PROPOSAL SKRIPSI
NIM : E1A015163
Angkatan : 2015
Purwokerto,
Menyetujui,
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Prof. Dr. Ade Maman Suherman, S.H., M.Sc. Dr. H. Isplancius Ismail, S.H., M.Hum.
NIP: 196707111995121001 NIP: 195504041992031001
Mengetahui,
Ketua Bagian Hukum Internasional
1 Sumaryo Suryokusumo, Hukum Diplomatik Teori dan Kasus, Alumni, Bandung, 1995, hlm.
1.
2 Eileen Denza, Diplomatic Law, Commentary on Vienna Convention on Diplomatic Relations,
Oceania Publication, Inc. Dobbs Ferry, New York, 1976.
3 Edmund Jan Osmanczyk, Encyclopedia on the United Nations and International Agreements,
Taylor and Francis, London, 1995.
4
4 Ian Brownlie, Principle of Public International Law, Third Edition, Oxford University Press,
1979, hlm. 345.
5 L. Dembisnki, The Modern Law of Diplomacy, Martinus Nijhoff Publisher, Netherlands,
1988, hlm. 1.
6 Harold Nicolson, Diplomacy, London, Oxford University Press, 2nd. ed, 1950, hlm. 15.
7 Syahmin AK, Hukum Diplomatik Suatu Pengantar, Armico, Bandung, 1985, hlm. 2-3.
5
Dalam abad ke-16 dan 17 pada waktu pertukaran Duta-duta Besar secara
permanen antarnegara-negara di Eropa sudah mulai menjadi umum, kekebalan
dan keistimewaan diplomatik telah diterima sebagai praktik-praktik negara dan
bahkan telah diterima oleh para ahli hukum internasional meskipun jika
terbukti bahwa seorang Duta Besar telah terlibat dalam komplotan atau
penghianatan melawan kedaulatan negara penerima.11 Seorang Duta Besar
dapat diusir, tetapi tidak dapat ditangkap atau diadili oleh negara penerima.
Prinsip untuk memberikan kekebalan dan keistimewaan yang khusus semacam
itu telah dilakukan oleh negara atas dasar timbal balik, hal itu diperlukan guna
menjamin agar perwakilan atau misi asing di sesuatu negara dapat menjalankan
tugas misinya secara bebas dan aman.
10 Lihat United Nations, The Work of the International Law Commission, U.N. Publication
(Fourth Edition), New York, 1988, hlm. 50.
11 Sumaryo Suryokusumo, Op. Cit., hlm. 50.
12 Lihat Gutteridge, Immunites of the Subordinate Diplopmatic Staff, 1947, Brit. Y.B. Int. L.
148.
7
Dalam Pasal V Headquarter Agreement 1947 telah merinci siapa saja yang
dapat dikelompokkan sebagai Resident Representatives to the United Nations,
seperti mereka yang berpangkat Duta Besar atau Menteri Berkuasa Penuh.
Namun demikian persetujuan tersebut tidak secara khusus merinci
keistimewaan dan kekebalan para wakil negara anggotanya, kecuali bagi
mereka yang bertempat tinggal baik di dalam maupun di luar distrik tempat
Markas Besar PBB dan dapat menikmati keistimewaan dan kekebalan di
wilayah Amerika Serikat, dengan syarat-syarat atau kewajiban yang telah
disetujui bagi wakil-wakil diplomatik yang diakreditasikan di negara itu.
Sedangkan bagi negara-negara yang tidak diakui oleh Amerika Serikat,
keistimewaan dan kekebalan hanya diberikan dalam lingkungan distrik tempat
Markas Besar PBB berada, rumah kediaman kantor yang berada di luar distrik
dan di dalam transit dari dan ke negara lain. Dalam Headquarters Agreement
20 Nathania Riris Michico, Terpapar Bahan Kimia, Eks Intel Rusia yang Berkhianat Kritis,
iNews.id (online), 6 Maret 2018. Tersedia di https://www.inews.id/news/read/terpapar-bahan-
kimia-eks-intel-rusia-yang-berkhianat-kritis. Diakses: 29 Januari 2019, 14:00 WIB.
21 Ardi Priyatno Utomo, Kasus Mantan Mata-mata yang Diracun, Inggris Tuduh Rusia
Pelakunya, Kompas.com (online), 13 Maret 2018. Tersedia di
https://internasional.kompas.com/read/2018/03/13/14075621/kasus-mantan-mata-mata-yang-
diracun-inggris-tuduh-rusia-pelakunya. Diakses: 29 Januari 2019, 14:10 WIB.
22 Ardi Priyatno Utomo, Kasus Sergei Skripal Rusia Minta Pertemua Dewan Keamanan PBB,
Kompas.com (online), 5 April 2018. Tersedia di
https://internasional.kompas.com/read/2018/04/05/14144641/kasus-sergei-skripal-rusia-minta-
pertemuan-dewan-keamanan-pbb. Diakses: 29 Januari 2019, !4:15 WIB.
10
23 Ibid.
24 Sumaryo Suryokusumo, Hukum Organisasi Internasional (Hukum Perserikatan Bangsa
Bangsa) United Nations Law, Op. Cit., hlm. 110.
11
Dari uraian diatas tersebut, menarik kiranya untuk dilakukan kajian yang
lebih mendalam, karena itu penulis berkeinginan untuk membuat tulisan
dengan judul Tinjauan Yuridis Pengusiran Perwakilan Tetap Rusia Untuk
Perserikatan Bangsa-Bangsa oleh Amerika Serikat.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin penulis capai dari penelitian ini adalah :
D. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan berguna dalam pengembangan khasanah
ilmu pengetahuan dalam bidang hukum internasional dan memberi
informasi kepada masyarakat tentang pengaturan-pengaturan mengenai
kekebalan dan keistimewaan perwakilan dari negara-negara yang bertugas
di PBB serta untuk menjawab permasalahan atas tindakan Amerika Serikat
memulangkan perwakilan Rusia untuk Markas Besar PBB di New York,
Amerika Serikat.
2. Kegunaan Praktis
Adapun kegunaan praktis yang penulis harapkan adalah :
a. Untuk menambah referensi kepustakaan hukum internasional di Fakultas
Hukum Universitas Jenderal Soedirman.
b. Dapat digunakan sebagai sumber kajian bagi yang berkepentingan.
c. Dapat dijadikan bahan bacaan untuk menambah wawasan khususnya
bagi yang mendalami bidang hukum internasional.
E. Kerangka Teori
Landasan teori menjadi dasar dalam penelitian ini, serta dipakai sebagai
alat analisis terhadap permasalahan dalam penelitian ini. Untuk itu penulis
menggunakan teori-teori sebagai berikut :
13
a. Exterritoriality Theory26
Menurut teori ini seorang pejabat diplomatik dianggap tidak berada di
negara penerima melainkan berada dalam negara pengirim, meskipun
kenyataannya ia berada di wilayah negara penerima. Maksudnya adalah
seorang diplomat itu tidak tunduk pada jurisdiksi hukum nasional negara
penerima, yang sebenarnya teori ini menghendaki bahwa setiap pejabat
diplomatik adalah hanya dikuasai oleh hukum negara pengirim.
Sedangkan kantor perwakilan dan tempat kediamannya dianggap sebagai
bagian dari wilayah negara pengirim.
Pada abad ke 16 dan 17 teori exterritoriality ini sangat menonjol
dipergunakan bagi pemberian kekebalan dan keistimewaan diplomatic,
dimana wakil diplomatic dianggap bukan sebagai subjek hukum negara
penerima. Sebagai konsekuensi daripada pendirian demikian adalah
sangatlah berat untuk diterima, karena sukar untuk menyesuaikan diri
dengan teori exterritoriality ini. Terbukti dalam hal peraturan lalu lintas
jalan raya misalnya, dalam prakteknya sudah diterima secara umum
bahwa pejabat seorang pejabat diplomatik itu harus tunduk pada
peraturan lalu lintas negara setempat. Walaupun dalam negara penerima
seorang mesti berjalan di sebelah kanan, dan peraturan lalu lintas di
negara si pejabat diplomatic mengharuskan berjalan disebelah kiri, maka
diplomat itu pun harus mengikuti aturan lalu lintas negara setempat, jika
tidak ia sendiri yang akan merasakan akibatnya , misalnya akan
mengalami tabrakan. Demikian pula halnya jika para diplomat
27 Ibid., hlm. 68
15
a. Teori Monisme29
Menurut aliran ini hukum internasional dan hukum negara merupakan
dua kesatuan hukum dari satu sistem hukum yang lebih besar yaitu
hukum pada umumnya. Karena terletak dalam satu sistem hukum maka
sangat besar sekali kemungkinan terjadi konflik antar keduanya. Dalam
perkembangannya aliran monisme terpecah menjadi dua, yaitu aliran
monisme primat hukum internasional dan monisme primat hukum
nasional.
Monisme primat HI berpendapat bahwa apabila terjadi suatu konflik
dalam tatanan sistem hukum antara hukum internasional dan hukum
negara maka hukum internasional haruslah lebih diutamakan dan
diberlakukan dari pada hukum negara. Sedangkan monisme primat HN
28 Ibid.
29 Sefriani, Hukum Internasional, Rajawali Press, Jakarta, 2010, hlm. 86.
16
b. Teori Dualisme30
Teori ini mengemukakan bahwa hukum internasional dan hukum negara
adalah dua sistem hukum yang sangat berbeda satu dengan yang lain.
Perbedaan yang dimaksud antara lain:
1. Subjek, subjek hukum internasional adalah negara-negara, organisasi-
organisasi yang bersifat internasional sedangkan subjek hukum
nasional adalah individu di negara tersebut;
2. Sumber hukum, hukum internasional bersumber pada konvensi
internasional dan perjanjian antarnegara adapaun hukum nasional
bersumber pada jurisdiksi negara tersebut sendiri;
3. Hukum nasional memiliki integritas yang lebih sempurna
dibandingkan dengan hukum internasional.
a. Kedaulatan
30 Ibid.
31 Ibid., hlm. 87.
32 Ade Maman Suherman, Organisasi Internasional & Integrasi Ekonomi Regional Dalam
Perspektif Hukum dan Globalisasi, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2003, hlm. 29.
17
b. Yurisdiksi33
Yurisdiksi dapat diartikan sebagai hak-hak negara yang memanifestasi
dalam kompetensi yudisisal, legislatif, dan administratif atau dengan kata
lain dapat diartikan sebagai hak-hak tertentu dari sejumlah hak-hak dari
suatu kenegaraan. Dalam pembahasan yurisdiksi, landasan atau basis
teritorial merupakan suatu yang paling umum dalam menegakkan
F. Metode Penelitian
1. Metode Pendekatan
2. Spesifikasi Penelitian
Penulis menggunakan spesifikasi penelitian deskriptif analitis, yaitu
menjelaskan data-data yang ada dengan kata-kata atau pernyataan bukan
dengan angka-angka. Metode deskriptif yaitu metode yang fungsinya untuk
mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti
melalui data atau sampel yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.
Dengan kata lain, penelitian deskriptif analitis mengambil masalah atau
memusatkan perhatian kepada masalah-masalah sebagaimana adanya saat
penelitian dilaksanakan. Hasil penelitian kemudian diolah dan dianalisis
untuk diambil kesimpulannya.35
3. Lokasi Penelitian
Pusat Informasi Ilmiah Fakultas Hukum Universitas Jenderal
Soedirman dan Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) Universitas Jenderal
Soedirman.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Peraturan Perundang-undangan
Dokumen PBB No. A/427, 27 Nopember 1947, Resolusi Majelis Umum PBB
1969 (II).
United Nations. The Work of the International Law Commission. New York:U.N.
Publication (Fourth Edition). 1988.
24
Jurnal Ilmiah
Gutteridge. Immunites of the Subordinate Diplopmatic Staff. 1947. Brit. Y.B. Int.
L. 148.
Internet
Ardi Priyatno Utomo, Kasus Mantan Mata-mata yang Diracun, Inggris Tuduh
Rusia Pelakunya, Kompas.com (online), 13 Maret 2018. Tersedia di
https://internasional.kompas.com/read/2018/03/13/14075621/kasus-mantan-
mata-mata-yang-diracun-inggris-tuduh-rusia-pelakunya. Diakses: 29 Januari
2019, 14:10 WIB.
Ardi Priyatno Utomo, Kasus Sergei Skripal Rusia Minta Pertemua Dewan
Keamanan PBB, Kompas.com (online), 5 April 2018. Tersedia di
https://internasional.kompas.com/read/2018/04/05/14144641/kasus-sergei-
skripal-rusia-minta-pertemuan-dewan-keamanan-pbb. Diakses: 29 Januari
2019, !4:15 WIB.
Nathania Riris Michico, Terpapar Bahan Kimia, Eks Intel Rusia yang Berkhianat
Kritis, iNews.id (online), 6 Maret 2018. Tersedia di
25
https://www.inews.id/news/read/terpapar-bahan-kimia-eks-intel-rusia-yang-
berkhianat-kritis. Diakses: 29 Januari 2019, 14:00 WIB.