Anda di halaman 1dari 58

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Semester 2

Untuk SMA/MA
Kelas X1

Oleh:
Elis Herna Mulyawati., S.IP
BAB 5
MENGANALISIS DINAMIKA PERAN INDONESIA DALAM
PERDAMAIAN DUNIA SESUAI UNDANG-UNDANG
DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

Tujuan Pembelajaran
 Setelah memahami materi, peserta didik mampu
menguraikan ketentuan tentang Hakikat hubungan
perjanjian internasional dengan tepat..
 Setelah mengerjakan tugas dengan mandiri,
peserta didik mampu menganalisis Hakikat C. Peran perwakilan
hubungan perjanjian internasional dengan benar. Indonesia di luar
 Melalui pengerjaan tugas dengan jujur, peserta negeri
didik telah menunjukkan Hakikat hubungan
perjanjian internasional dukungan terhadap
ketentuan dalam UUD NRI Tahun 1945 dengan
baik.
Tugas 5
MENGANALISIS DINAMIKA PERAN INDONESIA DALAM PERDAMAIAN
DUNIA

Petunjuk Teknis:

1.Pelajari,baca materi ini dengan baik dan jelas kemudian


buatkan rangkuman sampai materi Organisasi Internasional
dan untuk materi Ancaman di baca kemudian pelajari

2.Kerjakan tugas lima ini di buku catatan PPKn dengan diberi


nama tugas dua kemudian sertakan tanggal pengerjaan

3.Silahkan absen yang sudah mengerjakan hubungi ibu via


WA. 0813 1855 8331
Perwakilan Negara RI di Luar Negeri

a. Landasan Hukum

Pasal 13 UUD 1945 menyebutkan bahwa:


1. Presiden mengangkat duta dan konsul.
2. Dalam hal mengangkat duta; Presiden memperhatikan
pertimbangan DPR.
3. Presiden menerima penempatan duta negara lain dengan
memperhatikan pertimbangan DPR.

Presiden sebagai Kepala Negara, mengangkat dan menerima duta dari


negara lain. Prosedur maupun teknis pelaksanaannya, diatur oleh
Menteri Luar Negeri.
PERWAKILAN DIPLOMATIK REPUBLIK INDONESIA

No Diplomatik Uraian
1. Tugas Pokok  Menyelenggarakan hubungan dengan negara lain atau hubungan
Perwakilan kepala negara dengan pemerintah asing.
Diplomatik  Mengadakan perundingan tentang masalah yang dihadapi kedua
negara dan berusaha untuk menyelesaikannya.
 Mengurus kepentingan negara serta warga negaranya di negara lain.
 Apabila dianggap perlu, dapat bertindak sebagai tempat pencatatan
sipil, pemberian paspor, dsb.

2. Fungsi  Mewakili negara pengirim di dalam negara penerima.


Perwakilan  Melindungi kepentingan negara pengirim dan warga negaranya di
Diplomatik negara penerima di dalam batas-batas yang diijinkan oleh hukum
Berdasarkan internasional.
Kongres Wina  Mengadakan persetujuan dengan pemerintah negara penerima.
1961
 Memberikan keterangan tentang kondisi dan perkembangan negara
penerima, sesuai UU dan melaporkan kepada pemerintah negara
pengirim.
 Memelihara hubungan persahabatan antara kedua negara.
Fungsi Perwakilan diplomatik, menurut Konggres Wina 1961, mencakup hal-hal
berikut :

1. Mewakili negara pengirim di dlm negara penerima.


2. Melindungi kepentingan negara pengirim dan warga negaranya di negara
penerima di dalam batas-batas yang diijinkan oleh hukum internasional.
3. Mengadakan persetujuan dgn pemerintah negara penerima.
4. Memberikan keterangan tentang kondisi dan perkembangan negara penerima,
sesuai dengan undang-undang dan melaporkan kepada pemerintah negara
pengirim.
5. Memelihara hubungan persahabatan kedua negara.
3. Peranan Dalam membina hubungan internasional, diperlukan taktik dan
Perwakilan prosedur tertentu untuk mencapai tujuan nasional suatu negara,
Diplomatik sehingga kepentingannya dapat diperkenalkan kepada negara lain
dengan jalan diplomatik.
Dalam arti luas, diplomasi meliputi seluruh kegiatan politik luar
negeri sebagai berikut:
Menentukan tujuan dengan menggunakan semua daya dan
tenaga dalam mencapai tujuan tersebut.
Menyesuaikan kepentingan bangsa lain dengan kepentingan
nasional sesuai dengan tenaga dan daya yang ada.
Menentukan apakah tujuan nasional sejalan atau berbeda
dengan kepentingan negara lain.
Menggunakan sarana dan kesempatan yang ada dengan
sebaik-baiknya. Pada umumnya dalam menjalankan tugas
diplomasi antar bangsa, setiap negara menggunakan sarana
diplomasi ajakan, konferensi, dan menunjukkan kekuatan
militer dan ekonomi.
4. Tujuan  Memelihara kepentingan negaranya di negara penerima,
Diadakan sehingga jika terjadi sesuatu urusan, perwakilan tersebut
Perwakilan dapat mengambil langkah-langkah untuk menyelesaikannya.
Diplomatik  Melindungi warga negara sendiri yang bertempat tinggal di
negara penerima.
 Menerima pengaduan-pengaduan untuk diteruskan kepada
pemerintah negara penerima.

Istilah diplomatik (diplomacy), dalam hubungan internasional ”berarti sarana yang


sah (legal), terbuka dan terang-terangan yang digunakan oleh sesuatu negara
dalam melaksanakan politik luar negerinya”. Untuk menjalin hubungan diantara
negara-negara itu, biasanya negara tersebut saling menempatkan perwakilannya
(Keduataan atau Konsuler).
PERWAKILAN NEGARA DI NEGARA LAIN DALAM ARTI NON POLITIS
(KONSULER)

FUNGSI PERWAKILAN KONSULER

1. Melaksanakan usaha peningkatan hubungan dengan negara penerima


di bidang perekonomian, perdagangan, perhubungan, kebudayaan dan
ilmu pengetahuan.
2. Melindungi kepentingan nasional negara dan warga negara yang berada
dalam wilayah kerjanya.
3. Melaksanakan pengamatan, penilaian, dan pelaporan.
4. Menyelenggarakan bimbingan dan pengawasan terhadap warga negara
di wilayah kerjanya.
5. Menyelenggarakan urusan pengamanan, penerangan, konsuler,
protokol, komunikasi dan persandian.
6. Melaksanakan urusan tata usaha, kepegawaian, keuangan,
perlengkapan dan urusan rumah tangga perwakilan Konsuler.
Bagi bangsa Indonesia hubungan kerjasama antar negara merupakan
jalinan antar negara yang mengacu pada beberapa landasan hukum :

 Pembukaan UUD 1945 alenia IV


 Pasal 1 Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
 Perjanjian internasional (traktat = treaty)
 Deklarasi Juanda 13 Desember 1957 yang diakui PBB pada tanggal
10 Desember 1982 dan disahkan oleh pemerintah Indonesia
dengan Undang-Undang No. 17 Tahun 1985 tentang Hukum Laut.
B. Peran Indonesia dalam Menciptakan Perdamaian Dunia
melalui Organisasi Internasional

Organisasi internasional ASEAN

ASEAN adalah singkatan dari "Association of Southeast Asian


Nations" atau Persatuan Negara-Negara Asia Tenggara. ASEAN
didirikan pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok.

ASEAN didirikan oleh lima negara pemrakarsa, yaitu Indonesia, Malaysia,


Filipina, Singapura dan Thailand di Bangkok melalui Deklarasi Bangkok. Menteri
luar negeri penandatangan Deklarasi Bangkok kala itu ialah Adam Malik
(Indonesia), Narciso R. Ramos (Filipina), Tun Abdul Razak (Malaysia), S.
Rajaratnam (Singapura), dan Thanat Khoman (Thailand).
Asas Keanggotaan Asean Adalah Terbuka. Asean Memberi Kesempatan
Kerja Sama Kepada Negara-negara Lain.

PEMBENTUKAN ASEAN, DIDASARKAN PADA PRINSIP-PRINSIP :


1. Saling mengormati terhadap kemerdekaan, kedaulatan, kesamaan, integritas
wilayah nasional dan identitas nasional setiap negara,
2. Mengakui hak setiap bangsa untuk penghidupan nasional yang bebas dari campur
tangan luar, subversif dan intervensi dari luar,
3. Tidak saling turut campur urusan dlm negeri masing-masing,
4. Penyelesaian perbedaan atau pertengkaran dan persengketaan secara damai,
5. Tidak mempergunakan ancaman (menolak penggunaan kekuatan) militer, dan
6. Menjalankan kerjasama secara efektif antara anggota.
ORGANISASI ASEAN DIDIRIKAN DENGAN TUJUAN :
1. Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan
pengembangan kebudayaan di kawasan Asia Tengggara,
2. Meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional dengan jalan
menghormati keadilan dan tertib hukum,
3. Meningkatkan kerja sama yang aktif dlm bidang ekonomi, sosial, budaya,
teknik, ilmu pengetahuan & adminsitrasi,
4. Saling memberikan bantuan dalam bentuk sarana-sarana latihan dan
penelitian,
5. Meningkatkan penggunaan pertanian, industri, perdaga-ngan, jasa dan
meningkatkan taraf hidup, dan
6. Memelihara kerja sama yang erat dan bermanfaat dengan organisasi-
organisasi internasional dan regional.
STRUKTUR ASEAN

Sebelum KTT Bali 1976 Setelah KTT Bali 1976


1. ASEAN Mininsterial Meeting 1. Summit Meeting
(Sidang Tahunan Para (Pertemua kepala
Menteri). pemerintahan) yang
2. Standing Committe (Badan merupakan otoritas /
yang bersidang di antara dua kekuasaan tertinggi di
sidang Menlu negara ASEAN dalam ASEAN.
untuk menangani persoalan- 2. ASEAN Ministering
persoalan yang memerlukan Meeting (Sidang tahunan
keputusan para menteri). para menteri luar negeri).
3. Komite-komite tetap dan 3. Sidang para menteri
komite-komite khusus. lainnya (non-ekonomi).
4. Sekretariat nasional ASEAN 4. Standing Commite.
pada setiap ibu kota negara- 5. Komite-komite.
negara ASEAN.
Sekretariat ASEAN berada di Jakarta
yang dipimpin oleh Sekretariat
Jenderal atas dasar pengangkatan
oleh para Menteri Luar Negeri secara
bergilir, dengan masa jabatan selama
2 (dua) tahun.
STRUKTUR ASEAN

Sebelum KTT Bali 1976 Setelah KTT Bali 1976


1. ASEAN Mininsterial Meeting 1. Summit Meeting
(Sidang Tahunan Para (Pertemua kepala
Menteri). pemerintahan) yang
2. Standing Committe (Badan merupakan otoritas /
yang bersidang di antara dua kekuasaan tertinggi di
sidang Menlu negara ASEAN dalam ASEAN.
untuk menangani persoalan- 2. ASEAN Ministering
persoalan yang memerlukan Meeting (Sidang tahunan
keputusan para menteri). para menteri luar negeri).
3. Komite-komite tetap dan 3. Sidang para menteri
komite-komite khusus. lainnya (non-ekonomi).
4. Sekretariat nasional ASEAN 4. Standing Commite.
pada setiap ibu kota negara- 5. Komite-komite.
negara ASEAN.
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN adalah konferensi puncak antara pemimpin-
pemimpin negara anggota ASEAN.

Pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN


No KTT Resmi KTT Tidak Resmi
1. KTT ke-1 di Bali-Indonesia, 23-24 KTT Tidak Resmi ke-1 di Jakarta-
Februari 1976. Indonesia, tanggal 30 November 1996.
2. KTT ke-2 di Kuala Lumpur- KTT Tidak Resmi ke-2 di Kuala Lumpur-
Malaysia, 4-5 Agustus 1977. Malaysia, tanggal 14-16 Desember 1997.

3. KTT ke-3 di Manila-Filipina, 14-15 KTT Tidak Resmi ke-3 di Filipina, tgl 27-
Des 1987. 28 Nov 1999.
4. KTT ke-4 di Singapura, 27-29 KTT Tidak Resmi ke-4 di Singapura, 22-
Januari 1992. 25 Nov 2000.
5. KTT ke-5 di Bangkok-Thailand, 14-
15 Des 1995.
6. KTT ke-6 di Hanoi-Vietnam, 15-16 Desember 1998.

7. KTT ke-7 di Bandar Seri Begawan-Brunei Darussalam, 5-6 November


2001.
8. KTT ke-8 di Phnom Penh-Kamboja, 4-5 November 2002.

9. KTT ke-9 di Bali-Indonesia, 7-8 Oktober 2003.

10. KTT ke-10 di Vientiane-Laos, 29-30 November 2004.

11. KTT ke-11 di Kuala Lumpur-Malaysia, 12-14 Desember 2005.

12. KTT ke-12 di Cebu-Filipina, Desember 2006.


Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia - Afrika

KTT Asia-Afrika disebut juga Konferensi Bandung, mrp konferensi tingkat


tinggi antara negara-negara Asia dan Afrika, kebanyakan dari negara yang
baru saja memperoleh kemerdekaan.
Diselenggarakan oleh Indonesia, Myanmar (dahulu Burma), Sri Lanka
(dahulu Ceylon), India dan Pakistan yang dikoordinasi oleh Menteri Luar
Negeri Indonesia Roeslan Abdulgani.
Berlangsung dari tgl. 18 s.d. 24 April 1955, di Gedung Merdeka Bandung
(Indoensia) dengan tujuan mempromosikan kerjasama ekonomi dan
kebudayaan Asia-Afrika dan melawan ”kolonialisme” atau
”neokolonialisme” Amerika Serikat, Uni Soviet, atau negara imperialis
lainnya.
Dasasila Bandung adalah 10 (sepuluh) poin hasil pertemuan KTT AA yang
dilaksanakan pada bulan April 1955 di Bandung. Dengan substansi tentang
"pernyataan mengenai dukungan bagi kedamaian dan kerjasama dunia"

1. Menghormati hak-hak dasar manusia dan tujuan-tujuan serta asas-asas


yang termuat di dalam piagam PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa).
2. Menghormati kedaulatan & integritas teritorial semua bangsa
3. Mengakui persamaan semua suku bangsa dan persamaan semua bangsa,
besar maupun kecil.
4. Tidak melakukan campur tangan atau intervensi dalam persoalan-persoalan
dalam negeri negara lain.
5. Menghormati hak setiap bangsa untuk mempertahankan diri sendiri secara
individu maupun secara kolektif, yang sesuai dengan Piagam PBB.
6. (a) Tidak menggunakan peraturan-peraturan dan pertahanan kolektif untuk
bertindak bagi kepentingan khusus dari salah satu negara-negara besar, (b)
Tidak melakukan campur tangan terhadap negara lain.
7. Tidak melakukan tindakan ataupun ancaman agresi maupun penggunaan
kekerasan terhadap integritas teritorial atau kemerdekaan politik suatu
negara.
8. Menyelesaikan segala perselisihan internasional dengan cara damai, seperti
perundingan, persetujuan, arbitrasi, atau penyelesaian masalah hukum,
ataupun lain-lain cara damai, menurut pilihan pihak-pihak yang bersangkutan,
yang sesuai dengan Piagam PBB.
9. Memajukan kepentingan bersama dan kerjasama.
10. Menghormati hukum dan kewajiban–kewajiban internasional
Gerakan Non-Blok (GNB) (Non-Aligned Movement/NAM) adalah suatu
organisasi Internasional yang dibentuk pada tahun 1961 oleh Josep Broz
Tito (presiden Yugoslavia), Sekarno (presiden Indonesia), Gamal Abdul
Nasser (presiden Mesir), Pandit Jawaharlal Nehru (perdana menteri
India), Kwane (Presiden Ghana).

GNB membawa negara-negara lain yang tidak ingin beraliansi dengan


negara-negara adidaya peserta Perang Dingin bersama. Anggota-
anggota penting termasuk India, Mesir, dan untuk suatu masa, Republik
Rakyat Tiongkok. Brasil tidak pernah menjadi anggota resmi gerakan
tersebut.
Tujuan Gerakan Non Blok adalah:

1. Mendukung perjuangan dekolonialisasi dan memegang teguh


perjuangan melawan imperialisme, kolonialisme, neokolonialisme,
rasialisme apartheid, dan zionisme.
2. Wadah perjuangan negara-negara yang sedang berkembang.
3. Mengurangi ketegangan blok Barat yang dipimpin oleh Amerika
Serikat dan blok Timur yang dipimpin oleh Uni Soviet (Rusia).
4. Tidak membenarkan usaha penyelesaian sengketa dengan kekerasan
senjata.
Perserikatan Bangsa-Bangsa
Perserikatan Bangsa-Bangsa/PBB (United Nations/UN) merupakan organisasi
internasional yang anggotanya hampir seluruh negara di dunia.

PBB dibentuk untuk memfasilitasi dalam hukum internasional, pengamanan


internasional, lembaga ekonomi, dan perlindungan sosial.

Bahasa Resmi : Inggris, Mandarin, Perancis, Rusia, Arab, Spanyol.


Sekretaris Jenderal : Ban Ki-Moon (sejak 2006). Didirikan, 24 Oktober
1945. Jumlah Anggota : 192 Negara, Bermarkas di New York City (AS)
Tujuan PBB adalah berikut ini.
• Memelihara perdamaian dan keamanan internasional.
• Mengembangkan hubungan-hubungan persaudaraan antara
bangsa-bangsa.
• Menciptakan kerjasama dalam memecahkan masalah usaha
internasional dalam bidang ekonomi, sosial budaya, dan hak
asasi.
• Menjadikan PBB sebagi pusat usaha dalam mewujudkan
tujuan bersama cita-cita di atas.
Asas-asas PBB adalah sebagai berikut :
1. Berdasarkan persamaan kedaulatan dari semua
anggotanya.
2. Semua anggota harus memenuhi dengan ikhlas kewajiban-
kewajiban mereka sebagaimana tercantum dalam Piagam
PBB.
3. Semua anggota harus menyelesaikan persengketaan-
persengketaan internasional dengan jalan damai tanpa
membahayakan perdamaian, kemanan dan keadilan.
4. Dalam hubungan-hubungan internasional semua anggota
harus menjauhi penggunaan ancaman atau kekerasan
terhadap orang lain.
Konferensi San Fransisco menghasilakan suatu piagam yang menyebutkan
organ utama PBB sebagai berikut :

DEWAN EKONOMI DEWAN


SEKRETARIS
DAN SOSIAL KEAMANAN

DEWAN MAHKAMAH
MAJELIS UMUM
PERWALIAN INTERNASIONAL
Majelis Umum PBB atau Sidang Umum PBB, terdiri
dari anggota dari seluruh negara anggota dan
bertemu setiap tahun dibawah seorang Presiden
Majelis Umum PBB yang dipilih dari wakil-wakil.

Tugas dan kekuasaan Majelis Umum :


1. Berhubungan dengan perdamaian dan keamanan internasional,
2. Berhubungan dengan kerja sama ekonomi, kebudayaan, pendidikan,
kesehatan dan perikemanusiaan,
3. Berhubungan dgn perwakilan internasional termasuk daerah yang belum
mempunyai pemerintahan sendiri yg bukan daerah strategis,
4. Berhubungan dengan keuangan,
5. Penetapan keanggotaan,
6. Mengadakan perubahan piagam,
7. Memilih anggota tidak tetap Dewan Keamanan, Ekonomi, dan Sosial,
Dewan Perwalian, Hakim Mahkamah Internasional, dsb.
Dewan Ekonomi dan Sosial dipilih oleh Sidang Umum
untuk masa 3 (tiga) tahun dan bersidang sedikitnya tiga kali
dalam setahun.

Tugas ECOSOC :
1. Bertanggung jawab dlm menyelenggarakan kegiatan ekonomi dan sosial
yang digariskan oleh PBB.
2. Mengembangkan ekonomi, sosial dan budaya.
3. Memupuk hak asasi manusia.
4. Mengkoordinasi kegiatan-kegiatan dari bidang khusus dengan
berkonsultasi dan menyampaikannya pada sudang umum kepada
mereka & anggota PBB.
Dewan Perwalian (Trusteeship Council), mrp lembaga PBB yang dibentuk
dalam rangka untuk mendorong, membantu mengusahakan kemajuan
penduduk Daerah perwalian untuk mencapai kemerdekannya.

Fungsi Dewan Perwalian adalah:


• Mengusahakan kemajuan penduduk daerah perwalian dalam negara
untuk mencapai kemerdekaan sendiri,
• Memberikan dorongan untuk menghormati hak-hak manusia,
• Melaporkan hasil pengawasan kepada Sidang Umum PBB.
Mahkamah Internasional (MI) ialah badan perlengkapan PBB
yang anggotanya terdiri atas ahli hukum dari berbagai negara
anggota dengan masa jabatan selama 9 tahun.

Tugas pokok Mahkamah Internasional :


1. Memeriksa perselisihan atau sengketa antara negara-negara anggota
PBB yang diserahkan kepada MI.
2. Memberi pendapat kepada Majelis Umum tentang penyelesaian
sengketa antara negara-negara anggota PBB.
3. Menganjurkan Dewan Keamanan PBB untuk bertindak terhadap salah
satu pihak yang menghiraukan keputusan Mahkamah Internasional.
4. Memberi nasihat tentang persoalan hukum kepada Majelis Umum dan
Dewan Keamanan.
KERJA SAMA DAN PERJANJIAN INTERNASIONAL YANG
BERMANFAAT BAGI INDONESIA
No Jenis/Bentuk Keterangan/Uraian Manfaat Yang Diperoleh
1. Bilateral  Persetujuan RI dan RRC  Ada kejelasan dalam penga-
mengenai Dwi turan kewarganegaraan
Kewarganegaraan, telah keturunan Cina yang sudah
disahkan dengan keluarnya berumur 18 tahun, apakah
Undang-Undang No. 2 mau menjadi WNI atau
Tahun 1958. kembali menjadi warga
negara Cina dengan
sukarela.
 Perjanjian RI – Malaysia  Ada kejelasan (terhindar dari
tentang Penetapan Garis konflik) dalam pemanfaatan
Landas Kontinen kedua laut baik sebagai sarana
negara (di selat Malaka transportasi air maupun
dan Laut Cina Selatan) untuk kepentingan
ditandatangani pada penangkapan ikan,
tanggal 27 Oktober 1969 eksplorasi kekayaan laut,
dan mulai berlaku tanggal mineral dan tambang.
7 November 1969.
2. Regional  Pembentukan ASEAN yang  Mempercepat proses pertum-
diprakarsai oleh pemimpin buhan ekonomi, kemajuan
Indonesia, Malaysia, Filipina, sosial dan pengembangan
Singapura dan Thailand melalui budaya. Demikian juga, jika
Deklarasi Bangkok pada tanggal terjadi konflik hal ini dapat
8 Agustus 1967. dengan mudah dilesaikan
melalui jalan damai.

 Persetujuan dibentuknya  Dapat meningkatkan investasi


kawasan perdagangan bebas langsung ke negara-negara
ASEAN yaitu AFTA (ASEAN Free ASEAN, dan khususnya negara
Trade Area), yang Indonesia.
ditandatangani pada tahun  Meningkatkan daya saing dan
1995 oleh negara-negara penghapusan bea ekspor-
Indonesia, Malaysia, Filipina, impor bagi negara-negara yang
Singapura dan Thailand. berada di kawasan ASEAN
(termasuk negara Indonesia).
3. Multilateral  Masuknya negara RI menjadi  Mempercepat proses
anggota PBB (pertama kali pada penyelesaian konflik Indonesia-
tanggal 28 Sep 1950), kemudian Belanda (penjajah), sehingga
keluar pada tanggal 7 Januari mau mengakui kedaulatan
1965 dan masuk kembali pada Indonesia pada tanggal 27
tanggal 28 September 1966. Desember 1949.
 Pembentukan Gerakan Negara-  Sebagai wadah dalam upaya
negara Non Blok melalui KTT menumbuhkan sikap solidaritas
yang pertama pada tahun 1961 negara-negara di kawasan Asia-
di Beograd (Yugoslavia) dan Afrika dalam memperjuangkan
dipelopori oleh negara kemerdekaannya sekaligus
Indonesia, Yugoslavia, Mesir, melawan kolonialisme,
India dan Ghana. rasialisme dan zionisme.
 Pengesahan Konvensi Inter-  Masyarakat Indonesia akan lebih
nasional tentang Penghapusan memahami bahwa sebagai
segala bentuk diskriminasi rasial bagian masyarakat internasional
1965, dengan dikeluarkannya harus menghormati,
Undang-Undang No. 29 Tahun menghargai, dan menjunjung
1999. tinggi prinsip dan tujuan Piagam
PBB serta HAM.
BAB 5
MENGKAJI KASUS-KASUS ANCAMAN TERHADAP IDEOLOGI, POLITIK,EKONOMI,SOSIAL BUDAYA, PERTAHANAN DAN KEAMANAN
DAN STRATEGI DALAM MENGATASINYA DALAMBINGKAI BHINNEKA TUNGGAL IKA

Tujuan Pembelajaran
 Setelah memahami materi, peserta didik mampu
menguraikan ketentuan tentang Ancaman
dengan tepat..
 Setelah mengerjakan tugas dengan mandiri,
peserta didik mampu mengkaji Ancaman dengan
benar.
 Melalui pengerjaan tugas dengan jujur, peserta
didik telah menunjukkan Ancaman dukungan
terhadap ketentuan dalam UUD NRI Tahun 1945
dengan baik. C. Partisipasi masyarakat
terhadap Ancaman
Makna yang terkandung dalam lagu
“Dari Sabang sampai Merauke”
1)Luasnya negara Indonesia.
2)Negara kepulauan terbesar di dunia
3)Kebhinnekaan suku bangsa, bahasa, adat
istiadat, dan sebagainya.
Dalam membangun integrasi nasional, Bangsa Indonesia selalu
dihadapkan pada ATHG, yaitu:

1. Ancaman, merupakan suatu hal atau usaha yang bersifat mengubah atau
merombak kebijaksanaan yang dilakukan secara konsepsional, kriminal,
serta politik.
2. Tantangan, merupakan suatu hal atau usaha yang bertujuan atau bersifat
menggugah kemampuan
3. Hambatan, merupakan suatu hal atau usaha berasal dari diri sendiri yang
bertujuan
melemahkan atau menghalangi secara tidak konsepsional
4. Gangguan, merupakan usaha dari luar yang bertujuan melemahkan atau
menghalangi secara tidak konsepsional.
Kebhinnekaan dikatakan sebagai
potensi
Akan membuat bangsa kita menjadi
bangsa yang besar dan memiliki kekayaan
yang melimpah, baik kekayaan alam
maupun kekayaan budaya yang dapat
menarik minat para wisatawan asing untuk
mengunjungi Indonesia.
Kebhinnekaan sebagai tantangan
bahkan ancaman
Mudah membuat rakyat Indonesia
berbeda pendapat yang dapat membuat
emosinya lepas kendali, mudah tumbuhnya
perasaan kedaerahan yang sempit yang
sewaktu-waktu dapat menjadi ledakan
yang mengancam integrasi nasional atau
persatuan dan kesatuan bangsa.
Posisi silang Indonesia dari aspek
kewilayahan
Indonesia berada di tengah-tengah dunia,
dilewati garis khatulistiwa, diapit oleh dua
benua yaitu Asia dan Australia, serta berada di
antara dua samudera yaitu Samudera Hindia
dan Pasifik. Kondisi tersebut menunjukkan
bahwa wilayah Indonesia berada pada posisi
silang sangat strategis
Posisi silang Indonesia dari aspek
kehidupan sosial

• Berada di antara daerah berpenduduk padat di


belahan utara dan jarang di belahan selatan.
• Ideologi komunisme dan liberalisme.
• Demokrasi rakyat di utara (Asia daratan bagian
utara) dan demokrasi liberal di selatan.
• sistem ekonomi sosialis di utara dan kapitalis di
selatan.
• Masyarakat sosialis di utara dan individualis
di selatan.
• Kebudayaan timur di utara dan kebudayaan
barat di selatan.
• Sistem pertahanan kontinental di utara dan
maritim di barat, selatan, dan timur
Hal-hal yang menjadi ancaman bagi
integrasi nasional
• Ancaman militer
• Ancaman non militer berdimensi
IPOLEKSOSBUDHANKAM (Ancaman tersebut
bisa berasal dari dalam negeri maupun luar
negeri):
Ancaman di bidang Ideologi
• Ideologi komunis dan liberal yang disokong
Rusia dan AS
Ancaman di bidang Politik
• Intimidasi, provokasi, atau blokade politik
merupakan bentuk ancaman non-militer
berdimensi politik yang sering kali digunakan oleh
pihak-pihak lain untuk menekan negara lain.
• Dari dalam negeri: pengerahan massa untuk
menumbangkan pemerintah yang berkuasa.
Bentuk lain yang digunakan adalah
• menggalang kekuatan politik untuk melemahkan
kekuasaan pemerintah. Separatisme.
ancaman di bidang Ekonomi
• Globalisasi perekonomian akan membuka
peluang pasar produk dalam negeri ke pasar
internasional secara kompetitif dan sebaliknya
• Indonesia akan dibanjiri oleh barang-barang
dari luar negeri.
• Cepat atau lambat perekonomian negara kita
akan dikuasai oleh pihak asing
• Kesenjangan sosial yang tajam sebagai akibat
dari adanya persaingan bebas
• Sektor ekonomi rakyat yang diberikan subsidi
semakin berkurang
Ancaman di bidang sosbud
isu-isu kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan,
dan ketidakadilan.
gaya hidup konsumtif, hedonisme yaitu kenikmatan
pribadi dianggap sebagai suatu nilai hidup tertinggi,
sikap individualisme, westernisasi, yaitu gaya hidup
yang selalu berorientasi kepada budaya barat
Semakin memudarnya semangat gotong royong,
solidaritas, kepedulian, dan kesetiakawanan sosial
Ancaman di bidang hankam
Agresi/invasi, pelanggaran wilayah,
pemberontakan bersenjata, sabotase, spionase,
aksi teror bersenjata, ancaman keamanan laut
dan udara
Strategi mengatasi ancaman di bidang
Ideologi
• menumbuhkan pemerintahan yang kuat,
mandiri, dan tahan uji, serta mampu
mengelola konflik kepentingan.
• Pengelolaan konflik kepentingan dilakukan
dengan tetap memperteguh wawasan
kebangsaan yang berlandaskan Bhinneka
Tunggal Ika.
Strategi mengatasi ancaman di bidang
politik
• Mengembangkan demokrasi politik.
• Mengaktifkan masyarakat sipil dalam arena politik.
• Mengadakan reformasi lembaga-lembaga politik agar
menjalankan fungsi dan peranannya secara baik dan
benar.
• Memperkuat kepercayaan rakyat dengan cara
menegakkan pemerintahan yang bersih dan
berwibawa.
• Menegakkan supremasi hukum.
• Memperkuat posisi Indonesia dalam kancah politik
internasional
Strategi untuk mengatasi ancaman di
bidang ekonomi
• memperkuat produksi domestik bagi pasar dalam negeri
sehingga dapat memperkuat perekonomian rakyat.
• Pertanian dijadikan prioritas utama, karena mayoritas
penduduk Indonesia bermatapencaharian sebagai petani.
• Industri-industri haruslah menggunakan bahan baku dalam
negeri
• Perekonomian berorientasi pada kesejahteraan rakyat.
• Tidak bergantung pada badan-badan multilateral seperti
IMF, Bank Dunia, dan WTO.
• Mempererat kerja sama dengan negara berkembang untuk
menghadapi kepentingan negara-negara maju
Strategi untuk mengatasi ancaman di
bidang sosbud
memelihara keseimbangan dan keselarasan
fundamental, yaitu keseimbangan antara
manusia dengan alam semesta, manusia dengan
masyarakat, manusia dengan Tuhan,
keseimbangan kemajuan lahir dan kesejahteraan
batin. Kesadaran akan perlunya keseimbangan
dan keserasian melahirkan toleransi yang tinggi
sehingga dapat menjadi bangsa yang
berbhinneka dan bertekad untuk selalu hidup
bersatu
strategi untuk mengatasi ancaman di
bidang hankam.
menggunakan sistem pertahanan dan keamanan
rakyat semesta (sishankamrata). Sistem
pertahanan dan kemanan rakyat semesta pada
hakikatnya adalah segala upaya menjaga
pertahanan dan keamanan negara yang seluruh
rakyat dan segenap sumber daya nasional,
sarana dan prasarana nasional, serta seluruh
wilayah negara merupakan satu kesatuan
pertahanan yang utuh dan menyeluruh.
Partisipasi Warga Negara Dalam Mengatasi Ancaman
Upaya untuk mengatasi ancaman tersebut bukan hanya tanggung jawab
pemerintah dan TNI/Polri saja, tetapi seluruh warga negara Indonesia juga
bertanggung jawab untuk berpartisipasi dalam mengatasi berbagai macam
ancaman tersebut.
Bentuk Partisipasi Warga Negara Dalam Mengatasi UndangUndang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 secara tersirat sudah
menentukan bentuk partisipasi warga negara melalui usaha bela negara.
Hal tersebut dapat dilihat dalam pasal berikut.

1. Pasal 27 Ayat (3) menyatakan bahwa” Setiap warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara”.
2. Pasal 30 Ayat (1) dan (2) menyatakan bahwa” (1) Tiaptiap warga negara
berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan
negara; (2) Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan
melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara
Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai
kekuatan utama, dan rakyat sebagai kekuatan pendukung”.
Selain itu kewajiban bela negara juga diatur dalam undang-undang organik.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia Pasal 68 menyatakan bahwa ”Setiap warga negara wajib ikut serta
dalam upaya pembelaan negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang
undangan”. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2002 tentang
Pertahanan Negara Pasal 9 Ayat (1) menjelaskan bahwa ”Setiap warga negara
berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara yang diwujudkan dalam
penyelenggaraan pertahanan negara”.
Ketentuan-ketentuan tersebut menegaskan bahwa bela negara yang dilakukan oleh warga
negara merupakan hak dan kewajiban membela serta mempertahankan kemerdekaan dan
kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa dari segala
ancaman Pembelaan yang diwujudkan dengan keikutsertaan dalam upaya pertahanan
negara merupakan tanggung jawab dan kehormatan setiap warga negara. Oleh karena itu,
warga negara mempunyai kewajiban ikut serta dalam pembelaan negara, kecuali
ditentukan dengan undang-undang. Dengan demikian, terkandung pengertian bahwa
upaya pertahanan negara harus didasarkan pada kesadaran akan hak dan kewajiban warga
negara, serta keyakinan pada kekuatan sendiri.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2002 tentang
Pertahanan Negara Pasal 9 Ayat (1), ditegaskan berbagai bentuk usaha pembelaan
negara yang meliputi hal-hal berikut.
1. Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan pelajaran wajib yang diajarkan di tingkat
pendidikan dasar, menengah, dan tinggi. Pendidikan kewarganegaraan dapat
memupuk jiwa patriotik, rasa cinta tanah air, semangat kebangsaan,
kesetiakawanan sosial, kesadaran akan sejarah perjuangan bangsa Indonesia dan
sikap menghargai jasa para pahlawan. Pendidikan kewarganegaraan dapat
memberikan pemahaman, analisis, dan menjawab masalah yang dihadapi oleh
masyarakat, bangsa, dan negara secara berkesinambungan dan konsisten dengan
cita-cita dan sejarah nasional.
2. Pelatihan Dasar Kemiliteran
Selain TNI, salah satu komponen warga negara yang mendapat pelatihan dasar
militer adalah siswa sekolah menengah dan unsur mahasiswa. Unsur mahasiswa
tersusun dalam organisasi Resimen Mahasiswa (Menwa). Setelah memasuki
resimen tersebut, mahasiswa harus mengikuti latihan dasar kemiliteran. Adapun,
siswa sekolah menengah dapat mengikuti organisasi yang menerapkan dasar-dasar
kemiliteran, seperti Pramuka, Patroli Keamanan Sekolah (PKS), Pasukan Pengibar
Bendera (Paskibra), Palang Merah Remaja (PMR), dan organisasi lainnya.
3. Pengabdian sebagai Tentara Nasional Indonesia (TNI)
TNI dan Polri merupakan unsur utama dalam usaha pertahanan dan keamanan
rakyat. Prajurit TNI dan Polri merupakan pelaksana dan kekuatan utama dalam
usaha pertahanan dan keamanan negara. Setiap warga negara berhak untuk
mengabdi sebagai prajurit TNI dan Polri melalui syarat-syarat tertentu.

4. Pengabdian sesuai dengan Keahlian atau Profesi


Upaya bela negara tidak hanya melalui cara-cara militer saja tetapi banyak usaha
bela negara dapat dilakukan tanpa cara militer. Misalnya, sebagai atlet nasional
dapat mengharumkan nama bangsa dengan meraih medali emas dalam
olimpiade olahraga. Selain itu, siswa yang ikut Olimpiade Fisika, Matematika atau
Kimia di luar negeri dan mendapatkan penghargaan merupakan prestasi yang
menunjukkan upaya bela negara. Pengabdian sesuai dengan profesi adalah
pengabdian warga negara untuk kepentingan pertahanan negara termasuk dalam
menanggulangi dan memperkecil akibat yang ditimbulkan oleh perang, bencana
alam, atau bencana lainnya.
TUGAS EVALUASI 1 BAB 4 KELAS X1
SEMESTER 2
• Coba kalian lakukan identifikasi mengenai oraganisasi
internasional lainnya yang diikuti oleh Indonesia.
Tuliskan hasil identifikasi dalam tabel di bawah ini.
No Nama Organisasi Internasional Peran Indonesia

1.

2.

3.

4.

5.
TUGAS EVALUASI 1 BAB 5 PPKN KELAS
X1 SEMESTER 2
Pada saat ini, sering sekali terjadi kasus-kasus bernuansa politik yang
berpotensi melumpuhkan integrasi nasional seperti kerusuhan yang
disebabkan ketidakpuasan terhadap hasil pilkada. Sebagai salah satu upaya
untuk meningkatkan kewaspadaan akan hal tersebut, coba kalian
identifikasi kasus-kasus tersebut dan tuliskan hasil identifikasi kalian pada
tabel di bawah ini:
No Jenis Kasus Faktor Penyebab Dampak yang Muncul

1.

2.

3.

4.

5.

Anda mungkin juga menyukai