 yang telah diketahui di Borneo) termasuk yang telah terdokumentasi di Kayan Mentarang dalam survei-survei yang dilakukan pada akhir-akhir ini, dan yang diperkirakan ditemukan bila daerah ini disurvei secara menyeluruh. Kebanyakan survei telah dilakukan pada elevasi-elevasi rendah dan di sekitar batas taman nasional. Survei-survei telah dikonsentrasikan pada mamalia besar dan diharapkan akan ditemukan lebih banyak jenis lagi bila survei-survei mendatang dikonsentrasikan pada jenis jenis kecil, nokturnal (aktif pada malam hari) dan yang hidup di dalam tanah. Banyak jenis mamalia endemik Kalimantan (44 jenis) telah terdokumentasi. Beberapa diantara jenis jenis ini bersama dengan jenis non endemik lain berstatus terancam punah menurut daftar merah IUCN. Mamalia yang paling mendapat perhatian secara ilmiah adalah primata dan jenis yang besar dan karismatik. Kurang lebih 16.000 jiwa masyarakat suku Dayak yang memiliki lebih dari 12 kelompok bahasa
STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

19

yang yang berbeda bermukim dalam kurang lebih 50 desa di dalam dan sekitar Taman Nasional Kayan Mentarang. Luas lahan dari 10 wilayah adat yang beberapa diantaranya berada di dalam taman nasional adalah 2 juta ha lebih sedikit, dan rata-rata kepadatan penduduknya 0,74 jiwa per km2. Ada juga penduduk dalam jumlah besar yang tinggal dan menetap sementara untuk beberapa waktu hanya untuk mengeksploitasi sumber daya hutan. Sebagian besar kaum laki-laki yang berumur 20-40 tahun menuntut hak menggunakan hasil hutan karena hubungan dengan keluarga yang masih tinggal di pedalaman. Meningkatnya kondisi kesehatan dan standar ekonomi secara menyeluruh yang lebih tinggi dari garis kemiskinan di pedalaman, telah mendukung meningkatnya jumlah penduduk di kawasan taman nasional selama sepuluh tahun terakhir. Populasi penduduk di dalam kawasan telah berfluktuasi pada dekade terakhir ini, dengan perpindahan keluar yang signifikan pada tahun-tahun 60-an, 70-an dan 1980-an dari beberapa daerah dengan alasan untuk mencari peluang ekonomi dan fasilitas yang lebih baik di daerah pesisir. Ledakan perdagangan hasil hutan bermula pada awal tahun 1990-an menghentikan arus keluar penduduk dari taman nasional, dan sebagian dari penduduk yang telah keluar kembali lagi ke tanahnya semula. Tampaknya perpindahan kembali ini akan berlanjut. Seluruh kawasan TNKM telah dihuni sejak sekitar tiga abad yang lalu oleh kelompok masyarakat suku Dayak termasuk Kenyah. Lundayeh, Tagel, Saben, Punan dan Kayan. Kira-kira 16.000 jiwa penduduk suku Dayak yang terdiri dari 12 kelompok bahasa yang berbeda saat ini menghuni 50 desa di dalam dan di sekitar taman nasional, yang terbagi ke dalam 10 wilayah adat. Mayoritas dari penduduk ini beragama Kristen Protestan dan sebagian kecil Katolik.

STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

20

Dalam kegiatan sehari-hari dan pengelolaan sumber daya alam, masyarakat di dalam dan di sekitar taman nasional masih taat pada peraturan adat. Lembaga-lembaga adat beserta kepala adatnya adalah lembaga tradisional di mana masalah-masalah masyarakat disampaikan dan diselesaikan. Terdapat 10 wilayah adat d dalam dan di sekitar kawasan yang masing-masing dipimpin oleh lembaga adat di bawah kepemimpinan kepala adat. Dalam setahun jumlah wisatawan yang mengunjungi taman nasional Kayan Mentarang kirakira sebanyak 25 orang. Untuk meningkatkan kunjungan ke TNKM sangat sulit karena lokasinya yang terpencil dari pusat kota dan jalan, serta sangat mahal untuk dikunjungi, selain kurangnya prasarana dan faktor fisik serta hidupan liar yang kharismatik yang bisa digunakan untuk menarik perhatian pengunjung internasional. Oleh karenanya dapat dikatakan bahwa menyaksikan keanekaragaman satwa di kawasan, merupakan tantangan karena pada umumnya satwa-satwa di dalam hutan sangat susah terlihat dimana banyak jenis yang sangat suka menyendiri, aktif pada malam hari atau hidup di daerah terpencil. Hutan-hutan di kawasan, sungai dan budaya masyarakat Dayak adalah aset pariwisata penting dari TNKM, tetapi kemungkinan tidak akan menarik wisatawan dalam jumlah besar pada waktu dekat. 2. Sumber Daya Mineral dan Energi Potensi sumber daya mineral di wilayah kabupaten perbatasan cukup banyak baik jumlah maupun jenisnya. Potensi tersebut sebagaian bersifat indikatif dan sebagian lagi sudah terdeteksi. Potensi sumber daya mineral tersebut meliputi ; emas, besi, timah hitam dan seng,
STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

21

batu gamping, gypsum, batu pasi, batu bara, sirtu, andesit/dioret, koral, batu garam, pasir kuarsa, kaolin, bond clay, antimoit, perak, intan, kristal kuarsa, lempung, batuan beku, granit, batu apung, kerakal, selisified wood. Potensi yang sudah terdetiksi antara lain ; emas sebanyak 176 ton di Kutai Barat, batu gamping 654 ribu ton di Malinau, 25 ribu ton di Nunukan, 12,32 juta ton di Kutai Barat, batu bara sebanyak 13,46 juta ton di Kutai Barat, sirtu sebanyak 2,50 juta ton Nunukan, 6,01 juta ton di Kutai Barat, pasir kuarsa sebanyak 1 milyar ton di Nunukan. 3. Potensi Wisata Di kawasan perbatasan banyak terdapat beberapa potensi wisata yang belum dikembangkan dan dapat dijadikan salah satu sumber dana bagi daerah. Potensi wisata di kawasan perbatasan ini antara lain berupa wisata alam (ecotourism ) yaitu berupa wisata hutan, sungai, jeram dan wisata bahari yang dipadukan dengan wisata budaya. a. Wisata alam Jenis objek wisata alam yang dapat dikembangkan adalah ; Air terjun Sungai Binusan, jaraknya 7 km di sebelah Selatan Kota Nunukan (Dusun sungai Binusan). Wisata Pantai Firdaus (Encing), jaraknya 8 km dari Kota Nunukan (Dusun Sungai Fatimah). Wisata Pantai Sedadap, jaraknya 5 km dari Kota Nunukan (Dusun Sedadap). Wanawisata dan kebun binatang Mambunut, jaraknya 7 km dari Kota Nunukan
STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

22

Wanawisata yang didominasi oleh vegetasi spesifik hutan dataran rendah, seperti pohon meranti, bengkirai dan ulin yang mengelilingi Desa Pembeliangan. Agrowisata tambak dan ombak laut di Pulau Tinabasan. Wisata Pantai Batu Lamampu dan festival budaya masyarakat Bugis rantau di pesisir setiap tahun sekali, terletak di Desa Tanjung Karang, kecamatan sebatik Agrowisata Sungai Nyamuk, terletak di Desa Sungai Nyamuk, kecamatan sebatik Air terjun Tao Lun, terletak kelompok Desa Patal, kecamatan lumbis Arung Jeram Sungai Lumbis dari Tao Lumbis ke Desa Labang, kecamatan lumbis. Ekowisata Kayan Mentarang, membujur dari perbatasan Kabupaten Nunukan dengan Sabah Malaysia di bagian Utara sampai ke Kecamatan Kayan Hulu di Kabupaten Malinau dengan negara bagian Serawak Malaysia di Selatan. Gunung Batu Sicien (Sicen), termasuk dalam kawasan ekowisata Kayan Mentarang tepatnya di Desa Tanjung pasir. Goa Kelelawar, termasuk dalam kawasan ekowisata Kayan Mentarang tepatnya di Desa Tanjung Pasir. Kuburan batu, goa penyimpanan tulang dan pembusukan mayat, serta bendabenda pusaka yang bernilai seni dan magis (guci, gong, mandau, dll), termasuk dalam kawasan ekowisata Kayan Mentarang tepatnya di tepi hulu Sungai Krayan. Batu berukir ParuAting, terletak di areal Taman Nasional Kayan Mentarang, tepatnya di tepi hulu Sungai Krayan.

STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

23

Air Terjun Ruab Sebiling, terletak di Desa BaLiku daerah Krayan Hulu. Hulu Giram Sungai Krayan. Pembuatan garam Gunung, terletak di hulu Sungai Main Desa Long Layu, Binuang, Ba Liku dan PaKebuan. Daerah Sungai Kayan yang sangat terkenal dengan arung jeram yang sangat terjal terdapat di Data Dian yang merupakan ibu kota Kecamatan Kayan Hilir. Suku Dayak Kenyah Lepo Jalau yang memiliki lamin adat dan seni budaya yang juga terkenal sangat rajin berladang. Buah jeruk sunkis yang terdapat di Long Uro. Danau Jempang terletak di Kecamatan Jempang dan Danau Semayang terletak di Desa Semayang. Anggrek alam terdapat di Kersik Luway antara lain: Anggrek hitam (Coelogynepandurata ), Erya Vania, Erya Floribuda, Coelogyne dan Rocus Soini dan Bulpophylum Mututina. Objek wisata Air terjun Jantur Gemuruh terletak di Desa Mapan. b. Wisata Budaya Wisata budaya berupa kekayaan nilai nilai tradisional yang masih melekat secara kuat dalam kehidupan seharihari. Objek wisata budaya setempat yang ada antara lain ;

STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

24

Rumah betang panjang (long house) serta kesenian tradisional dari masing-masing anak suku yang ada di perbatasan Wisata budaya yang menampilkan berbagai jenis tari suku Dayak Murud yang sangat menarik, antara lain tari gong, tari koqoi dan tari samajau di kecamatan lumbis Wisata budaya yang menampilkan berbagai seni budaya suku Dayak Lun Dayeh, baik seni musik maupun seni tari (Bambu, Kecapi, Perang, Pusan dan Busaq Baku) di Desa Long Bawan di kecamatan krayan Pusat budaya kesenian bukan adat dalam terdapat di Long Nawang (Ibukota Kecamatan Kayan Hulu). Daerah ini mempunyai bukti sejarah adanya bekas tangga jajahan dan makam tentara Belanda. Suku Punan terdapat di desa Sambudurut kecamatan Malinau, yang dikenal dengan ketangkasan berburu serta ahli membuat sumpit dan racun sumpit serta tikar rotan. Museum Mencimai terdapat desa Mencimai dan lamin sebagai pusat seni suku Dayak Tunjung yang terdapat di desa Mencimai, Eheng, Engkuni, dan Benung, kutai barat Upacara adat yang terkenal: Lamelah Tenan. Laliq Iqal, Hudoq Apah terdapat di Desa Tering, Kutai Barat.

STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

25

BAB II PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Permasalahan wilayah perbatasan antar negara di Kalimantan Timur dikelompokkan menjadi 3 (tiga) masalah utama sebagai isu strategis yaitu; keterbatasan infrastruktur wilayah, tingkat kesejahteraan masyarakat relatife masih rendah, dan keamanan wilayah perbatasan. 1. Keterbatasan Infrastruktur Wilayah Kondisi insfrastruktur perbatasan antar negara di Kalimantan Timur belum cukup memadai untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut, baik infrastruktur jalan, perhubungan udara, maupun sungai. Infrastruktur jalan yang sudah tersedia belum secara keseluruhan dapat menghubungkan antar kabupaten maupun antar kecamatan di wilayah perbatasan. Sehingga beberapa kecamatan di wilayah perbatasan masih relative tersisolasi. Sementara itu perhubungan udara sebagai satu-satunya alternative untuk mebuka isolasi wilayah perbatasan masih dalam kapasitas yang sangat terbatas. Sedangkan sarana transportasi sungai yang biasa digunakan masyarakat pedalaman di perbatasan memerlukan waktu yang cukup lama dengan biaya transportasi yang cukup mahal, dan tidak semua kecamatan di perbatasan dapat dihubungkan melalui sungai. Hal yang menjadi kendala utama dalam mobilisasi barang maupun orang, sehingga ketersediaan kebutuhan pokok masyarakat menjadi terbatas dengan harga yang cukup mahal dibandingkan dengan harga barang di Ibukota Kabupaten. Oleh karena itu masyarakat di beberapa kecamatan wilayah perbatasan masih sangat tergantung dengan negara tetangga untuk memperoleh kebutuhan pokok, terutama dalam situasi tertentu seperti
STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

26

kerusakan pesawat dan kesulitan bahan bakar avgas, serta larangan atau pembatasan penjualan barang kebutuhan pokok yang diperketat oleh pemerintah Malaysia, yang menyebabkan masyarakat perbatasan di kabupaten Nunukan dan Malinau mengalami kesulitan untuk memperoleh kebutuhan pokok yang biasanya diperdagangkan di wilayah perbatasan. 2. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Relatif Masih Terting gal Kabupaten di wilayah perbatasan Kalimantan Timur termasuk dalam kategore daerah tertinggal yang ditetapkan oleh Kementrian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal. Tingkat kemiskinan yang tertinggi di Kalimantan Timur secara relative berada di wilayah perbatasan, khususnya di kecamatan perbatasan di Kabupaten Malinau. Mata pencaharian utama masyarakat di wilayah pedalaman perbatasan masih bertumpu pada sektor pertanian tradisional (subsisten) dengan sistem ladang berpindah (shifting cultivation), dan hasil hutan ikutan lainnya. Sedangkan sektor perdagangan dan sektor-sektor ekonomi lainnya belum cukup berkembang, kecuali disekitar kecamatan Nunukan dan Sebatik yang mempunyai aksessibiltas yang lebih baik 3. Keamanan Wilayah Perbatasan Relatif Masih Rawan Keamanan wilayah perbatasan antar negara di Kalimantan Timr mencakup keamanan territorial dan keamanan sumber daya alam. Keamanan wilayah territorial berada pada garis batas perairan laut Nunukan antara dengan Kota Tawau di
STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

27

Sabah disekitar Blok Ambalat dan Karang Unarang yang hingga saat ini masih dalam sengketa dan sedang dalam tahapan perundingan tingkat pemerintah pusat antara Indonesia dan Malaysia. Sementara itu diwilayah perbatasan darat antara Kalimantan Timur dengan Sabah dan Serawak masih terjadi kegiatan illegal loging, meskipun operasi keamanan di wilayah tersebut sudah ditingkatkan. Kerugian negara yang disebabkan oleh kegiatan illegal loging selama ini diperkirakan telah mencapai trilyunan rupiah. Wilayah perbatasan Kalimantan Timur juga di sinyalir merupakan pintu masuk dari penyusupan bahanbahan terlarang seperti narkoba dan bahan-bahan lain yang dapat digunakan untuk kejahatan. Permasalahan keamanan di wilayah perbatasan antar negara di Kalimantan Timur juga sangat terkait masalah demarkasi, karena sampai saat Ini penetapan patok batas wilayah antar negara belum dapat dituntaskan. Dari 1.038 km panjang garis perbatasan antar negara Kalimantan Timur terdapat 5 titik di wilayah perbatasan yang belum dapat disepakati antara pemerintah Malaysia dan Indonesia dengan rangan jarak (ranges) + 10 km . Keberadan Pos Pengamanan yang sudah tersedia di wilayah perbatasan Kalimantan Timur belum cukup memadai untuk mengamankan wilayah perbatasan yang demikian luas dan secara geografis mempunyai tingkat kesulitan yang tinggi. Jumlah Pos Keamanan hanya 23 Pos Keamanan yang berjarak antara 50-100 km antar pos dengan sarana dan prasarana pendukung yang sangat minim. 4. Status Kawasan Hutan Pada umumnya wilayah perbatasan masih merupakan kawasan hutan budi daya kehutanan dan hutan lindung antara lain Taman Nasional Kayan Mentarang dengan luas mencapai sejuta ha. Hal ini menjadi benturan kepentingan dengan berbagai rencana pemerintah daerah untuk melaksanakan berbagai kegiatan program pembangunan seperti perkebunan dan pembangunan jalan diperbatasan, karena harus mendapat izin dari Menteri Kehutanan. Sehubungan dengan hal tersebut dalam
STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

28

Rencana Tata Ruang Wilayah Kalimantan Timur telah diusulkan untuk melakukan Revisi terhadap pemanfaatan hutan dari hutan budi daya menjadi kawasan budi daya non kehutanan. 5. Kelembagaan Koordinasi program pembangunan wilayah perbatasan masih bersifat sporadis, karena di laksanakan oleh banyak departemen di tingkat pusat antara lain ; Depdagri, Deplu, Polhukam, Bappenas, Menkokesra, Dephan, Kementrian Daerah Tertinggal. Sementara itu pelaksanaan program masih bersifat sektoral menurut kepentingan masing-masing sektor. Hal ini menyebabkan program pembangunan di wilayah perbatasan kurang bersinergi dan kurang terarah sesuai dengan kebutuhan masyarakat perbatasan, sehingga program pembangunan wilayah perbatasan selama ini kurang memberikan dampak terhadap pemecahan masalah di perbatasan secara menyeluruh.

STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

29

BAB III ALTERNATIF KEBIJAKAN DAN LANGKAHLANGKAH KEGIATAN Alternatif kebijakan dan langkah-langkah kegiatan yang perlu dilakukan sebagai upaya pemecahan masalah, mengacu pada isu-isu strategis sebagaimana yang telah diuraikan diatas yang selama ini menjadi kendala dalam pembangunan di wilayah perbatasan Kalimantan Timur. 1. Meningkatkan aksessibilitas di wilayah perbatasan dengan melakukan pembangunan infrastruktur perhubungan darat dalam rangka membuka isolasi wilayah perbatasan. Pembangunan infrastruktur jalan dapat dilakukan secara bertahap dengan memprioritas pembangunan pada ruas-ruas jalan utama yang

menghubungkan antar kecamatan dengan ibukota kabupaten. Pembangunan insfrastruktur jalan merupakan prasyarat utama untuk meningkatkan perekonomian masyarakat di wilayah perbatasan, terutama sektor perdagangan dan sektor ekonomi lainnya seperti pertanian dan perkebunan.yang potensinya cukup besar. Dalam jangka panjang telah direncanakan pembanunan jalan koridor perbatasan sepanjang 1.038 km dari simanggaris di Kecamatan Nunukan menuju Long

STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

30

Midang Kabupaten Malinau sampai ke perbatasan dengan Kalimantan Barat di Kutai Barat. 2. Menuntaskan jalan Trans Kalimantan Lintas utara dan ruas-ruas jalan perbatasan melalui sumber dana APBN, APBD Provinsi, dan APBD Kabupaten yang dilaksanakan menurut kewenangan dan status jalan. Ruas ruas jalan yang perlu ditangani lebih lanjut meliputi ; Sekatak Buji (Bulungan Malinau Mensalong Tikung Alang Simanggaris Serudong Simanggaris Kandungan Nunukan. Jalan Lingkar Sebatik Malinau Tanjung Lapang Pulau Sapi Alango Malinau Mentarang Paking Long Bawan Long Midang Batas Negara (Long Pasia) Long Bagun Long Pahangai Long Boh - Mahak Baru Sungai Barang Long Ampung. 3. Meningkatkan kapasitas lapangan terbang Long Ampung, Long Bawan, dan Data Dawai sebagai pusat pelayanan komunikasi dan transportasi udara bagi masyarakat di perbatasan. 4. Menciptakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru di perbatasan yang berbasis pada sektor pertanian pangan dan perkebunan menurut kesesuaian dan daya dukung lahan. Di wilayah perbatasan Kalimantan Timur, terdapat sebanyak 14 titik kuat yang mempunyai prospek untuk dijadikan sebagai simpul-simpul ekonomi baru yaitu ;

STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

31

Long Bawan, Krayan Selatan, Long Berini, Long Pujungan, Mahak Baru, Sebatik, Nunukan, Simanggaris, Sebuku, Mensalong, Labang, Long Nawang, Long Ampung, Long Pahangai, Long Apari, dan Tiong Ohang. Meningkatkan komitment dan kerjasama antar daerah maupun antar negara di bidang sosial ekonomi dan keamanan wilayah perbatasan, sehingga tercipta iklim pembangunan yang kondosif di wilayah perbatasan. 5. Mengupayakan terbentuknya kelembagaan yang secara khusus menangani kegiatan pembangunan wilayah perbatasan, sehngga lebih focus, transparan, efektif, efisien dan lebih akuntabel. 6. Meningkatkan kegiatan operasi keamanan di wilayah perbatasan baik darat maupun laut serta peningkatan sarana dan prasarana pendukungnya. 7. Terbangunnya pos-pos lintas batas dengan dilengkapi infrastruktur dan perlengkapan pendukung yang memadai.

STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

32

Anda mungkin juga menyukai