Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS TERHADAP KASUS HUKUM PERDATA

INTERNASIONAL (STUDI KASUS GIANNI VERSACE)


MAKALAH
diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Perdata Internasional
dengan Dosen Pengampu :
Chalid Rasyid, S.H

Disusun Oleh
Ahmad Nasrullah 1173050005
Annisa Intan Dwitanti 1173050014
Dimas Alfian Nusantara 1173050032
Fajar Hidayatullah 1173050039

Kelas / Semester : A / V
Program Studi Ilmu Hukum

Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

2019

1
Para pihak yang bersengketa dalam kasus ini adalah Gianni Versace S.p.A,
selaku penggugat yang merupakan badan hukum yang didirikan menurut
Undang-Undang Italia dan berkedudukan di Italia. Perusahaan Gianni Versace
S.p.A didirikan pada tahun 1978 oleh seorang desainer terkemuka bernama
Gianni Versace. Gianni Versace S.p.A adalah salah satu perusahaan fesyen
ternama di dunia. Perusahaan ini mendesain, memproduksi dan
mendistribusikan produknya yang berupa busana, perhiasana, kosmetik, parfum
dan produk fesyen sejenis.

Pada bulan September 2000, Gianni Versace S.p.A bekerjasama dengan


Sunland Group Ltd, sebuah perusahaan terkemuka Australia membuka “Pallazo
Versace”, yaitu sebuah hotel berbintang enam yang terletak di Gold Coast
Australia. Saat ini kepemilikan Versace Group dipegang oleh keluarga Versace
yang terdiri dari Allegra Beck Versace yang memiliki saham 50%, Donatella
Versace yang memiliki saham 20% dan Santo Versace yang memiliki saham
sebanyak 30%.

Saat ini Santo Versace menjabat sebagai Presiden perusahaan dan Donatella
Versace merangkap sebagai Wakil presiden dan direksi Kreasi. Giannni Versace
S.p.A selaku penggugat ini menjual produksinya ke Indonesia dan merek yang
melekat pada produk-produk milik penggugat telah dilindungi oleh hukum
Indonesia. Kemudian, pihak tergugat adalah Sutardjo Jono, seorang Warga
Negara Indonesia yang berkedudukan di Medan.

A. Kasus Posisi
Uraian posisi kasus Gianni Versace S.p.A melawan Sutardjo Jono adalah
sebagai berikut:

1. Penggugat adalah pemilik yang berhak atas Merek “VERSUS”,


“VERSACE”, “VERSACE CLASSIS V2” dan “VERSUS VERSACE’,
yang mana Merek-Merek tersebut telah dipakai, dipromosikan serta
terdaftar di negara asalnya Italia sejak tahun 1989 dan terdaftar pula di 30
negara lebih, sehingga Merek penggugat berdasarkan Pasal 6 ayat 1 Butir b
Undang-undnag No.15 Tahun 2001 tentang Merek dikualifikasikan sebagai

1
Merek Terkenal, di mana Merek yang disengketakan adalah Merek
penggugat yang telah terdaftar pada kelas 9,18 dan 25.
2. Tergugat tanpa seizin penggugat telah mendaftar Merek “V2 VERSI
VERSUS” yang mempunyai persamaan pada pokoknya dengan Merek-
merek penggugat dan Merek milik tergugat tersebut terdaftar dalam kelas
yang sama dengan Merek-Merek milik penggugat.
3. Bahwa tindakan tergugat tersebut merupakan itikad buruk yang hendak
membonceng keterkenalan Merek-Merek milik penggugat sehingga
tergugat dapat menikmati keuntungan ekonomi dengan mudah atas
penjualan produksinya yang membonceng Merek milik penggugat, atas hal
ini seharusnya permohonan pendaftaran Merek milik tergugat ditolak
berdasarkan Penjelasan Pasal 4 Undang-Undang No.15 Tahun 2001 tentang
Merek.

Uraian posisi kasus di atas menunjukkan bahwa kasus ini merupakan


pemboncengan atas Merek Terkenal yang dilakukan oleh warga negara
nasional.

Fakta-faktanya:

Gianni Versace S.p.A, selaku penggugat yang merupakan badan hukum


yang didirikan menurut Undang-Undang Italia dan berkedudukan di Italia.

Perusahaan Gianni Versace S.p.A didirikan pada tahun 1978 oleh seorang
desainer terkemuka bernama Gianni Versace. Gianni Versace S.p.A adalah
salah satu perusahaan fesyen ternama di dunia. Perusahaan ini mendesain,
memproduksi dan mendistribusikan produknya yang berupa busana,
perhiasana, kosmetik, parfum dan produk fesyen sejenis.

Pada bulan September 2000, Gianni Versace S.p.A bekerjasama dengan


Sunland Group Ltd, sebuah perusahaan terkemuka Australia membuka “Pallazo
Versace”, yaitu sebuah hotel berbintang enam yang terletak di Gold Coast
Australia.

Giannni Versace S.p.A selaku penggugat ini menjual produksinya ke


Indonesia dan merek yang melekat pada produk-produk milik penggugat telah

2
dilindungi oleh hukum Indonesia. Kemudian, pihak tergugat adalah Sutardjo
Jono, seorang Warga Negara Indonesia yang berkedudukan di Medan.

Penggugat adalah pemilik yang berhak atas Merek “VERSUS”,


“VERSACE”, “VERSACE CLASSIS V2” dan “VERSUS VERSACE’, yang
mana Merek-Merektersebut telah dipakai, dipromosikan serta terdaftar di
negara asalnya Italia sejak tahun 1989 dan terdaftar pula di 30 negara lebih,
sehingga Merek penggugat berdasarkan Pasal 6 ayat 1 Butir b Undang-undnag
No.15 Tahun 2001 tentang Merek dikualifikasikan sebagai Merek Terkenal, di
mana Merek yang disengketakan adalah Merek penggugat yang telah terdaftar
pada kelas 9,18 dan 25.

Tergugat tanpa seizin penggugat telah mendaftar Merek “V2 VERSI


VERSUS” yang mempunyai persamaan pada pokoknya dengan Merek-merek
penggugat dan Merek milik tergugat tersebut terdaftar dalam kelas yang sama
dengan Merek-Merek milik penggugat.

Bahwa tindakan tergugat tersebut merupakan itikad buruk yang hendak


membonceng keterkenalan Merek-Merek milik penggugat sehingga tergugat
dapat menikmati keuntungan ekonomi dengan mudah atas penjualan
produksinya yang membonceng Merek milik penggugat, atas hal ini seharusnya
permohonan pendaftaran Merek milik tergugat ditolak berdasarkan Penjelasan
Pasal 4 Undang-Undang No.15 Tahun 2001 tentang Merek.

B. Titik Taut Primer


Titik taut primer adalah faktor-faktor dan keadaan-keadaan yang
memperlihatkan bahwa kita berhadapan dengan peristiwa hukum perdata
Internasional. Atau faktor-faktor dan keadaan-keadaan yang memperlihatkan
bahwa suatu hubungan atau peristiwa adalah peristiwa hukum perdata
Internasional.
Dalam kasus ini titit taut primernya adalah kewarganegaraan yang berbeda
dari para pihak, yaitu pihak penggugat Gianni Versace S.p.A

3
berkewarganegaraan Italia, dan pihak tergugat Sutardjo Jono
berkewarganegaraan Indonesia.

C. Tujuan Penulisan
Titik taut sekunder adalah faktor-faktor dan keadaan-keadaan yang
menentukan hukum Negara mana yang harus berlaku dalam suatu peristiwa
hukum perdata internasional.
Dalam kasus ini titik taut sekundernya adalah Lex Loci Delicti Commisi
(hukum tempat perbuatan melawan hukum dilakukan).

D. Manfaat Penulisan
Dalam kasus ini hukum yang berlaku adalah hukum Indonesia sebagai Lex
Loci Delicti Commissi, karena perbuatan melawan hukum berupa penggunaan
merek tanpa izin “V2 VERSI VERSUS” yang mempunyai persamaan pada
pokoknya dengan merek terkenal di dunia VERSUS”, “VERSACE”,
“VERSACE CLASSIS V2” dan “VERSUS VERSACE’, dilakukan di wilayah
Negara Indonesia.

4
DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Asri, Benyamin, dkk. Dasar-Dasar Hukum Waris Barat Suatu Pembahasan Teori
dan Praktek. Tarsito. Bandung. 1988.
Harsono, Boedi. Hukum Agraria Indonesia (Sejarah Pembentukan Undang-
Undang Pokok Agraria, Isi, dan Pelaksanaannya). Djambatan. Jakarta.
2003.
Kansil, C.S.T. Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia. Balai Pustaka.
Jakarta. 2002.
Perangin, Effendie. Hukum Waris Di Indonesia. Rineka Cipta. Jakarta. 1991.
Pitlo, A. Hukum Waris Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Belanda
terjemahan M. Isa Arief. Intermasa. Jakarta. 1979.
Pramadya, Yan. Kamus Hukum. Aneka Ilmu. Semarang. 1977.
Projodikoro, Wiryono. Hukum Waris di Indonesia. Sumur Bandung. Bandung.
1980.
Satrio, J. Hukum Waris. Alumni. Bandung. 1992.
Subekti, R. Aneka Perjanjian. Citra Aditya Bakti. Bandung. 1995.
Suparman, Eman. Hukum Waris Indonesia dalam Perspektif Islam, Adat, dan BW.
Refika Aditama. Bandung. 2005.
Suparman, Maman. Hukum Waris Perdata. Sinar Grafika. Jakarta. 2015.

Peraturan Perundang-Undangan:

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

Sumber Lain:

FHUI Guide. Pemasukan (Inbreng). Diakses melalui


https://fhuiguide.files.wordpress.com/2012/08/waper-pemasukan-
inbreng.ppt, Pada tanggal 28 November 2019 Pukul 14.30 WIB.
Mulia, Natalie. “Keberadaan Hibah Terhadap Bagian Mutlak Ahli Waris (Suatu
Kajian Terhadap Ketentuan Waris Perdata Barat). Tesis Magister
Kenotariatan Universitas Indonesia. Depok. 2005.

Anda mungkin juga menyukai