Anda di halaman 1dari 2

Nama : Risti Dana Fauziah

NIM : 031287013
Jurusan : Ilmu Adiministrasi Negara

Jelaskan dengan singkat sumber-sumber hukum internasional:


1).Perjanjian Internasional

pengertian perjanjian internasional adalah suatu perjanjian yang dibuat berdasarkan hukum
internasional oleh beberapa negara atau organisasi internasional untuk mengatur hak dan
kewajiban masing-masing pihak.

Dalam sebuah hubungan organisasi internasional dari beberapa negara anggotanya seringkali
mengadakan international agreement. Perjanjian multilateral yang dimaksud adalah bentuk
kesepakatan yang mendapatkan perlindungan secara internasional.

Perjanjian ini melibatkan persetujuan antar negara sehingga terbenuk hak dan
kewajiban dari masing-masing negara yang tercantum dalam surat perjanjian
multilateral. Tujuannya adalah untuk menciptakan akibat-akibat hukum. Perjanjian
seperti ini penting untuk membangun relasi antar negara.

2).Kebiasaan Internasional
Pengertian Kebiasaan Internasional adalah suatu kebiasaan internasional yang merupakan
kebiasaan umum yang diterima sebagai hukum. Untuk dapat dikatakan bahwa kebiasaan
internasional itu merupakan sumber hukum, diperlukan unsur-unsur sebagai berikut :
1. Harus terdapat suatu kebiasaan yang bersifat umum.
2. Kebiasaan itu harus diterima sebagai hukum.
 
Untuk itu dapat dikatakan bahwa supaya kebiasaan internasional merupakan sumber hukum
internasional harus dipenuhi dua unsur, yaitu masing-masing dapat kita namakan unsur materiil
dan unsur psikologis.
 
Secara praktis suatu kebiasaan internasional dapat diterima sebagai hukum apabila negara-negara
menerimanya sebagai demikian dan tidak mengajukan keberatan terhadapnya.
Contohnya :
1. Penggunaan bendera putih sebagai bendera parlementer, yaitu bendera yang memberi
perlindungan kepada utusan yang dikirim untuk mengadakan hubungan dengan pihak musuh,
timbul karena kebiasaan demikian di masa lampau diterima sebagai hukum.
2. Hukum mengenai perlakuan tawanan perang menurut perikemanusiaan pertama-tama timbul
karena kebiasaan perlakuan demikian sering terjadi dan karena kebiasan perlakuan tawanan
perang dirasakan sebagai sesuatu tindakan yang memenuhi rasa keadilan dan perikemanusiaan.
 
Perlu diingat bahwa kebiasan internasional sebagai sumber hukum tidak berdiri sendiri.
Kebiasaan internasional sebagai sumber hukum erat sekali hubungannya dengan sumber hukum
yang pertama, yaitu perjanjian internasional. Hubungan ini merupakan hubungan timbal balik.
Kebiasaan internasional yang belum diterima sebagai sumber hukum contohnya, pada Perang
Dunia 2 merupakan kebiasan kapal-kapal selam Jerman untuk menenggelamkan kapal-kapal
dagang pihak musuh tanpa memberitahukan terlebih dahulu, tanpa memberi kesempatan awak
kapal untuk menyelamatkan dirinya. Hal ini berlawanan dengan hukum perang laut yang
mengatakan bahwa sebelum menenggelamkan kapal dagang musuh suatu kapal selam harus
memberi isyarat dan kesempatan pada awak kapal untuk menyelamatkan dirinya. Sehingga pada
Perang Dunia 2 tersebut tidak pernah diterima sebagai hukum kebiasaan karena dirasakan
sebagai kebiasaan yang tidak sesuai dengan hukum dan keadilan.

3).Prinsip hukum umum


Prinsip hukum umum adalah prinsip-prinsip hukum yang mendasari sistem hukum modern.
Prinsip hukum umum juga menjadi salah satu sumber hukum utama/ primer yang berlaku dalam
hukum internasional. Prinsip hukum umum juga menjalankan fungsi yang oleh Sri Setianingsih
disebutkan adanya 3 (tiga) fungsi berikut.
1. Sebagai pelengkap dari hukum kebiasaan dan perjanjian internasional.
2. Sebagai penafsiran bagi perjanjian internasional dan hukum kebiasaan.
3. Sebagai pembatasan bagi perjanjian internasional dan hukum kebiasaan. 
4).Keputusan Pengadilan dan Pendapat Sarjana Terkemuka
 Keputusan pengadilan dan pendapat para sarjana terkemuka hanya merupakan sumber hukum
internasional subsider atau sumber tambahan. Artinya ke putusan pengadilan dan pendapat para
sarjana dapat dikemukakan untuk membuktikan adanya kaidah hukum internasional mengenai
suatu persoalan yang didasarkan atas sumber primer yaitu perjanjian internasional, kebiasaan dan
asas hukum umum Keputusan pengadilan dan pendapat para sarjana itu tidak mengikat, artinya
tidak dapat menimbulkan suatu kaidah hukum Pendapat para sarjana terkemuka sering dipakai
sebagai pegangan atau untuk menemukan apa yang menjadi hukum internasional walau ajaran
para sarjana tersebut tidak menimbulkan hukum Pendapat sarjana hukum internasional
bertambah wibawanya sebagai sumber hukum tambahan apabila ia secara langsung dalam suatu
fungsi yang secara langsung bertalian dengan hukum internasional yang dicari penyelesaiannya
seperti contohnya Paniti (Committee of Jurists) yang diangkat oleh Liga Bangsa-Bangsa pada
tahun 1920 untuk memberi pendapatnya mengenai pulau Aaland.

Anda mungkin juga menyukai