HUBUNGAN
DIPLOMATIK
COVID-19
“Diplomasi merupakan seni
mengedepankan kepentingan suatu negara
melalui negoisasi dengan cara – cara damai
apabila mungkin dalam hubungan dengan
negara lain, jika cara damai gagal, cara
ancaman dengan kekuatan nyata
diperbolehkan”
(Roy,1991 : 510)
Pengertian Diplomatik
Diplomatik berasal dari bahasa latin diploma, atau bahasa inggris diplomacy yaitu piagam.
Diplomatik diartikan sebagai sarana-sarana yang sah dan legal yang digunakan suatu
Negara dalam melaksanakan politik luar negerinya. Untuk menjalin hubungan diantara negara-
negara itu, biasanya negara tersebut saling menempatkan perwakilannya (Kedutaan atau
Konsuler).
1. Konvensi pertama yang mengatur perjanjian
VIENNA internasional
Sejarah
Hubungan Diplomatik
COVID-19
Kongres Wina 1815
● a) Golongan pertama ini merupakan penggolongan pertama dalam wakil-wakil diplomatik dan mereka ini
adalah para wakil dari negara-negara yang sepenuhnya berdaulat. Mereka di angkat sebagai Duta Besar dari
negara masing-masing,sedangkan wakil yang diangkat oleh pope disebut legates.
● b) Minister plenipotentiary and Envoys Extaraordinary; Keduanya merupakan wakil diplomatik tingkat dua
dan jika dibandingkan dengan golongan pertama, mereka menikmati kekebalan dan keistimewaan
diplomatik yang agak berkurang.
● c) Minister Resident; Golongan ketiga ini yang ditambahkan dalam Kongres Aix-La-Chapelle 1818 dan
dalam Konvensi Wina 1961 golongan ini tidak lagi di masukkan.
● d) Charge d’Affaires; Wakil dalam golongan ini tidaklah diangkat oleh kepala Negara melainkan oleh
Menteri Luar Negeri dari negarany
3. Kemudian disepakati jadi hukum tertulis termasuk tentang hirarki diplomat
4. 1927: diupayakan kodifikasi yang sesungguhnya (hasil yang dicapai komisi ahli ditolak oleh dewan LBB:
belum waktunya untuk merumuskan kesepakatan global mengenai hak-hak istimewa dan kekebalan
diplomatik yang cukup komplek). Diputuskan untuk tidak memasukkan masalah tersebut dalam agenda
konferensi den haag yang diselenggarakan pada tahun 1930 untuk kodifikasi hukum internasional
5. Di havana pada tahun 1928 (konferensi ke-6 organisasi negara-negara amerika (OAS) menerima konvensi
dengan nama Convention of Diplomatic Officers). Diratifikasi oleh 12 negara amerika, kecuali amerika
serikat yang mendatangani saja dan tidak meratifikasi karena menolak ketentuan-ketentuan yang
menyetujui pemberian suaka politik. Mengingat sifatnya yang regional implementasi konvensi ini tidak
menyeluruh.
6. 1947: komisi hukum internasional yang dibentuk oleh majelis umum PBB menetapkan 14 topik
pembahasan yang didalamnya juga termasuk topik hubungan diplomatik dan kekebalan-kekebalan. namun
pembahasan mengenai hubungan diplomatik tidak mendapat prioritas( s d 1979 sdh ada .
7. 1954: komisi mulai membahas masalah-masalah hubungan dan kekebalan diplomatik dan sebelum akhir
1959 majelis umum melalui resolusi 1450 memutuskan untuk menyelenggarakan suatu konferensi
internasional untuk membahas masalah-masalah dan kekebalan-kekebalan diplomatik.
Setelah tiga puluh tahun (1949-1979), komisi telah menangani 27
topik dan subtopik hukum internasional, 7 diantaranya adakah
menyangkut hukum diplomatik, yaitu :
COVID-19
Pasal 31
1. Seorang agen diplomatik kebal dari yurisdiksi
kriminil Negara penerima.
Dia juga kebal dari yurisdiksi sipil dan administratif
kecuali dalam hal :
(a) Suatu perkara yang berhubungan dengan barang-barang tetap
yang terletak di dalam wilayah Negara penerima, tanpa ia
memegangnya itu untuk pihak Negara pengirim untuk
tujuan-tujuan misi;
(b) Suatu perkara yang berhubungan dengan suksesi di mana
agen diplomatik termasuk sebagai eksekutor, administrator,
ahli waris atau legate sebagai orang privat dan tidak untuk
pihak Negara Pengirim;
(c) Suatu perkara yang berhubungan dengan setiap kegiatan
professional atau dagang yang dijalankan oleh agen Istilah dalam Konvensi
Wina:
diplomatik di dalam Negara penerima dan diluar fungsi
resminya.
COVID-19
Lanjutan pasal 30 ..
2. Seorang agen diplomatik tidak berkewajiban menjadi saksi untuk memberikan bukti.
3. Tiada tindakan eksekusi boleh diambil terhadap agen diplomatik kecuali di dalam hal-hal
yang masuk di dalam sub ayat (a), (b) dan (c) dari ayat 1 pasal ini, dan dengan syarat
bahwa tindakan itu dapat diambil tanpa melanggar inviolabilitas orangnya atau tempat
kediamannya.
4. Kekebalan agen diplomatik dari yurisdiksi Negara penerima tidak membebaskannya dari
yurisdiksi Negara pengirim.
Pasal 40
COVID-19
Lanjutan pasal 40..
3. Terhadap korespondensi resmi dan komunikasi resmi lainnya di dalam transit, termasuk pula
pesan-pesan dengan kode atau sandi, Negara ketiga harus memberikan kemerdekaan dan
perlindungan yang sama seperti yang diberikan oleh Negara penerima. Kepada kurir
diplomatik yang telah diberikan visa paspor jika visa demikian diperlukan, dan tas-tas
diplomatik di dalam transit itu, Negara ketiga memberikan inviolabilitas dan perlindungan
seperti yang Negara penerima misi itu terikat untuk memberikannya.
4. Kewajiban Negara ketiga di bawah ayat 1, 2 dan 3 pasal ini juga berlaku untuk orang-orang
yang disebutkan masing-masing di dalam ayat-ayat itu, dan untuk komunikasi resmi serta
tas-tas diplomatic yang keberadaannya di dalam wilayah Negara ketiga itu disebabkan
karena force majeure.
PEMUTUSAN HUBUNGAN DIPLOMATIK
Pasal 45
Jika hubungan diplomatik terputus di antara dua Negara, atau jika suatu misi dipanggil kembali untuk
sementara atau seterusnya :
(a) Negara penerima harus, bahkan pada saat terjadinya konflik bersenjata, menghormati dan melindungi misi,
bersama-sama dengan barang-barangnya dan arsip-arsipnya;
(b) Negara pengirim boleh mempercayakan pemeliharaan gedung misi, bersama-sama dengan barang-barang dan
arsip-arsipnya, kepada suatu Negara ketiga yang dapat diterima oleh Negara penerima;