Anda di halaman 1dari 2

LEMBAR JAWABAN SEMESTER  GANJIL  GENAP NILAI

 UJIAN TENGAHSEMESTER WAKTU PELAKSANAAN UJIAN

UNIVERSITAS  UJIAN AKHIR SEMESTER HARI TANGGAL JAM RUANGAN


DIRGANTARA
MARSEKAL
SURYADARMA
TAHUN AKADEMIK 2022/2023 Jum’at 13 Mei 2023 18:00

Nomor Induk Mahasiswa 2 1 1 0 8 4 0 1 6 Paraf Mahasiswa

Nama Mahasiswa Faris Arrahman

Fakultas Hukum Program Studi Ilmu Hukum

Mata Kuliah HUKUM PIDANA INTERNASIONAL Paraf Dosen

Dosen Pengampu Dr. Tri Achmad B., S.H., M.H.

Kelas Perkuliahan  Reguler Pagi  Reguler Sore  Blended Learning

1. Dalam menentukan atau mengenal suatu maksna atau arti dikenal adanya sebuah Definisi (rumusan tentang
ruang lingkup dan ciri-ciri suatu konsep yang menjadi pokok pembicaraan atau studi), demikian juga dalam
hal mengartikan apasih yang dimaksud dengan Hukum Pidana Internasional. Antonio Cassese (seorang ahli
hukum Italia yang berspesialisasi dalam bidang hukum publik internasional. Ia adalah Presiden Pengadilan
Kriminal Internasional untuk Yugoslavia yang pertama dan presiden Pengadilan Khusus untuk Lebanon),
mendidifinisikan Hukum pidana Internasional adalah sekumpulan aturan Hukum Intersional yang melarang
kejahatan-kejahatan internasional dan membebankan kewajiban kepada negara-negara untuk menuntut dan
menghukum sekurang-kurangnya beberapa bagian dari kejahatan- kejahatan itu. Jelaskan maksud dari
definisi tersebut ?

Pengertian Hukum Pidana Internasional menurut Antonio Cassese Dikatakan, bahwa hukum pidana
internasional adalah sekumpulan aturan hukum internasional yang melarang kejahatan-kejahatan
internasional dan membebankan kewajiban kepada negara-negara untuk menuntut dan menghukum
sekurang-kurangnya beberapa bagian dari kejahatan kejahatan itu. Di dalamnya juga mengatur prosedur
untuk menuntut dan mengadili orang-orang yang dituduh melakukan kejahatan itu.

Dengan kata lain, Hukum Pidana Internasional adalah sekumpulan kaidah-kaidah dan asas-asas hukum yang
mengatur tentang kejahatan internasional yang dilakukan oleh subjek-subjek hukumnya untuk mencapai
suatu tujuan tertentu

Adapun sumbersumber hukum internasional adalah sebaga berikut


Perjanjinan Internasional (Treaties)
a. Hukum Kebiasaan Internasional (International Customary Law)
b. Prinsip-prinsip Hukum Umum yang diakui oleh bangsa yang beradab (General Principles
Recognized Civilized Nations)
c. Putusan Pengadilan (Yurisprudensi)
d. Karya Hukum (Writing Publicist)
e. Putusan Organisasi Internasinal
2. Dalam Lahirnya Hukum Pidana Internasional menjadikan terbentuknya Pengadilan menjadikan Mahkamah
Militer Internasional Nuremberg serta Mahkamah Militer Internasional Tokyo yang dibentuk secara Ad Hoc
dijadikan tonggak dalam penegakan hukum pidana Intersional selanjutnya. Mengapa dua pengadilan ad hoc
tersebut dijadikan cikal bakal dan apa maksudnya?

Di mulai pada musim dingin tahun 1942, para pemerintah negara-negara Sekutu mengumumkan niat mereka
untuk menghukum para penjahat perang Nazi.

Pada 17 Desember 1942, para pemimpin dari Amerika Serikat, Britania Raya, dan Uni Soviet mengeluarkan
deklarasi bersama pertamanya yang resmi berfokus pada pembantaian massal terhadap kaum Yahudi Eropa
dan bertekad mengadili para pelaku kekerasan terhadap penduduk sipil. Meskipun sejumlah pemimpin politik
mengusulkan eksekusi cepat tanpa proses persidangan, pada akhirnya pihak Sekutu memutuskan untuk
menyelenggarakan Mahkamah Militer Internasional. Cordell Hull mengatakan, "penjatuhan hukuman setelah
proses pengadilan tersebut akan sesuai dengan penilaian atas peristiwa yang terjadi (judgement of history),
sehingga Jerman tidak akan dapat mengklaim bahwa pengakuan kejahatan perang diperoleh saat mereka
berada di bawah tekanan".

Pada Oktober 1943, Presiden AS, Franklin D. Roosevelt, Perdana Menteri Inggris, Winston Churchill, dan
pemimpin Soviet, Josef Stalin menandatangani Deklarasi Moskow. Deklarasi ini menyatakan bahwa pada
saat gencatan senjata, setiap orang yang terlibat dalam kejahatan perang akan dikirimkan kembali ke negara-
negara di mana mereka melakukan kejahatan tersebut dan akan diadili berdasarkan hukum negara
bersangkutan. Penjahat perang utama, yang kejahatannya tidak dapat ditentukan ke wilayah geografis
tertentu, akan dihukum berdasarkan keputusan bersama pemerintahan Sekutu.
3. Sumber Hukum Pidana Internasional sebagai mana Hukum Intersional lainnya adalah Perjanjian Intersional
dan Perilaku atau Kebiasaan Intersional. Jelaskan maksudnya?

Kebiasaan internasional sebagai sumber hukum tidak berdiri sendiri, kebiasaan internasional berhubungan
timbal balik, saling mengisi dan saling melengkapi dengan sumber hukum lainnya.Kebiasaan internasional
dapat melahirkan perjanjian internasional, seperti contohnya Konvensi Den Haag 1907 dan Konvensi Jenewa
1949 tentang Perlindungan Korban Perang yang hampir keseluruhan isinya diadopsi dari kebiasaan
internasional.

Hal tersebut juga dapat ditemui dalam pengaturan mengenai Zona Ekonomi Eksklusif, Landas Kontinen dan
Negara Kepulauan dalam Hukum Laut Internasional. Sebaliknya perjanjian internasional yang berulang kali
diadakan mengenai satu hal yang sama dalam keadaan serupa menimbulkan dan melahirkan kebiasaan
melalui proses pelembagaan.

Selain berhubungan dengan perjanjian internasional, kebiasaan internasional juga berhubungan dengan
prinsip-prinsip hukum umum. Prinsip hukum umum merupakan suatu asas-asas hukum yang berpengaruh
terhadap kekuatan mengikat hukum kebiasaan internasional.

Jika kebiasaan internasional bertentangan dengan asas-asas hukum internasional, maka kebiasaan
internasional dengan sendirinya akan gugur atau tidak berlaku sebagai hukum. Sementara itu, kebiasaan
internasional yang telah menjadi hukum kemudian diterapkan secara terus menerus akan menjadi asas hukum
4. Salah Subyek Hukum Pidana Intersional adalah State Actor. Mengapa Demikian?

Negara merupakan subjek hukum internasional penuh. Menurut Konvensi Montevideo 1949, kualifikasi
suatu negara sebagai subjek hukum internasional adalah mempunyai penduduk yang tetap, wilayah tertentu,
pemerintahan yang sah atau berdaulat, dan negara tersebut mempunyai kemampuan mengadakan hubungan
dengan negara lain.
Kemampuan untuk menjadi pendukung hak dan kewajiban ( Legal capacity) ini antara lain meliputi :
1. Kemampuan untuk mengajukan klaim-klaim (How to make claims).
2. Kemampuan untuk mengadakan dan membuat perjanjian-perjanjian (How to make agreements)
3. Kemampuan untuk mempertahankan hak miliknya serta memiliki kekebalan-kekebalam (To enjoy of
privileges and immunities)

Anda mungkin juga menyukai