Anda di halaman 1dari 21

SISTEM HUKUM DAN PERADILAN INDONESIA

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan


Bahan Ajar
Sistem Hukum dan Peradilan di Indonesia

Kompetensi Dasar
3.3. Mendeskripsikan sistem hukum dan peradilan di Indonesia sesuai dengan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Indikator Pencapaian Kompetensi


3.3.1. Mendeskripsikan sistem hukum di Indonesia
3.3.2. Mengidentifikasi sistem peradilan di Indonesia
3.3.3. Mendeskripsikan sikap yang sesuai dengan hukum
3.3.4. Mendeskripsikan sistem hukum dan peradilan di Indonesia sesuai dengan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Tujuan Pembelajaran
1. Melalui metode ceramah dan penugasan, peserta didik dapat menjelaskan empat dari
delapan klasifikasi penggolongan hukum
2. Melalui metode ceramah dan penugasan, peserta didik dapat mendeskripsikan sistem
hukum yang meliputi karakteristik, tujuan dan tata hukum di Indonesia
3. Melalui metode diskusi, peserta didik dapat menunjukkan sikap tanggung jawab
terhadap perilaku dan aturan sebagai cerminan sistem hukum dan peradilan di Indonesia
4. Melalui metode diskusi, peserta didik dapat menunjukkan sikap disiplin terhadap aturan
sebagai cerminan sistem hukum dan peradilan di Indonesia
5. Melalui model Cooperative Learning tipe Jigsaw, peserta didik dapat mengidentifikasi
klasifikasi lembaga peradilan di Indonesia mulai dari tingkat yang tertinggi ke yang
terendah
6. Melalui model Cooperative Learning tipe Jigsaw, peserta didik dapat mengidentifikasi
sistem peradilan di Indonesia sesuai dengan tahapan-tahapan perkara peradilan
7. Melalui mengamati video dan Discovery Learning, peserta didik dapat mendeskripsikan
sikap yang sesuai dengan hukum dalam kehidupan sehari-hari
8. Melalui mengamati video dan Discovery Learning, peserta didik dapat mendeskripsikan
sistem hukum dan peradilan di Indonesia sesuai dengan UUDNRI Tahun 1945 dalam
kehidupan sehari-hari

2
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Bahan Ajar
Sistem Hukum dan Peradilan di Indonesia

PETA KONSEP

Pengertian Sistem

Pengertian Hukum

Sistem Hukum Penggolongan Hukum

Tujuan Hukum

Tata Hukum Indonesia

Sistem Hukum dan


Peradilan Indonesia
Sistem Peradilan Indonesia

Sistem Peradilan

Lembaga Peradilan

Sikap yang Sesuai dengan


Hukum
Sikap yang Sesuai dengan
Hukum
Sikap yang
Tidak Sesuai
dengan
Hukum
Beserta
Sanksinya
3
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Bahan Ajar
Sistem Hukum dan Peradilan di Indonesia

sistem hukum dan peradilan indonesia

Ingatkah kalian tentang materi hukum di SMP lalu, jika kalian ingat
bisakah kalian menjawab pertanyaan ini, jelaskan tentang hukum?...... ya
benar sekali jawaban kalian, hukum adalah seperangkat aturan yang
berisikan perintah-perintah, larangan-larangan yang harus dipatuhi oleh
semua masyarakat yang bersifat memaksa dan memiliki sanksi yang tegas.
Jika di Indonesia tidak memiliki hukum atau aturan, apa yang akan terjadi,
atau jika disuatu keluarga tidak memiliki aturan-aturan yang jelas dan
tegas apa yang akan terjadi? Tentu didalam suatu keluarga itu akan terjadi
bentrokan-bentrokan, perselisihan dan akhirnya tidak tercipta keluarga
yang harmonis bukan?, begitu pula dengan negara
Indonesia ini, jika tidak ada aturan atau hukum yang mengatur seluruh masyarakat ini maka akan terjadi
perselisihan apalagi dengan kondisi masyarakat Indonesia yang beragam ini, dan tujuan hukum apakah
kalian masih ingat? Ya benar,,,tujuan hukum adalah untuk mengatur tata tertib masyarakat agar tercipta
kehidupan yang adil dan tertib dan untuk menjamin kepastian hukum bagi masyarakat.
Sebelum masuk dalam materi tersebut, tahukah kalian arti dari sistem itu sendiri? Ya, bagus oleh
karena itu marilah kita simak pembahasan ini,

A. Sistem hukum
1. pengertian sistem
Pernahkah kalian mendengar kata “sistem”? lalu
apa yang ada dibenak kalian mengenai sistem tersebut?
Ya benar, sistem adalah susunan kesatuan-kesatuan
yang tidak dapat berdiri sendiri tetapi berfungsi untuk
membentuk kesatuan secara keseluruhan. Perlu kalian
ketahui, banyak para ahli yang berpendapat mengenai
sistem, menurut
a. W.J.S Poerwadarminta
Sistem adalah sekelompok bagian (alat dan
sebagainya) yang bekerja bersama-sama untuk
melakukan suatu maksud.

b. Prof. Sumantri
Sistem adalah sekelompok bagian yang bekerja bersama-sama untuk melakukan suatu maksud.
Lalu bagaimana jika salah satu komponen dalam sistem tersebut ada yang tidak berfungsi? Ya benar
jika salah satu sistem tidak dapat berfungsi maka tidak akan terpenuhi tujuan yang diinginkan, setidak-
tidaknya akan terjadi gangguan. Di dalam sistem juga memuat unsur-unsur, antara lain:
1) seperangkat komponen, elemen, bagian;
2) saling berkaitan dan tergantung;
3) kesatuan yang terintegrasi;

4
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Bahan Ajar
Sistem Hukum dan Peradilan di Indonesia

4) memiliki peranan dan tujuan tertentu; dan


5) interaksi antar sistem membentuk sistem lain yang lebih besar.

2. pengertian hukum
Hukum tentunya kalian tidak asing lagi bukan dengan kata tersebut? Dikelas 9 kalian sudah
membahasnya, lalu dapatkah kalian menjelaskan arti hukum tersebut? Ya benar jawaban kalian, untuk
mengingatkan kembali materi tentang hukum maka ada beberapa pakar hukum yang berpendat tentang hukum
diantaranya adalah:
a. Immanuel Kant
Hukum ialah keseluruhan syarat-syarat yang dengan ini kehendak bebas dari orang yang satu dapat
menyesuaikan diri dengan kehendak bebas dari orang yang lain, menuruti peraturan hukum tentang
kemerdekaan.
b. Leon Duguit
Hukum ialah aturan tingkah laku anggota masyarakat, aturan yang daya penggunaannya pada saat
tertentu diindahkan oleh suatu masyarakat sebagai jaminan dari kepentingan bersama dan yang jika
dilanggar menimbulkan reaksi bersama terhadap orang yang melakukan pelanggaran itu.

Mari menyimpulkan

Setelah kalian membaca dan mengerti pengertian sistem dan hukum, lalu apa yang dapat kalian
simpulkan tentang pengertian sistem hukum?

Sistem hukum suatu negara mencerminkan kondisi objektif dari negara yang bersangkutan sehingga
sistem hukum suatu negara berbeda dengan negara lainnya. Sistem hukum merupakan hukum positif atau
hukum yang berlaku di suatu negara pada saat sekarang. Sistem hukum bertujuan untuk mempertahankan,
memelihara, dan melaksanakan tertib hukum bagi masyarakat suatu Negara.
Didalam kehidupan berbangsa dan bernegara, dikenal dua sistem hukum, yakni common law dan civic
law. Sistem hukum common law biasa digunakan pada negara Amerika (anglo saxon). Sumber hukumnya
adalah putusan dari pengadilan. Tahukah kalian putusan hakim disebut dengan apa? Ya benar, putusan hakim
dikenal dengan istilah (yurisprudensi), melalui putusan-putusan hakim ini yang mewujudkan kepastian
hukum. Sumber-sumber hukum tersebut tidak tersusun sistematis seperti pada sistem civil law. Tetapi,
seorang hakim harus mendasarkan putusannya pada prinsip hukum yang sudah ada dalam putusan hakim lain
dari perkara sejenis sebelumnya. Hakim harus menetapkan putusan baru berdasarkan nilai-nilai keadilan,
kebenaran, dan akal sehat.
Sistem hukum civic law, biasa digunakan di negara-negara Eropa atau sering dikenal dengan sebutan
eropa kontinental, tahukah kalian tentang sistem hukum tersebut? Jika belum paham mari kita simak
materi berikut ini, prinsip utama sistem hukum ini adalah hukum memperoleh kekuatan mengikat, karena
diwujudkan dalam peraturan perundang-undangan yang telah tersusun secara sistematis dan terkodifikasi.
Kepastian hukum baru dapat dilakukan jikalau tindakan-tindakan hukum manusia dalam pergaulan hidup
diatur dalam peraturan yang tertulis.
Jika di Indonesia, Sistem hukumnya merupakan keseluruhan peraturan hukum yang diciptakan oleh negara
dan berlaku bagi seluruh masyarakat Indonesia yang berpedoman pada Undang-Undang Dasar Negara

5
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Bahan Ajar
Sistem Hukum dan Peradilan di Indonesia

Republik Indonesia Tahun 1945. Pelaksanaan tata hukum tersebut dapat dipaksakan oleh alat-alat negara
yang diberi kekuasaan.
Lalu sistem hukum apa yang dianut oleh Indonesia? Sebelum masuk dalam pembahasan sistem hukum
apa yang dianut Indonesia, maka cermatilah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Pasal 1 Ayat (3) berikut ini.

“Negara Indonesia adalah Negara Hukum”

Membaca tulisan tersebut mungkin kalian akan bertanya:


1. Mengapa Indonesia sebagai negara hukum?
2. Apa tujuan dibuatnya negara hukum di Indonesia?
3. Siapa yang membuat aturan-aturan tersebut?
Silakan tuliskan pertanyaan yang lainnya,
4. ........
5. ........

Di antara kalian, siapa yang tahu kapan sistem hukum di Indonesia mulai berlaku? Sistem hukum
Indonesia mulai berlaku pada tanggal 18 Agustus 1945 setelah Bangsa Indonesia menyatakan
kemerdekaannya. Selain itu, ditegaskan pula pada Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 yang memuat ketentuan-ketentuan dasar dan merupakan rangka dari sistem hukum
Indonesia. Oleh karena itu, sampai sekarang masih terdapat ketentuan hukum yang merupakan produk
hukum kolonial, misalnya Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dan Kitab Undang–Undang Hukum Perdata.
Hukum mengatur seluruh aspek kehidupan manusia. Mengingat aspek kehidupan manusia sangat luas,
sudah barang tentu ruang lingkup atau cakupan hukum akan lebih luas.
Apakah kalian tahu sumber hukum di Indonesia? Dari manakah sumber hukum Indonesia saat ini?
Sumber hukum ada dua sumber, yaitu material dan formal. Sumber hukum material adalah hukum yang isinya
perintah dan larangan yang menjadi patokan manusia dalam bertindak. Misalnya, tidak boleh mencuri, tidak
boleh membunuh, harus melunasi hutang, dan sebagainya. Adapun sumber hukum formal merupakan
perwujudan bentuk dari isi hukum material yang menentukan berlakunya hukum itu sendiri. Nah, kalian
cermati sumber-sumber hukum formal berikut ini.
a. Undang-Undang
Undang-undang mempunyai dua arti, yaitu arti material dan formal. Undang-undang dalam arti
material adalah setiap peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah yang isinya mengikat secara umum.
Misalnya, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta Undang-Undang dan
Peraturan Pemerintah. Adapun, undang-undang dalam arti formal adalah setiap peraturan yang karena
bentuknya dapat disebut undang-undang.
b. Kebiasaan (custom)
Supaya kebiasaan itu mempunyai kekuatan dan dapat dijadikan sebagai sumber hukum maka harus
memenuhi dua faktor berikut.
1) Adanya perbutan yang dilakukan berulang-ulang dalam hal yang sama serta selalu diikuti dan diterima
oleh yang lainnya.

6
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Penanaman
Berkonsti

Penegakkan hukum tidak akan terwujud


apabila anggota masyarakat tidak
mempunyai kesadaran hukum dan
pemahaman tentang sumber-sumber
hukum.. Kalian tentu saja harus
mempunyai kesadaran hukum yang
tinggi yang tercermin dari pengetahuan
dan pemahaman yang luasa terhadap
ketentuan yang berlaku. Selain itu
memiliki sikap untuk menaati peraturan
atau hukum yang berlaku.

Bahan Ajar
Sistem Hukum dan Peradilan di Indonesia

2) Adanya keyakinan hukum dari orang-orang atau golongan-golongan yang berkepentingan. Artinya, adanya
keyakinan bahwa kebiasaan itu memuat hal-hal yang baik dan pantas ditaati serta mempunyai kekuatan
mengikat.
c. Yurisprudensi
Yurisprudensi lahir karena adanya peraturan perundang-undangan yang kurang atau tidak jelas
pengertiannya sehingga menyulitkan hakim dalam memutuskan perkara. Untuk mengatasi hal tersebut, hakim
membentuk hukum baru dengan cara mempelajari
putusan-putusan hakim terdahulu, khususnya tentang
perkara-perkara yang dihadapinya.
Dalam membuat yurisprudensi, biasanya seorang
hakim akan melaksanakan berbagai macam penafsiran,
di antaranya sebagai berikut.
1) Penafsiran garamatikal (tata bahasa), yaitu
penafsiran berdasarkan arti kata.
2) Penafsiran historis, yaitu penafsiran berdasarkan
sejarah terbentuknya undang-undang.
3) Penafsiran sistematis, yaitu penafsiran dengan cara
menghubungkan pasal-pasal yang terdapat dalam
undang-undang.
4) Penafsiran teleologis, yaitu penafsiran dengan jalan
mempelajari hakikat tujuan undang-undang yang
disesuaikan dengan perkembangan zaman.
5) Penafsiran otentik, yaitu penafsiran yang dilakukan
oleh si pembentuk undang-undang itu sendiri.
Adapun contoh yurisprudensi adalah tentang pembayaran uang asuransi. Putusan nomor 2831
K/pdt/1996, tanggal 7 Juli 1999 menyebutkan Mahkamah Agung berpendapat bahwa hakim tidak boleh
menjatuhkan putusan melebihi yang dituntut dan pemberian uang asuransi harus diberikan kepada
tertanggung yang namanya tercantum dalam polis sesuai dengan adagium setiap pembayaran asuransi harus
selalu melihat polis secara transparan akan menunjuk siapa yang berhak menerima uang klaim. Pembayaran
asuransi yang menyimpang dari ketentuan polis merupakan perbuatan hukum. d. Traktat

Traktat adalah perjanjian yang dibuat oleh dua negara atau lebih mengenai persoalan-persoalan
tertentu yang menjadi kepentingan negara yang bersangkutan dalam pelaksanaannya.
Traktat dapat dibedakan menjadi dua.
1) Traktat bilateral adalah perjanjian yang dibuat oleh dua negara. Traktat ini sifatnya tertutup karena
hanya melibatkan dua negara yang berkepentingan. Misalnya, perjanjian Dwi-Kewarganegaraan antara
Indonesia dan RRC.
2) Traktat multilateral adalah perjanjian yang dibuat atau dibentuk oleh lebih dari dua negara. Traktat ini
bersifat terbuka bagi negara-negara lainnya untuk mengikatkan diri. Misalnya, PBB, NATO, dan
sebagainya.

7
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Bahan Ajar
Sistem Hukum dan Peradilan di Indonesia

Gambar 3.1
e. Doktrin
Doktrin adalah pendapat para ahli hukum terkemuka yang dijadikan dasar atau asas penting dalam
hukum dan penerapannya. Misalnya dalam hukum tata negara, kita mengenal doktrin Trias Politica dari
Montesquieu. Doktrin sebagai sumber hukum formal banyak digunakan para hakim dalam memutuskan
perkara melalui yurisprudensi, bahkan punya pengaruh sangat besar dalam hubungan internasional.

3. Penggolongan Hukum
Hukum mengatur seluruh aspek kehidupan manusia. Mengingat aspek kehidupan manusia sangat luas,
sudah barang tentu ruang lingkup atau cakupan hukum pun begitu luas. Untuk itu, perlu dilakukan
penggolongan atau pengklasifikasian. Berdasarkan kepustakaan ilmu hukum, hukum dapat digolongkan
sebagai berikut.
a. Berdasarkan sumbernya
1) Hukum undang-undang, yaitu hukum yang tercantum dalam peraturan perundang-undangan.
2) Hukum kebiasaan, yaitu hukum yang terletak dalam aturan-aturan kebiasaan.
3) Hukum traktat, yaitu hukum yang ditetapkan oleh negara-negara di dalam suatu perjanjian
antarnegara (traktat).
4) Hukum yurisprudensi, yaitu hukum yang terbentuk karena keputusan hakim.
b. Berdasarkan tempat berlakunya
1) Hukum nasional, yaitu hukum yang berlaku dalam wilayah suatu negara tertentu.
2) Hukum internasional, yaitu hukum yang mengatur hubungan hukum antarnegara dalam dunia
internasional. Hukum internasional berlakunya secara universal, baik secara keseluruhan maupun
terhadap negaranegara yang mengikatkan dirinya pada suatu perjanjian internasional (traktat).
3) Hukum asing, yaitu hukum yang berlaku dalam wilayah negara lain.
4) Hukum gereja, yaitu kumpulan-kumpulan norma yang ditetapkan oleh gereja untuk para anggotanya
c. Berdasarkan bentuknya
1) Hukum tertulis, yang dibedakan atas dua macam berikut.
a) Hukum tertulis yang dikodifikasikan, yaitu hukum yang disusun secara lengkap, sistematis,
teratur, dan dibukukan sehingga tidak perlu lagi peraturan pelaksanaan. Misalnya, KUH Pidana,
KUH Perdata, dan KUH Dagang.

8
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Bahan Ajar
Sistem Hukum dan Peradilan di Indonesia

b) Hukum tertulis yang tidak dikodifikasikan yaitu hukum yang meskipun tertulis, tetapi tidak
disusun secara sistematis, tidak lengkap, dan masih terpisah-pisah sehingga sering masih
memerlukan peraturan pelaksanaan dalam penerapan. Misalnya undang-undang, peraturan
pemerintah, dan keputusan presiden.
2) Hukum tidak tertulis, yaitu hukum yang hidup dan diyakini oleh warga masyarakat serta dipatuhi dan
tidak dibentuk menurut prosedur formal, tetapi lahir dan tumbuh di kalangan masyarakat itu sendiri.
d. Berdasarkan waktu berlakunya
1) Ius Constitutum (hukum positif), yaitu hukum yang berlaku sekarang bagi suatu masyarakat tertentu
dalam suatu daerah tertentu. Misalnya, UndangUndang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945,
Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia.
2) Ius Constituendum (hukum negatif), yaitu hukum yang diharapkan berlaku pada waktu yang akan
datang. Misalnya, rancangan undang-undang (RUU).
e. Berdasarkan cara mempertahankannya
1) Hukum material, yaitu hukum yang mengatur hubungan antara anggota masyarakat yang berlaku
umum tentang hal-hal yang dilarang dan dibolehkan untuk dilakukan. Misalnya, hukum pidana, hukum
perdata, hukum dagang, dan sebagainya.
2) Hukum formal, yaitu hukum yang mengatur bagaimana cara mempertahankan dan melaksanakan
hukum material. Misalnya, Hukum Acara Pidana (KUHAP), Hukum Acara Perdata, dan sebagainya.
f. Berdasarkan sifatnya
1) Hukum yang memaksa, yaitu hukum yang dalam keadaan bagaimana pun juga harus dan mempunyai
paksaan mutlak. Misalnya, melakukan pembunuhan maka sanksinya secara paksa wajib dilaksanakan.
2) Hukum yang mengatur, yaitu hukum yang dapat dikesampingkan apabila pihak-pihak yang
bersangkutan telah membuat peraturan sendiri dalam suatu perjanjian. Atau dengan kata lain, hukum
yang mengatur hubungan antarindividu yang baru berlaku apabila yang bersangkutan tidak
menggunakan alternatif lain yang dimungkinkan oleh hukum (undangundang). Misalnya, ketentuan
dalam pewarisan ab-intesto (pewarisan berdasarkan undang-undang), baru mungkin bisa dilaksanakan
jika tidak ada surat wasiat (testamen).
g. Berdasarkan wujudnya
1) Hukum objektif, yaitu hukum yang mengatur hubungan antara dua orang atau lebih yang berlaku
umum. Dengan kata lain, hukum dalam suatu negara yang berlaku umum dan tidak mengenai orang atau
golongan tertentu.
2) Hukum subjektif, yaitu hukum yang timbul dari hukum objektif dan berlaku terhadap seorang atau
lebih. Hukum subjektif sering juga disebut hak.
h. Berdasarkan isinya
1) Hukum publik, yaitu hukum yang mengatur hubungan antara negara dengan individu (warga negara),
menyangkut kepentingan umum (publik). Hukum publik terbagi atas:
a) Hukum Pidana, yaitu mengatur tentang pelanggaran dan kejahatan, memuat larangan dan sanksi.
b) Hukum Tata Negara, yaitu mengatur hubungan antara negara dengan bagian-bagiannya.
c) Hukum Tata Usaha Negara (administratif), yaitu mengatur tugas kewajiban pejabat negara.
d) Hukum Internasional, yaitu mengatur hubungan antar negara, seperti hukum perjanjian
internasional, hukum perang internasional, dan sebagainya.

9
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Bahan Ajar
Sistem Hukum dan Peradilan di Indonesia

2) Hukum privat (sipil), yaitu hukum yang mengatur hubungan antara individu satu dengan individu lain,
termasuk negara sebagai pribadi. Hukum privat terbagi atas:
a) Hukum Perdata, yaitu hukum yang mengatur hubungan antarindividu secara umum. Contoh, hukum
keluarga, hukum kekayaan, hukum waris, hukum perjanjian, dan hukum perkawinan.
b) Hukum Perniagaan (dagang), yaitu hukum yang mengatur hubungan antarindividu dalam perdagangan.
Contoh, hukum tentang jual beli, hutang piutang, pendirian perusahaan dagang, dan sebagainya.

4. Tujuan Hukum
Aksi para begal motor merupakan salah satu bentuk pelanggaran hukum yang sangat meresahkan
masyarakat. Kita patut mengapresiasi atau memberikan penghargaan kepada para petugas kepolisian yang
berhasil meringkus para pembegal motor tersebut sehingga ketenteraman dan ketertiban di masyarakat
betul-betul dapat terwujud.
Keberhasilan para petugas kepolisian tersebut merupakan perwujudan dari tujuan adanya hukum.
Apa sebenarnya yang menjadi tujuan hukum itu? Tujuan ditetapkannya hukum bagi suatu negara adalah
untuk menegakkan kebenaran dan keadilan, mencegah tindakan yang sewenang-wenang, melindungi hak asasi
manusia, serta menciptakan suasana yang tertib, tenteram aman, dan damai.
Dengan adanya suasana aman dan tenteram serta tertib di kalangan umat manusia, maka segala
kepentingan manusia dapat dilindungi oleh hukum, dari tindakan yang merugikan, mengingat kepentingan
manusia sering kali saling berbenturan. Untuk itulah negara mempunyai tugas menjaga tata tertib
masyarakat dan berkewajiban melindungi segenap bangsa dan seluruh tanah air Indonesia. Negara juga
mempunyai wewenang menegakkan hukum dan memberi sanksi hukum kepada yang melanggarnya.

5. Tata Hukum Indonesia

Gambar 3,2 Proses Persidangan

10
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Bahan Ajar
Sistem Hukum dan Peradilan di Indonesia

Sebagai suatu negara yang merdeka, Negara Kesatuan Republik Indonesia mempunyai tata hukum
sendiri. Tata hukum suatu negara mencerminkan kondisi objektif dari negara yang bersangkutan sehingga
tata hukum suatu negara berbeda dengan negara lainnya. Tata hukum negara kita berbeda dengan tata
hukum negara lainnya.
Tata hukum merupakan hukum positif atau hukum yang berlaku di suatu negara pada saat sekarang.
Tata hukum bertujuan untuk mempertahankan, memelihara, dan melaksanakan tertib hukum bagi
masyarakat suatu negara sehingga dapat dicapai ketertiban di negara tersebut. Tata hukum Indonesia
merupakan keseluruhan peraturan hukum yang diciptakan oleh negara dan berlaku bagi seluruh masyarakat
Indonesia yang berpedoman pada Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Pelaksanaan tata hukum tersebut dapat dipaksakan oleh alat-alat negara yang diberi kekuasaan.
Tata hukum Indonesia ditetapkan oleh masyarakat hukum Indonesia. Oleh karena itu, tata hukum
Indonesia baru ada ketika negara Indonesia diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945. Hal tersebut
dapat dilihat dalam pernyataan berikut. A
a. Proklamasi Kemerdekaan: “Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan Kemerdekaan Indonesia”.
b. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945: “Atas berkat rakhmat Allah
Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang
bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya. Kemudian daripada itu….
disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara
Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat
dengan berdasarkan….
Dua hal di atas mengandung arti sebagai berikut.
a. Menjadikan Indonesia sebagai negara yang merdeka dan berdaulat.
b. Pada saat itu juga menetapkan tata hukum Indonesia. Di dalam UndangUndang Dasar itulah tercantum
tata hukum Indonesia.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 hanya memuat ketentuan dasar dan
merupakan rangka dari tata hukum Indonesia. Masih banyak ketentuan-ketentuan yang harus ditetapkan
lebih lanjut dalam undang-undang organik. Oleh karena itu, sampai sekarang masih terdapat ketentuan
hukum yang merupakan produk hukum kolonial, misalnya Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dan Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata.

B. Sistem Peradilan
1. Sistem Peradilan Indonesia
Pernahkan kalian melihat jalannya persidangan secara langsung atau melihat siaran langsung dari televisi?
Persidangan kasus apakah yang pernah kalian saksikan? Korupsi atau pembunuhan atau sidang perceraian? Di
Indonesia peradilan terbagi dua, yaitu Peradilan Umum dan Peradilan Khusus. Peradilan umum adalah peradilan
bagi rakyat pada umumnya, baik menyangkut perkara pidana maupun perkara-perkara perdata. Peradilan khusus
terdiri atas peradilan agama, pengadilan militer dan peradilan tata usaha negara. Ketiga peradilan ini mengadili
perkara-perkara tertentu atau mengenai golongan rakyat tertentu.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2009 Pasal 10 tentang kekuasaan
kehakiman, bahwa kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan negara yang merdeka untuk menyelenggarakan
peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 demi terselenggaranya

11
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Bahan Ajar
Sistem Hukum dan Peradilan di Indonesia

negara hukum berdasarkan Pancasila.


Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang ada di
bawahnya, dan Mahkamah Konstitusi. Badan Peradilan yang ada di Mahkamah Agung meliputi badan
peradilan dalam lingkup peradilan umum (pidana dan perdata), peradilan agama, peradilan militer, dan
peradilan tata usaha negara. Untuk keterangan lebih jelas, berikut akan digambarkan hierarki lembaga
peradilan yang ada di Indonesia.

Gambar 3.3 Bagan Hirarki Sistem Peradilan Indonesia

2. Lembaga Peradilan
a. Dasar Hukum

Pernahkah kalian melakukan kunjungan ke pengadilan? Pengadilan apakah yang pernah kalian kunjungi?
Apa dasar hukum adanya lembaga peradilan? Mengapa harus ada lembaga peradilan?

Adapun yang menjadi dasar hukum terbentuknya lembaga-lembaga peradilan nasional adalah sebagai
berikut.

a. Pancasila terutama sila kelima, yaitu “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.
b. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Bab IX Pasal 24 Ayat (2) dan (3), yaitu:

(2) Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada di

12
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Bahan Ajar
Sistem Hukum dan Peradilan di Indonesia

bawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer,
lingkungan peradilan tata usaha negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi

(3) Badan-badan lain yang fungsinya berkaitan dengan kekuasaan kehakiman diatur dalam undang-undang.

c. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer.


d. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2011 tentang perubahan atas Undang-Undang
Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi.
e. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman.
f. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang-
Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung.
g. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum.
h. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara.

Peraturan perundang-undangan di atas menjadi pedoman dasar bagi lembaga-lembaga peradilan


dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya sebagai lembaga yang melaksanakan kekuasaan kehakiman
secara bebas tanpa ada intervensi dari siapapun.

b. Peran Lembaga Peradilan


a) Lingkungan Peradilan Umum
Kekuasaan kehakiman di lingkungan peradilan umum dilaksanakan oleh pengadilan negeri,
pengadilan tinggi, dan Mahkamah Agung. Pengadilan negeri berperan dalam proses pemeriksaan,
memutuskan, dan menyelesaikan perkara pidana dan perdata di tingkat pertama. Pengadilan tinggi
berperan dalam menyelesaikan perkara pidana dan perdata pada tingkat kedua atau banding. Di
samping itu, pengadilan tinggi juga berwenang mengadili ditingkat pertama dan terakhir apabila ada
sengketa kewenangan mengadili antara pengadilan negeri dalam daerah hukumnya. Selain itu,
Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya
bersifat final untuk menyelesaikan sengketa hasil pemilihan umum dan pemilihan kepala daerah
langsung.
Mahkamah Agung mempunyai kekuasaan tertinggi dalam lapangan peradilan di Indonesia.
Mahkamah Agung berperan dalam proses pembinaan lembaga peradilan yang berada di bawahnya.
Mahkamah Agung mempunyai kekuasaan dan kewenangan dalam pembinaan, organisasi, administrasi,
dan keuangan pengadilan.

Mari berpendapat

Berdasarkan hal tersebut di atas, bagaimana pendapat kalian tentang proses peradilan umum di
Indonesia?

13
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Bahan Ajar
Sistem Hukum dan Peradilan di Indonesia

b) Lingkungan Peradilan Agama


Peradilan Agama adalah Peradilan Agama Islam. Peradilan agama berperan dalam memeriksa
dan memutus sengketa antara orang-orang yang beragama Islam mengenai bidang hukum perdata
tertentu yang harus diputuskan berdasarkan Syariat Islam, misalnya sengketa yang berkaitan
dengan thalaq (perceraian), waris, pernikahan, dan sebagainya.

Mari berpendapat

Berdasarkan hal tersebut di atas, bagaimana pendapat kalian tentang proses peradilan agama di
Indonesia?

c) Lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara

Peradilan Tata Usaha Negara berperan dalam proses penyelesaian sengketa tata usaha negara.
Sengketa tata usaha negara adalah sengketa yang timbul dalam bidang tata usaha negara antara
orang atau badan hukum perdata dengan badan atau pejabat tata usaha negara, baik di pusat maupun
di daerah sebagai akibat dari dikeluarkannya keputusan tata usaha negara, termasuk sengketa
kepegawaian berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Contoh kasus yang ditangani
oleh Pengadilan Tata Usaha Negara adalah Surat Keputusan (SK) Pemerintah Kota Bandung dengan
pengelola Hotel Planet mengenai izin pendirian bangunan.

Mari berpendapat

Berdasarkan hal tersebut di atas, bagaimana pendapat kalian tentang proses peradilan tata
usaha Negara di Indonesia?

d) Lingkungan Peradilan Militer

Peradilan militer berperan dalam menyelenggarakan proses peradilan dalam lapangan hukum
pidana, khususnya bagi:

(1) anggota TNI,


(2) seseorang yang menurut undang-undang dapat dipersamakan dengan anggota TNI,
(3) anggota jawatan atau golongan yang dapat dipersamakan dengan TNI menurut undang-undang,
(4) seseorang yang tidak termasuk ke dalam huruf 1, 2, dan 3 tetapi menurut keputusan Menteri
Pertahanan dan Keamanan yang ditetapkan berdasarkan persetujuan Menteri Hukum dan
Perundang-undangan harus diadili oleh pengadilan militer.

Mari berpendapat

Berdasarkan hal tersebut di atas, bagaimana pendapat kalian tentang proses peradilan militer di
Indonesia?

e) Mahkamah Konstitusi

Mahkamah Konstitusi merupakan salah satu lembaga negara yang melakukan kekuasaan

14
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Bahan Ajar
Sistem Hukum dan Peradilan di Indonesia

kehakiman yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan.
Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia mempunyai empat kewenangan dan satu kewajiban
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Kewenangan Mahkamah Konstitusi adalah sebagai berikut.

(1) Menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

(2) Memutus sengketa kewenangan lembaga Negara yang kewenangannya diberikan oleh Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

(3) Memutus pembubaran partai politik.

(4) Memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum.

(5) Mahkamah Konstitusi wajib memberikan


putusan atas pendapat DPR bahwa Presiden Info Kewarganegaraan
dan/atau Wakil Presiden diduga memenuhi
tindakan berikut. Suatu perlindungan dapat dikatakan
sebagai perlindungan hukum apabila
(a) Melakukan pelanggaran hukum berupa:
mengandung unsur-unsur sebagai berikut :
• pengkhianatan terhadap negara,
• korupsi, 1. Adanya perlindungan dari pemerintah
• penyuapan, dan kepada warganya
2. Jaminan kepastian hukum.
• tindak pidana berat lainnya.
3. Berkaitan dengan hak-hak warganegara.
(b) Melakukan perbuatan tercela. 4. Adanya sanksi hukuman bagi pihak
(c) Tidak lagi memenuhi syarat sebagai yang melanggarnya.
Presiden dan/atau Wakil Presiden

Mari berpendapat

Berdasarkan hal tersebut di atas, bagaimana pendapat kalian tentang proses peradilan
Mahkamah Konstitusi di Indonesia?

sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

c. Macam-macam Lembaga Peradilan

Tahukah kalian bahwa lembaga peradilan pun diklasifikasi sesuai dengan perkara yang sedang
disidangkan. Berikut badan peradilan nasional sesuai klasifikasinya.

Peradilan Sipil terdiri atas Peradilan Umum dan Peradilan Khusus

1) Peradilan Umum, yang meliputi:


a. Pengadilan Negeri berkedudukan di ibu kota kabupaten atau kota.
b. Pengadilan Tinggi berkedudukan di ibu kota propinsi.
c. Mahkamah Agung berkedudukan di ibu kota negara.
2) Peradilan Khusus, yang meliputi:
a. Pengadilan Agama yang berkedudukan di ibu kota kabupaten atau kota.
b. Pengadilan Tinggi Agama yang berkedudukan di ibu kota provinsi.
c. Peradilan Syariah Islam khusus di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

15
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Bahan Ajar
Sistem Hukum dan Peradilan di Indonesia

d. Pengadilan Tata Usaha Negara yang berkedudukan di ibu kota kabupaten atau kota.
e. Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara yang berkedudukan di ibu kota propinsi.
f. Peradilan Militer.
g. Mahkamah Konstitusi.

C. SIKAP YANG SESUAI DENGAN HUKUM


1. Perilaku yang Sesuai dengan Hukum
Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, kita tidak akan dapat mengabaikan
semua aturan atau hukum yang berlaku. Sebagai makhluk sosial yang selalu berinteraksi dengan lingkungan
sekitarnya, kita senantiasa akan membentuk suatu komunitas bersama guna menciptakan lingkungan yang
aman, tertib, dan damai. Untuk menuju hal tersebut, diperlukan suatu kebersamaan dalam hidup dengan
menaati peraturan atau hukum yang tertulis maupun tidak tertulis.
Ketaatan atau kepatuhan terhadap hukum yang berlaku merupakan konsep nyata dalam diri
seseorang yang diwujudkan dalam perilaku yang sesuai dengan sistem hukum yang berlaku. Tingkat
kepatuhan hukum yang diperlihatkan oleh seorang warga negara secara langsung menunjukkan tingkat
kesadaran hukum yang dimilikinya. Kepatuhan hukum mengandung arti bahwa seseorang memiliki kesadaran:
a. memahami dan menggunakan peraturan perundangan yang berlaku;
b. mempertahankan tertib hukum yang ada; dan
c. menegakkan kepastian hukum.

Gambar 3.4 salah satu bentuk perilaku sesuai dengan hukum di lingkungan sekolah

Adapun ciri-ciri seseorang yang berperilaku sesuai dengan hukum yang berlaku dapat dilihat dari
perilaku yang diperbuatnya seperti:
a. disenangi oleh masyarakat pada umumnya;
b. tidak menimbulkan kerugian bagi diri sendiri dan orang lain;
c. tidak menyinggung perasaan orang lain;
d. menciptakan keselarasan;
e. mencerminkan sikap sadar hukum; dan
f. mencerminkan kepatuhan terhadap hukum.
Perilaku yang mencerminkan sikap patuh terhadap hukum harus kita tampilkan dalam kehidupan sehari di
lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa, dan negara.

16
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Bahan Ajar
Sistem Hukum dan Peradilan di Indonesia

2. Perilaku yang Bertentangan dengan Hukum Beserta Sanksinya


Perhatikan gambar berikut ini.

Gambar 3.5

Gambar 3.6

Pasti kalian tahu bahwasannya perilaku tersebut termasuk perbuatan melanggar hukum, yaitu melanggar
peraturan lalu llintas yang sering kalian jumpai dalam kehidupan sehari-hari kalian. Namun, itu hanya salah
satu contoh, dan massih banyak contoh yang lain. Berikut ini akan dijelaskan macam-macam perilaku yang
bertentangan dengan hukum.
a. Macam-Macam Perilaku yang Bertentangan dengan Hukum
Perilaku yang bertentangan dengan hukum timbul sebagai akibat dari rendahnya kesadaran hukum.
Ketidakpatuhan terhadap hukum dapat disebabkan oleh dua hal yaitu:
1) pelanggaran hukum oleh si pelanggar sudah dianggap sebagai kebiasaan bahkan kebutuhan; dan
2) hukum yang berlaku sudah tidak sesuai lagi dengan tuntutan kehidupan.
Saat ini kita sering melihat berbagai pelanggaran hukum banyak terjadi di negara ini. Hampir
setiap hari kita mendapatkan informasi mengenai terjadinya tindakan melawan hukum, baik yang
dilakukan oleh masyarakat maupun oleh aparat penegak hukum itu sendiri.

b. Macam-Macam Sanksi
Sanksi terhadap pelanggaran itu amat banyak ragamnya, misalnya sanksi hukum, sanksi sosial,
dan sanksi psikologis. Sifat dan jenis sanksi dari setiap norma atau hukum berbeda satu sama lain. Akan
tetapi, dari segi tujuannya sama yaitu untuk mewujudkan ketertiban dalam masyarakat. Berikut ini
sanksi dari norma-norma yang berlaku di masyarakat.
Sanksi norma hukum adalah tegas dan nyata. Hal tersebut mengandung pengertian sebagai
berikut.
a) Tegas berarti adanya aturan yang telah dibuat secara material. Misalnya, dalam hukum pidana
mengenai sanksi diatur dalam pasal 10 KUHP. Dalam pasal tersebut ditegaskan bahwa sanksi pidana
berbentuk hukuman yang mencakup:
1) Hukuman Pokok, yang terdiri atas:
(a) hukuman mati
(b) hukuman penjara yang terdiri dari hukuman seumur hidup dan hukuman sementara waktu
(setinggi-tingginya 20 tahun dan sekurangkurangnya 1 tahun)
2) Hukuman Tambahan, yang terdiri:

17
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Bahan Ajar
Sistem Hukum dan Peradilan di Indonesia

(a) pencabutan hak-hak tertentu


(b) perampasan (penyitaan) barang-barang tertentu
(c) pengumuman keputusan hakim
b) Nyata berarti adanya aturan yang secara material telah ditetapkan kadar hukuman berdasarkan
perbuatan yang dilanggarnya. Contoh: pasal 338 KUHP, menyebutkan “barang siapa sengaja merampas
nyawa orang lain, diancam, karena pembunuhan, dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun”.
Jika sanksi hukum diberikan oleh negara, melalui lembaga-lembaga peradilan, sanksi sosial
diberikan oleh masyarakat. Misalnya dengan menghembuskan desas-desus, cemoohan, dikucilkan dari
pergaulan, bahkan yang paling berat diusir dari lingkungan masyarakat setempat.
Jika sanksi hukum maupun sanksi sosial tidak juga mampu mencegah orang melakukan perbuatan
melanggar aturan, ada satu jenis sanksi lain, yakni sanksi psikologis. Sanksi psikologis dirasakan dalam
batin kita sendiri. Jika seseorang melakukan pelanggaran terhadap peraturan, tentu saja di dalam
batinnya ia akan merasa bersalah. Selama hidupnya ia akan dibayang-bayangi oleh kesalahannya itu. Hal
ini akan sangat membebani jiwa dan pikiran kita. Sanksi inilah yang merupakan gerbang terakhir yang
dapat mencegah seseorang melakukan pelanggaran terhadap aturan.

18
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Bahan Ajar
Sistem Hukum dan Peradilan di Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Djamali.R.Abdoel.2011. Pengantar Hukum Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Cetakan ke-17
Tim Abdi Guru.2006. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Erlangga. Halaman 30-32
Tim MGMP Kabupaten Ngawi.2009.Lembar Kerja Siswa Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMP Kelas
VII Semester Ganjil. Ngawi: MGMP PKn Kab Ngawi. Halaman 26-30
Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman

Sumber Gambar:
http:// www.foto.okezone.com /berita/418655 (diakses 30 April 2014) https://www.google.com/search?
safe=strict&biw=1366&bih=651&tbm=isch&sa=1&ei=dVibW66pGJbEvwTw
8qb4DA&q=ilustrasi+hukum+dan+peradilan&oq=ilustrasi+hukum+dan+peradilan&gs_l=img.3...10768.1
2325.0.12558.10.8.0.0.0.0.457.732.2-1j0j1.2.0....0...1c.1.64.img..10.0.0....0.EyhaUFzhOJI (diakses 14
September 2018)
https://www.google.com/search?safe=strict&biw=1366&bih=651&tbm=isch&sa=1&ei=5VebW9mqD8yEvQT
3gLWoAQ&q=hukum+dan+peradilan&oq=hukum+dan+peradilan&gs_l=img.3..0i19k1l2j0i5i30i19k1l3.1
25925.129707.0.130141.19.16.0.0.0.0.424.2574.0j3j5j0j2.10.0....0...1c.1.64.img..9.10.2565...0j0i10k
1j0i5i30k1j0i30k1.0.s4yRVtNasQs (diakses 14 September 2018)
https://www.google.com/search?safe=strict&biw=1366&bih=651&tbm=isch&sa=1&ei=jDCbW-
mMCJfcvQSO75XwCw&q=ilustrasi+menyajikan&oq=ilustrasi+menyajikan&gs_l=img.3...10062972.10
070630.0.10071078.22.18.0.1.1.0.606.2424.2-
1j2j2j1.6.0....0...1c.1.64.img..15.5.1406...0j0i67k1.0._piNZb2_5MQ (diakses 14 September 2018)
https://www.google.com/search?safe=strict&biw=1366&bih=651&tbm=isch&sa=1&ei=GBGbW4WDEIzSvwT
2wKXYBg&q=SISTEM+HUKUM+DAN+PERADILAN&oq=SISTEM+HUKUM+DAN+PERADILAN&gs_l
=img.3...8034577.8042555.0.8042805.38.20.2.0.0.0.615.1582.2-
2j0j1j1.4.0....0...1c.1.64.img..32.4.1351...0j0i30k1j0i8i30k1j0i24k1j0i5i30k1.0.4svTb2HHiPY
(diakses 14 September 2018)
https://www.google.com/search?safe=strict&biw=1366&bih=651&tbm=isch&sa=1&ei=Rl-cW-
zRII299QOM0IjQDg&q=traktat+terbaru&oq=traktat+terbaru&gs_l=img.3...18183.20376.0.20625.
8.8.0.0.0.0.467.1020.2-2j0j1.3.0....0...1c.1.64.img..5.1.277...0i30k1j0i8i30k1j0i24k1.0.0mvfOhJIbf4
(diakses 15 September 2018)
https://www.google.com/search?safe=strict&biw=1366&bih=651&tbm=isch&sa=1&ei=u2CcW57RIMz7vASu
1K_wCg&q=sikap+yang+sesuai+dengan+hukum&oq=sikap+yang+sesuai+dengan+hukum&gs_l=img.3..0i1
9k1j0i5i30i19k1.344552.352278.0.352556.38.21.3.13.14.0.265.2250.1j7j4.12.0....0...1c.1.64.img..11.
23.1938...0j0i10i30k1j0i30k1j0i24k1.0.uc9lj7XjIlM#imgrc=_ (diakses 15 September 2018)

19

Anda mungkin juga menyukai