Anda di halaman 1dari 3

1. C. Bagaimana mekanisme hipertensi ?

Jawab: Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin II dari angiotensin I oleh angiotensin I-converting enzyme (ACE). ACE memegang peranan fisiologis penting dalam mengatur tekanan darah. Darah mengandung angiotensinogen yang diproduksi hati, yang oleh hormon renin (diproduksi oleh ginjal) akan diubah menjadi angiotensin I (dekapeptida yang tidak aktif). Oleh ACE yang terdapat di paru-paru, angiotensin I diubah menjadi angiotensin II (oktapeptida yang sangat aktif). Angiotensin II berpotensi besar meningkatkan tekanan darah karena bersifat sebagai vasoconstrictor melalui dua jalur, yaitu: a. Meningkatkan sekresi hormon antidiuretik (ADH) dan rasa haus. ADH diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitari) dan bekerja pada ginjal untuk mengatur osmolalitas dan volume urin. Dengan meningkatnya ADH, sangat sedikit urin yang diekskresikan ke luar tubuh (antidiuresis) sehingga urin menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya. Untuk mengencerkan, volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari bagian instraseluler. Akibatnya volume darah meningkat sehingga meningkatkan tekanan darah. b. Menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal. Aldosteron merupakan hormon steroid yang berperan penting pada ginjal. Untuk mengatur volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi ekskresi NaCl (garam) dengan cara mereabsorpsinya dari tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang pada gilirannya akan meningkatkan volume dan tekanan darah.

2. A. Bagaimana farmakologi HCT ? Jawab: -) kerja: diuretika tiazide, seperti Hidroklorotiazida (HCT) adalah diuretik tiazida, yang meningkatkan ekskresi natrium, klorida dan sejumlah air. Obat ini dapat diabsorpsi dengan baik melalui saluran cerna. Umumnya efek tampak setelah satu jam, dan dalam 3-6 jam dieksresikan melalui ginjal. Hidroklorotiazida selain berefek sebagai diuretik, juga menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah arteriol,sehingga dapat menurunkan tekanan darah pada kasus hipertensi. Obat ini bekerja senergistik dengan obat anti-hipertensi lainnya.

-) penggunaan dalam terapi: diuretika tiazid menurunkan tekanan darah dalam posisi telentang atau berdiri. Obat ini melawan retensi natrium dan air yg dapat terjadi bersama obat lain yg digunakan dlm pengobatan hipertensi. Diuretika tiazid terutama digunakan pada orang lansia.

-) farmakokinetik: diuretika tiazid dapat diberikan oral. Dapat menimbulkan gangguan besar untuk keseimbangan elektrolit. Misalnya: kadar kalium dan magnesium darah menurun dan penahanan kalsium dalam tubuh.

-) efek samping: a. Hipokalemia : yakni kekurangan kalium dalam darah. Semua diuretik dengan titik kerja di bagian muka tubuli distal memperbesar ekskresi ion-K+ karena ditukarkan dengan ion Na akibatnya kadar kalium plasma dapat turun di bawah 3,5 mmol/liter. Gejala kekurangan kalium ini berupa kelemahan otot, kejang-kejang, obstipasi, anoreksia, kadang-kadang juga aritmia jantung tetapi gejala ini tidak selalu menjadi nyata. Pemakaian HCTZ hanya sedikit menurunkan kadar kalium. b. Hiperurikemia : terjadi akibat retensi asam urat. Menurut dugaan, hal ini disebabkan oleh adanya persaingan antar diuretikum dengan asam urat mengenai transpornya di tubuli. c. Hiperglikemia : dapat terjadi pada pasien diabetes, terutama pada dosis tinggi akibat dikuranginya metabolisme glukosa berhubung sekresi insulin ditekan. d. Hiponatriemia : kekurangan natrium dalam darah. Gejalanya berupa gelisah, kejang otot, haus, letargi (selalu mengantuk), juga kolaps.

4. b. Apa hubungan pemberian HCT dengan penurunan tekanan darah dan turunnya berat badan ? Jawab: Penurunan Na+ di otot polos menyebabkan penurunan sekunder pada Ca2+ intraseluler sehingga otot menjadi kurang responsif. Hal ini akan menyebabkan relaksasi otot polos arterior sehingga akan menurunkan resistensi perifer yang menyebabkan penurunan tekanan darah.

Anda mungkin juga menyukai