Anda di halaman 1dari 3

BAB I

(ISTILAH DAN DEFINISI HUKUM INTERNASIONAL)

A. Istilah Hukum Internasional


Hukum International (International Law) atau Hukum International publik (Public
International Law) merupakan istilah yang popular digunakan saat ini dibandingkan dengan
istilah hukum bangsa-bangsa (Law of Nations), hukum antar negara (Inter State Law). 2
istilah terakhir ini ditinggalkan karena dianggap tidak sesuai lagi dengan keburuhan.
1
Padanan kata hukum internasional yang digunakan di Indonesia berasal dari beberapa istilah
bahasa asing, antara lain adalah International Law (Inggris), kemudian ada Droit
international (Prancis), Internationaal recht (Belanda). Istilah-istilah tersebut memiliki kata
yang berbeda namun memiliki makna yang sama. Pada saat ini kata yang dipakai sebagai
istilah umum di Indonesia adalah Hukum Internasional. Namun, sejumlah kepustakaan juga
menggunakan istilah-istilah berbeda yang memiliki makna yang mendekati atau relative
sama dengan Hukum Internasional, yakni Hukum Antar Bangsa (The Law of Nations),
Hukum Antar Negara (Interstates Law), Hukum Dunia (World Law), dan Hukum
Transnasional (Transnational Law). 2
The Law of Nations, yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi hukum bangsa-
bangsa,3 memiliki akar konseptual pada istilah yang dikenal di dalam bahasa Romawi, Ius
Gentium4, yakni hukum yang berlaku antara bangsa-bangsa di jaman Romawi, termasuk
kaidah dan asas hukum yang mengatur hubungan antara orang Romawi dengan orang bukan
Romawi dan antara semua orang bukan Romawi 5. Dalam perkembangannya digunakan juga
istilah Ius Inter Gentes yang bermakna hukum antar bangsa yang menandakan awal
munculnya hukum internasional publik.6

1
Dr.Sefriani, S.H., M.Hum., Hukum Internasional Suatu Pengantar (Depok:Rajawali Pers,2018) hlm.1
2
Prof. Dr. I Made Pasek Diantha, SH.,MS. dkk., Buku Ajar Hukum Internasional Universitas
Udayana(Denpasar :Udayana Press, 2017), hlm. 11
3
Moh.Radjab, Hukum Bangsa-Bangsa: Suatu Pengantar Hukum Internasional, Jakarta, Bhratara, 1996, terjemahan
dari J.L. Brierly, The Law of Nations: An Introduction to the International Law of Peace, Oxford University Press,
London.
4
Wagiman dan Anasthasya Saartie Mandagi,2016, Terminologi Hukum Internasional, Sinar Grafika, Jakarta, H.167.
5
Mochtar Kusumaatmadja dan Etty R.Agies,2003, Pengantar Hukum Internasional, PT. Alumni, Bandung, H. 4-5
6
Ibid,h.5.
B. Pengertian Hukum Internasional
Definisi atau pengertian Hukum Internasional memiliki begitu banyak versi yang tidak hanya
berasal dari 1 orang atau 2 orang ahli saja. Hal ini disebabkan oleh kekompleksan hukum
internasional itu sendiri. Umumnya konsep hukum internasional menyebabkan para ahli
cenderung mendefinisikannya atau membuat suatu teori dari sudut pandang yang berbeda-
beda. Namun, berbedanya pendapat bukan berarti memiliki suatu arti yang begitu jauh dari
konteksnya namun setiap teori memiliki hubungan satu sama lainnya.
Menurut Mochtar Kusumaatmadja, Hukum Internasional (Publik) adalah keseluruhan
kaidah-kaidah dan asas-asas hukum yang mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi
batas negara-negara (hubungan internasional) yang bukan bersifat perdata. 7 Penjelasan atau
teori yang diberikan oleh Mochtar Kusumaatmadja memberikan suatu artian bahwa hukum
internasional tidak sebatas hubungan antar negara namun juga bisa dilakukan oleh negara
dengan subjek lainnya menurut Konvensi Montevideo 1993.
Walaupun mengakui bahwa hukum internasional saat ini tidak hanya mengatur hubungan
antarnegara, tetapi John O’Brien mengemukakan bahwa hukum internasional adalah sistem
hukum yang terutama berkaitan dengan hubungan antarnegara.8
Definisi terhadap hukum internasional juga sempat diutarakan oleh Grotius (Hugo de Groot)
dimana ia mengutarakan bahwa hukum internasional terdiri dari separangkat prinsip-prinsip
hukum dank arena biasanya dalam hubungan antara negara-negara. Hubungan ini didasarkan
pada kehendak bebas dan persetujuan dari semua anggotau untuk kepentingan bersama. Dari
penjelasan yang diberikan oleh Grotius dilihat bahwa hukum internasional cenderung
mengarah pada persetujuan terhadap perjanjian yang dilakukan oleh beberapa pihak yang
terlibat dalam Hukum Internasional. Teori ini cenderung menggunakan asas Pacta Sunt
Servanda atau perjanjian menjadi suatu undang-undang bagi yang membuat atau
menyepakatinya.
Pendapat-pendapat yang dikemukakan oleh para ahli diatas, khususnya yang dikemukakan
oleh Mochtar Kusumaatmadja dan Etty R. Agoes, dapat kiranya diformulasikan dalam
bahasa yang sedikit berbeda. Hukum Internasional merupakan seperangkat prinsip dan norma
hukum yang melandasi hubungan antara subyek-subyek Hukum Internasional dan mengatur
7
Mochtar Kusumaatmadja, Pengantar Hukum Internasional, Buku I Bagian Umum, (Jakarta:Binacipta,1982),
cetakan keempat, hlm.1.
8
John O,Brien, International Law, (London: Old Balley Press, 2002), hlm.7.
persoalan-persoalan. Hukum publik yang bersifat melintasi negara. Dengan demikian,
terdapat 3 (tiga) unsur dari batasan tersebut, yakni :
1. Terdapat Prinsip (asas) hukum dan norma (kaidah) hukum;
2. Berfungsi untuk melandasi hubungan antara subyek-subyek Hukum Internasional dan
mengatur persoalan-persoalan hukum publik yang bersifat lintas batas negara;
3. Bersifat publik.9

9
Prof. Dr. I Made Pasek Diantha, SH.,MS. dkk., Buku Ajar Hukum Internasional Universitas
Udayana(Denpasar :Udayana Press, 2017), hlm. 11

Anda mungkin juga menyukai