Anda di halaman 1dari 2

LEMBAR JAWABAN SEMESTER  GANJIL  GENAP NILAI

 UJIAN TENGAHSEMESTER WAKTU PELAKSANAAN UJIAN

UNIVERSITAS  UJIAN AKHIR SEMESTER HARI TANGGAL JAM RUANGAN


DIRGANTARA
MARSEKAL
Jum’at 12 Mei 2023 18:00
SURYADARMA
TAHUN AKADEMIK 2022/2023

2 1 1 0 8 4 0 1 4
Nomor Induk Mahasiswa Paraf Mahasiswa
Wais Alkhorni
Nama Mahasiswa
Hukum Ilmu Hukum
Fakultas Program Studi

Mata Kuliah
HUKUM PIDANA INTERNASIONAL Paraf Dosen

Dr. Tri Achmad B., S.H., M.H.


Dosen Pengampu

Kelas Perkuliahan  Reguler Pagi  Reguler Sore  Blended Learning

1. Dalam menentukan atau mengenal suatu maksna atau arti dikenal adanya sebuah Definisi
(rumusan tentang ruang lingkup dan ciri-ciri suatu konsep yang menjadi pokok pembicaraan atau
studi), demikian juga dalam hal mengartikan apasih yang dimaksud dengan Hukum Pidana
Internasional. Antonio Cassese (seorang ahli hukum Italia yang berspesialisasi dalam bidang
hukum publik internasional. Ia adalah Presiden Pengadilan Kriminal Internasional untuk
Yugoslavia yang pertama dan presiden Pengadilan Khusus untuk Lebanon), mendidifinisikan
Hukum pidana Internasional adalah sekumpulan aturan Hukum Intersional yang melarang
kejahatan-kejahatan internasional dan membebankan kewajiban kepada negara-negara untuk
menuntut dan menghukum sekurang-kurangnya beberapa bagian dari kejahatan- kejahatan itu.
Jelaskan maksud dari definisi tersebut ?
sekumpulan aturan hukum internasional yang melarang kejahatan-kejahatan internasional dan
mengharuskan negara untuk menuntut dan menghukum kejahatan tersebut. Antonio Cassese
menambahkan, hukum pidana internasional juga mencakup prosedur untuk menuntut dan
mengadili orang-orang yang diduga melakukan kejahatan. Di dalamnya juga mengatur prosedur
untuk menuntut dan mengadili orang-orang yang dituduh melakukan kejahatan itu
1. Hukum Pidana Internasional merupakan sekumpulan kaidah-kaidah dan asas-asas hukum yang
berlaku;
2. Objek yang diatur di hukum pidana internasional yaitu berupa kejahatan atau tindak pidana
yang bersifat internasional;
3. Subyek hukum pidana internasional yaitu pelaku-pelaku yang melakukan kejahatan atau tindak
pidana internasional serta dapat diadili baik dalam kerangka peradilan internasional maupun
nasional suatu negara;
4. Tujuan yang akan diwujudkan oleh Hukum Pidana Internasional yaitu kerja sama internasional
dalam rangka mencegah dan memberantas pertumbuhan kejahatan internasional dengan
mengadili pelaku kejahatan sesuai dengan asas aut punere aut dedere.

2. Dalam Lahirnya Hukum Pidana Internasional menjadikan terbentuknya Pengadilan menjadikan


Mahkamah Militer Internasional Nuremberg serta Mahkamah Militer Internasional Tokyo yang
dibentuk secara Ad Hoc dijadikan tonggak dalam penegakan hukum pidana Intersional
selanjutnya. Mengapa dua pengadilan ad hoc tersebut dijadikan cikal bakal dan apa maksudnya ?.
Sejarah lahirnya Hukum Pidana Internasional diawali dengan terbentuknya dua pengadilan pidana
internasional pertama di dunia yang bersifat ad hoc pasca Perang Dunia II, yakni Mahkamah
Militer Internasional Nuremberg serta Mahkamah Militer Internasional Tokyo. Kedua Mahkamah
ini adalah menjadi bukti nyata respons masyarakat internasional untuk mewujudkan keadilan
internasional. Selanjutnya, dua pengadilan pidana internasional ad hoc lainnya lahir dengan
didasari Resolusi Dewan Keamanan PBB yaitu International Criminal Tribunal for the Former
Yugoslavia (“ICTY”) tahun 1993 yang berlokasi di Den Haag, Belanda. Lalu terdapat International
Criminal Tribunal for Rwanda (“ICTR”) tahun 1994 yang berlokasi di Arusha, Tanzania. Kedua
mahkamah ad hoc lahir sebagai respons atas terjadinya kejahatan luar biasa di wilayah negara
bekas Yugoslavia serta genosida di wilayah Rwanda.
3. Sumber Hukum Pidana Internasional sebagai mana Hukum Intersional lainnya adalah Perjanjian
Intersional dan Perilaku atau Kebiasaan Intersional. Jelaskan maksudnya ?
Perjanjian internasional memiliki peranan yang sangat penting dalam hukum internasional.
Perjanjian internasional memiliki berbagai terminologi lain, seperti treaty, international
agreements, pacts, general acts, charters, statutes, declarations, dan covenants. Perjanjian
internasional berperan sebagai sarana untuk meningkatkan kerja sama internasional. Salah satu
kelebihan perjanjian internasional dibandingkan dengan hukum kebiasaan internasional adalah
sifatnya tertulis, memudahkan dalam pembuktian dibandingkan dengan hukum kebiasaan
internasional yang tidak tertulis.
Menurut Martin Dixon, hukum kebiasaan internasional adalah hukum yang berkembang dari
praktik atau kebiasaan negara-negara. Hukum kebiasaan internasional harus dibedakan dengan
adat istiadat (usage) atau kesopanan internasional (international community) ataupun
persahabatan (friendship). Penyambutan tamu negara dengan upacara khusus, menggelar karpet
merah, kalungan bunga, dentuman meriam, tiupan terompet bukan merupakan hukum kebiasaan
internasional. Sebab, tidak dilakukannya tindakan tersebut oleh suatu negara tidak dapat dituntut
sebagai pelanggaran hukum internasional.
4. Salah Subyek Hukum Pidana Intersional adalah State Actor. Mengapa Demikian ?
Negara merupakan subjek hukum internasional penuh. Menurut Konvensi Montevideo 1949,
kualifikasi suatu negara sebagai subjek hukum internasional adalah mempunyai penduduk yang
tetap, wilayah tertentu, pemerintahan yang sah atau berdaulat, dan negara tersebut mempunyai
kemampuan mengadakan hubungan dengan negara lain.
Subjek Hukum Internasional adalah semua pihak atau entitas yang dapat dibebani oleh hak dan
kewajiban yang diatur oleh Hukum Internasional. Hak dan kewajiban tersebut berasal dari semua
ketentuan baik yang bersifat formal ataupun non-formal dari perjanjian internasional ataupun dari
kebiasaan internasional
Subyek Hukum Internasional dapat diartikan sebagai negara atau kesatuan-kesatuan bukan
negara yang dalam keadaan tertentu memiliki kemampuan untuk menjadi pendukung hak dan
kewajiban berdasarkan Hukum Internasional. Kemampuan untuk menjadi pendukung hak dan
kewajiban ( Legal capacity) ini antara lain meliputi :
1. Kemampuan untuk mengajukan klaim-klaim (How to make claims).
2. Kemampuan untuk mengadakan dan membuat perjanjian-perjanjian (How to make agreements)
3. Kemampuan untuk mempertahankan hak miliknya serta memiliki kekebalan-kekebalam (To
enjoy of privileges and immunities)
Kemampuan untuk menjadi pendukung hak dan kewajiban bagi subyek hukum Internasional
dapat ditinjau dari dua aspek yaitu:
1. Dasar Hukum Berdirinya
2. Advisory opinion atau berdasarkan Keputusan atau Pendapat “International Court of justice”
Dengan meninjau dua aspek di atas maka legal capacity dari subyek hukum Internasional dalam
bentuknya yang modern dimana subyek hukum internasional tidak hanya terbatas pada negara
sebagai satu-satunya subyek hukum internasional (pandangan klasik), maka kiranya perlu
dikemukakan beberapa subyek hukum internasional yang merupakan kesatuan-kesatuan bukan
negara khususnya mengenai legal capacitynya.

Anda mungkin juga menyukai