Anda di halaman 1dari 14

1.

Sejarah hubungan internasional adalah cabang ilmu sejarah yang mempelajari


perkembangan dan interaksi antara negara-negara dan aktor-aktor internasional dalam
berbagai periode waktu. Fokus utama sejarah hubungan internasional adalah untuk
memahami peristiwa, kebijakan, konflik, kerja sama, dan dinamika politik
internasional yang telah terjadi selama berabad-abad.
a) Hubungan internasional berkaitan dengan interaksi antara negara-negara di
dunia. Berikut adalah beberapa informasi mengenai awal dimulainya
hubungan internasional
 Perkembangan hubungan internasional bermula ketika sistem negara
modern mulai dikembangkan, yaitu pada tahun 1648 tepatnya pada
perjanjian perdamaian Westphalia, yang mengakhiri peperangan
panjang di Eropa selama 30 tahun.
Perjanjian tersebut mendorong terbentuknya konsep kedaulatan negara,
yang pada akhirnya menyebabkan bangkitnya negara-negara nasional
yang independen, pengaturan diplomasi dan kekuatan militer. Sebelum
perjanjian Westphalia, pentingnya menjaga hubungan damai antar
negara sudah dirasakan saat meletusnya PD 1 (1914-1918) yang
berdampak jatuhnya korban baik warga sipil maupun angkatan militer.
Akibat perang tersebut, dunia sadar akan pentingnya suatu kerjasama
dan perdamaian demi terciptanya hidup saling berdampingan yang
aman dan harmonis. Ilmu hubungan internasional mulai dikembangkan
pada tahun 1919 di Universitas Wales di kota Aberystwyhtes. Dan
mulailah penyebaran ilmu hubungan internasional hingga ke
mancanegara sebagai jurusan politik internasional. Tujuan awal
dibentuknya ilmu hubungan internasional adalah menghapus perang
dan berusaha mencapai perdamaian dunia.
Dalam perkembangannya, hubungan internasional semakin
berkembang dan melibatkan banyak aktor, baik negara maupun non-
negara. Pola interaksi politik dalam hubungan internasional kini sudah
melibatkan interaksi antara aktor negara dengan aktor non-negara
bangsa.

1
b) Proses prosedural dalam hubungan diplomatik skala internasional melibatkan
serangkaian langkah dan protokol yang harus diikuti oleh negara-negara atau
pihak-pihak internasional dalam berinteraksi satu sama lain. Beberapa langkah
umum dalam proses ini meliputi:
 Pengakuan Negara: Pengakuan resmi oleh suatu negara terhadap
negara lain sebagai subjek hukum internasional. Ini merupakan
langkah pertama dalam menjalin hubungan diplomatik.
 Pertukaran Pesan: Negara-negara yang ingin menjalin hubungan
diplomatik dapat melakukan pertukaran pesan resmi yang berisi niat
baik untuk memulai hubungan diplomatik. Pesan-pesan ini dapat berisi
informasi tentang pengangkatan duta besar atau perwakilan diplomatik
lainnya.
 Penunjukan Duta Besar: Setelah pertukaran pesan, negara-negara
biasanya menunjuk duta besar atau perwakilan diplomatik mereka
untuk ditugaskan ke negara tuan rumah atau organisasi internasional.
Penunjukan ini memerlukan persetujuan dari negara penerima.
 Surat Kepercayaan: Duta besar atau perwakilan diplomatik yang
ditunjuk akan mengajukan surat kepercayaan kepada kepala negara
atau kepala negara tuan rumah. Surat kepercayaan ini mengkonfirmasi
bahwa mereka adalah wakil yang sah dari negara pengirim.
 Presentasi Surat Kepercayaan: Duta besar akan secara resmi
mempresentasikan surat kepercayaan mereka kepada kepala negara
tuan rumah dalam upacara tertentu.
 Permohonan Kebenaran dan Izin: Negara penerima biasanya akan
memberikan izin tinggal dan kekebalan diplomatik kepada duta besar
atau perwakilan diplomatik. Ini melibatkan proses formal untuk
mengakui status diplomatik mereka.
 Perundingan Diplomatik: Setelah semua persiapan telah selesai,
perwakilan diplomatik dari kedua negara akan mulai berunding untuk
memperkuat hubungan diplomatik, menegosiasikan perjanjian, atau
mengatasi masalah tertentu.

2
 Pertukaran Dokumen dan Perjanjian: Proses ini melibatkan pertukaran
dokumen resmi, perjanjian, atau nota diplomatik yang mengikat antara
kedua negara.
 Hubungan Diplomatik Resmi: Dengan semua langkah di atas telah
diselesaikan, kedua negara secara resmi menjalin hubungan diplomatik
dan memfasilitasi komunikasi dan kerja sama di berbagai bidang.
 Kepemimpinan Dalam Hubungan Diplomatik: Duta besar atau
perwakilan diplomatik bertanggung jawab atas menjaga dan
memajukan hubungan diplomatik antara negara mereka dan negara
penerima.

Proses ini berbeda-beda tergantung pada konteks dan protokol yang


berlaku, dan bisa melibatkan berbagai aspek seperti diplomasi bilateral,
multilateral, atau diplomasi di tingkat organisasi internasional.

2. Hubungan bilateral merujuk pada hubungan antara dua negara atau pihak
internasional. Ini adalah bentuk hubungan diplomatik di mana dua entitas suveren
mengembangkan dan memelihara interaksi langsung satu sama lain. Hubungan
bilateral dapat melibatkan berbagai aspek, termasuk politik, ekonomi, perdagangan,
budaya, dan keamanan.

a. Duta Besar adalah perwakilan diplomatik tertinggi suatu negara di negara tuan
rumah atau organisasi internasional. Kedudukan dan fungsi dari seorang duta
besar sangat penting dalam menjalankan hubungan diplomatik antara negara-
negara. Berikut adalah beberapa fungsi utama dari seorang duta besar:
 Mewakili Negara Pengirim:* Duta Besar adalah wajah negara pengirim di
negara tuan rumah atau organisasi internasional. Mereka mewakili
pemerintah dan kepala negara pengirim dan bertindak atas nama negara
tersebut dalam berbagai isu dan perundingan.
 Membangun Hubungan Diplomatik:* Duta Besar bertanggung jawab atas
membangun dan memelihara hubungan diplomatik yang kuat dengan
pemerintah dan institusi di negara tuan rumah. Ini mencakup berinteraksi

3
dengan pejabat pemerintah, diplomat dari negara lain, dan berbagai
pemangku kepentingan.
 Negosiasi dan Diplomasi:* Duta Besar terlibat dalam negosiasi untuk
mencapai kesepakatan antara negara pengirim dan negara penerima dalam
berbagai isu, seperti perdagangan, perjanjian, atau isu-isu politik. Mereka
juga terlibat dalam diplomasi untuk menjaga perdamaian dan keamanan
internasional.
 Perlindungan Kepentingan Negara:* Duta Besar harus melindungi
kepentingan negara pengirim dan warganya yang berada di negara tuan
rumah. Mereka memberikan perlindungan konsuler, mengatasi masalah
hukum, dan membantu warganya yang memerlukan bantuan.
 Rapat Dengan Pejabat Negara Tuan Rumah:* Duta Besar bertemu dengan
pejabat pemerintah dan pemangku kepentingan di negara tuan rumah
untuk membahas berbagai isu. Ini termasuk mengadakan pertemuan
dengan menteri luar negeri, kepala negara, dan pejabat tinggi lainnya.
 *Pelaporan dan Informasi:* Duta Besar mengumpulkan informasi tentang
perkembangan di negara tuan rumah dan melaporkannya kepada
pemerintah negara pengirim. Ini membantu pemerintah negara pengirim
dalam pengambilan keputusan dan perumusan kebijakan.
 *Promosi Kerja Sama:* Duta Besar juga berperan dalam mempromosikan
kerja sama bilateral antara negara pengirim dan negara tuan rumah dalam
berbagai bidang, termasuk ekonomi, budaya, pendidikan, dan ilmu
pengetahuan.

Fungsi-fungsi ini menjadikan peran duta besar sangat penting dalam


menjaga hubungan diplomatik yang kuat antara negara-negara di dunia.
Duta Besar harus memiliki kemampuan diplomasi, komunikasi, dan
negosiasi yang tinggi untuk menjalankan tugas-tugas mereka dengan baik.

b. Kedudukan konsuler adalah peran dan fungsi yang dimiliki oleh pejabat konsuler
yang diangkat oleh negara untuk mewakili dan melindungi warganya di luar
negeri. Fungsi kedudukan konsuler melibatkan sejumlah tanggung jawab dan
tugas penting, termasuk:

4
 *Perlindungan Warganegara:* Salah satu fungsi utama pejabat konsuler
adalah melindungi warganegara negara pengirim yang tinggal atau berada
di wilayah konsuler mereka. Ini mencakup memberikan bantuan dalam
situasi darurat, seperti kecelakaan, krisis medis, atau kejahatan.
 *Pemberian Informasi dan Bantuan:* Pejabat konsuler memberikan
informasi dan bantuan kepada warganegara negara pengirim terkait dengan
izin tinggal, dokumen perjalanan, visa, dan peraturan imigrasi di negara
penerima.
 *Konsularisasi Dokumen:* Pejabat konsuler memberikan layanan notaris
dan konsular, seperti legalisasi dan verifikasi dokumen resmi, surat kuasa,
atau tanda tangan.
 *Pemantauan Hukum dan HAM:* Pejabat konsuler memantau
perkembangan hukum dan hak asasi manusia yang berpotensi
memengaruhi warganegara negara pengirim. Mereka dapat memberikan
laporan dan rekomendasi kepada pemerintah negara pengirim.
 *Krisis dan Evakuasi:* Dalam situasi krisis, pejabat konsuler bertanggung
jawab untuk memberikan bantuan dan koordinasi dalam proses evakuasi
warganegara negara pengirim dari negara penerima jika diperlukan.
 *Hubungan dengan Pemerintah Negara Penerima:* Pejabat konsuler
menjalankan hubungan dengan pemerintah dan otoritas lokal di negara
penerima. Mereka berkomunikasi dengan pejabat pemerintah terkait isu-
isu yang berkaitan dengan warganegara negara pengirim.
 *Pelaksanaan Perjanjian Konsuler:* Pejabat konsuler bertugas untuk
memastikan pelaksanaan perjanjian konsuler antara negara pengirim dan
negara penerima, yang mengatur hak dan kewajiban pejabat konsuler.
 *Pengarahan dan Informasi kepada Warganegara:* Pejabat konsuler
memberikan informasi kepada warganegara negara pengirim tentang
kondisi di negara penerima, aturan-aturan lokal, serta tindakan yang perlu
diambil dalam situasi darurat.

Fungsi kedudukan konsuler sangat penting dalam menjaga dan melindungi


kepentingan warganegara negara pengirim di luar negeri. Pejabat konsuler

5
harus menjalankan tugas-tugas ini dengan baik sesuai dengan peraturan
dan konvensi konsuler yang berlaku.

3. Keterlibatan Jerman di Perang Dunia I (1914-1918) adalah salah satu faktor kunci
dalam memicu perang ini. Perang Dunia I adalah konflik besar antara negara-negara
Eropa yang melibatkan sejumlah besar kekuatan militer. Keterlibatan Jerman dalam
perang ini melibatkan sejumlah peristiwa dan dinamika penting:
 *Penyebab Perang:* Salah satu penyebab utama Perang Dunia I adalah sistem
aliansi yang kompleks antara negara-negara Eropa. Jerman terlibat dalam
aliansi sentral bersama dengan Austria-Hongaria dan Kekaisaran Utsmaniyah,
sementara aliansi antara Prancis, Rusia, dan Britania Raya dikenal sebagai
aliansi Sekutu. Konflik di Balkan, pembunuhan Pangeran Franz Ferdinand
dari Austria-Hongaria, dan perang yang menyusul menyebabkan berbagai
aliansi memasuki konflik.
 *Perang Blitzkrieg:* Jerman menggunakan strategi "Blitzkrieg" atau perang
kilat yang melibatkan serangan cepat dan taktik militer modern yang agresif.
Mereka menyerang Belgia dan Prancis dengan cepat, melewati wilayah Belgia
netral, dan mendesak mendekati Paris.
 *Traktat Versailles:* Setelah Perang Dunia I berakhir dengan kemenangan
Sekutu, Jerman mengalami tekanan berat dalam bentuk Traktat Versailles
pada tahun 1919. Traktat ini mengenakan sanksi dan tuntutan berat kepada
Jerman, termasuk pembayaran reparasi perang dan pengurangan wilayah yang
signifikan

Keterlibatan Jerman di Perang Dunia I memiliki konsekuensi serius, termasuk


kerugian besar dalam hal korban jiwa, kerusakan infrastruktur, dan dampak
ekonomi yang kuat. Selain itu, penandatanganan Traktat Versailles
menempatkan Jerman dalam situasi yang sulit dan menciptakan kondisi yang
berkontribusi pada munculnya Perang Dunia II.

a. Kedudukan Jerman dan posisi Jerman selama Perang Dunia I (1914-1918) adalah
salah satu elemen kunci dalam dinamika konflik tersebut. Inilah beberapa poin
penting terkait dengan kedudukan dan posisi Jerman:

6
 *Aliansi Sentral:* Jerman adalah salah satu kekuatan utama dalam aliansi
yang dikenal sebagai Aliansi Sentral, yang juga mencakup Austria-
Hongaria, Kekaisaran Utsmaniyah, dan Bulgaria. Aliansi Sentral
bertentangan dengan Aliansi Sekutu, yang terdiri dari Prancis, Rusia, dan
Britania Raya, bersama dengan negara-negara lain.
 *Konflik Awal:* Keterlibatan Jerman dalam perang dimulai ketika
Austria-Hongaria menyatakan perang kepada Serbia setelah pembunuhan
Pangeran Franz Ferdinand. Ini memicu serangkaian pernyataan perang dan
respons yang mengarah pada eskalasi konflik.
 *Strategi Blitzkrieg:* Jerman menggunakan strategi perang kilat atau
"Blitzkrieg" untuk menyerang musuh-musuhnya. Mereka melakukan
serangan cepat dan taktik militer modern yang agresif. Kedudukan
geografis Jerman memungkinkan mereka untuk mengambil posisi ofensif
di Front Barat dan Front Timur.
 *Front Barat dan Front Timur:* Jerman menghadapi dua front perang yang
signifikan. Mereka menghadapi Sekutu (Prancis dan Inggris) di Front
Barat dan Rusia di Front Timur. Jerman berhasil mengalahkan Rusia
dalam beberapa pertempuran besar, seperti Pertempuran Tannenberg.

Posisi Jerman selama Perang Dunia I adalah sebagai kekuatan sentral yang
kuat, tetapi akhirnya mengalami kekalahan dan menghadapi konsekuensi
berat yang akan berdampak pada sejarah negara itu dalam dekade-dekade
berikutnya.

b. Perang Dunia I (1914-1918) melibatkan sejumlah besar negara di seluruh dunia.


Beberapa di antaranya adalah kekuatan utama yang terlibat dalam konflik,
sementara yang lain terlibat dalam kapasitas yang lebih kecil. Berikut adalah
daftar beberapa negara yang terlibat dalam Perang Dunia I:
 *Sekutu Utama:*
 Prancis
 Britania Raya
 Rusia
 Italia

7
 Amerika Serikat
 Jepang
 Serbia
 Belgia
 Rumania
 Yunani
 Aliansi Sentral
 Jerman
 Austria-Hongaria
 Kekaisaran Utsmaniyah
 Bulgaria

Selain negara-negara tersebut, Perang Dunia I juga melibatkan berbagai wilayah


dan koloni yang dikendalikan oleh negara-negara Eropa. Konflik ini berdampak
besar pada dunia dan menyebabkan perubahan politik, ekonomi, dan sosial yang
signifikan di seluruh dunia, serta menghasilkan Traktat Versailles yang
mengakhiri perang dan menciptakan konsekuensi yang mendalam untuk negara-
negara yang kalah dalam perang.

4. World War 2
1. Penyebab Umum
 *Ketegangan Pasca-Perang Dunia I:* Akhir Perang Dunia I dan
penandatanganan Traktat Versailles meninggalkan ketidakpuasan dan
ketegangan di kalangan negara-negara yang merasa diperlakukan tidak
adil, terutama Jerman. Kondisi ini menciptakan situasi yang memicu
konflik berikutnya.
 *Ekonomi dan Krisis Sosial:* Krisis ekonomi global selama tahun 1930-
an, yang dikenal sebagai Depresi Besar, menyebabkan pengangguran,
kemiskinan, dan ketidakstabilan sosial di banyak negara. Kondisi ini
menjadi faktor yang memicu ketegangan dan konflik.
 *Ekspansi Imperialisme:* Ambisi untuk wilayah baru dan sumber daya
alam juga memainkan peran dalam pemicuan perang. Negara-negara

8
seperti Jepang, Italia, dan Jerman mencari untuk memperluas wilayah
mereka dan mengamankan sumber daya yang lebih besar.

Penyebab Khusus
 *Invasi Polandia oleh Jerman:* Perang Dunia II dimulai pada tanggal 1
September 1939 ketika Jerman Nazi, yang dipimpin oleh Adolf Hitler,
menyerbu Polandia. Ini adalah tindakan agresi yang mengakibatkan
Britania Raya dan Prancis menyatakan perang terhadap Jerman, membawa
Sekutu ke dalam konflik.
 *Invasi Soviet ke Polandia:* Pada tanggal 17 September 1939, Uni Soviet,
yang dipimpin oleh Josef Stalin, menyerbu Polandia dari timur. Ini
mengakibatkan pendudukan Polandia oleh dua kekuatan besar, Jerman dan
Uni Soviet.
 *Keterlibatan Amerika Serikat:* Amerika Serikat bergabung dalam perang
setelah serangan Jepang ke Pearl Harbor pada 7 Desember 1941. Serangan
ini menyebabkan Amerika Serikat menyatakan perang terhadap Jepang
dan akhirnya terlibat dalam perang melawan Blok Poros.
 *Holokaus dan Kejahatan Perang:* Tindakan brutal dan sistematis Jerman
Nazi terhadap warga Yahudi dan kelompok minoritas lainnya, yang
dikenal sebagai Holokaus, menjadi elemen yang sangat mencolok dalam
sejarah Perang Dunia II. Kejahatan perang dan kejahatan terhadap
kemanusiaan lainnya dilakukan oleh banyak pihak selama perang.

Perang Dunia II adalah konflik yang sangat kompleks dengan banyak


penyebab yang berbeda, dan memiliki dampak yang sangat besar terhadap
sejarah dunia. Konflik ini berakhir dengan penyerahan tanpa syarat Jerman
pada tahun 1945 dan memicu pembentukan Perserikatan Bangsa-Bangsa
untuk mendorong perdamaian dan kerja sama internasional.

2. Jerman memainkan peran yang sangat signifikan dalam Perang Dunia II dan dapat
dilihat sebagai salah satu biang kerok utama konflik ini. Beberapa peran Jerman
dalam menginisiasi dan memperburuk perang adalah sebagai berikut:

9
 *Invasi Polandia (1939):* Invasi Polandia oleh Jerman pada tanggal 1
September 1939 adalah peristiwa yang memicu pecahnya Perang Dunia II.
Serangan ini mengabaikan Traktat Versailles dan kesepakatan
internasional lainnya, dan memaksa Sekutu, termasuk Britania Raya dan
Prancis, untuk menyatakan perang terhadap Jerman.
 *Ekspansi Wilayah:* Jerman melakukan ekspansi wilayah yang luas
dengan menyerbu negara-negara tetangga seperti Norwegia, Denmark,
Prancis, Belgia, Belanda, dan Yunani. Pada tahun 1941, mereka
meluncurkan serangan besar-besaran ke Uni Soviet dalam Operasi
Barbarossa, yang memperpanjang front perang ke Timur.
 *Kebijakan Agresif dan Rasis:* Rezim Nazi di bawah Adolf Hitler
menerapkan kebijakan agresif dan ideologi rasis yang memandang
dominasi Jerman atas Eropa sebagai tujuan utama. Ini mencakup
penindasan dan kebijakan diskriminatif terhadap Yahudi dan kelompok
minoritas lainnya, yang menghasilkan Holokaus.

Jerman di bawah pemerintahan Nazi adalah biang kerok utama dalam


penciptaan dan eskalasi Perang Dunia II. Kebijakan ekspansionis,
penindasan, dan kebijakan rasis mereka memainkan peran besar dalam
menggiring dunia menuju konflik tersebut. Karena itu, Jerman sering
dianggap sebagai biang kerok utama di balik Perang Dunia II.

5. Perang Dingin adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan periode


ketegangan geopolitik dan konflik ideologis antara dua kekuatan utama, yaitu
Amerika Serikat dan Uni Soviet, beserta aliansi mereka dan negara-negara terkait.
Periode Perang Dingin berlangsung sekitar tahun 1947 hingga 1991. Berikut adalah
beberapa poin kunci terkait Perang Dingin:
 *Konflik Ideologis:* Perang Dingin muncul sebagai akibat dari konflik
ideologis antara dua sistem politik yang berlawanan, yaitu kapitalisme yang
dipimpin oleh Amerika Serikat dan komunisme yang dipimpin oleh Uni
Soviet. Keduanya bersaing untuk mempromosikan dan menyebarluaskan
sistem politik dan ekonomi mereka di seluruh dunia.

10
 *Sistem Aliansi:* Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya membentuk aliansi
yang dikenal sebagai NATO (Organisasi Traktat Atlantik Utara), sementara
Uni Soviet membentuk aliansi yang dikenal sebagai Pakta Warsawa. Kedua
aliansi ini merupakan aliansi militer yang bertujuan untuk melindungi
anggotanya.
 *Perlombaan Senjata:* Perang Dingin menyebabkan perlombaan senjata
nuklir antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. Keduanya mengembangkan
senjata nuklir dengan kekuatan besar, yang menciptakan ancaman potensial
bagi kemanusiaan
 *Dampak Perang Dingin:* Perang Dingin mempengaruhi banyak aspek
kehidupan, termasuk politik, ekonomi, budaya, dan teknologi. Perang Dingin
juga membentuk kebijakan luar negeri banyak negara, memicu inovasi
teknologi, dan menghasilkan dampak ekonomi yang kuat.

Perang Dingin adalah periode sejarah yang penting yang memengaruhi dunia
selama puluhan tahun, dan akhirnya berakhir dengan keruntuhan Uni Soviet.
Ini telah meninggalkan warisan yang mendalam dalam sejarah, politik, dan
hubungan internasional.

a. Setelah Perang Dingin, banyak negara baru muncul di berbagai wilayah


dunia sebagai hasil dari kemerdekaan, pemisahan, atau pembagian
wilayah. Berikut adalah 15 negara yang lahir setelah Perang Dingin:
 *Kazakhstan:* Merdeka dari Uni Soviet pada tahun 1991.
 *Uzbekistan:* Merdeka dari Uni Soviet pada tahun 1991.
 *Turkmenistan:* Merdeka dari Uni Soviet pada tahun 1991.
 *Tajikistan:* Merdeka dari Uni Soviet pada tahun 1991.
 *Kirgizstan:* Merdeka dari Uni Soviet pada tahun 1991.
 *Estonia:* Merdeka dari Uni Soviet pada tahun 1991.
 *Latvia:* Merdeka dari Uni Soviet pada tahun 1991.
 *Lithuania:* Merdeka dari Uni Soviet pada tahun 1991.
 *Bosnia dan Herzegovina:* Merdeka dari Yugoslavia setelah
Perang Bosnia pada tahun 1995.
 *Kroasia:* Merdeka dari Yugoslavia pada tahun 1991.

11
 *Slovenia:* Merdeka dari Yugoslavia pada tahun 1991.
 *Makedonia Utara:* Merdeka dari Yugoslavia setelah Perang
Bosnia pada tahun 1991.
 *Kazakhstan:* Merdeka dari Yugoslavia pada tahun 1992.
 *Armenia:* Merdeka dari Uni Soviet pada tahun 1991.
 *Azerbaijan:* Merdeka dari Uni Soviet pada tahun 1991.

Periode setelah Perang Dingin menyaksikan transformasi politik


yang signifikan di berbagai wilayah, dan banyak negara baru
muncul sebagai hasil dari perubahan sejarah, pemisahan, dan
kemerdekaan.

b. Berikut adalah profil singkat Joseph Stalin dan Mikhail Gorbachev, dua
pemimpin Uni Soviet yang memiliki peran yang sangat berbeda dalam
sejarah negara tersebut:
 Joseph Stalin
Lahir :18 Desember 1878
Meninggal: 5 Maret 1953
Periode Kepemimpinan: Stalin menjadi Sekretaris Jenderal Partai
Komunis Uni Soviet pada tahun 1922 dan memegang jabatan
tersebut hingga kematiannya pada tahun 1953. Selama masa
kepemimpinannya, dia juga menjabat sebagai Ketua Dewan
Menteri (Perdana Menteri) Uni Soviet.

 Kepemimpinan dan Karier: Joseph Stalin adalah salah satu


pemimpin paling berkuasa dan kontroversial dalam sejarah Uni
Soviet. Dia memegang kendali total atas negara tersebut selama
periode yang dikenal sebagai "Purges Besar," yang melibatkan
penganiayaan politik, penghilangan, dan kematian jutaan orang.
Stalin juga memimpin Uni Soviet selama Perang Dunia II dan
memainkan peran kunci dalam mengalahkan Jerman Nazi.
Kepemimpinannya dicirikan oleh represi politik, kollektivisasi
pertanian, dan industrialisasi besar-besaran.

12
 Warisan:Stalin meninggalkan warisan yang sangat kontroversial,
dengan tindakan represifnya yang tragis yang mencakup
pembunuhan massal, kelaparan buatan, dan penindasan politik.
Meskipun diakui sebagai sosok yang mengambil peran penting
dalam memenangkan Perang Dunia II, banyak yang
menganggapnya sebagai salah satu pemimpin terbrutal dalam
sejarah.

Mikhail Gorbachev:
Lahir : 2 Maret 1931
Meninggal : 30 Agustus 2022
Periode Kepemimpinan:* Gorbachev menjabat sebagai Sekretaris Jenderal
Partai Komunis Uni Soviet dari tahun 1985 hingga 1991.
 Kepemimpinan dan Karier: Mikhail Gorbachev dikenal karena
membawa perubahan besar dalam Uni Soviet melalui kebijakan-
kebijakan reformasi yang dikenal sebagai "glasnost" (transparansi)
dan "perestroika" (restrukturisasi). Ia juga melanjutkan langkah-
langkah untuk mengakhiri Perang Dingin dengan meredakan
ketegangan antara Uni Soviet dan Amerika Serikat. Di bawah
kepemimpinannya, Uni Soviet mengalami reformasi politik dan
ekonomi yang signifikan.
 Warisan: Mikhail Gorbachev adalah tokoh penting dalam sejarah
modern Uni Soviet. Reformasi-reformasinya menciptakan
perubahan besar dalam sistem politik dan ekonomi Uni Soviet,
tetapi juga berkontribusi pada keruntuhan Uni Soviet. Gorbachev
dihormati secara internasional karena perannya dalam meredakan
ketegangan global dan memungkinkan perubahan damai di Eropa
Timur dan Tengah.

Kedua pemimpin ini memiliki peran yang sangat berbeda dalam


sejarah Uni Soviet dan memiliki dampak yang besar terhadap
perkembangan negara tersebut. Stalin dikenal karena
kepemimpinan otoriter dan tindakan represifnya, sementara

13
Gorbachev dikenal karena reformasi yang membawa perubahan
besar dalam sistem Uni Soviet.

14

Anda mungkin juga menyukai