Anda di halaman 1dari 5

Peran Indonseia dalam Mewujudkan Perdamaian Dunia

PERAN INDONESIA DALAM MEWUJUDKAN PERDAMAIAN DUNIA

1. HUBUNGAN INTERNASIONAL
A. Pengertian Hubungan Internasional
1) Tygve Nathlessen
Hubungan internasional adalah bagian dari ilmu politik, oleh karena itu komponen hubungan internasional sendiri tak lepas
dari politik internasional, organisasi dan administrasi internasional serta hukum internasional.
2) Charles A. Mc Clelland
Hubungan internasional adalah studi tentang keadaan-keadaan relevan yang mengelilingi interaksi.
3) RENSTRA ( Rencana Strategi Pelaksanaan Politik Luar Negeri Indonesia)
Hubungan antar bangsa dalam segenap aspeknya yang dilakukan suatu Negara yang meliputi aspek politik, ekonomi, social
budaya dan hankam dalam rangka mencapai tujuan nasional bangsa itu.
B. Sifat Hubungan Internasional
1) Persahabatan
2) Persengketaan
3) Permusuhan
4) Peperangan
C. Faktor pentingnya Hubungan internasional
Perlunya kerja sama dalam bentuk hubungan internasional antara lain karena factor-faktor berikut:
a. Faktor internal, yaitu adanya kekhawatiran terancamnya kelangsungan hidup yang akan datang, baik melalui kudeta
maupun intervensi dari negara lain.
b. Faktor eksternal, yaitu ketentuan hukum alam yang tidak dapat dipungkiri bahwa suatu negara tidak dapat berdiri sendiri
tanpa bantuan dan kerja sama dengan negara lain. Ketergantungan tersebut terutama dalam upaya memecahkan masalah
– masalah ekonomi, politik, hukum, sosial budaya, pertahanan, dan keamanan.
Selain itu, bagi bangsa indonesia, hubungan internasional diarahkan untuk hal-hal berikut:
a. Mempertahankan kemerdekaan bangsa dan menjaga keselamatan negara
b. Pembentukan satu negara Republik Indonesia yang berbentuk negara kesatuan dan negara kebangsaan yang demokratis.
c. Meningkatkan persaudaraan segala bangsa sebagai pelaksanaan cita-cita yang tersimpul di dalam Pancasila, dasar dan
filsafah negara kita
d. Pembentukan satu masyarakat yang adil dan makmur secara material ataupun spiritual dalam wadah Negara Kesatuan
Republik Indonesia
D. Sarana Hubungan Internasional
1) Diplomasi, seluruh kegiatan untuk melaksanakan politik luar negeri suatu Negara dalam hubungannya dengan Negara dan
bangsa lain.
2) Propaganda, usaha sistimatis untuk mempengaruhi pikiran, emosi pihak lain demi kepentingan kelompok.
3) Ekonomi, Pada masa tertentu semua negara harus terlibat dalam perdagangan internasional agar dapat memperoleh
barang yang tak dapat diproduksi dalam negeri., sehingga terjadi ekspor dan impor dari negara lain.
4) Kekuatan militer dan perang (show of Force), Latihan perang bersama kerap dilaksanakan untuk menampilkan kekuatan.
Namun yang lebih diutamakan bukanlah perang tetapi tindakan prevetif (Pencegahan) dari bahaya ancaman dan hubungan
internasional.
E. Asas Hubungan Internasional
1) Asas Teritorial yaitu hak dari suatu Negara atas wilayahnya, berhak menegakkan hokum terhadap barang dan semua
orang yang berada di wilayahnya.
2) Asas Kebangsaan yaitu kekuasan Negara atas warga negaranya, setiap warga Negara dimanapun ia berada tetap
mendapat perlakuan hokum dari negaranya. Asas ini memiliki kekuatan eksteritorial yaitu hukum Negara tersebut tetap
berlaku bagi warga negaranya walaupun berada di Negara asing.
3) Asas kepentingan umum Yaitu Negara dapat melindungi dan mengatur kepentingan dalam kehidupan masyarakat.
Negara dapat menyesuaikan diri dengan semua peristiwa yang ada hubungannya dengan kepentingan umum. Hukum
tidak terbatas oleh wilayah suatu Negara.
2. POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA
Prinsif Politik luar negeri Indonesia adalah bebas dan aktif.
a) Bebas berarti :
 Banga Indonesia bebas bergaul denagn bangsa manapun.
 Dalam pergaulan itu bangsa indonesia tidak Intervensi atau tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain.
 Dalam pergaulan itu terjadi saling memberi dan menerima bantuan dan pertolongan yang tidak mengikat.
b) Aktif berarti :
 Bangsa Indonesia aktif bekerjasama dengan bangsa lain untuk perdamaian dunia

ppkn xi 1
Peran Indonseia dalam Mewujudkan Perdamaian Dunia

 Bangsa indonesia aktif membela bangsa yang terancam keberadaan dan kedaulatannya atas dasar persamaan derajat
tidak termasuk intervensi.
Pelaksanaan kerjasama dan hubungan Internasional Presiden sebagai kepala negara dibantu oleh Menteri dan Departemen Luar
Negeri serta dibantu oleh para Duta dan Konsul yang diangkat oleh Presiden dan dibantu oleh Duta dan Konsul Negara lain yang
diterimanya. Pengangkatan Duta dan Konsul serta penerimaan Duta dan Konsulk negara lain telah diatur dalam pasal 13 UUD
1945, yang berbunyi :
1) Ayat 1 Presiden mengangkat duta dan konsul
2) Ayat 2 Dalam hal mengangkat duta, Presiden memperhatikan pertimbangan DPR
3) Ayat 3 Presiden menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan pertimbangan DPR.
3. PERWAKILAN NEGARA DI LUAR NEGERI
A. Perwakilan Diplomatik
Lembaga kenegaraan di luar negeri yang bertugas dalam membina hubungan politik dengan negara lain. Tugas ini dilakukan
oleh perangkat diplomatik yang meliputi duta besar, duta, kuasa usaha dan atase-atase.
Dalam praktik internasional ada dua jenis perwakilan diplomatik :
 Kedutaan Besar, yang ditugaskan tetap pada suatu negara tertentu untuk saling memberikan hubungan rutin antar negara
tersebut.
 Perutusan Tetap, yang ditempatkan pada suatu organisasi internasional (PBB).
1) Tingkatan dan kepangkatan perwakilan diplomatik menurut menurut Kongres di Aachen tahun 1918 sebagai berikut :
 Duta Besar ( Ambassador) adalah tingkatan tertinggi dalam perwakilan diplomatik. Duta Besar memiliki kekuasaan
penuh dan luar biasa dan ditempatkan pada negara yang punya hubungan erat dan banyak hubungan timbal balik.
Dalam beberapa hal seorang duta besar dapat memutuskan sesuatu yang menyangkut negaranya tanpa berkonsultasi
dengan kepala negaranya terlebih dahulu.
 Duta (Gerzant) adalah setingkat lebih rendah dari duta besar, biasanya ditempatkan pada negara yang tidak banyak
hubungan timbal balik dan derajat kereratan hubungan lebih rendah dari pada negara yang mengirim duta besar.
Segala persoalan. Segala persoalan yang menyangkut ke dua negara, seorang duta harus dikonsultasikan terlebih
dahulu dengan pemerintah negaranya.
 Menteri Presiden (Minister President) adalah mereka yang tidak dianggab sebagai wakil kepala negara, tetapi hanya
ditempatkan untuk mengurus urusan-urusan negaranya.
 Kuasa Usaha (Charge D’affair), kuasa usaha tidak diperbantukan kepada kepala negara, tetapi kepada menteri luar
negeri negara penerima. Berhubungan dengan kepala negara negara penerima melalui menteri luar negeri negara
penerima.
 Atase-atase, adalah tenaga ahli kedutaan, ada atase militer. atase perekonomian, atase pendidikan dan kebudayaan,
dll.
2) Fungsi dari perwakilan diplomatik adalah sebagai berikut:
 Wakil negara pengirim di negara penerima
 Melindungi kepentingan negara dan warga negara pengirim sesuai hukum internasional.
 Mengadakan perundingan dan persetujuan dengan negara penerima.
 Mengetahui keadan dan perkembangan di negara penerima dengan cara yang syah sesuai dengan Undang-undang dan
melaporkannya kepada negara pengirim.
 Memelihara persahabatan serta membina hubungan ekonomi, pendidikan dan kebudayaan, ilmu pengetahuan antara
negara pengirim dan penerima.
B. Perwakilan Konseler
Perwakilan Konsuler merupakan Lembaga kenegaraan di luar negeri yang bertugas dalam membina hubungan non politik
dengan negara lain.
Tugas pokok konsul kehormatan adalah menghubungkan perdagangan ke dua negara.
a) Tingkatan kepangkatan perwakilan konsuler :
 Konsul Jenderal, membawahi beberapa konsul yang ditempatkan di ibu kota negara tempat ia bertugas.
 Konsul, konsul mengepalai suatu kekonsulan yang membawahi satu daerah kekonsulan kadang-kadang
diperbantukan konsul Jenderal.
 Konsul Muda (wakil konsul), mengepalai kantor wakil konsulat yang ada didalam satu daerah kekonsulan. Kadang
diperbantukan kepada konsul jenderal atau Konsul.
 Agen Konsul, diangkat oleh konsul jenderal atau oleh konsul untuk mengurus hal tertentu yang berhubungan dengan
daerah kekonsulan,biasanya ditempatkan di kota-kota yang termasuk kekonsulan.
b) Fungsi Perwakilan Konsuler menurut Konvensi Wina :
 Melindungi kepentingan negara pengirim dan warga negaranya, badan hukum sesuai dengan hukum internasional
( sesuai batas-batas yang di izinkan).

ppkn xi 2
Peran Indonseia dalam Mewujudkan Perdamaian Dunia

 Memajukan hubungan perdagangan, ekonomi, kebudayaan dan iptek ke dua negara.


 Mengeluarkan paspor dan Visa atau dokumen perjalanan kepada warga negara pengirim.
 Bertindak sebagai notaris dan panitera sipil, melakukan fungsi administratif yang tidak bertentangan dengan
peraturang negara penerima.
Menurut Kepres No. 108 Tahun 2003 Tentang Organisasi Perwakilan Republik Indonesia di Luar Negeri, perwakilan
konsuler menyelenggarakan fungsi sebagai berikut.
 Perlindungan terhadap kepentingan warga negara Indonesia dan badan hukum Indonesia di wilayah negara penerima.
 Peningkatan hubungan perekonomian, perdagangan, perhubungan, kebudayaan dan ilmu pengetahuan.
 Pengamatan, penilaian, dan pelaporan mengenai kondisi dan perkembangan di wilayah kerja dalam wilayah negara
penerima.
 Manajemen kepegawaian, keuangan, perlengkapan, pengamanan internal, perwakilan, komunikasi dan persandian,
serta
 Fungsi-fungsi lain sesuai dengan hukum dan praktik internasional.
Mengacu kepada Konvensi Wina pada tahun 1961, pada pasal 3 ayat (1), ada beberapa fungsi perwakilan diplomatik yang
perlu kita ketahui, seperti:
1. Fungsi Perwakilan (Representing), Untuk mewakili kepentingan negara pengirim pada negara penerima.
2. Fungsi Melindungi (Protecting), Untuk melindungi kepentingan Negara pengirim dan warga negaranya, dalam batas-
batas yang diizinkan oleh hukum internasional
3. Fungsi Perundingan (Negotiation), Untuk bernegosiasi dengan Pemerintah Negara penerima.
4. Fungsi Memberikan laporan (Reporting), Untuk Memastikan dengan semua cara yang sah kondisi dan perkembangan
di Negara penerima, dan melaporkannya kepada Pemerintah Negara pengirim.
5. Fungsi Meningkatkan (Promoting), Untuk Mempromosikan hubungan persahabatan antara Negara pengirim dan
Negara penerima, dan mengembangkan hubungan ekonomi, budaya dan ilmiah mereka.
4. PERJANJIAN INTERNASIONAL
A. Pengertian Perjanjian Internasional
Perjanjian Internasional adalah kesepakatan antara dua atau lebih subyek hukum internasional (lembaga internasional. negara)
yang menurut hukum internasional menimbulkan hak dan kewajiban bagi para pihak yang membuat kesepakatan.
Mochtar Kusumaatmaja, perjanjian internasional adalah perjanjian yang diadakan anatara anggota masyarakat bangsa-bangsa
yang bertujuan untuk mengakibatkan akibat hukum tertentu. Dalam definisi ini subyek hukum internasional yang mengadakan
perjanjian adalah anggota masyarakat bangsa-bangsa, lembaga-lembaga internasional dan negara-negara.
B. Macam Perjanjian Internasional
Perjanjian internasional dapat dibedakan berdasarkan beberapa kriteria, yaitu :
1) Berdasarkan Jumlah pesertanya
 Perjanjian Bilateral adalah perjanjian antar dua negara untuk mengatur kepentingan kedua belah pihak. Contoh:
Indonesia – China (dwikewarganegaraan), Indonesia – Malaysia (ekstradisi), Indonesia-Thailand (garis batas laut
Andaman) dll
 Perjanjian multilateral adalah diadakan oleh banyak negara untuk mengatur kepentingan bersama negara-nebara
peserta perjanjian tersebut. Contoh: Konvensi Jenewa (perlindungan korban perang), Konvensi Wina (diplomatic),
Konvensi Hukum Laut Internasional (laut teritorial, zona bersebelahan, ZEE dan landas benua), dll
2) Berdasarkan struktur/Sifatnya
 Law Making Treaties adalah perjanjian yang mengandung kaidah hukum yang berlaku bagi semua bangsa di dunia,
Seperti konvensi Jenewa, Wina, hukum laut
 Treaty contract adalah perjanjian yang menimbulkan hak dan kewajiban hanya bagi negara yang mengadakan
perjanjian saja, seperti Indonesia-Malaysia, Indonesia-Cina, dll
3) Berdasarkan Isi/Objeknya
Perjanjian internasional dibedakan antara perjanjian yang berisi soal-soal politik, dengan perjanjian yang berisi soal-soal
ekonomi, budaya, dll
4) Berdasarkan Cara berlakunya
 Perjanjian bersifat self-executing (berlaku dengan sendirinya)yaitu perjanian itu langsung dapat berlaku setelah
diratifikasi oleh negara peserta)
 Non self- executing, jika berlakunya perjanjian itu harus dilakukan perubahan undang-undang di negara peserta
terlebih dahulu.
5) Intrumen pembentuk perjanjiannya
 Perjanjian internasional tertulis adalah perjanjian yang dituangkan dalam instrumen-instrumen pembentuk perjanjian
yang tertulis dan formal, seperti Treaty, Comvention, Agreement, Charter, Covenant, Statute, Constitution, Protocol,
Declaration, Arrangement.

ppkn xi 3
Peran Indonseia dalam Mewujudkan Perdamaian Dunia

 Perjanjian internasional lisan adalah setiap perjanjian internasional yang diekspresikan melalui instrumen-instrumen
tidak tertulis, seperti :
a) Perjanjian internasional lisan ( International Oral Agreement), yang diperjanjikan adalah hal-hal yang disepakati
secara lisan, seperti The London Agreement (keanggotaan Dewan Keamanan PBB).
b) Deklarasi Unilateral atau deklarasi sepihak ( Unilateral Declaration), adalah pernyataan suatu negara yang
disampaikan oleh wakil negara itu dan ditujukan kepada negara lain.
c) Perjanjian diam-diam (Tacit Consent atau Tacit Agreement), perjanjian yang dibuat tidak tegas, artinya
keberadaan perjanjian itu hanya dapat diketahui melalui penyimpulan suatu tingkah laku baik aktif atau tidak
aktif, dari Negara atau subyek hukum internasional lainnya.
C. Tahap Perjanjian Internasional
Menurut Mochtar Kusumaatmaja ada dua macam cara pembentukan perjanjian internasional :
a. Perjanjian internasional yang dibentuk melalui 3 tahap yaitu (perundingan, penandatanganan, ratifikasi atau pengesahan),
cara ini dipakai apabila materi atau yang diperjanjikan itu dianggap sangat penting maka perlu persetujuan DPR.
b. Perjanjian internasional yang dibentuk melalui 2 tahap yaitu ( perundingan dan penandatanganan) dipakai untuk perjanjian
yang tidak begitu penting, penyelesaian cepat, berjangka pendek, seperti Perjanjian perdagangan.
Menurut pasal 11 ayat 1 UUD 1945 disebutkan bahwa Presiden dengan persetujuan DPR membuat perjanjian dengan Negara
lain. UU No. 24 tahun 2000 ditegaskan bahwa pembuatan perjanjian internasional dilakukan melalui tahap :
 Penjajakan
 Perundingan
 Perumusan naskah
 Penerimaan
 Penandatanganan
Menurut Konvensi Wina 1969 tentang Hukum Perjanjian Internasional disebutkan tahap pembuatan perjanjian internasional
dilakuakn melalui tahap:
a. Perundingan (Negotiation), perundingan tahap pertama tentang objek tertentu, diwakili oleh kepla negara, kepala
pemerintahan, menteri luar negeri atau duta besar dengan menunjukkan Surat Kuasa Penuh (full powers)
b. Penandatanganan (Signature), biasanya dilakukan oleh menteri luar negeri atau kepala pemerintahan. Tapi perjanjian
belum dapat diberlakukan sebelum diratifikasi oleh masing-masing negara.
c. Pengesahan (Ratification), Penandatanganan hanya bersifat sementara dan harus dikuatkan dengan pengesahan atau
penguatan yang disebut ratifikasi. Ratifikasi perjanjian internasional dapat dibedakan sbb:
1) Ratifikasi oleh badan eksekutif, biasanya dilakukan oleh raja absolut dan pemerintahan otoriter.
2) Ratifikasi oleh badan Legislatif atau DPR,Parlemen tapi jarang digunakan.
3) Ratifikasi campuran antara DPR (legislatif) dengan Pemerintah (Eksekutif).
D. Insilah – Istilah Perjanjian Internasional
 Traktat (treaty) perjanjian paling formal merupakan persetujuan dua negara atau lebih mencakup perjanjian bidang politik
dan ekonomi.
 Konvensi (Convention) persetujuan formal bersifat multilateral yang tidak berurusan dengan kebijaksanaan tingkat tinggi
(haigh Plicy) dilegalisasi oleh wakil yang berkuasa penuh.
 Protokol (Protocol) persetujuan tidak resmi umumnya tidak dibuat oleh kepala negara yang mengatur masalah-masalah
tambahan seperti penafsiran klaususl-klausul tertentu ( Klausul = ketentuan tambahan sebuah perjanjian).
 Persetujuan (Agreement) perjanjian bersifat tekhnis atau administratif. Tidak diratifikasi karena sifatnya tidak seresmi
atau seformal traktat atau konvensi.
 Perikatan ( Arrangement) adalah istilah yang digunakan untuk transaksi yang sifatnya sementara. Tidak diratifikasi.
 Proses Verbal catatan atau ringkasan atau kesimpulan konferensi diplomatik, atau catatan suatu pemufakatan. Tidak
diratifikasi.
 Piagam (Statute) yaitu himpunan peraturan yang ditetapkan leh persetujuan internasional baik mengenai pekerjaan atau
kesatuan tertentu seperti pengawasan internasional yang mencakup tentang minyak, lapangan kerja. Contoh Piagam
Kebebasan Transit.
 Deklarasi (declaration) yaiut perjanjianinternasinal yang berbentuk traktat dan dokumen tidak resmi.
 Modus Vivendi dokumen untuk mencatat persetujuan internasional bersifat sementara, sampai perjumpaan permanen,
terinci dan sistimatis serta tidak memerlukan ratifikasi.
 Pertukaran Nota yaitu metode tidak resmi namun banyak digunakan. Biasanya diulakukan oleh wakil-wakil militer dan
negara dan bisa bersifat multilateral dan melahirkan kewajiban bagi yang mengadakannya.
 Ketentuan Penutup (final Act) ringkasan hasil konvensi yang menyebutkan negara peserta, nama utusan,masalah yang
disetujui konferensi dan tidak diratifikasi.
 Ketenrtuan Umum (General Act) traktat yang bersifat resmi dan tidak resmi.

ppkn xi 4
Peran Indonseia dalam Mewujudkan Perdamaian Dunia

 Charter adalah istilah dalam perjanjian internasional untuk pendirian badan yang melakukan fungsi administratif. Misalnya
Atlantic Charter, Magna Charter.
 Pakta (fact), menunjukkan suatu persetujuan yang lebih khusus dan membutuhkan ratifikasi. Misalny Pakta Warsawa
(mengenai Pertahanan ).
 Covenant yaitu anggaran dasar LBB (Liga Bangsa-Bangsa).

ppkn xi 5

Anda mungkin juga menyukai