Anda di halaman 1dari 4

HUKUM DIPLOMATIK DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL

Oleh : Angela Nur Eka Royatmi

Mahasiswi program studi Hubungan Internasional

Universitas Darussalam Gontor

Dalam hubungan internasional, hubungan diplomatik merupakan

kekuatan untuk menjalin kerjasama internasional antara state dan non state

actor. Hukum diplomatik menjadi bidang hukum internasional yang

mengatur misi diplomatik permanen dan sementara. Konsep dasar dari

hukum diplomatik adalah kekebalan diplomatik, yang berasal dari kekebalan

negara. Maka negara mempunyai peran penting dalam menguatkan

hubungan diplomatik antar aktor-aktor lainnya. Pada hakikatnya, hukum

diplomatik merupakan bagian dari hukum internasional yang sebagian

sumber hukum nya sama dengan sumber hukum internasional, seperti

konvensi-konvensi internasional yang ada.

Diplomasi dapat diartikan politik luar negeri. Diplomasi merupakan

cara komunikasi yang dilakukan beberapa pihak termasuk negosiasi antara

wakil-wakil negara yang sudah diakui. Diplomasi berarti menggunakan

segala kebijaksanaan dan kecendikiawanan dalam melaksanakan dan

memelihara hubungan-hubungan resmi antara pemerintah-pemerintah dan

negara-negara yang merdeka. Ada berbagai definisi dari diplomasi, apabila

dilihat rumusan pokok, bahwa diplomasi adalah sesuatu yang mengadakan

hubungan antara pemerintah dengan cara perdamaian, antara lain: diplomasi

manajemen relasi, dan skill yang bisa berhungan dengan seseorang sehingga

berjalan dengan lancar. 1

Diplomasi dapat kita artikan sebagai kecakapan negara yang

diwakilkan oleh seseorang dalam pengelolaan hubungan, kecakapan dalam

1
Edmund Jan Osmanczyk, Encyclopedia of the United Nations and International Agreements, Taylor
and Francis, London, 1995.
melakukan perjanjian dengan orang lain sehingga urusan terselesaikan

dengan lancar. Dari beberapa pengertian di atas, hubungan antar negara

untuk merintis kerjasama dan persahabatan, hubungan dilakukan melalui

pertukaran misi diplomatik termasuk para pejabatnya, para pejabat harus

diakui statusnya sebagai pejabat diplomatik dan agar para pejabat itu dapat

melakukan tugas diplomatiknya dengan efisien. Diplomat perlu diberikan

hak-hak istimewa dan kekebalan yang didasarkan atas aturan-aturan dalam

hukum kebiasaan internasional serta perjanjian-perjanjian lainnya yang

menyangkut hubungan diplomatik antar negara.

Hukum diplomatik adalah himpunan ketentuan-ketentuan mengenai

hak-hak istimewa dan kekebalan diplomatik dalam hubungan diplomatik

sebagai bagian dari hukum internasional yang sangat mapan dan sudah

berkembang dalam kehidupan masyarakat internasional. Konvensi Wina

sebagai sumber hukum diplomatik telah memberikan inspirasi bagi hampir

semua negara-negara di seluruh dunia, dalam melaksanakan hubungan

diplomatik mereka. Banyak kasus dalam peradilan nasional mendasarkan

keputusannya pada Konvensi Wina, walaupun salah satu pihak yang

bersengketa belum menjadi pihak dalam Konvensi ini.

Menurut Pasal 14 Konvensi Wina 1961, ada tiga tingkatan Kepala Misi

Diplomatik, yaitu :

1. Ambassadors, Nuncios

2. Envoys, Ministers, and Internuncios

3. Charges d’Affaires.

Sumber hukum diplomatik didalam pembahasannya tidak dapat

dipisahkan sebagaimana dimuat dalam dalam Pasal 38 ayat (1) Statuta

Mahkamah Internasional, yaitu :

a. Perjanjian internasional, baik yang bersifat umum maupun khusus.

b. Kebiasaan internasional, terbukti dalam praktik-praktik umum dan

diterima sebagai hukum .


c. Asas-asas umum hukum yang diakui oleh bangsa-bangsa beradab

d. Keputusan-keputusan hakim dan ajaran-ajaran para ahli hukum

internasional dari berbagai negara sebagai alat tambahan untuk

menentukan hukum.

Mengenai sumber hukum diplomatik sama sekali tidak dapat

dilepaskan dari sumber hukum internasional, apalagi sebagaimana diuraikan

terdahulu bahwa hukum diplomatik pada hakekatnya merupakan bagian

dari hukum internasional. Bagaimana hukum diplomatik ini diciptakan,

sedangkan tidak terdapat batasan pembuat hukum bagi masyarakat

internasional. Hanya Majelis Umum PBB saja selama ini yang telah

mengesahkan semua rancangan konvensi mengenai peraturan-peraturan

hukum diplomatik yang telah dikembangkan dan dikodifikasikan oleh

Komisi Hukum Internasional.2

Faktor penting dari hubungan kerja sama dan persahabatan itu

dilakukan dengan pertukaran misi diplomatik. Para pejabat yang

bersangkutan harus diakui statusnya sebagai wakil diplomatik. Dari faktor-

faktor tersebut, pengertian hukum diplomatik pada hakikatnya merupakan

ketentuan atau prinsip-prinsip hukum internasional yang mengatur

hubungan diplomatik antar negara yang dilakukan atas dasar permufakatan

bersama dan ketentuan atau prinsip-prinsip tersebut dituangkan dalam

instrumen-instrumen hukum sebagai hasil dari kodifikasi hukum kebiasaan

internasional dan pengembangan kemajuan hukum internasional.3

2
N.A. Maryan Green, International Law, Law of Peace, Mac Donald & Evans Ltd, London, 1973, hal.
26-27
3
Makaramah, Pengertian, Sejarah, dan Sumber Hukum Diplomatik, (Artikel Lepas) Tahun 2015.
Daftar Pustaka

Edmund Jan Osmanczyk, 1995, Encyclopedia of the United Nations and

International Agreements, London, Taylor and Francis.

Makaramah, 2015, Pengertian, Sejarah, dan Sumber Hukum Diplomatik, (Artikel

Lepas).

N.A. Maryan Green, 1973, International Law, Law of Peace, London, Mac

Donald & Evans Ltd.

Anda mungkin juga menyukai