Internasional
MISI KHUSUS
(SPECIAL MISSION)
diatur dalam Konvensi New York 1969
Diplomasi ad hoc
Mulai berlaku 21 Juni 1985
Wismaningsih Bagian H. Internasional
11 May 1964, 16-th Session of the ILC, Geneva, Switzerland.
1963 : The Commission appointed Milan Bartos as Special Rapporteur and
decided that he should prepare draft articles, based on the provisions of the
Vienna Convention on Diplomatic Relations of 1961 but that he should keep in
mind that special missions were, by virtue of both their functions and nature, an
institution distinct from permanent mission. Wismaningsih Bagian H. Internasional
Tim Ahli Pertanian Indonesia di Jenoi, Gambia dan Tim KBRI Dakar diwakili
oleh Sekretaris Pertama Ekonomi KBRI Dakar dalam rangka memberikan
pelatihan pertanian yang intensif dan terintegrasi (11 – 20 November 2011)
Wismaningsih Bagian H. Internasional
Misi Khusus (MK) :
suatu misi bersifat sementara yang mewakili
negara, yang dikirim oleh suatu negara ke
negara lain dengan persetujuan negara
terakhir untuk tujuan menyelesaikan
persoalan khusus (Pasal 1).
Pasal 2 : Pengiriman MK
suatu negara boleh mengirimkan MK ke
negara lain dengan persetujuan terlebih dulu
melalui saluran diplomatik atau ketentuan
Wismaningsih Bagian H. Internasional
lain yang disetujui.
TUGAS dan FUNGSI MISI
KHUSUS
Pasal 3 :
The functions of a special mission shall be determined by the
mutual consent of the sending and the receiving State.
Tugas-tugas misi khusus dimulai saat misi mengadakan
hubungan resmi dengan menteri luar negeri atau dengan
instansi lain negara penerima sebagaimana telah disetujui
Permulaan tugas misi khusus tidak tergantung pada
presentasi misi oleh misi diplomatik negara pengirim atau
pada penyerahan surat-surat kepercayaan atau kekuasaan
penuh.
Wismaningsih Bagian H. Internasional
Pasal 8 : Jumlah dan Komposisi
anggota MK
Negara pengirim harus memberitahu jumlah dan
komposisi MK pada negara penerima.
Negara penerima boleh menolak atau mengurangi
jumlah anggota MK sesuai dengan kebutuhan.
Pasal 12 persona non grata