Oleh:
Ibu MF
Kakak MF Suami
Nilai dan
Pekerjaan keyakinan Lingkungan
Relasi : Rekreasi
Teman kerja
Relasi :
Teman kerja
Fasilitas FD MF
Kesehatan
Pekerjaan
Rekreasi
FD (Frankie Dunn)
MF ( Maggie Fitzgerald)
2. Koping Keluarga
Didalam film ini menunjukkan bahwa kedekatan antara Maggie
dengan Dunn kurang begitu dekat, dan seiring berjalanannya waktu semakin
baik dan erat. Bahkan pada suatu momen Dunn pernah menganggap bahwa
Maggie seperti putrinya yang telah tiada. Hingga suatu hari, maggie yang
berprofesi seorang tinju harus mengalami suatu kecelakaan yang seharusnya
tidak terjadi. Maggie terkena pukulan lawan dan membuat dia terjatuh,
mirisnya posisi jatuh tidak sempurna dan membentur kursi yang
mengakibatkna dia harus dirawat secara intensif disebuah rumah sakit.
Kedekatan Maggie dan Dunn seperti seorang ayah dan anak. Setiap hari
dunn dengan setia menemani pagi hari maggie di rumah sakit. Hingga pada
akhirnya Maggie mencapai puncak kejenuhannya. Maggie tidak ingin
merepotkan seorang dunn yang harus menemainya setiap hari. Pada satu
tempo maggie mengungkapkan keinginan terakhirnya pada dunn mengenai
kehidupannya, maggie memilih euthanasia. Dunn merasa kaget dan tidak
percaya maggie akan berkata seperti itu. Pada akhirnya dia membuktikan
dengan menggigit lidahnya sendiri samapai berdarah. Dunn dinangungi rasa
cemas yang berlebihan. Bahkan dunn sempat berkonsultasi pada pastor di
gereja dekat rumahnya. Satu sisi dunn tidak ingin melihat maggie terus
menerus mengalami penderitaan, dan sisi lain dunn juga tidak ingin
mengambil hak hidup seseorang. Pada akhirnya, dunn memantapkan diri
untuk mengabulkan keinginan maggie mengenai euthanasia karena merasa
iba terhadapanya.
C. DATA LINGKUNGAN
1. Karakteristik Rumah
Mary Margaret atau Maggie Fitzgerald tidak menempati sebuah rumah
bersama keluarga besarnya di sebuah desa kecil tepatnya Missouri Selatan, sejak
ia berusia 13 tahun karena dia sudah bosan hidup dalam kemiskinan. Jadi, Maggie
tinggal di suatu apartemen kecil di New York dengan pekerjaan sebagai pelayanan
restoran. Dalam apartemen tersebut hanya terdapat satu tempat tidur yang telah
usang, dapur yang kecil dan tidak terdapat sekat antara satu ruangan dengan
ruangan lain. Maggie tidak memiliki ruang tamu dan juga televisi.
Frankie Dunn seorang pelatih tinju yang tinggal sendiri. Kondisi rumah
Frankie seperti rumah perkotaan pada umumnyam interior rumah cukup luas dan
tertata rapi, penyekatan antar ruang juga terkesan modern dan nyaman. Kamar
tidur dilengkapi dengan ranjang besar yang nyaman, lalu terdapat sebuah lemari
pakaian tempat Frankie menyimpan surat-surat untuk anaknya.
2. Karakteristik lingkungan dan komunitas tempat tinggal yang lebih luas
Di daerah dekat tempat tinggal Frankie terdapat sebuah gereja dan Frankie
setiap hari mengunjungi gereja tersebut, untuk berdoa maupun berkonsultasi
kepada pemuka agama di gereja tersebut. Maggie dan Frankie sebagian besar
menghabiskan waktunya berada di sasana atau tempat latihan tinju (Hit Pit) milik
Frankie, dikarenakan Maggie menjadi anak asuh dari Frankie. Sasana tersebut
sangat luas dan diisi dengan beberapa alat gym atau olahraga dan juga ring untuk
latihan bertinju. Frankie membeli sasana tersebut 17 tahun yang lalu dari
seseorang yang bernama Boby Malone yang hendak berpindah ke Florida.
Restoran tempat bekerja Maggie menyediakan berbagai macam makanan khas
New York dan restoran tersebut cukup sibuk saat jam makan siang. Maggie juga
mendapatkan uang tips yang cukup untuk menabung.
3. Mobilitas Geografis keluarga
Frankie dan Maggie cukup sering keluar kota untuk kepentingan
pertandingan tinju, selain itu Frankie dan Maggie hanya disibukkan dengan
latihan di sasana milik Frankie. Maggie menyempatkan satu kali pergi ke
kampung asalnya untuk menemui ibu dan keluarganya.
4. Asosiasi dan transaksi keluarga dengan komunitas
Ketika Maggie mendapatkan insiden atas kecurangan lawannya di
pertandingan terakhir, Maggie langsung dilarikan ke Rumah sakit untuk
mendapatkan pengobatan mengenai kondisi patahnya leher dari Maggie. Maggie
menderita kelumpuhan akibat insiden tersebut sehingga Frankie mencari di
berbagai Rumah Sakit yang mampu mengobati Maggie.
5. Sistem pendukung atau jaringan sosial keluarga
Di dalam film, kehidupan keluarga Maggie kurang harmonis satu sama
lain, dimana keluarga tidak pernah peduli dan mendukung pekerjaan yang di
lakukan oleh Maggie. Meskipun semua hasil pekerjaan yang dilakukan oleh
Maggie diberikan kepada sang ibu dengan bentuk rumah, ibu Maggie tetap tidak
menghargai apapun yang telah dilakukan anaknya, dan hanya mementingkan
urusan pribadinya sendiri. Maggie beranggapan tidak ada keluarganya yang
mengerti dirinya selain Frankie dan Eddie. Eddie adalah seorang mantan petinju
yang bekerja sebagai asisten Frankie di sasana, Eddie adalah orang yang pertama
percaya dan sadar bahwa Maggie mempunyai bakat dan kemampuan sebagai
seorang petinju. Dan Maggie berfikir hanya Frankie yang ia miliki sekarang,
sebagai pendukung dirinya untuk mencapai tujuan hidupnya yang berkeinginan
sebagai seorang petinju yang sukses.
D. STRUKTUR KELUARGA
1. Pola Komunikasi
Pola komunikasi yang terdapat dalam keluarga Maggie kurang baik dan
lebih sering menggunakan emosi dalam setiap pembicaraannya, salah satu contoh
ketika ibu Maggie menolak sebuah rumah yang telah Maggie berikan kepadanya
dan lebih mementingkan untuk mendapatkan santunan dan bantuan obat-obatan.
Sedangkan kakak dari Maggie juga tidak menghargai apa yang telah Maggie
berikan pada keluarganya dan sangat mendukung keputusan dari ibu Maggie yang
mengatakan jika rumah tersebut hanya membuat dia kehilangan santunan
kebutuhan hidupnya dan lebih menginginkan uang daripada rumah tersebut.
2. Struktur kekuasaan
Di dalam film ini Frankie adalah seorang pengambil keputusan dari semua
kegiatan yang akan Maggie lakukan entah itu dari jadwal pertandingan yang akan
dilakukan dan penentuan kelas tinju Maggie yang semuanya diputuskan oleh
Frankie. Namun, ketika Maggie sakit, Maggie menjadi pengambil keputusan
disaat keluarganya datang bukan dengan niatan menjenguknya melainkan mereka
datang bersama pengacara untuk meminta persetujuan dari Maggie tentang
pemindahan aset Maggie pada mereka. Maggie meminta mereka untuk pergi,
mengancam untuk menjual rumah dan akan memberitahu tentang penipuan
kesejahteraan ibunya jika mereka masih menunjukkan wajah mereka lagi.
3. Struktur Peran
Maggie adalah seorang anak yang berperan baik sebagai anak dengan
memperhatikan kebutuhan dan kondisi keluarganya, maggie bekerja keras untuk
memenuhi kebutuhan keluarganya seperti membelikan rumah untuk ibu dan
keluarganya serta akan memberikan uang yang dibutuhkan keluarganya. Namun
ibu Maggie tidak berperan sebagai ibu yang baik bagi meggie dimana sang ibu
lebih memilih aset kekayaan yang dimiliki maggie dari pada kesehatan dari
maggie sendiri. Sang kakak dari maggie sendiri juga tidak menjalankan peran
sebagai kakak yang baik dimana lebih mendukung ibunya untuk memiliki aset
dari maggie dan tidak memperdulikan kesehatan dan kondisi dari maggie. Frankie
berperan sangat baik dalam mendukung karir dari Maggie sebagai seorang
petinju.
4. Nilai-nilai keluarga
E. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Afektif
Dalam film ini keluarga Maggie tidak mengerti kebutuhan satu sama lain
seperti sang ibu tidak pernah menemui Maggie saat tinggal sendiri dan tidak
pernah menanyakan kabar dari Maggie. Ketika Maggie membelikan rumah, ibu
Maggie lebih memilih meminta uang. Pada saat sakit pun keluarga Maggie tidak
langsung menemui Maggie untuk mengetahui keadaannya, melainkan mereka
memilih untuk pergi liburan terlebih dahulu.
2. Fungsi Sosialisasi
Di dalam film tersebut keluarga Maggie terutama orang tuanya dalam
membesarkan kedua anaknya lebih memperhatikan kakak dari maggie, maggie
sendiri ketika berumur 13 tahun sudah bekerja sendiri sebagai pelayan restoran
sampai umur 31 tahun. Hingga meggie sukses menjadi petinju ibu dari maggie
tidak menganggap dan menghargai keberhasilan dari maggie. Dibuktikan dengan
tidak adanya apresiasi ketika meggie melakukan pertandingan tinju.
ABSTRACT
Participants of this study were a mother and her daughter, which had a communication problem. The
purpose of this study was to determine the effect of strategic family therapy in an effort to increase the
adaptive communication between the daughter and her mother. The interventions hadfour sessions with a
given task to be performed by each member of the family. After the intervention ended, it showed that the
communication between family members became more open, aware of others needs. Each member of the
family could shape a new behavior that has been agreed despite of some tasks that have not been done.
ABSTRAK
Subjek dalam kasus keluarga ini adalah seorang ibu dan anak kedua yang mengalami persoalan komunikasi
keluarga. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh strategic family therapy dalam upaya
meningkatkan komunikasi yang adaptif antara anak dan ibu. Intervensi dilakukan sebanyak empat sesi
dimana diberikan tugas yang telah dirancang dan disepakati untuk dilakukan oleh masing-masing anggota
keluarga. Setelah proses intervensi berakhir, maka didapatkan hasil bahwa hubungan komunikasi antar
anggota keluarga satu dengan yang lainnya menjadi lebih terbuka terhadap kebutuhan masing-masing
anggota keluarga. Selain itu, masing-masing anggota keluarga mampu membentuk perilaku baru yang telah
disepakati walaupun dari beberapa tugas rumah ada beberapa tugas yang belum dilakukan.
Keluarga inti secara tradisional di- menjaga struktur mereka, sistem keluarga
pandang sebagai sekelompok orang yang memiliki aturan, prinsip-prinsip yang
dihubungkan oleh ikatan darah dan ikat- memungkinkan mereka untuk melakukan
an hukum. Fungsi keluarga adalah seba- tugas-tugas hidup sehari-hari. Beberapa
gai tempat saling bertukar antara anggota peraturan yang dinegosiasikan secara
keluarga untuk memenuhi kebutuhan fisik terbuka dan terang-terangan, sedangkan
dan emosional setiap individu. Untuk yang lain terucap dan rahasia. Keluarga
ayah, yang selalu menjadi perantara dagangannya dari pagi hingga sore hari.
komunikasi antara anak kedua dengan Ia sudah enam kali melamar pekerjaan
ibu. Hubungan ini menjadi semakin yang baru, namun belum mendapatkan
buruk setelah ayah meninggal. panggilan kerja. Ia merasa sendiri meng-
Semenjak saat itu ibu menjadi hadapi masalah yang dihadapinya dan
sering marah-marah hanya karena memilih untuk keluar dari rumah dan
masalah kecil, murung dan berbicara berkumpul dengan teman-temannya. Se-
dengan tetangga tanpa mengenal waktu, lain itu ketika berada di rumah, ia lebih
serta sering mengatakan kalau ayah banyak menghabiskan waktu didalam
subjek sudah pensiun dan meninggal kamar untuk menunjukkan pada ibu jika
secara mendadak. Kebiasaan makan dirinya tertekan.
bersama dan berkumpul dengan keluarga Ketidaknyamanan dalam keluarga
sudah tidak pernah lagi. Anak kedua tersebut tidak hanya dirasakan oleh anak
pernah mencoba menyampaikan keluh- kedua tetapi juga dirasakan oleh ibu. Ia
annya kepada ibu yang tidak perhatian mengeluhkan bahwa anak kedua tidak
dengannya, namun ibu tidak terlalu memahami kondisi keuangan keluarga
memperdulikan ketika berbicara. Hal ini yang sudah berubah. Ibu berperan seba-
membuat hubungan antara ibu dan anak gai pencari nafkah sekaligus mengurus
menjadi kurang komunikasi dan menjadi kedua anaknya setelah suaminya mening-
sering selisih paham. gal. Ia mengeluhkan bahwa selama ini
Perilaku antara ibu dan anak ini anaknya tidak memiliki inisiatif untuk
cenderung buruk dimana anak kedua membantunya dalam menambah pen-
kadang mencoba memulai pembicaraan dapatan keluarga. Ibu kesal melihat anak-
terlebih dulu, namun kurang mendapat- nya yang lebih memilih berkumpul deng-
kan perhatian dari ibunya. Bahkan, ia an teman-temannya dan menghabiskan
dipandang sebagai anak yang bodoh waktu dengan mengirimkan barang da-
karena tidak kunjung mendapatkan pe- gangan seharian tanpa memperdulikan
kerjaan setelah mengundurkan diri dua kondisi ibu yang membutuhkan bantuan
tahun dari pekerjaannya. Hal ini mem- dan dukungan keluarga. Ia menghindar
buat anak kedua sakit hati. Ia merasa berkomunikasi dan terkadang lebih me-
putus asa mengajak ibu berkomunikasi. milih berkumpul dengan ibu-ibu tetangga
Sebagai pelampiasan, ia sering pergi untuk mengusir kesepiannya. Ia ber-
keluar rumah untuk mengantar barang harap, anak kedua sadar akan kewa-
jibannya dan mau lebih berusaha dengan coba mengajak bicara ibunya terlebih
mencoba mencari pekerjaan yang pasti dahulu atau menonton acara televisi
agar dapat memiliki penghasilan tetap kesukaan bersama-sama.
setiap bulannya dan lebih banyak meng- Permasalahan yang terjadi pada
habiskan waktu bersama dirinya di subjek karena perubahan tahapan kehi-
rumah. dupan atau family life cycle. Saat ayah
Anak pertama juga merasa tidak meninggal, anak kedua memutuskan ber-
betah berada di dalam rumah karena henti bekerja dan masih belum mem-
sering menyaksikan anak kedua dan ibu punyai pekerjaan tetap lagi hingga se-
bertengkar dan tidak bertegur sapa. Anak karang. Ia menggantungkan perekonomi-
pertama merasa kondisi keluarganya an keluarga dengan berjualan melalui
sudah berubah, adik dan ibunya sibuk online shop. Selain itu mantan calon
dengan urusan masing-masing, dimana suami subjek juga membatalkan per-
anak kedua lebih senang menghabiskan nikahan secara tiba-tiba. Sedangkan ibu
waktunya diluar rumah dan kamar tidur, masih belum bisa memahami kondisi
sedangkan ibunya juga lebih sering anak kedua yang sudah berusaha
menghabiskan waktunya dengan berkum- mencari pekerjaan disela-sela berjualan
pul dengan tetangga. Anak kedua dan melalui online shop. Hal ini membuat
ibunya tidak pernah lagi makan bersama saat berkumpul keluarga bersama seperti
saat berkumpul di sore hari, walaupun makan, sering terjadi perdebatan. Anak
sekedar menonton televisi bersama. Anak kedua merasa ibunya tidak bisa mengerti
pertama mengatakan jika dia lebih per- kondisi dirinya. Untuk menghindari per-
hatian dengan ibunya, seharusnya adik debatan yang sering terjadi antara dirinya
perempuannya bisa mengerti kondisi ibu dan ibu, anak kedua memilih lebih sering
seperti dirinya. Ia mengutarakan bahwa menghabiskan waktu di kamar dan
hubungannya dengan ibunya biasa saja, menghindar berbicara secara langsung
namun melihat hubungan antara adik jika berpapasan dengan ibunya.
dan ibunya yang kurang harmonis, Anak pertama menganggap waktu
membuatnya merasa bosan jika berada berkumpul keluarga sudah tidak ada lagi.
dirumah. Anak pertama menyatakan ibu Selain itu, ibu juga sering mengadukan
terkadang juga kurang memperhatikan masalah adik, sehingga ia sering menegur
dirinya, namun hal ini tidak terlalu tanpa mendengarkan penjelasan dari adik
mengganggunya. Ia selalu berusaha men- perempuannya dulu. Akibat dari per-
ubahan tahapan kehidupan ini, keluarga laku yang bermasalah merupakan usaha
mengalami krisis situasional yang meru- individu untuk mencapai kekuasaan dan
sak inti dari perkembangan keluarga atau rasa aman.
disfungsi keluarga. Berdasarkan hasil asesmen diketa-
Permasalahan yang terjadi tidak hui bahwa permasalahan dalam keluarga
kunjung ada solusi sehingga menjadi ini karena tahap kehidupan keluarga
masalah antar anggota keluarga yang family life cycle dan function of the
mengakibatkan pola komunikasi antar symptom sehingga komunikasi antar
anggota keluarga tidak sehat. Anak kedua anggota keluarga tidak terjalin dengan
dan ibu sering terlibat pertengkaran. baik. Keadaan ini telah berlangsung tiga
Permasalahan dalam keluarga merupakan tahun dan membuat anggota keluarga
gejala interpersonal atau function of sym- merasa tidak nyaman dengan suasana
ptom yang dinyatakan dengan tingkah dirumah.
laku atau perlakuan yang terjadi dalam Salah satu upaya mengatasi per-
keluarga. Anak kedua merasa putus asa soalan antar anggota keluarga adalah
untuk mengajak ibu berkomunikasi. Ia dengan menggunakan strategic family
lebih sering menghabiskan waktu di therapy. Intervensi ini langsung mena-
kamar dan berkeliling mengantar pesan- ngani masalah-masalah yang ada di
an barang dari pagi sampai sore. Ketika dalam keluarga, yaitu fokus pada pola
sudah dirumah, ia juga menghindari komunikasi keluarga yang digunakan saat
berbicara dengan ibu. Bagi anak kedua, ini dan treatment goals berasal dari masa-
anak pertama juga kurang bisa diajak lah atau gejala yang ditampakkan (Winek,
komunikasi dengan baik, karena anak 2012). Dalam upaya memperbaiki pola
pertama dipandang lebih memihak pada hubungan/interaksi dalam keluarga ini
ibu, sehingga anak kedua merasa ke- perlu diberikan strategic family therapy
hilangan kehangatan dalam keluarga untuk membantu keluarga dalam menye-
semenjak ayahnya meninggal. lesaikan berbagai masalah dan mengatasi
Menurut Haley dan Madanes masalah interpersonal yang berhubungan
(Winek, 2012), keluarga bermasalah dengan keluarga sehingga terapi ini
sebagai akibat dinamika dan struktur ke- dirancang untuk memecahkan permasa-
luarga yang mengalami disfungsi. Peri- lahan keluarga (Carr, 2006).
Kematian ayah
memperkeruh
hubungan anak
Waktu kedua dan ibu
kebersamaan Anak kedua
keluarga menjadi sering berselisih
berkurang paham dengan
ibu
membuat anak pertama sedih karena adik kan diri dari pekerjaannya tidak kunjung
dan ibunya sering bertengkar dan tidak mendapatkan pekerjaan. Ia kemudian
meluangkan waktunya untuk berkumpul. sibuk dengan berjualan online shop dan
Anak pertama sedih melihat kon- mengantarkan barang dagangannya dari
disi adik dan ibunya yang selalu ber- pagi hingga sore hari. Ibu MN lebih
tengkar membuatnya bosan berada sering berada diluar rumah dan ber-
dirumah, menangis saat menyampaikan bincang dengan para tetangganya. Hal ini
rasa sedihnya melihat adik dan ibunya membuat anak kedua merasa kurang
bertengkar, terapis mencoba menenang- mendapat perhatian dan sering berdebat
kan anak pertama. Kemudian ibu meng- dengan ibu, sehingga anak kedua
akui bahwa kebiasaan dirumah dan memilih untuk menghabiskan waktunya
komunikasi antar keluarga menjadi ber- dikamar dan menghindar berbicara
kurang sehingga memicu konflik dalam langsung saat berpapasan dengan ibunya
keluarga namun ibu mengatakan bahwa untuk menghindari pertengkaran dengan
dirinya mencari kesibukan semata-mata ibu.
hanya ingin membahagiakan keluarga- Ibu sengaja mengurangi komuni-
nya. kasi dengan anak kedua agar anak kedua
Sesi berikutnya dilanjutkan dengan menyadari kesalahannya dan berubah.
defining desires changes. Terapis menje- Anak pertama merasa bosan berada
laskan kepada masing-masing subjek me- dirumah dan ibunya kurang memper-
ngenai permasalahan dan perilaku yang hatikan dirinya. Namun hal ini tidak
menyebabkan masalah dalam keluarga. terlalu mengganggu anak pertama, ia
dimana ada perubahan tahap kehidupan sebisa mungkin selalu berusaha mencoba
keluarga yaitu saat Ibu kehilangan suami mengajak ibunya berkomunikasi terlebih
karena meninggal mendadak sehingga dahulu atau menonton acara televisi
mempengaruhi ekonomi keluarga, yang bersama-sama. Selanjutnya, untuk meng-
mengharuskan ibu menjadi ibu sekaligus akhiri sesi, terapis menanyakan kepada
bapak sebagai pengganti suaminya. Ibu masing-masing anggota keluarga menge-
hanya sebagai ibu rumah tangga dan nai perubahan perilaku yang diharapkan
tidak bekerja sehingga hanya mengandal- untuk mengatasi permasalahan yang
kan uang pensiun dari suaminya untuk terjadi.
memenuhi kebutuhan keluarga. Pada sisi Pada sesi ending interview, per-
lain, semenjak anak kedua mengundur- ubahan perilaku yang diharapkan itu
Anak kedua juga mengungkapkan jika anggota keluarga satu sama lainnya
dirinya selama dua hari terakhir tidur menjadi lebih terbuka akan kebutuhan
bersama dengan ibunya, subjek masing-masing anggota keluarga. Selain
merasakan kehangatan seorang ibu. itu, masing-masing anggota keluarga
mampu membentuk perilaku baru yang
HASIL PENELITIAN telah disepakati, meskipun ada beberapa
tugas yang belum dilakukan. Anak kedua
Pelaksanaan Strategic family thera- satu kali tidak ikut makan siang dirumah
py pada keluarga yang diberikan kepada karena sedang menjalani tes panggilan
keluarga subjek selama empat sesi kerja. Hal ini sudah disampaikan dan
membuat hubungan komunikasi antar mendapat ijin dari ibu.
Sering menghindar saat ber- Menyapa dan menanyakan Walapun pada awal dilakukan
papasan dengan ibu kondisi ibu anak kedua mengatakan diri-
nya merasa kaku, namun anak
kedua terus mencoba mem-
beranikan diri memulai ter-
lebih dahulu untuk berkomu-
nikasi dengan ibu
Saat berkumpul saat makan Saat makan bersama suasana Anak kedua satu kali tidak
bersama sering terjadi per- lebih tenang dan saling ikut makan siang dirumah
debatan berbagi cerita tentang karena sedang menjalani tes
kegiatan sehari-harinya
pang-gilan kerja, hal ini sudah
di-sampaikan dan mendapat
ijin dari ibu MN
Sering menghabiskan waktu Menyediakan waktu berkum- Anak kedua dan ibu mulai
dikamar dan menghindar ber- pul untuk makan bersama dan terbiasa memasak dan makan
bicara secara langsung jika menemani ibu dan anak per- bersama kembali dan meng-
berpapasan dengan ibunya tama menonton televisi habiskan waktu dengan me-
nonton acara televisi kesukaan
bersama
Anak pertama lebih memihak Bisa menerima kondisi anak Anak pertama sering berkun-
pada ibunya kedua dan mem-berikan jung kerumah ibu, dan me-
dukungan pada usaha yang mantau perkembangan hu-
telah dilakukan anak kedua bungan ibu dan anak kedua.
Selain itu, anak pertama juga
memberi beberapa informasi
mengenai lowongan pekerja-
an di berbagai tempat sebagai
dukungan dari dirinya agar
adiknya bisa bersemangat lagi
terapis dengan proses teratment ‘mening- sebagai panutan adik dan perantara bagi
katkan hubungan dengan terapis’ yaitu anak kedua dan ibunya yang akan
mengumpukan beberapa informasi me- bertanggung jawab untuk mengawasi
ngenai bagaimana respon setiap anggota berjalannya kesepakatan tersebut. Ibu
keluarga dapat diarahkan pada sesuatu juga mengetahui pola interaksi mal-
hal yang belum pernah dilakukan se- adaptif yang berulang di dalam keluarga,
belumnya. yaitu pola komunikasi yang tidak efektif
Berdasarkan intervensi yang telah dan menggantinya dengan pola interaksi
dilakukan pada anak kedua dan ibu alternatif.
selama empat sesi pertemuan, mengha- Dalam kasus ini adalah ibu belajar
silkan beberapa hal, yaitu adanya keter- bahwa memarahi ataupun membentak
bukaan antara masing-masing anggota anak kedua tidak akan menghasailkan
keluarga dimana setiap anggota keluarga solusi namun hanya membuat suasana
dapat mengemukakan apa yang selama dalam keluarga semakin keruh, sehingga
ini tidak disukainya terhadap anggota ibu harus mencari bentuk komunikasi
keluarga yang lain dan juga mengatakan yang lebih efektif untuk berbicara dengan
keinginannya. Anak kedua juga dapat anak kedua. Anak pertama mengerti
mengkomunikasikan perasaan kecewa- pentingnya menjadi peran komunikasi
nya kepada ibu karena menganggap ibu dalam menjalankan fungsinya sebagai
memperlakukannya secara tidak adil. Hal panutan adik dan perantara bagi anak
ini karena ibu dianggap anak kedua kedua dan ibunya.
memandang sepele terhadap usahanya Berhasilnya intervensi keluarga ini
untuk mencoba melamar pekerjaan juga dikarenakan kepatuhan dan ke-
diberbagai tempat dan menambah aktifan keluarga dalam mengikuti seluruh
penghasilan tambahan dengan berjualan rangkaian sesi (Kazantzis, Deane, &
online shop. Ronan, 2000; Kernis, Brown, & Brody,
Terbentuknya kesepakatan keluar- 2000). Hal tersebut menandakan kesiap-
ga mengenai apa yang diinginkan ibu an dan kemauan keluarga untuk berubah
dan anak pertama terhadap anak kedua (Kernis, Brown, & Brody, 2000; Burns &
dan keinginan anak kedua terhadap ibu Spangler, 2000).
dan kakak perempuannya. Kesepakatan Komunikasi dalam keluarga men-
ini memiliki aturan dan konsekuensi bagi jadi lebih baik saat masing-masing
yang melanggar dan anak pertama anggota keluarga dapat mengemukakan
Jose´ Szapocznik, S,J.S., Joan A. M., and Szapocznik, J., Hervis, O. E., & Scwartz,
Hendricks, B. (2012). Strategic S. (2003). Strategic family therapy
Family Therapy: An Intervention to for adolescent drug abuse. NIDA
Reduce Adolescent RiskBehavior. Therapy Manuals for Drug Addic-
Miami: American Psychological tion. Rockville: National Institute
Association. Couple and Family on Drug Abuse.
Karen R Whalley Hammell, OT(C), DipCOT, SROT, was formerly Community Occupational Therapist, Saskatchewan Health, Box 515, Oxbow,
Saskatchewan SOC 2BO, Canada. and is now based at the Rehabilitation Research Unit, University of Southampton, Level C, West Wing,
Southampton General Hospital, Southampton S09 4XY.
Leisure activities
Many disabled people find themselves with more time to enjoy
leisure activities than they did previously. Thus, explorations
of these are to be viewed as an important aspect of the reha-
bilitation process, with many options and opportunities for
experimentation.
A simple adaptation to the mouthstick will allow it to be
used for manoeuvring chessmen, draughts or mahjong tiles
and these are all leisure activities which allow for competition
and socialising with other patients or staff members. Playing
pieces for backgammon, solitaire and dominoes can be adapt-
ed to make them easier to move using the mouthstick (Rg.3).
Small, magnetic travel games may be used if the playing
surface needs to be tipped to allow the high level quadriplegic
Rg.2. A patient patient to view it and reach it with his mouthstick. Some corn-
demonstrates his mercially available electronic chess games are suitable for
ability to insert and these individuals and, whilst removing the social element,
remove floppy com- they may allow for more regular and challenginggames.
puter discs, using his Using a 'birdbeak' or suck/blow mouthpiece, the patient
moutnstick. can learn to manipulate playing cards and insert and remove
them from a holder (RgA).
Computers
Advances in computer technology have allowed severely dis-
abled people to participate equally with non-disabled people
and have presented them with options and opportunities pre- Fig.9. A work station,
viously unrealised. inclUding an adjust-
Voice control of the computer is a form of input which is able-height table for
presently engaging the attention of many researchers, but a access from bed or
ventilator user may not achieve a consistent enough voice wheelchair.
tone for successful operation. There are several other meth-
ods of input to choose from.
If the user wishes to utilise his mouthstick to activate the
keyboard, there are excellent programs avauabte which
remove the requirement to hold down more than one key at a
time.
An interfacing scanning system may be utilised and can be
accessed using a sip/puff pneumatic switch, brow wrinkle
switch or several other options already mentioned as methods
of activating an ECS.
If the user has good cognitive abilities, a sip/puff device
mounted on a gooseneck can directly operate the computer by
using military morse code. There are optional speeds, and the Fig.l0. A more com-
switch cable attaches to the computer via the joystick, parallel prehensive work sta-
or serial port. tion arrangement
Several options allow the user to access the computer with access to com-
from the bed, which is essential if he is prone to sores or puter (via morse
infection or has poor sitting tolerance. code input), speaker
phone, book-stand,
Whether the patient wishes to write letters or poetry, play
television and con-
games or write music, communicate with his neighbouring
trol. electronic chess
patients or the 'outside' world, run a business or balance his board, and controls
cheque book, the computer presents both options and oppor- for light, heat and
tunities . fan.
In order to facilitate learning of the new technology, the