Anda di halaman 1dari 19

Pertemuan kedua

Tidak suatu negarapun yang


diharuskan menerima duta besar
negara lain karena hal itu
merupakan persoalan hubungan
baik dan bukan masalah hukum
murni
(Fauchille)

Berlakunya Hubungan Diplomatik:


Harus ada kesepakatan antara kedua belah pihak
(Mutual Consent)
Secara tegas disebutkan dalam konvensi Wina 1961
Pasal 2, bahwa pembentukan hubungan diplomatik
antara negara-negara dilakukan dengan persetujuan
bersama (Joint Agreement), komunike bersama (Joint
Communication) atau pernyataan bersama (Joint
Declaration)
Prinsip-prinsip Hukum Internasional yang berlaku setiap
negara dapat melakukan hubungan atau pertukaran
perwakilan diplomatik didasarkan atas prinsip-prinsip
hukum yang berlaku, dan prinsip timbal-balik
(Reciprocitas)

Sebelum seorang wakil diplomatik dikirim oleh

negaranya ke negara penerima, negara


penerima biasanya meminta terlebih dahulu
data pribadi orang tersebut. Proses persetujuan
atau penolakan disebut Agregration terdiri
atas dua bagian:
1. Meminta penjelasan informal kepada negara
penerima apakah calon dapat diterima sebagai
wakil diplomatic di negara penerima
2. Pemberitahuan dari negara penerima, secara
tidak resmi bahwa calon dapat disetujui. Bagian
itulah yang biasa dikenal dengan Agreement

Sir. H. Nicholson, syarat-syarat


Diplomat :
1. Kejujuran (Thruthfullness)
2. Ketelitian (Precision)
3. Ketenangan (Calm)
4. Temperamen yang baik (Good
Temper)
5. Kesabaran dan Kesederhanaan
(Patience and Modesty)
6. Kesetiaan (Loyalty)

Syarat-syarat / Langkah-langkahnya:
Negara pengirim harus mengusahakan
persetujuan dari negara penerima untuk
seseorang yang dicalonkan untuk menjadi
kepala misi diplomatic dari negara
pengirim di negara penerima
Apabila negara penerima menyatakan
persetujuan, maka duta membawa surat
kepercayaan yang telah di tandatangani
oleh kepala negara ke tempat tugasnya,
surat kepercayaan tersebut sering di sebut
Letters of Credence / Letters de Creance

Kategori Perwakilan Diplomatik:


Duta Keliling, sifatnya ad hoc yang dimulai pada

abad pertengahan.Perwakilan keliling adalah


sebagai delegasi ke konferensi internasional dan
perwakilan yang diakreditasikan pada
perwakilan tertentu dengan tugas untuk
mengadakan suatu perundingan khusus tentang
masalah tertentu;
Duta-duta tetap yang sudah dimulai dari abad
ke-15 oleh negara Italia. Dengan adanya
kedutaan yang bersifat permanent ini, maka misi
diplomatic yang secara tetap juga telah resmi
berlangsung antara negara-negara hingga
sekarang

KLASIFIKASI PERWAKILAN DIPLOMATIK


Klasifikasi menurut Kongres Wina tahun 1815;
Kongres Wina tanggal 19 Maret 1815, menyetujui
dibentuknya tiga klas pejabat diplomatik, yaitu:
Duta Besar serta perwakilan Kursi Suci
(Ambassador Papa Legates Nuncios);
merupakan wakil KN (pribadi), privileges untuk
mengadakan pertemuan secara pribadi dengan
KN
Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh
(Envoys Extra-ordinary and Minister
Plenipotentiary); tidak dianggap sebagai wakil
pribadi KN, oleh karena itu tidak berhak untuk
mengadakan perundingan
Kuasa Usaha (Charge daffaires) tidak
ditempatkan oleh KN-KN, tetapi oleh MenluMenlu

Klasifikasi menurut Kongres Aix-LaChapelle 1818;

Tiga tahun setelah diadakan Kongres Wina pertama,


kemudian lima negara, yaitu Austria, Prusia, Russia,
Perancis dan Inggris mengadakan Kongres Aix LaChapelle, yang dikenal sebagai Konggres Achen
pada tanggal 21 Nopember 1818 menghasilkan
Protokol of Achen.ditambahkan pangkat Minister
Resident, yang berkedudukan antara Envoys dan
Minister Plenipotentiary dan Charge daffaires
Tegasnya urutan pangkat diplomatik menurut
konggres Aix La-Chapelle tahun 1818 adalah
sebagai berikut:
Duta Besar dan Duta Paus /Ambassador and
Legates, or Nuncios;
Utusan Menteri /Envoys and Minister
Plenipotentiary
Minister Resident, dan
Kuasa Usaha / Charge dAffaires

Klasifikasi menurut Konvensi Wina 1961.


Dalam Konvensi Wina tahun 1961 ditentukan

bahwa Kepala-kepala Misi Diplomatik dibedakan


ke dalam tiga klas, yaitu:
Para Duta Besar (Ambassador) atau Nuncios,
diakreditasikan pada Kepala Negara dan
Kepala misi lain yang sederajat;
Para Utusan, Duta (Envoys, Ministers) dan
Internuncios, diakreditasikan Kepala Negara
Para Kuasa usaha atau Charge daffaires,
diakreditasikan kepada Menteri Luar Negeri
Untuk kuasa usaha, ada dua penggolongan:
1. Kuasa Usaha Tetap (Charge daffaires en peid)
2. Kuasa Usaha Sementara (Charge daffaires ad
interim)

Meskipun tidak terdapat dalamKonvensi Wina, praktik


Diplomasi
sehari-hari
telah
mengembangkan
klasifikasi pejabat diplomatik yang dikenal dengan
gelar kepangkatan dengan urutan lengkap sebagai
berikut:
1.Duta Besar
2.Minister
3.Minister Counsellor
4.Counsellor
5.Sekretaris Pertama
6.Sekretaris Kedua
7.Sekretaris Ketiga
8.Atase (Teknik, Militer, Kebudayaan, Pendidikan,
Perdagangan, Pertanian dan Perburuhan)

Nota (Note)

cara perhubungan dari Kementrian LN terhadap


seorang Kepala Perwakilan Diplomatik asing atau
pembesar-pembesar yang berpangkat tinggi.
Nota/ Note adalah nama umum untuk surat-surat
yang terutama dipergunakan dalam melaksanakan
hub. Diplomatik (Persoalan yang dikemukakan
penting sekali; bila nota ingin diberikan sifatnya
pribadi (personal note))
Nota Diplomatik
Nota yang dikirimkan oleh suatu pemerintahan
kepada pemerintahan lain

Nota Kolektif

Nota ini dikirimkan oleh suatu negara kepada


beberapa negara lainnya.
Nota Identik
Bila dua negara atau lebih mengajukan sesuatu pada
negara ketiga, menyampaikan nota-nota yang sama
bunyinya, tetapi masing-masing menandatanganinya.
Jadi hampir sama dengan nota kolektif, tetapi isinya
berlainan
Nota Verbale
Dipergunakan semacam bukti tertulis dan ringkasan
dari suatu pembicaraan antar pemerintah, baik
langsung maupun melalui wakil-wakilnya ataupun
pemberitahuan pesan. Karena penyampaiannya
umumnya langsung (by hand), dengan keterangan
lisan (oral communication) atau sebagai
penggantinya, tidak diberi paraf, tdk pula diberi
penutup (Complementary Close).

Memorandum

Suatu pernyataan tertulis antar pemerintah,


ataupun dari suatu KeMenlu kepada Kedutaan /
Perwakilan dan sebaliknya. Memorandum dikirim
dengan tidak ditandatangani oleh Menlu
Aide Memoire
Bukti tertulis secara informil (Informil summary)
dari suatu pembicaraan diplomatik (Diplomatic
Interview/Conversation) atau catatan tidak resmi
dari sebuah interview atau percakapan yang
dilakukan antara Menlu dengan seorang Duta
Asing. Catatan ini biasanya diserahkan oleh
seorang duta saat ia sedang di KemLu, atau Kemlu
kepada sang Duta. Kegunaannya untuk membantu
ingatan (aid to memory) mengenai hal-hal yang
pernah dipercakapkan

Pro-Memoria

suatu bukti tertulis resmi dari sebuah percakapan /


pembicaraan yang dilakukan oleh Menlu atau
Kepala Perwakilan. Nota pro memoria ini biasanya
ditinggalkan oleh wakil-wakil diplomatik yang
mengajukan di tempat Kemenlu.
Pro-Memoria adalah sama dengan Aide Memoire,
bedanya pro memoria adalah resmi, sedangkan
Aide Memorie tidak resmi
Nota Edaran (Circular Note)
Suatu nota edaran dari Menlu kepada anggota
Korps Diplomatik mengenai hal-hal yang
menyangkut kepentingan seluruh Korps dan perlu
diketahui bersama.

1. Sudah Habisnya masa jabatan yang diberikan

kepadanya untuk menjalankan tugas


2. Ditarik kembali (Re-called)
3. Tidak disenangi oleh pemerintah masyarakat
tempat ia ditugaskan
4. Pecah perang antara negara pengirim dan
penerima

1. Pemanggilan kembali wakil (diplomat ) itu oleh


2.
3.

4.
5.

negaranya
Permintaan negara penerima agar wakil yang
bersangkutan dipanggil kembali
Penyerahan paspor kepada wakil dan staf
serta para keluarganya pada saat pecah
perang antara kedua negara yang
bersangkutan
Selesai tugas dan misinya
Berakhirnya surat kepercayaan yang diberikan
untuk jangka waktu yang sudah ditetapkan
Putusnya Hubungan Diplomatik
Hilangnya Negara pengirim atau penerima

Pasal 9 Ayat (1) Konvensi Wina 1961

menetapkan
bahwa negara penerima setiap saat dan
tanpa penjelasan dapat memberitahu negara
pengirim bahwa kepala perwakilan ataupun
salah seorang anggota staf diplomatiknya
adalah persona non-grata, karena itu negara
pengirim harus memanggil pulang atau
mengakhiri fungsinya di perwakilan. Persona
Non-Grata juga dapat terjadi sebelum wakil
sampai di negara penerima.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh para

diplomat asing dianggap mencampuri urusan


dalam negeri negara penerima (bersifat politis/
subversif), dan bukan saja dapat merugikan
kepentingan nasional tetapi juga melanggar
kedaulatan suatu negara penerima (Pasal 41
ayat (1) Konvensi Wina 1961)
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan itu sudah jelas
melanggar hukum dan peraturan perundangundangan lainnya di negara penerima (pasal 2241 Konvensi Wina 1961)
Kegiatan-kegiatan yang dikategorikan sebagai
kegiatan spionase yang dapat dianggap
mengganggu, baik stabilitas maupun keamanan
nasional negara penerima (pasal 3 ayat (1)
Konvensi Wina 1961)

Anda mungkin juga menyukai