Anda di halaman 1dari 5

PAPER INDIVIDUAL

HAK-HAK ISTIMEWA DAN HAK KEKEBALAN PERWAKILAN


DIPLOMATIK

BIDANG MATA KULIAH


HUKUM DIPLOMATIK DAN HUBUNGAN INTERNASIONAL
DOSEN PENGAMPU : PROF. DR. MUHAMMAD ASHRI, S.H., M.H.

Diusulkan oleh :
Agung Syaputra; B011171388; 2017

UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
HAK-HAK ISTIMEWA DAN KEKEBALAN PERWAKILAN
DIPLOMATIK

Dalam Paper ini akan berusaha menjawab dari permasalahan dibawah ini,
yaitu :
1. Setiap anggota perwakilan diplomatik memiliki hak-hak istimewa dan
kekebalan yg sama atau tidak.
Perwakilan diplomatik adalah orang-orang yang ditunjuk untuk melakukan
hubungan diplomatik dengan negara lain. Dalam praktiknya, frasa "perwakilan
diplomatik" (bahasa Inggris: diplomatic mission) biasanya merujuk pada
perwakilan residen (yang menetap pada negara penerima), yaitu kedutaan besar
(embassy), yang merupakan kantor utama dari perwakilan suatu negara di negara
lain, yang biasanya, tetapi tidak harus, terletak di ibu kota negara penerima Selain
sebagai perwakilan untuk negara di mana ia berada, perwakilan diplomatik juga
bisa menjadi perwakilan tetap nonresiden untuk satu atau lebih negara lain.
Perwakilan nonresiden (disebut juga kedutaan besar merangkap) hadir untuk
negara penerima tapi tidak menetap pada negara tersebut, dan menjadi bagian dari
perwakilan diplomatik di negara lain. Dengan demikian, perwakilan diplomatik
terdiri dari perwakilan residen dan nonresiden.
Seorang pejabat diplomat memiliki hak kekebalan (immunities),
keistimewaan (privileges), kemudahan (facilities) agar memudahkannya dalam
melaksanakan tugas sebagai seorang wakil negara1. Pemberian hak kekebalan
sesuai dengan Konvensi Wina 1961 kepada para pejabat diplomatik asing
merupakan aspek yang sangat penting. Para pejabat diplomatik asing tersebut
diberikan hak kekebalan yang sifatnya tidaklah mutlak, tidak ditujukan pada
kepentingan pribadinya, dan hanya untuk menjamin kelancaran pelaksanaan tugas
pejabat diplomatik asing tersebut secara efisien dari negara yang diwakilkannya2.

1
Windy Lasut. 2016. Penanggalan Kekebalan Diplomatik Di Negara Penerima
Menurutkonvensi Wina 1961. Lex CrimenVol. V/No. 4/Apr-Jun/2016. Hlm. 85
2
P Diana. 2016. Tindakan Negara Penerima Terhadap Penyalahgunaan Kawasan
Perwakilan Diplomatik Negara Pengirim Ditinjau Dari Konvensi Wina 1961 Tentang
Hubungan Diplomatik. Padang : Universitas Andalas. Hlm. 6
Berkaitan hak-hak Istimewa dan hak kekebalan Perwakilan Diplomatik,
dasar Yuridisnya berada dalam konvensi Wina 1961 pasal 22 sampai 33 yang
mana dapat diklasifikasikan dalam :
1. Ketentuan-ketentuan hak-hak istimewa dan kekebalan gedung-gedung
perwakilan beserta arsip-arsip, kita jumpai pada Pasal 22,24 dan 30.
2. Ketentuan-ketentuan hak-hak istimewa dan kekebalan mengenai pekerjaan
atau pelaksanaan tugas wakil diplomatik, kita jumpai alam pasal 25, 26 dan 27
3. Ketentuan-ketentuan hak-hak istimewa dan kekebalan mengenai pribadi
wakil diplomatik, kita jumpai dalam Pasal 29 dan 3.
Disamping Konvensi Wina 1961 yang merupakan dasar yuridis pemberian
dan pengakuan hak kekebalan dan hak-hak istimewa diplomatik yang merupakan
perjanjian-perjanjian multilateral bagi negara-negara pesertanya, juga dibutuhkan
perjanjian bilateral antar negara yang merupakan pelaksanaan pertukaran
diplomatik tersebut, sebagai dasar pelaksanaan kekebalan dan hak-hak istimewa
diplomatik3. Ketentuan-ketentuan hukum Konvensi Wina 1961 dalam pasal 22-33
telah mengatur secara rinci mengenai hak-hak kekebalan dan keistimewaan
terhadap pejabat diplomatik dalam pelaksanaan tugas-tugasnya. Apabila pejabat
diplomatik tidak melaksanakan tugas-tugasnya yang berhubungan langsung
dengan dinas diplomatik dan melakukan tindakan-tindakan lainnya yang
melanggar ketentuan internasional maka pejabat diplomatik tersebut dapat
dikenakan persona non grata oleh negara penerima.
Berkaitan dengan apakah hak istimewa dan hak kekebalan itu berlaku pada
seluruh anggota perwakilan diplomatik atau tidak, Sebenarnya pegawai-pegawai
yang diangkat untuk bekerja dikantor perwakilan haruslah berasal dari negara
pengirim juga, kecuali dengan persetujuan dari negara penerima, ada juga
pegawai yang berwarganegaraan dari negara penerima, dengan konsekuensi dapat
ditarik kapan pun (Pasal 8). Untuk pegawai-pegawai diplomatik yang
berkewarganegaraan negara penerima, juga memperoleh hak-hak istimewa dan
kekebalan,tapi tentang sejauh mana hak-hak itu berlaku tergantung pada
keputusan negara penerima sebagai pihak yang memberi imunitas.Namun, sama
3
Akses Internet pada
lamanhttp://tyokronisilicus.wordpress.com/2010/04/17/keistimewaan-dan-kekebalan-
diplomatik-menurut-hukum-internasional-tinjauan-yuridis-konvensi-wina-1961/ pada
tanggal 26 Maret 2020.
seperti pelayan yang berasal dari negara pengirim, pelayan-pelayan pribadi yang
berasal dari negara penerima tetapterkena kekuasaan hukum lokal seperti warga
dari negara penerima lainnya, dengan tujuan agar pegawai-pegawai tersebut tidak
menghalangi atau menyulitkan pelaksanaan tugas diplomatik (Pasal37 (4) dan
38)4.
2. Mulai Dan Berakhir Hak-Hak Istimewa Dan Kekebalan Perwakilan
Diplomatik
Dimulainya Hak Keistimewaan dan Kekebalan adalah pada saat:
1. Ketika pejabat diplomatik telah menyerahkan surat-suratkepercayaannya
ataupun ia telah memberitahukan kedatangannya dan telah menyerahkan
tembusan yang sah dari surat-surat kepercayaannya kepada Kemenlu (Pasal
13).
2. Seorang pejabat diplomatik sudah dapat menikmati hak istimewa saat ia
memasuki wilayah negara penerima, sedang dalam perjalanan menuju negara
penerima, atau bila sudah berada dinegara penerima, sejak saat
pengangkatannya diberitahukan kepada Kemenlu atau Kementerian lain yang
disetujui (Pasal 39)5.
Dalam pelaksanaannya para pejabat diplomat tersebut seringkali
melakukan pelanggaran. Para pejabat diplomat ini seringkali mengandalkan hak
dan kekebalan diplomatik itu sendiri untuk melakukan penyalahgunaan tugas dan
tanggungjawab. Seorang wakil negara tersebut tidak seharusya berlindung pada
atributnya yang memberikan kekebalan dan keistimewaan pada saat melakukan
kegiatan-kegiatan yang melanggar hukum nasional negara penerima yang dimana
kegiatan tersebut bertentangan dengan fungsi dan tugasnya sebagai seorang
perwakilan negara terlebih hanya anggota keluarganya saja. Dalam hal ini, jika
terjadi pelanggaran terhadap hukum nasional negara penerima perwakilan
diplomatik tetap memiliki kekebalan dari yurisdiksi negara penerima karena itu
merupakan bagian dari kekebalan dan keistimewaan yang sudah diatur dalam
Konvensi Wina 1961. Contohnya yang terjadi di Indonesia pada bulan Februari
tahun 1994 dimana dua orang staf Kedutaan Besar Amerika Serikat yang

4
Ardig Qoniah. 2018. Hak Istimewa dan Kekebalan Perwakilan Diplomatik.
Yogyakarta : UPN Veteran Yogyakarta. Hlm. 9.
5
Ibid. Hlm. 11.
berkedudukan sebagai staf teknis dan administrasi telah terbukti melakukan suatu
tindak pidana pengedaran obat-obatan terlarang dengan barang bukti pil ectasy.
Terhadap tindakan yang dianggap bertentangan dengan undang-undang negara
penerima,pemerintah harus memproses dan mengambil tindakan tegas dengan
jalan penyidikan dan penyelidikan,penahanan bahkan persona non grata.
Berkaitan dengan itu, hak keistimewaan dan kekebalan perwakilan diplomatik
juga memiliki batas akhir ketika6:
1. Telah berakhirnya tugas dari pejabat diplomatiknya telah berakhir (Pasal
43 (a)), atau karena negara penerima melayangkan Persona Non Grata sesuai
dengan pasal 9 ayat 2 (Pasal 43 (b)).
2. Apabila pejabat diplomatik tersebut melakukan pelanggaran sepertipada
pasal 13, yang menyebabkan pemerintah negara penerima meminta pemerintah
pengirim untuk mecabut haknya.
3. Apabila pemerintah dari negara pengirim menanggalkan hak keistimewaan
dan kekebalan dari diplomatnya (Pasal 32).

Daftar Sumber Referensi :


1. Konvensi Wina Tahun 1961 Tentang Hubungan Diplomatik
2. Windy Lasut. 2016. Penanggalan Kekebalan Diplomatik Di Negara Penerima
Menurutkonvensi Wina 1961. Lex CrimenVol. V/No. 4/Apr-Jun/2016.
3. P Diana. 2016. Tindakan Negara Penerima Terhadap Penyalahgunaan
Kawasan Perwakilan Diplomatik Negara Pengirim Ditinjau Dari Konvensi Wina
1961 Tentang Hubungan Diplomatik. Padang : Universitas Andalas.
4. Akses Internet pada
lamanhttp://tyokronisilicus.wordpress.com/2010/04/17/keistimewaan-dan-
kekebalan-diplomatik-menurut-hukum-internasional-tinjauan-yuridis-konvensi-
wina-1961/ pada tanggal 26 Maret 2020.
5. Ardig Qoniah. 2018. Hak Istimewa dan Kekebalan Perwakilan Diplomatik.
Yogyakarta : UPN Veteran Yogyakarta.

6
Ibid. Hlm. 11.

Anda mungkin juga menyukai