Anda di halaman 1dari 3

BAHASA INDONESIA ( TUGAS KALIMAT EFEKTIF )

Nama: Fidela Caroline


Kelas : MNJ 23 A
Npm : 23411098
Dosen Pengampu : Pak M. Ghufroni An’ars, S.Pd., M.Pd.

FILM DUA GARIS BIRU


Identitas Film
Judul : Dua Garis Biru
Tanggal rilis: 11 Juli 2019
(Indonesia)
Sutradara: Ginatri S. Noer
Penghargaan: Festival Film Bandung
untuk Film Bioskop Terpuji, lainnya
Produser: Chand Parwez Servia, Fiaz
Servia
Skenario: Ginatri S. Noer
Perusahaan produksi: Kharisma
Starvision Plus, Wahana Kreator

DUA GARIS BIRU merupakan sebuah film


layar lebar garapan Gina S. Noer yang
dirilis pada tahun 2019 lalu. Mengangkat
tema isu sosial yang kerap terjadi
dilingkungan masyarakat, membuat film ini
menjadi populer. Film DUA GARIS BIRU
meraup lebih dari dua juta penonton selama tayang di bioskop. Film ini
meenjadi salah satu tayangan terlaris di tahun 2019 karena ceritanya yang
berbeda dan tidak biasa.

Alur cerita yang disampaikan Gina, digabung dengan teknik-teknik


pengambilan gambar yang variatif membuat film ini tak hanya runtut dalam
story telling, tapi juga menyuguhkan dinamika emosi tersendiri untuk
penonton.

Film ini juga dibintangi oleh aktor dan aktris muda ternama Tanah Air.
Angga Yunanda dan Zara Adisty dipilih menjadi pemeran utama dalam film ini.
Duet akting mereka tidak usah diragukan lagi tentunya akan membawa warna
pada film ini.

SINOPSIS:
Film ini menceritakan kisah sepasang kekasih, Dara (Adhisty Zara) dan Bima
(Angga Yunanda) yang menjalin hubungan di bangku SMA. Mereka tampak sebagai
pasangan yang saling melengkapi dan mengisi. Hubuangan mereka pun mendapat
dukungan dari keluarga.

Dara merupakan siswi yang pintar di sekolahnya serta memiliki cita-cita


untuk lanjut kuliah ke Korea. Sementara itu, Bima adalah siswa yang baik
hati namin dengan prestasi yang biasa saja.

Mereka berdua berasal dari latar belakang keluarga yang berbeda. Dara
memiliki keluarga kelas menengah yang serba berkecukupan, namun Bima dari
keluarga kelas bawah yang tinggal di perkampungan kumuh.

Sayangnya, suatu ketika mereka melakukan kesalahan. Padahal hubungan mereka


belum terikat secara hukum legal. Namun, Dara dan Bima sampai melewati
batas. Di mana mereka bersenggama.

Setelah melakukan hal itu, Dara memeriksa apakah dia hamil atau tidak
melalui testpack. Hasilnya Dara positif hamil. Rasa bersalah dan gelisah
memenuhi pikiran dan hati mereka. Dara mulai menghindar dari Bima, dia
tidak mau bertemu ataupun berbicara dengan Bima.

Beberapa hari kemudian keduanya baikan dan mulai memikirkan tentang apa
yang harus mereka lakukan kedepannya. Orang tua Dara dan Bima masih belum
tau tentang kabar ini, mereka menyembunyikannya.

Tak lama setelah itu, pihak sekolah memanggil orangtua mereka bahwa Dara
hamil dan harus dikeluarkan dari sekolah. Dara kemudian diusir dari rumah
dan dipaksa tinggal di rumah Bima.

Hari berganti hari, kandungan Dara terus berkembang, perutnya semakin


membesar. Hari melahirkanpun datang, Dara dibawa ke rumah sakit. Bima,
orang tua Bima dan orang tua Dara menunggu diruang tunggu dengan cemas.
Sampai akhirnya dokter keluar dari ruangan dan memberi tahu kalau Dara
harus melakukan angkat rahim karena ada masalah di rahimnya. Kesedihan
menyelimuti semuanya, terpaksa mereka harus menyetujui tindakan dokter
untuk angkat rahim. Akhirnya bayi nya lahir dan operasi angkat rahim pun
selesai.

Suatu saat Dara mengetahui bahwa anaknya kelak akan diberikan kepada sang
paman. Di samping itu, orangtua bima menyarankan mereka menikah. Bima pun
berusaha sekuat tenaga untuk menikahi Dara.

Bima sebagai remaja laki laki mendadak harus bekerja banting tulang. Dan
Bima harus putus dari sekolah. Ketika sudah menikah dara dan Bima mengalami
banyak masalah salah satunya adalah Bima dan dara diminta untuk bercerai
dan memberikan anaknya kepada om Radit sodara dari orang tua dara. Tetapi
Bima menolak dan dia ingin mengurus anaknya sendiri setelah melahirkan
mereka berdua berpisah dan dara melanjutkan impiannya untuk pergi ke Korea
dan Bima mengurus anak mereka.

Kelebihan:
Dalam film ini mengandung banyak amanat. Amanat yang disampaikan
diantaranya menjaga pergaulan, perbaiki komunikasi dengan orang tua,
memberikan pemahaman kepada anak tentang sex education agar anak menjauhi
hal tersebut, bila terjadi 'kecelakaan' itu jangan melakukan aborsi dan
lainnya.
Film ini kaya akan makna tersirat seperti strawberry yang bermakna ukuran
janin yang dikandung Dara, kerang yang menggambarkan kesucian wanita.
Perjalanan menuju rumah Bima yang menunjukkan ada orang yang meninggal,
perdebatan, lorong yang gelap yang melambangkan masalah rumah tangga yang
akan mereka hadapi. Poster tentang proses reproduksi di UKS yang
menunjukkan tentang kurangnya sex education serta tulisan semangat yang ada
dikamar Dara menunjukkan untuk terus melanjutkan hidup.

Kekurangan:
Film ini memang memicu kontroversi dan menuai banyak kritikan yang
mengatakan bahwa film ini tidak pantas ditonton, dimana dalam film ini
bertema tentang sex education yang dianggap tabu oleh masyarakat.

Kesimpulan:
film Dua Garis Biru tampil lugas, kritis dan menyentuh dalam usahanya
memberikan pesan dan kesadaran kepada penonton akan pentingnya komunikasi
dalam keluarga dan pendidikan seks sejak dini kepada remaja usia sekolah.
Film debut karya sutradara Ginatri S. Noer ini adalah sebuah film yang
sangat penting ada di khasanah perfilman Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai