Anda di halaman 1dari 7

Nama : Samsul ma’arif

Nim : 1611009007

1. KONVENSI WINA 1963 MENGENAI HUBUNGAN


KONSULER
Hubungan konsuler adalah hubungan Internasional antar negara tentang perdagangan dan
pelayaran. Semula konsul itu hanya seseorang mengurusi kepentingan- kepentingan
sekelompok orang (warga negara)yang ada di negara asing. Pengurusan ini dilakukan atas
nama negaranya. Bidang tugasnya yang terutama adalah masalah privat, bukan
kepentingan negara atau publik. Di dalam perkembangannya, seorang konsul yang
ditugaskan disuatu negara tidaklah hanya mewakili di egaranya di bidang perdagangan
saja, tetapi juga melayani para warganegaranya yang berada di negara asing di mana ia

ditempatkan.

Istilah-istilah dalam Konvensi Wina 1963 :


1. "Konsuler post" berarti setiap konsulat jenderal, konsulat, wakil-konsulat atau kantor
konsuler;
2. “Konsuler distrik" berarti daerah yang ditetapkan ke pos konsuler untuk menjalankan
konsuler
3. "Kepala konsuler post" berarti orang didakwa dengan kewajiban bertindak dalam kapasitas;
4. "Petugas konsuler" berarti setiap orang, termasuk kepala konsuler pos, dipercayakan dalam
kapasitas dengan pelaksanaan fungsi konsuler;
5. "Konsuler karyawan" berarti setiap orang yang bekerja di pelayanan teknis administratif
atau sebuah konsuler tiang
6. Anggota staf layanan" berarti setiap orang yang bekerja di pelayanan domestik konsuler
7. "Anggota konsuler berarti petugas konsuler, konsuler karyawan dan anggota service staff;
staf pelayanan;
8. "Anggota staf konsuler" berarti petugas konsuler, selain kepala konsuler pos, konsuler
karyawan dan anggota staf layanan;
9. "Anggota staf pribadi" berarti seseorang yang bekerja secara eksklusif di layanan swasta
dari anggota pos konsuler;
10. "Konsuler bangunan" adalah bangunan atau bagian bangunan dan tanah pendukung hal
tersebut, terlepas dari kepemilikan, digunakan khusus untuk keperluan pos konsuler;
11. "Konsuler arsip" meliputi semua surat-surat, dokumen, korespondensi, buku, film, kaset
dan bersama-sama dengan sandi dan kode, kartu-indeks dan setiap artikel perabot
dimaksudkan untuk perlindungan mereka atau tetap aman.

Tingkat–Tingkat Kepala Perwakilan Konsuler (Pasal 9):


1. konsul-general.
2. konsul
3. wakil-konsul
4. agen konsul.

Pembentukan Hubungan Konsuler (Pasal 2):

1. Pembentukan hubungan konsuler antara negara dilakukan atas dasar kesepakatan atau
persetujuan bersama.
2. Persetujuan yang diberikan untuk pembukaan hubungan diplomatik antara dua negara
berarti pula persetujuan pembukaan hubungan konsuler, kecuali dinyatakan lain.
3. Pada pemutusan hubungan diplomatik, tidak akan melibatkan pemutusan hubungan
konsuler.

Fungsi Konsuler (Pasal 5):


1. Melindungi kepentingan – kepentingan negara pengirim dan para warganegaranya serta
badan–badan hukum yang ada di negara penerima, di dalam batas–batas yang diperbolehkan
oleh Hukum Internasional.
2. Memajukan pembangunan hubungan dagang , ekonomi, budaya dan ilmiah, antara kedua
negara (negara pengirim dan penerima) serta memajukan hubungan bersahabat diantara
mereka.
3. Mengetahui melalui cara yang sah, keadaan dan perkembangan – perkembangan kehidupan
dagang, ekonomi, kebudayaan, ilmiah dari negara penerima, serta melaporkannya kepada
pemerintah negara pengirim.
4. Mengeluarkan dokumen perjalanan dan pasport kepada para warganegara dari negara
pengirim, serta visa atau dokumen–dokumen yang pantas untuk orang–orang yang akan pergi
ke negara pengirim.
5. Memberikan pertolongan dan bantuan kepada para warganegara dan badan–badan hukum
dari negara pengirim.
6. Melaksanakan hak hak pengawasan dan pemeriksaan yang disyaratkan di dalam hukum dan
peraturan negara penerima terhadap kapal–kapal kebangsaan negara pengirim, dan kapal
udara – kapal udara yang didaftarkan di negaara tersebut, serta terhadap para awak kapalnya.
7. Mengulurkan bantuan kepada kapal–kapal dan pesawat udara tersebut, serta kepada para
awak kapalnya, mengadakan pernyataan pernyataan mengenai pelayaran suatu kapal,
memeriksa dan mencap kertas kertas kapal, dan tanpa merugikan kekuasaan penguasa–
penguasa negara penerima, melakukan penyelidikan atas suatu kecelakaan yang terjadi selama
pelayaran, dan menyelesaikan perselisihan apapun diantara pemimpin, perwira dan pelaut
sejauh hal ini diwenangkan oleh hukum dan peraturan di negara pengirim.
8. Melakukan fungsi–fungsi lainnya yang dipercayakan kepada kantor konsuler oleh negara
penerima atau yang ditentukan di dalam perjanjian internasional yang berlaku diabtara negara
pengirim dan negara penerima.

Pengangkatan dan Penerimaan Konsul (Pasal 10):


 Kepala konsuler posting ditunjuk oleh negara pengirim dan diakui pelaksanaan fungsi
mereka oleh negara penerima.
 Tunduk pada ketentuan Konvensi ini. Formalitas untuk penunjukan dan untuk
penerimaan kepala konsuler posting adalah ditentukan oleh undang-undang, peraturan
dan kebiasaan dari negara pengiriman dan negara penerima masing-masing.
Hak Istimewa dan Kekebalan Konsuler:

1. Kekebalan kantor – kantor konsuler.


Kantor-kantor konsuler tidak boleh diganggu gugat dan para petugas negara setempat
tidak boleh masuk kecuali dengan ijin kepala perwakilan.

2. Kekebalan Alat – Alat Komunikasi.


Negara penerima mengijinkan suatu konsulat mempunyai komunikasi yang bebas untuk
semua kegiatan resmi.

3. Kebebasan berkomunikasi.
Warganegara dari negara pengirim bebas untuk berkomunikasi dengan konsulat-konsulat
mereka dan sebaliknya.

4. Kekebalan Pribadi Pejabat Konsuler


Negara penerima harus memberikan perlindungan kepada para pejabat konsuler dan
memperlakukan mereka sesuai dengan kedudukan resminya.

5. Kekebalan fisik dan Kekebalan Lainnya


Kantor–kantor yang digunakan untuk kegiatan konsuler bebas dari pajak nasional atau
lokal di negara penerima.

6. Pembebasan dan Pembayaran Pajak Pribadi.


Para pejabat konsuler bebas dari semua pajak langsung apakah dipungut oleh pemerintah
negara penerima atau pemerintah daerah.

7. Pembebasan Bea Masuk.


Barang - barang yang diimpor oleh perwakilan konsuler untuk keperluan resmi bebas dari
bea masuk.
Berakhirnya Fungsi Agen Konsuler (Pasal 25):
1. Atas pemberitahuan oleh negara pengirim ke negara penerima bahwa fungsi telah
berakhir
2. Atas penarikan exequatur.
3. Atas pemberitahuan oleh negara penerima kepada negara pengirim bahwa negara
penerima telah mengakhiri untuk menganggapnya sebagai anggota kantor konsuler.
Referensi:
http://hitamandbiru.blogspot.com/2012/08
POINT PENTING

 Hubungan konsuler adalah hubungan Internasional antar negara tentang perdagangan dan
pelayaran.
 Bidang tugasnya yang terutama adalah masalah privat, bukan kepentingan negara atau
publik

 seorang konsul yang ditugaskan disuatu negara tidaklah hanya mewakili di egaranya di
bidang perdagangan saja, tetapi juga melayani para warganegaranya yang berada di

negara asing di mana ia ditempatkan.

 Tingkat–Tingkat Kepala Perwakilan Konsuler (Pasal 9):


1. konsul-general.
2. konsul
3. wakil-konsul
4. agen konsul.
 Hak Istimewa dan Kekebalan Konsuler:
1. Kekebalan kantor – kantor konsuler.
2. Kekebalan Alat – Alat Komunikasi.
3. Kebebasan berkomunikasi.
4. Kekebalan Pribadi Pejabat Konsuler
5. Kekebalan fisik dan Kekebalan Lainnya
6. Pembebasan dan Pembayaran Pajak Pribadi.
7. Pembebasan Bea Masuk
2. Konvensi Wina Tahun 1961 Tentang Hubungan
Diplomatik
Konvensi Wina 1961 mengenai hubungan diplomatik Setelah berdirinya PBB pada tahun
1945, untuk pertama kalinya pengembangan kodifikasi hukum internasional termasuk hukum
diplomatik telah dimulai pada tahun 1949 secara intensif oleh Komisi Hukum Internasional
khususnya mengenai ketentuan-ketentuan yang menyangkut kekebalan dan pergaulan diplomatik
yang telah digariskan secara rinci.Konvensi Wina 1961 ini terdiri dari 53 pasal yang meliputi
hampir semua aspek penting dari hubungan diplomatik secara permanen antar negara. Di
samping itu, juga terdapat 2 protokol pilihan mengenai masalah kewarganegaraan dan keharusan
untuk menyelesaikan sengketa yang masing-masing terdiri dari 8-10 pasal.

Konvensi Wina 1961 itu beserta dengan dua protokolnya telah diberlakukan sejak tanggal 24
April 1964 hingga 31 Desember 1987. Ada total 151 negara yang menjadi para pihak dalam
Konvensi tersebut dimana 42 di antaranya adalah pihak dalam protokol pilihan mengenai
perolehan kewarganegaraan dan 52 negara telah menjadi pihak dalam protokol pilihan tentang
keharusan untuk menyelesaikan sengketa.Pasal 1-19 Konvensi Wina 1961 menyangkut
pembentukan misi-misi diplomatik, hak dan cara-cara untuk pengangkatan serta penyerahan
surat-surat kepercayaan dari Kepala Perwakilan Diplomatik (Dubes); pasal 20-28 mengenai
kekebalan dan keistimewaan bagi misi-misi diplomatik termasuk di dalamnya pembebasan atas
berbagai pajak. Pasal 29-36 adalah mengenai kekebalan dan keistimewaan yang diberikan
kepada para diplomat dan keistimewaan bagi anggota keluarganya serta staf pelayanan yang
bekerja pada mereka dan pasal 48-53 berisi tentang berbagai ketentuan mengenai
penandatanganan, aksesi, ratifikasi dan mulai berlakunya Konvensi itu.

POINT PENTING

 Konvensi Wina 1961 itu beserta dengan dua protokolnya telah diberlakukan sejak tanggal
24 April 1964 hingga 31 Desember 1987
 Ada total 151 negara yang menjadi para pihak dalam Konvensi tersebut dimana 42 di
antaranya adalah pihak dalam protokol pilihan mengenai perolehan kewarganegaraan dan
52 negara telah menjadi pihak dalam protokol pilihan tentang keharusan untuk
menyelesaikan sengketa.Pasal 1-19 Konvensi Wina 1961 menyangkut pembentukan
misi-misi diplomatik,
 hak dan cara-cara untuk pengangkatan serta penyerahan surat-surat kepercayaan dari
Kepala Perwakilan Diplomatik (Dubes); pasal 20-28 mengenai kekebalan dan
keistimewaan bagi misi-misi diplomatik termasuk di dalamnya pembebasan atas berbagai
pajak.

Anda mungkin juga menyukai