Anda di halaman 1dari 9

Lex et Societatis, Vol. V/No.

2/Mar-Apr/2017

IMPLEMENTASI HUKUM DIPLOMATIK DALAM Duta besar adalah wakil diplomatik setingkat
PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI DUTA kepala negara yang mewakili suatu negara
BESAR MENURUT KONVENSI WINA 19611 untuk tinggal dan melaksanakan tugas
Oleh : Gracia Monica Sharon Anis2 kenegaraan di negara penerima (receiving
countries), dengan berkantor di Ibukota negara.
ABSTRAK Adapun tugas duta besar terkait dengan upaya-
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk upaya memelihara hubungan diplomatik pada
mengetahui bagaimana pengaturan hukum arti yang umum, seperti persoalan publik,
diplomatik mengenai penempatan duta besar ketertiban dan keamanan dunia, perjanjian
dan bagaimana implementasi hukum internasional, politik, ekonomi, perdagangan,
diplomatik dalam pelaksanaan tugas dan fungsi pendidikan dan teknologi, juga mengenai tugas-
duta besar. Dengan menggunakan metode tugas kewarganegaraan.3
penelitian yuridis normatif, maka dapat Duta besar ditunjuk atas hak preogatif
disimpulkan: 1. Mekanisme dan proses Presiden, Duta Besar diberi kewajiban sebagai
penempatan duta besar sebagai perwakilan berikut : Pertama, mengatur pelaksanaan
diplomatik suatu negara ke negara lain hanya tugas-tugas pokok perwakilan. Kedua,
dapat dilakukan atas kesepakatan bersama melaksanakan petunjuk, perintah dan
(mutual consent) antar negara yang kebijaksanaan yang ditetapkan oleh
bersangkutan, sebagaimana yang diatur dalam pemerintah. Ketiga, memberikan laporan,
Pasal 2 Konvensi Wina 1961. Negara pengirim pertimbangan, saran dan pendapat baik
terlebih dahulu menawarkan calon diminta atau tidak diminta mengenai segala hal
tersebutyang akanditetapkan. Negara yang yang berhubungan dengan tugas-tugas pokok
akan ditempati membalas apakah bersedia menteri Luar Negeri. Keempat, melakukan
menerima atau tidak. Setelah calon dinyatakan pembinaan kepada semua staf agar tercapai
dapat diterima oleh negara yang akan kesempurnaan tugas masing-masing.
ditempati maka pemerintah negara pengirim Hubungan diplomatik merupakan hubungan
lalu menyiapkan surat kepercayaan untuk calon antar bangsa dalam merintis kerjasama dan
yang bersangkutan. Surat kepercayaan ini di persahabatan yang terjalin diantara bangsa-
kenal dengan nama “letter of credence”. 2. bangsa didunia. Hubungan tersebut dilakukan
Implementasi tugas dan fungsi duta besar melalui pertukaran misi diplomatik atau
sebagai perwakilan diplomatik, secara perwakilan diplomatik yang ditempatkan di
komprehensif sudah ditentukan dalam negara-negara besar maupun kecil.
Konvensi Wina 1961 tentang hubungan Dalam hubungan diplomatik ini, khususnya
diplomatik. Secara garis besar tugas dan fungsi berkaitan dengan penempatan perwakilan
utama seorang pejabat diplomatik menurut diplomatik, ada aspek yuridik yang perlu untuk
Pasal 3 Konvensi Wina 1961 dimana tugas dan mendapatkan perhatian dalam hal pemberian
fungsi utama seorang diplomat dalam mewakili perlindungan kepada para petugas diplomatik
negara pengirim di negara penerima adalah maupun sarana yang digunakan untuk
fungsi representasi, proteksi, negosiasi, pelaksanaan tugas perwakilan diplomatik.
pelaporan dan atau reporting dan Dalam perkembangannya hukum diplomatik
meningkatkan hubungan persahabatan antara mempunyai lingkup yang lebih luas lagi bukan
kedua negara. saja mencakup hubungan diplomatik antar
Kata kunci: Diplomatik, tugas dan fungsi, Duta negara, melainkan juga hubungan konsuler dan
Besar keterwakilan negara dalam hubungannya
dengan organisasi-organisasi internasional
PENDAHULUAN khususnya yang mempunyai tanggung jawab
A. Latar Belakang Masalah dan keanggotaannya yang bersifat global atau
lazim disebut organisasi yang bersifat universal.
1
Artikel Skripsi. Dosen Pembimbing : Dr. Emma V. T.
Bahkan dalam kerangka hukum diplomatik
Senewe, SH, MH; Hengky A. Korompis, SH, MH
2 3
Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM. Jawahir Thontowi, Hukum dan Hubungan Internasional,
13071101098 UI Press, Yogyakarta, 2016, hal. 121

99
Lex et Societatis, Vol. V/No. 2/Mar-Apr/2017

dapat pula mencakup ketentuan-ketentuan 1. Bagaimana pengaturan hukum


tentang perlindungan, keselamatan, diplomatik mengenai penempatan duta
pencegahan serta penghukuman terhadap besar ?
tindak kejahatan yang ditujukan kepada para 2. Bagaimana implementasi hukum
diplomat. diplomatik dalam pelaksanaan tugas dan
Pengaturan hukum diplomatik yang tertuang fungsi duta besar ?
dalam Konvensi Wina 1961 merupakan
ketentuan-ketentuan atau prinsip-prinsip C. METODE PENELITIAN
hukum internasional yang mengatur hubungan Ruang lingkup penelitian ini merupakan
diplomatik antar negara yang dilakukan atas disiplin ilmu hukum, khususnya Hukum
dasar permufakatan bersama dan ketentuan Diplomatik khususnya yang berkaitan dengan
atau prinsip-prinsip tersebut dituangkan dalam tugas dan fungsi seorang duta besar maka
instrumen-instrumen hukum sebagai kodifikasi penelitian ini merupakan bagian dari penelitian
hukum kebiasaan intenasional dan hukum yakni dengan cara meneliti bahan
pengembangan kemajuan hukum pustaka yang dinamakan penelitian hukum
internasional.4 Hukum diplomatik yang di dalam normatif atau penelitian hukum kepustakaan.6
praktek mengatur hubungan diplomatik antar
negara-negara merupakan suatu hal yang PEMBAHASAN
sangat menarik untuk dikaji dan dibahas A. Pengaturan Hukum Diplomatik Mengenai
mengingat bahwa hukum diplomatik Penempatan Duta Besar
mengandung ketentuan-ketentuan dan prinsip- 1. Proses Penempatan Duta Besar Sebagai
prinsip hukum internasional yang mengatur Perwakilan Diplomatik
hubungan internasional. Pada prinsipnya negara berdaulat
Sebagai contoh kasus yang pernah dialami mempunyai hak penuh untuk mengirimkan (the
oleh seorang Duta Besar yang sedang right of legation) Duta Besar sebagai perwakilan
melaksanakan tugas sebagai perwakilan diplomatik ataupun konsulernya ke negara lain
diplomatik di Georgia menabrak sebuah mobil dan berkewajiban pula menerima perwakilan
yang menewaskan seorang anak berusia 10 diplomatik maupun konsuler dari negara-
tahun, dan melukai 4 orang lainnya di negara berdaulat lainnya. Hak mewakili dan
Washington DC Tahun 1997. Dalam kasus diwakili pada hakekatnya merupakan atribut
tersebut pemerintah AS ketika itu dari negara yang berdaulat penuh, tetapi untuk
memerintahkan Menteri Luar Negeri dan memulai membuka hubungan, baik pada
kepala Pemerintahan Georgia, agar tingkat kedutaan maupun pada tingkat konsulat
menanggalkan kekebalan diplomatik. haruslah diadakan terlebih dahulu perundingan
Makharadeze diadili dengan menggunakan dengan negara-negara yang akan menerima
hukum wilayah setempat. Kebijakan dan/atau menjalin hubungan diplomatik yang
Pemerintah AS terhadap proses pengadilan bersangkutan.7
wakil diplomatik Georgia tersebut, dipandang Dengan kata lain, untuk memulai membuka
melanggar Pasal 31 Konvensi Wina 1961.5 hubungan diplomatik antar negara pengirim
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, dan negara penerima, pada umumnya harus
penulis tertarik untuk menulis karya tulis ilmiah memenuhi syarat sebagai berikut :
dalam bentuk Skripsi dengan judul “ a) Pembukaan hubungan diplomatik antar
Implementasi Hukum Diplomatik Dalam negara terjadi melalui persetujuan timbal
Pelaksanaan Tugas Dan Fungsi Duta Besar balik (reciprocity), demikian pula
Menurut Konvensi Wina 1961 ” mengenai pengadaan misi ( Pasal 2
Konvensi Wina Tahun 1961). Persetujuan
B. PERUMUSAN MASALAH
6
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudiji, Penelitian Hukum
4
Setyo Widagdo dan Hanif Nur Widhiyanti, Hukum Normatif, Rajawali, Jakarta, 1985, hal 14
7
Diplomatik dan Konsuler, Bayumedia Publishing, Malang, B. Sen, A Diplomatic Handbook of International
2008, hal 6 Law and Practice, Martinus,The Hague, 1965. Hal 8
5
Op-cit hal 130

100
Lex et Societatis, Vol. V/No. 2/Mar-Apr/2017

bersama ini dituangkan dalam Joint dan negara penerima, terutama persahabatan
Agreement atau joint declaration. Kalau antara kedua negara perlu
diteliti, kata kunci Pasal 2 ini adalah dipertahankan/ditingkatkan terus.
kesepakatan bersama. Harus ada Pengangkatan seorang duta besar biasanya
kesepakatan untuk membuka hubungan dilaksanakan atas nama kepala negara. Calon-
diplomatik dan selanjutnya kesepakatan calon duta besar biasanya diusulkan oleh
untuk membuka perwakilan tetap. menteri luar negeri kepada kepala negara
Pembukaan hubungan diplomatik dan untuk bisa mendaptkan persetujuan. Cara
pembukaan perwakilan tetap bagi pemilihan calon-calon tidak sama dengan
Konvensi Wina merupakan dua hal yang negara-negara lain, bergantung pada sistem
berbeda. Itu juga berarti bahwa suatu dan praktik yang berlaku di suatu negara. Dapat
negara dapat saja membuka hubungan juga terjadi pemilihan calon duta besar
diplomatik tetapi tidak langsung diikuti ditentukan oleh kabinet atau hanya oleh
pembukaan perwakilan tetap. kementerian luar negeri setelah memerhatikan
Pembukaan hubungan diplomatik dan berbagai faktor. Berbeda dengan Amerika
pembukaan perwakilan tetap secara Serikat pengangkatan seorang duta besar harus
hukum merupakan dua hal yang mendapatkan persetujuan dari senat.
berbeda.8 Di Indonesia pembukaan Di Indonesia, menurut ketentuan Pasal 29
hubungan diplomatik dan pembukaan UU No.37 tahun 1999 tentang Hubungan Luar
kantor perwakilan diplomatik diatur Negeri, seorang duta besar luar biasa dan
dengan Keputusan Presiden. berkuasa penuh adalah pejabat negara yang
b) Pembukaan hubungan diplomatik dan diangkat dan diberhentikan oleh presiden
konsuler tersebut disamping mengikuti selaku kepala negara. Seperti juga praktik-
ketentuan-ketentuan Konvensi Wina praktik di negara lain, seorang duta besar
1961 dan 1963, harus pula berdasarkan mewakili negara dan bangsa serta menjadi
prinsip hukum internasional yang wakil pribadi presiden di suatu negara atau
berlaku, termasuk menurut hukum pada organisasi internasional.
kebiasaan internasional dan prinsip Dalam hubungannya dengan pengangkatan
reciprosity. Duta Besar Indonesia sesuai dengan Pasal 13
Terhadap syarat-syarat diatas, secara tegas ayat 2 Amandemen Pertama UUD 1945
dikatakan oleh Vohn Glahn, dalam bukunya disebutkan, “Dalam hal mengangkat duta,
“The Law Among Nations”, yaitu : “Dasar presiden memperhatikan pertimbangan Dewan
hukum setiap hubungan diplomatik adalah Perwakilan Rakyat.” Kemudian, sesuai
harus ada persetujuan dari negara penerima ketentuan Pasal 4 Konvensi Wina 1961 tentang
perwakilan asing tersebut, negara penerima Hubungan Diplomatik, di mana ditegaskan
harus meletakan dasar ketentuan-ketentuan bahwa bila pengangkatan seorang calon duta
yang mengatur status hukum dan kegiatan besar telah diputuskan, namanya segera
diplomatik asing yang bersangkutan, ketentuan diajukan kepada pemerintah negara penerima
mana harus dilandasi pula dengan prinsip- melalui kedutaan besar negara pengirim untuk
prinsip hukum internasional yang berlaku”.9 mendapatkanagreement. Pemerintah
agreement kepada pemerintah negara
2. Pengangkatan dan Penerimaan Perwakilan penerima dilakukan secara konfidensial
Diplomatik mengingat kemungkinan ditolaknya calon yang
Tugas dan misi diplomatik antara lain untuk diajukan.
mengembangkan/ menjalin hubungan yang
saling menguntungkan antara negara pengirim B. Implementasi Hukum Diplomatik Dalam
Pelaksanaan Tugas Dan Fungsi Duta Besar
8
Secara umum tugas seorang Duta Besar
Eileen Denza., Diplomatic Law, Commentary on the
Vienna Convention on Diplomatic Relation, Oceana
sebagai perwakilan diplomatik ialah menjamin
Publication, New York,1976. hal.17 efisiensi peranan dari perwakilan diplomatik di
9 nd
Vohn Glahn., Law Among Nation, 2 Macmilian & negara penerima. Sedangkan fungsi
Company, 1970. hal. 380

101
Lex et Societatis, Vol. V/No. 2/Mar-Apr/2017

misidiplomatik adalah melakukan serangkaian Dalam melaksanakan tugas dan fungsi


tugas yang terdiri atas representasi, negosiasi, sebagaimana yang telah disebutkan diatas, para
observasi, proteksi dan pelaporan, serta pejabat diplomatik, dalam hal ini Duta Besar
peningkatan hubungan persahabatan antara hendaklah melaksanakannya dengan sebaik-
negara pengirim dan negara penerima.Namun baiknya, mereka juga dituntut untuk berlaku
menurut Oppenheim-Lauterpacht, pada intinya jujur, teliti, tenang, sabar dan sederhana, serta
hanya terdiri atas tiga tugas yang wajib yang terpenting adalah mereka harus memiliki
dilakukan oleh perwakilan diplomatik, yaitu kesetiaan (loyalitas) yang tinggi. Dengan
negosiasi, observasi dan proteksi.10 demikian para pejabat diplomatik tersebut akan
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi yang mampu mencapai dan melaksanakan tugas dan
pertama,yaitu negosiasi, sebagai wakil resmi fungsinya secara efektif dan efisien.
negara pengirim, ia harus mengemukakan Sebagai pelengkap, berikut ini penulis
pandangan dan kepentingan negaranya kemukakan perbedaan fungsi perwakilan
terhadap situasi ataupun perkembangan situasi diplomatik tetap dan tidak tetap, sebagai
dan kondisi dunia saat itu, khususnya yang berikut :
menyangkut kepentingan negaranya kepada 1. Fungsi Perwakilan Diplomatik Tetap
negara penerima. Sedangkan tugas observasi (permanen) dan Tidak Tetap (sementara).
ialah ia harus mengamati secara saksama Dalam rangka menjalankan tugas dan
semua kejadian (peristiwa) di negara penerima fungsinya masing-masing, antara pejabat
yang mungkin dapat mempengaruhi diplomatik tetap dan tidak tetap tersebut
kepentingan nasional negara pengirim. Bahkan terdapat perbedaan yang prinsipil. Bagi misi
dianggap perlu pula melaporkan hal-hal perwakilan tidak tetap (sementara), fungsinya
tersebut kepada pemerintah yang terbatas pada tugas yang diserahkan kepada
mengirimnya.Demikian pula tentang tugas mereka hanya untuk menangani masalah
proteksi, yaitu melindungi warga negara dan tertentu sesuai dengan bunyi surat
kepentingannya di negara penerima, tidak saja kepercayaan (credentials) yang diterimanya
terhadap individu warga negaranya tetapi juga untuk hal-hal khusus. Misalnya, untuk
meliputi harta milik dan berbagai kepentingan mengadakan pembicaraan atau perundingan
warga negara tersebut. khusus yang menyangkut penyelesaian masalah
Disamping itu ada juga yang berpendapat pelintas batas antara wilayah perbatasan
bahwa perwakilan diplomatik yang bertindak antara Indonesia dan Papua Nugini.Tugas
sebagai saluran diplomasi negara mempunyai tersebut dilakukan oleh seorang atau lebih
fungsi ganda, yaitu : wakil diplomatik, dan setelah selesai
Pertama, menyalurkan kepada pemerintah mengadakan perundingan tersebut, maka
negara penerima mengenai politik luar selesai juga tugas misi yang diembannya.
negeri pemerintah diplomat tersebut, serta Sedangkan tugas dan fungsi perwakilan
penjelasan seperlunya tentang negaranya diplomatik tetap sangat luas, dan sudah
untuk menumbuhkan pengertian yang baik ditentukan secara umum, sebagaimana yang
dan mendalam mengenai negaranya; diatur dalam Pasal 3 ayat 1 Konvensi Wina
Kedua, menyalurkan kepada pemerintah 1961, yang memberikan perincian sebagai
negaranya perihal politik luar negeri dari berikut :
negara penerima, dan melaporkan semua (a) representing the sending state in the
kejadian dan peristiwa serta perkembangan receiving state (mewakili negara
setempat, lengkap dengan pengirim di negara penerima);
keterangan/penjelasan keadaan setempat, (b) protecting in the receiving state the
penjelasan dan analisis yang dapat interest of the sending state and of its
digunakan sebagai bahan pertimbangan nationals, within the limits permitted by
dalam menentukan politik luar negeri international law (melindungi
negaranya. kepentingan negara pengirim dan
kepentingan warga negaranya dinegara
10
Oppenheim-Lauterpacht., Op-cit. hal.785.

102
Lex et Societatis, Vol. V/No. 2/Mar-Apr/2017

penerima dalam batas-batas yang perwakilan diplomatik itu berfungsi melindungi


diperbolehkan hukum internasional); kepentingan negara pengirim serta warga
(c) negotiating with the goverment of the negaranya dalam wilayah dimana ia
receiving state (melakukan perundingan diakreditasikan dalam batas-batas yang
dengan pemerintah negara penerima); diizinkan oleh hukum internasional.
(d) ascertaining by all lawful means Perlindungan itu harus pula diberikan oleh
conditions and developments in the negara penerima kepada para pejabat
receiving state, and reporting there on to diplomatik yang bersangkutan dinegaranya,
the goverment of the sending state bahkan negara ketiga pun harus memberikan
(memperoleh kepastian dengan semua perlindungan pula kepada para pejabat
cara yang sah tentang keadaan dan diplomatik beserta anggota keluarganya, jika
perkembangan negara penerima dan mereka berada in transit di negara ketiga
melaporkannya kepada pemerintah tersebut.(pasal.40).
negara pengirim); Ad. 3. Perundingan (negotiation)
(e) promoting friendly relations between the Suatu negara tidak dapat hidup dan
sending state and the receiving state, and berkembang secara menyendiri, negara harus
developing their economis, cultural and menjalin hubungan dengan negara lain dalam
scientific relations (meningkatkan rangka pelaksanaan kerjasama, tukar menukar
hubungan persahabatan antara negara pengalaman dan ilmu pengetahuan, serta untuk
pengirim dan negara penerima serta menyelesaikan berbagai persoalan yang
mengembangkan hubungan ekonomi, dihadapi bersama. Hubungan antara negara ini
kebudayaan dan ilmu pengetahuan). pada hakekatnya merupakan suatu usaha untuk
Selain tugas-tugas diatas, perwakilan memperjuangkan kepentingan masing-masing
diplomatik dapat juga melaksanakan tugas dan secara timbal balik. Untuk itu perlu diadakan
fungsi konsuler, seperti pencatatan tentang perundingan-perundingan yang selajutnya
kelahiran, perkawinan, perceraian dan dapat menjelma menjadi persetujuan
kematian serta masalah waris mewaris dari (agreement) dan perjanjian (treaties) yang luas,
setiap warga negaranya yang berada dinegara meliputi baik bidang politik, ekonomi, sosial
penerima (Pasal3 : 2). Namun dalam prakteknya dan budaya maupun ilmu pengetahuan dan
tugas yang disebut belakangan ini berlaku jika sebagainya.
dinegara dimana perwakilan diplomatik Dalam hukum internasional, bentuk
tersebut tidak terdapat perwakilan konsuler. hubungan antar negara yang dinamakan
Untuk lebih muda dipahami, berikut ini negotiation atau perundingan ini dapat
penulis uraikan satu persatu tugas dan fungsi diadakan diantara dua atau lebih negara
perwakilan diplomatik tetap yang dilaksanakan berdaulat, namun sebagai pengecualian juga
oleh Duta Besar sebagaimana yang di atur diizinkan turut serta dalam perundingan yaitu
dalam Konvensi Wina 1961, sebagai berikut : negara yang belum merdeka dan belum
Ad. 1. Mewakili negaranya di negara penerima berdaulat penuh.Dengan demikian dapat
Fungsi perwakilan diplomatik ditegaskan bahwa maksud diadakannya
sebagaimana yang ditentukan dalam Pasal3 perundingan antara negara kedua belah pihak
ayat 1 Konvensi Wina 1961, yakni mewakili maupun dengan negara lainnya yang beraneka
negara pengirim di negara penerima ragam coraknya (ex-change of views), itu erat
(representing the sending state in the receiving kaitannya dengan kepentingan bersama
state). negara-negara tersebut.
Ad. 2. Proteksi (perlindungan) Ad. 4. Memberikan laporan (reporting)
Tugas dan fungsi perwakilan diplomatik yang Kewajiban membuat serta melaporkan bagi
berhubungan dengan perlindungan terhadap perwakilan diplomatik memang sudah
kepentingan negara pengirim di negara ditetapkan dalam Konvensi Wina, dimana
penerima dalam batas-batas yang ditegaskan bahwa memberikan laporan kepada
diperkenankan oleh hukum internasional. negara pengirim mengenai keadaan dan
Dalam pasal 3 ayat 1 sub b, ditegaskan bahwa perkembangan keadaan di negara penerima

103
Lex et Societatis, Vol. V/No. 2/Mar-Apr/2017

dengan cara-cara yang dapat dibenarkan oleh kepada pemerintah lainnya. Jadi,
hukum. Tugas pelaporan (reporting) merupakan perhubungan antara departemen luar
suatu hal yang utama bagi perwakilan negeri dan kementrian luar negeri
diplomatik di negara penerima, termasuk asing, atau semacam nota yang
didalamnya tugas observasi secara saksama dipergunakan dalam hubungan surat-
atas segala peristiwa yang terjadi di negara menyurat resmi antar pemerintah
penerima. Perlunya sudah tentu demi denganperantaraan wakil diplomatik
memperlancar urusan kepentingan negara yang diakreditir di negara penerima.
yang diwakilinya. Asalkan dalam hal membuat 3. Nota Kolektif : Nota ini dikirim oleh
laporan ini wakil tersebut tidak bertindak suatu negara kepada beberapa negara
sebagai seorang apionase. lainnya. Jadi, dari suatu departemen
Ad. 5. Meningkatkan hubungan persahabatan luar negeri kepada beberapa
antar negara. kementerian luar negeri asing atau
Ini adalah fungsi lain dari perwakilan sebaliknya, dari beberapa kementerian
diplomatik yang tidak kalah pentingnya, karena luar negeri asing kepada departemen
dalam Konvensi Wina, ditetapkan bahwa luar negeri kita. Atau suatu komunikasi
meningkatkan hubungan persahabatan antara tertulis yang diajukan dan ditanda
negara penerima dan negara pengirim, dan tangani bersama ataupun yang erat
mengembangkan hubungan ekonomi, hubungannya dengan kerjasama politik
kebudayaan serta ilmu pengetahuan diantara mereka, dan ditujukan kepada negara
mereka. yang berdiri sendiri diluar persekutuan
2. Cara Melaksanakan Hubungan Diplomatik. atau kerja sama mereka.
Cara melakukan hubungan diplomatik 4. Nota Identik : Bila kedua negara atau
(tertulis) antara Kemeterian luar negeri dan lebih mengajukan sesuatu kepada
para kepala perwakilan diplomatik dan/atau negara ketiga menyampaikan nota yang
konsuler asing dan sebaliknya, atau antara sama bunyinya, tetapi masing-masing
pemerintah dan pemerintah, organisasi menandatanganinya jadi, hampir sama
internasional dan organisasi internasional dengan nota kolektif, tetapi isinya
lainnya, para pejabat diplomatik satu dengan berbeda.
yang lainnya dan/ atau masyarakat pada 5. Nota Verbale : Dipergunakan sebagai
umumnya, antara pejabat diplomatik dengan semacam bukti tertulis dan ringkasan
pejabat pemerintah ; pejabat pemerintah dari suatu pembicaraan antara
dengan penerima dan organisasi intaernasional, pemerintah, baik langsung maupun
adalah sebagai berikut : melalui para wakilnya, ataupun
1. Nota (Note), ialah cara melakukan pemberitahuan melalui pesan. Karena
hubungan dari departemen luar negeri penyampaiannya umumnya dilakukan
dengan seorang kepala perwakilan langsung (by hand) dengan keterangan
diplomatik asing atau pejabat tinggi lain lisan (oral communication) apapun
dan sebaliknya. Dan pada umumnya sebagai penggantinya, dengan
dapat dikatakan bahwa nota demikian tidak pula diberi paraf
merupakan istilah umum untuk surat- penutup (complementary close). Nota
surat terutama dipergunakan dalam jenis ini lasimnya dibuat dibawah nama
melakukan hubungan diplomatik. Nota menteri luar negeri ataupun kepala
yang ditujukan kepada/oleh menteri perwakilan, tergantung keadaan.
luar negeri, duta besar dan lain-lain, 6. Memorandum : Merupakan suatu
selalu dipergunakan jika : (a). persoalan pernyataan tertulis antar pemerintah,
yang dikemukakan penting sekali, atau ataupun dari suatu kementerianluar
(b). bila nota yang ingin diberikan negeri kepada kedutaan/perwakilan
bersifatpribadi (personal Notes). diplomatik dan sebaliknya.
2. Nota diplomatik : ialah nota yang Memorandum dikirim dengan tidak
dikirimkan oleh suatu pemerintah

104
Lex et Societatis, Vol. V/No. 2/Mar-Apr/2017

ditanda tangani oleh menteri luar yang menyangkut fungsi perwakilan diplomatik,
negeri. terbukti masih tetap dipergunakan dimana-
7. Aide Memoire : Merupakan bukti mana, baik yang skopnya nasional, regional
tertulis secara informal dari maupun internasional.Hal yang disebut diatas
suatupembicaraan diplomatik dapat dibaca dalam pembukaan atau
(diplomatic interview/conversation), mukadimah Konvensi Wina Tahun 1961.
atau catatan tidak resmi dari suatu Selanjutnya, mengenai masalah kapan mulai
percakapan yang dilakukan antara berlakunya fungsi perwakilan diplomatik itu.
menteri luar negeri dengan seorang Pertama-tama harus kita lihat ketentuan yang
duta asing. Catatan semacam ini termuat dalam Konvensi Wina, dimana Pasal.
lasimnya diserahkan oleh sang duta di 13 Konvensi Wina 1961 menegaskan bahwa
kementerian luar negeri atau pihak kepala misi diplomatik sudah dianggap memulai
departemen luar negeri kepada sang fungsinya dinegara penerima, baik pada saat
duta, saat dia berada di deparlu. wakil itu menyerahkan surat kepercayaanya
Manfaatnya ialah untuk membantu maupun pada saat pemberitahuan
megingat (aid to memory) mengenai kedatangannya, dan menyerahkan sebuah
hal-hal yang pernah dibicarakannya. salinan asli dari surat kepercayaan atau Letter
8. Pro Memoria : Merupakan bukti tertulis of Credence-nya kepada menteri luar negeri
resmi dari suatu negara penerima atau menteri negara
percakapan/pembicaraan yang penerima lainnya yang ditujukan sesuai dengan
dilakukan oleh menteri luar negeri praktek yang berlaku dinegara penerima, yang
ataupun kepala perwakilan diplomatik. akan diberlakukan secara seragam. Sedangkan
Nota ini lasimnya ditinggalkan oleh mengenai urutan-urutan penyerahan surat
perwakilan diplomatik yang kepercayaan ataupu sebuah salinan asli akan
mengajukan di departemen luar negeri. ditentukan oleh hari dan saat kedatangan
Demikian nota dari luar negeri kepala perwakilan yang bersangkutan.
diserahkan kepada seorang wakil Kemudian mengenai kapan berakhirnya misi
diplomatik di departemen luar negeri diplomatik tersebut. Pada umumnya tugas
itu juga, dengan memberitahukannya seorang Duta Besarakan berakhir karena sudah
terlebih dahulu atau dengan habis masa jabatan yang diberikan kepadanya
memanggil. Pro memoria sama dengan untuk menjalankan tugas. Tugas itu dapat pula
Aide memoire, perbedaannya hanya berakhir, karena ditarik kembali (recall) oleh
terletak pada pro memoria lebih resmi, pemerintah negara pengirimnya, mungkin juga
sedangkan Aide memoire tidak resmi. karena tidak disenangi lagi (persona non grata),
9. Nota Edaran (circular notes) : sehingga menyebabkan fungsi wakil diplomatik
Merupakan surat edaran dari menteri itu berakhir. Jika antara negara pengirim dan
luar negeri kepada anggota korps negara penerima terlibat dalam peperangan
diplomatik mengenai hal yang (pecah perang), maka tugas seorang diplomat
menyangkut kepentingan seluruh korps juga akan terganggu (terhenti), dan lasimnya ia
diplomatik danperlu diketahui oleh dan keluarganya dikembalikan ke negara
semua/secara bersama.11 pengirim. Kemudian jika kepala negara dari
3. Mulai dan Berakhirnya Fungsi Perwakilan negara pengirim ataupun negara penerima
Diplomatik adalah Raja / Ratu dan wafat dan atau turun
Terhadap pengaturan mengenai hubungan tahta, dapat pula menyebabkan terhentinya
antar negara ini hingga kini masih terus tugas seorang wakil diplomatik, (namun hal
diadakan penyelidikan dan pengkodifikasian yang disebut belakangan ini sudah tidak
secara saksama.Formulasi dari aturan-aturan dipraktekan lagi).
ataupun kaidah-kaidah dan asas-asas hukum Selain pendapat diatas, fungsi kepala
umum dan kebiasaan internasional, terutama perwakilan diplomatik ini akan berakhir
disebabkan oleh beberapa hal seperti tersebut
dibawah ini :
11
Syahmin A.K. Op-cit, hal. 248

105
Lex et Societatis, Vol. V/No. 2/Mar-Apr/2017

1. Pemanggilan kembali wakil itu oleh 1. Mekanisme dan proses penempatan duta
negara pengirimnya. Surat panggilan ini besar sebagai perwakilan diplomatik
wajib disampaikan kepada kepala suatu negara ke negara lain hanya dapat
negara atau menteriluar negeri, dilakukan atas kesepakatan bersama
dankepada wakil yang bersangkutan (mutual consent) antar negara yang
kemudian diberikan pula letters de bersangkutan, sebagaimana yang diatur
recreance yang menyetujui dalam Pasal 2 Konvensi Wina 1961.
pemanggilannya. Seiring pemanggilan Negara pengirim terlebih dahulu
serupa ini berarti bahwa hubungan menawarkan calon tersebutyang
kedua negara memburuk adanya, akanditetapkan. Negara yang akan
tindakan pemanggilan kembali itu ditempati membalas apakah bersedia
hanya dilakukan jika terjadi menerima atau tidak. Setelah calon
ketegangan, dan ketegangan tersebut dinyatakan dapat diterima oleh negara
tidak dapat diatasi dengan jalan lain ; yang akan ditempati maka pemerintah
2. Permintaan negara penerima agar wakil negara pengirim lalu menyiapkan surat
yang bersangkutan dipanggil kembali; kepercayaan untuk calon yang
ini juga berarti bahwa hubungan kedua bersangkutan. Surat kepercayaan ini di
negara mungkin sedemikian rupa kenal dengan nama “letter of credence”.
tegangnya; 2. Implementasi tugas dan fungsi duta
3. Penyerahan paspor kepada wakil dan besar sebagai perwakilan diplomatik,
staf serta para anggota keluarganya secara komprehensif sudah ditentukan
pada saat perang pecah antara kedua dalam Konvensi Wina 1961 tentang
negara yang bersangkutan ; hubungan diplomatik. Secara garis besar
4. Selesainya tugas misi, dan tugas dan fungsi utama seorang pejabat
5. Berakhirnya surat-surat kepercayaan diplomatik menurut Pasal 3 Konvensi
yang diberikan untuk jangka waktu Wina 1961 dimana tugas dan fungsi
yang sudah ditetapkan. utama seorang diplomat dalam mewakili
Jadi fungsi seorang pejabat diplomatik akan negara pengirim di negara penerima
berakhir apabila ada pemberitahuan dari adalah fungsi representasi, proteksi,
negara pengirim kepada negara penerima negosiasi, pelaporan dan atau reporting
bahwa fungsi pejabat diplomatik yang dan meningkatkan hubungan
bersangkutan berakhir, atau ada persahabatan antara kedua negara.
pemberitahuan dari negara penerima kepada
negara pengirim bahwa sesuai dengan B. Saran-saran
ketentuan pasal 43 Konvensi Wina 1961. 1. Untuk kelancaran pelaksanaan
Dalam hal seorang agen diplomatik hubungan diplomatik antar negara
dinyatakan persona non grata, maka negara sebagaimana yang ditentukan dalam
pengirim harus segera me-recall atau Konvensi Wina Tahun 1961 tentang
mengakhiri fungsi dari agen diplomatik Hubungan Dilpomatik, maka setiap
tersebut.Namun jika negara pengirim dalam negara hendaknya menghormati dan
waktu yang cukup tidak bersedia atau tidak mematuhi konvensi tersebut agar apa
berhasil melaksanakan kewajibannya itu, maka yang menjadi maksud dan tujuan
negara penerima dapat menolak mengakui daripada pelaksanaan hubungan
orang yang bersangkutan sebagai anggota misi diplomatik tersebut yang pada intinya
diplomatik. Hal ini berarti bahwa wakil yang untuk mewujudkan saling pengertian
bersangkutan tidak akan dapat lagi menikmati dan kerjasama internasional, demi
kekebalan dan keistimewaannya sebagai agen kepentingan bersama negara-negara
diplomatik. dapat terwujud sesuai dengan maksud
dilaksanakannya hubungan diplomatik
PENUTUP tersebut.
A. Kesimpulan

106
Lex et Societatis, Vol. V/No. 2/Mar-Apr/2017

2. Dalam melaksanakan tugas dan fungsi Dinamika Global, Edisi ke-2,


perwakilan diplomatik, maka kepada Alumni, Bandung, 2005.
para pejabat diplomatik hendaknya
melaksanakan tugas dengan baik dan Oppenheim-Lauterpacht., International Law,
diharapkan untuk berlaku jujur, teliti, Vol I peace, 8th.ed., New York,
sabar, setia, serta memiliki loyalitas yang London, Longmans Green &
tinggi. Namun yang paling utama kepada Company, 1960.
para pejabat diplomatik harap tidak Prodjodikoro Wirjono., Hukum Publik
menyalahgunakan hak kekebalan dan Internasional, .PT Pembimbing
keistimewaan yang diberikan kepada Masa, Djakarta, 1967.
setiap pejabat diplomatik di suatu Rudy T May, Hukum Internasional II, Rafika
negara. Aditama, Bandung , 2002.
SastroamidjojoAli, Pengantar Hukum
DAFTAR PUSTAKA Internasional, Bhratara,
AK, Syahmin Hukum Diplomatik Suatu Jakarta,1971.
Pengantar, Penerbit, CV Armico, Sen B, A Diplomatic Handbook of International
Bandung. Law and Practice, Martinus, The
--------------------., Hukum Diplomatik Dalam Hague, 1965.
Rangka Studi Kasus,PT Soekanto Soerjono dan Sri Mamudji, Penelitian
Rajagrafindo Persada, Jakarta, Hukum Normatif, Rajawali,
2008. Jakarta, 1985.
Denza Eileen., Diplomatic Law, Commentary on Suryokusumo Sumaryo., Hukum Diplomatik
the Vienna Convention on Teori dan Kasus, Alumni,
Diplomatic Relation, Oceana Bandung,1995.
Publication, New York,1976. Thantowi Jawahir., Hukum dan Hubungan
E. Satow., Guide to Diplomatic Practice, Edited Internasional, UI Press. Yogyakart
by Lord Gore-Booth, Longman, 2016.
London and New York, Fifth Widagdo Setyo dan Hanif Nur
edition, 1979. Widhyanti.,Hukum Diplomatik
Glahn Von., Law Among Nation, 2nd Macmilian dan Konsuler, Bayumedia
& Company, 1970. Publishing. Malang 2008.
Isjwara Fred., Pengantar Hukum Internasional,
4th.ed., Penerbit. Alumni, Sumber-Sumber Lain:
Bandung 1972. - Undang-Undang RI No. 37 Tahun 1999
Khrisnamurty G.V.G., Modern Diplomacy, tentang Hubungan Luar Negeri.
Dialectic and Dimensions.,. New - Konvensi Wina 1961
Delhi 1980.
Kusumaatmadja Mochtar dan Etty R. Agoes,
Pengantar Hukum Internasional,
Edisi ke-2, PT Alumni, Bandung,
2003.
--------------------., Pengantar Hukum
Internasional,Buku I: Bagian
Umum, PT Binacipta, Bandung,
1982.
Lauterpacht-Oppenheim, International Law,
Vol.I, Longmans Green & Co., 8
th,ed, 1960.
Mauna Boer, Hukum Internasional, Pengertian,
Peranan dan Fungsi Dalam Era

107

Anda mungkin juga menyukai