Anda di halaman 1dari 5

1. Siapa yang dimaksudkan diplomat menurut hukum diplomatic?

Arti dari hukum diplomatic sendiri adalah hukum internasional yang mengatur
hubungan diplomatic antar negara yang merdeka dan berkedaulatan penuh. Hukum
ini berkaitan erat dengan pemberikan kekebalan khusus kepada penjabat diplomatic
dan konsuler yang bertujuan agar tuas yang diberikan dari negaranya dapat
dilaksanakan tanpa adanya ancaman atau gangguan dari negara yang dituju.
Pengertian ini sangat jelas bahwa diplomasi sangat bertuju kepada perwakilan dari
negara untuk melaksanakan tugas di negara lain, pernyataan ini diperkuat dengan
perkembangan hukum diplomatic dari kongres Wina 1815 dimana perwakilan dari
berbagai negara memberikan solusi untuk mencapai suatu perjanjian perdamaian.
Terlihat jelas bahwa di Kongres Wina 1815 merupakan tonggak sejarah diplomasi
secara sistematis dengan klasifikasi jabatan kepada perwakilan dan prosedur
mekanisme hubungan diplomatic. Jika merujuk pada hukum diplomatik, yang
disebut diplomat menurut Konvensi Wina 1815 dan Konvensi Wina 1961 diplomat
merupakan orang yang diutus oleh negara sebagai representasi negara tersebut dalam
menjalankan misi diplomatik. Menurut konvensi wina 1815 yang dikatakan sebagai
diplomat telah ditetapkan dalam Kongres Wina 1815 sebagai berikut :
1. Duta-duta besar dan para utusan (ambassadors and legate)
2. Minister plenipoteniary dan envoys extraordinary
3. Kuasa Usaha (charge d' affaires)
Kemudian dalam Kovensi Wina berserta dua protokolnya, yakni pasal 1-19
mengangkut misi diplomatic, dan dan cara-cara pengangkatan serta
penyerahansurat-surat kepercayaan dari Kepala Perwakilan Diplomatik (Dubes);
pasal 20-28 mengenai kekebalan dan keistimewaan bagi misi-misidiplomatik
termasuk di dalamnya pembebasan atas berbagai pajak. Pasal 29-36 adalah
mengenai kekebalan dan keistimewaan yangdiberikan kepada para diplomat dan
keistimewaan bagi anggota keluarganya serta staf pelayanan yang bekerja pada
mereka dan pasal 48-53 berisi tentang berbagai ketentuan mengenai
penandatanganan,aksesi, ratifikasi dan mulai berlakunya Konvensi itu
2. Apakah dalam diplomasi non konvensional yang aktornya bukan Negara layak
disebut diplomat?
Diplomasi sebagai kajian keilmuan dari Hubungan Internasional digunakan sebagai
salah satu inisiatif mempromosikan negara, meningkatkan eksistensi, atau
menyebarkan pengaruh ke negara lain untuk meraih kepentingan nasional bagi
masing-masing negara. Diplomasi adalah salah satu alat utama yang digunakan
negara dalam pelaksanaan politik luar negeri dan pencapaian kepentingan nasional
yang kemudian bisa menjadi nilai tawar atau state branding sebuah negara sehingga
juga dapat membangun citra atau image dari sebuah negara. Tidak ada diplomat non
konvensional karena dalam diplomasi non konvensional yang aktornya bukan
negara berarti seorang diplomat tidak merepresentasikan suatu negara. Untuk
Diplomacy Without Diplomats yang ditulis oleh George
F. Kennan menyimpulkan bahwa ada kemungkinan diplomasi dilakukan oleh
orang luar pemerintahan. Misalnya kita sebagai individu pun bisa membantu para
diplomat kita dalam membangun Indonesia, yang artinya adalah kita pun juga
diplomat namun dengan ranah yang berbeda. Dalam hal ini kita menjadi diplomat
dari sisi jalur yang berbeda yaitu misalnya dengan kita mempromosikan Indonesia
kepada masyarakat Indonesia baik melalui prestasi maupun karya kita yang
mengglobal,kita sudah berkontribusi dan melakukan peran Indonesia. Terlebih
dengan adanya platform digital sekarang ini. Dan melihat hukum diplomatic itu
sendiri bahwa kita bukanlah suatu representasi yang ditunjuk oleh suatu negara
dan tidak juga mendapatkan hak kekebalan dan hak keistimewaan seperti
diplomat resmi.

3. Apa peluang dan tantangan diplomat dalam era digital?

Diplomat harus dapat melihat peluang dari adanya teknologi dengan memanfaatkan
teknologi yang ada secara efektif dan efisien seperti penggunaan video conference
yang dapat mempermudah hubungan diplomatik dengan berbagai negara sehingga
dapat memangkas biaya akomodasi sehingga biaya tersebut dapat dialihkan ke
kepentingan yg lain. Tantangan yg dihadapi diplomat di era digital ini adalah
tantangan dalam mengaplikasikan teknologi dalam pelaksanaan tugas diplomatik.
Teknologi dapat menyulitkan diplomat dalam penugasan apabila diplomat
ditugaskan di negara negara kecil atau negara miskin yang tidak memiliki cukup
akses internet untuk mengakses video conference demi memperlancar hubungan
diplomatik dengan berbagai negara selain itu teknologi juga dapat menghambat
hubungan diplomatik suatu negara apabila negara tersebut tidak memiliki anggaran
atau kapasitas untuk memiliki teknologi yang dapat menunjang hubungan diplomasi
mereka dengan negara lain.

4. Apakah dalam situasi genting Negara harus menarik diplomatnya di luar


negeri seperti contoh kasus korona saat ini?

Penarikan diplomat dari suatu negara harus mempertimbangkan berbagai aspek dan
urgensi keadaan serta mempertimbangkan pengaruh penarikan di negara penugasan
diplomat tersebut. Penarikan diplomat berpotensi mempengaruhi hubungan kedua
negara karena diplomat merupakan representasi negara di negara tempat mereka
bertugas. Menurut saya, penarikan diplomat dikarenakan adanya COVID -19 ini
harus melihat kepentingan dan urgensi keadaan di negara tempat penugasan, jika
memang ada kepentingan mendesak seperti ledakan jumlah pasien positif COVID
-19 dan alasan kesehatan, maka menurut saya merupakan hal yang lumrah negara
menarik diplomatnya dari negara tersebut demi faktor keamanan dan kesehatan dari
diplomat sebagai tonggak dari hubungan diplomatik dengan negara tersebut.

5. Apakah hukum diplomatik harus mengalami perubahan dan disisi mana yang
harus dirubah jika ada?

Hukum Diplomatik diciptakan serta disusun berdasarkan hukum internasional yang


berlaku berdasarkan hasil dari Konvensi Wina pada tahun 1961 mengenai hubungan
diplomatik, Konvensi Wina pada tahun 1963 mengenai hubungan konsuler,
Konvensi New York pada tahun 1969 mengenai misi khusus, Konvensi Wina pada
tahun 1975 mengenai keterwakilan negara dalam hubungannya dalam organisasi
internasional yang bersifat universal serta perjanjian-perjanjian serta kesepakatan
internasional lainnya. Serangkaian konvensi serta perjanjian yang mempengaruhi
hukum internasional yang berlaku dari waktu ke waktu ini membuktikan bahwa
hukum internasional mengalami perubahan dan penyesuaian seiring perkembangan
zaman, maka hukum diplomatik yang dibuat berdasarkan hukum internasional
tersebut akan mengalami hal yang sama. Pada umumnya perubahan atau
penyesuaian pada hukum diplomatik akan terjadi aspek-aspek yang berhubungan
dengan isu-isu internasional baru, karena isu-isu internasional akan mengalami
perubahan seiring perkembangan zaman.
6. Apa yang harus dilakukan suatu Negara jika diplomatnya melanggar hukum
diplomatic atau perjanjian diplomatic diwilayah tugasnya?

Hal ini berkaitan dengan Persona Non Grata yaitu apabila seorang pejabat diplomatic
melakukan pelanggaran dapat dilakukan beberapa hal yang tertuang dalam Persona Nan
Grata. Istilah Persona Non Grata ini berarti bahwa pejabat maupun staf diplomatik
yang bersangkutan dianggap sebagai orang yang tidak disukai dan oleh negara
penerima dikembalikan ke negara asalnya untuk kemudian diganti dengan pejabat
maupun staf yang lain. Terkait dengan hal ini maka yang harus dilakukan negara asal
atau engara yang mengirimkan diplomat namun melanggar hukum diplomatic di suatu
negara ialah dengan mengajukan persona nan grata ini terhadap pejabat, staf, atau
diplomat yang melakukan pelanggaran dengan catatan pelanggaran ini merupakan
pelanggarannya terhadap tugasnya sebagai perwakilan diplomatic dan melanggar aturan
diplomatic. Dasar bagi negara penerima untuk melakukan persona non grata terhadap
perwakilan diplomatik diatur dalam Pasal 9 Konvensi Wina Tahun 1961 tentang
Hubungan Diplomatik

7. Diplomat seperti apa yang dibutuhkan di era digital saat ini?

Dalam era digital, dibutuhkan diplomat yang memiliki pemahaman tentang isu - isu
politik internasional dan diplomatik serta isu isu global terkini dan dapat mengambil
tindakan yang tepat terkait isu - isu terkait. Selain itu di era digital saat ini dibutuhkan
diplomat yang memiliki kemampuan dan menguasai teknologi sehingga teknologi dapat
dimanfaatkan dalam pelaksanaan tugas maupun hubungan diplomatik dengan negara
lain.

8. Apa fungsi dari seorang diplomat?

Fungsi seorang diplomat berdasarkan Konvensi Wina pada tahun 1961 yang mengatur
tentang hubungan diplomatik adalah sebagian berikut : Representing, fungsi diplomat
untuk mewakili negaranya dalam hubungan serta interaksi diplomatik dengan negara lain
; Negotiating, fungsi diplomat untuk melakukan perundingan dengan negara lain untuk
mencapai kepentingan negaranya ; Protecting, Fungsi diplomat sebagai pihak yang
melindungi dan mewujudkan kepentingan negaranya dan warga negaranya di negara
lain. Seorang diplomat juga berfungsi sebagai simbol hubungan diplomatik negaranya
dengan negara lain selain itu diplomat juga berfungsi untuk menjamin dan memajukan
hubungan diplomatik antar negaranya dengan negara lain dalam bidang-bidang selain
politik yaitu ekonomi, kebudayaan dan lain-lain.

9. Berikan komentar anda tentang Diplomacy without diplomat jika dibenturkan


dengan hukum diplomatic?

Menurut Saya, diplomasi dan diplomat merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan
namun konsep diplomacy without diplomat sendiri menurut saya masih kurang relevan
jika dikaitkan dengan hukum diplomatik karena dalam Konvensi Wina disebutkan bahwa
diplomat merupakan representasi yang diutus negara dalam menjalankan misi diplomatik
di negara tempat penugasan

Anda mungkin juga menyukai