2. Sumber Daya Alam (SDA) kurang merata Faktor SDA menjadi faktor internal suatu negara
melakukan hubungan internasional. Agar kebutuhannya dapat tercukupi, contohnya melalui
kegiatan ekspor impor.
3. Kebutuhan nasional belum tercukupi dengan baik Jalinan hubungan internasional antar negara
dilakukan untuk mencukupi kebutuhan nasional. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
yang tidak bisa diproduksi oleh nagara tersebut. Contohnya impor kendaraan bermotor.
4. Ingin mewujudkan kepentingan nasional Setiap negara tentunya memiliki kepentingan nasional.
Contohnya di bidang politik, ekonomi, dan lain sebagainya. Agar bisa mewujudkan kepentingan
tersebut, maka suatu negara akan menjalin hubungan internasional.
5. Kondisi dan letak geografis yang berbeda Negara akan menjalin hubungan internasional jika
kondisi dan letak geografisnya berbeda sehingga mempengaruhi beberapa bidang kehidupan.
Contohnya negara yang tidak bisa menanam padi akan mengimpor beras dari negara lainnya.
Faktor eksternal
1. Ketergantungan antar negara Dalam menjalankan kehidupan, negara tidak bisa bertumpu hanya
pada kemampuan nasionalnya sendiri. Contohnya dalam penyelesaian masalah ekonomi, hukum
dan politik.Atas kesadaran inilah antar negara akhirnya memutuskan untuk menjalin hubungan
internasional.
3. Ingin mewujudkan tatanan dunia baru Negara menjalin hubungan internasional karena ingin
memberi manfaat untuk kesejahteraan serta perdamaian masyarakat dunia.
2. Penandatanganan (Signature)
3. Pengesahan (Ratification)
Landasan operasional: Ketetapan MPR, UU, Keputusan Presiden, serta Peraturan Menteri Luar Negeri.
1. pacta sunt servanda: jenis asa pertama yang sebaiknya diterima dan dilaksanakan oleh
negara subyek perjanjian internasional. Asas ini juga dikenal dengan asas kepastian hukum.
Oleh sebab itu, asas perjanjian internasional ini mengharuskan negara terlibat dalam
perjanjian internasional untuk menaati ketentuan, keputusan, ketetapan, dan kesepakatan
dalam dokumen perjanjian internasional.
2. egality rigts: sebgai kesamaan hak. Secara hukum internasional, Egality Rights merupakan
asas berdasarkan kesamaan dan derajat. Dalam asas ini, menuntut semua pihak yang terlibat
dalam perjanjian untuk memiliki hak dan derajat yang samat. Dalam artian, tidak ada
perbedaan yang menyebabkan kesenjangan, baik oleh negara maju maupun berkembang.
Asas ini juga ada karena trauma masa lalu akibat perang dunia pertama dan kedua serta masa
penjajahan dari bangsa-bangsa barat.
3. Reciprocitas: Dalam ilmu fisika, Reciprocity diartikan sebagai besarnya aksi sama dengan
besarnya reaksi. Namun, dalam asas perjanjian internasional, Reciprocity adalah asas timbal
balik yang mengharuskan semua pihak yang turut terlibat dalam asas perjanjian internasional
4. Bonafides: sebagai itikad frasa yang baik atau niat yang baik. Sehingga, bonafides diartikan
sebagai asas itikad baik. Maka perjanjian internasional haruslah diawali dengan itikad baik
yang ada pada masing-masing bangsa yang terlibat.
5. Courtesy: atau asa kehormatan, artinya ialah asas kehormatan. Diharapkan negara-negara
yang ada pada perjanjian internasional bisa saling menghormati. Artinya negara bisa saling
meni menghormati semua hal dari negara lainnya selama tidak melanggar perjanjian
internasional.