Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN DISKUSI KELOMPOK PBL SKENARIO 1 BLOK 1.2.

3 ANATOMI FISIOLOGI RONGGA MULUT DAN MATERIAL KEDOKTERAN GIGI

Kelompok 1: Ketua Sekertaris 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. : M.Bayu Indratomo (1250704001110..) : Jauharotul Millah (125070400111038) Anggota Vialyne Dinata Mutiara Khasanah Fania Alfadin Uba Stevanie Pricilla Badriyah Salindri Pujiningrat Herlina Kartikasari Yusza Wirabhuana Nur Nagia P : (125070400111001) (125070400111002) (1250704001110 (125070400111037) (125070401111027) (125070401111027) (125070407111009) (1250704071110) (125070407111027)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2012

BAB I PENDAHULUAN 1) Skenario Seorang wanita, usia 40 tahun datang k dokter gigi dengan keluhan sulit mengunyah. Hasil pemeriksaan rongga mulutnya menunjukan ada beberapa gigi wanita tersebut yang hilang. Dokter gigi menyarankan pembuatan gigi tiruan untuk pasien tersebut. Dokter gigi membutuhkan bahan-bahan tertentu untukmembuat model study.

2) Identifikasi masalah 1. Mengapa wanita 40 tahun tersebut sulit mengunyah? 2. Mengapa giginya hilang? 3. Apa manfaat membuat gigi tiruan? 4. Apa saja bahan-bahan untuk membuat gigi tiruan? 5. Bagaimana langkah membuat model study? 6. Apa saja komponen-komponen dalam cavum oris? 7. Gigi apa yang rawan hilang? 8. Apa korelasi antara usia dengan rongga mulut? 3) Hipotesis

Wanita (40thn)

Pola makan.gaya hidup dll

Gigi hilang

Sulit mengunyah

Pembuatan gigi tiruan

Dokter gigi

Akibat poal hidup yang kurang baik (perawatan gigi) menyebabkan beberapa giginya hilang sehingga sulit mengunyah untuk mengembalikan fungsi gigi yang hilang, dokter gigi menyarankan untuk membuat gigi tiruan parsial (lepasan). 4) Learning Issue 1. Anatomi dan fisiologi Cavum Oris a. Definisi b. Pembagian c. Batasan d. Tulang yang membentuk e. TMJ f. Lidah: a. Macam b. Karakteristik c. Komposisi d. Proses pembuatan e. Biokompatibilitas 3. Model studi, Model Kerja, dan Model Diagnosis a. Pengertian b. Fungsi Fungsi lidah Otot lidah Inervasi Vaskularisasi

2. Material Bahan cetak dan bahan gips

BAB II PEMBAHASAN 1) Anatomi dan Fisiologi Cavum Oris A. Definisi Cavum Oris Cavum oris adalah rongga mulut, tempat masuk saluran pencernaan dan pernafasan, terdiri atas tolang maxilla, zygomaticum, dan mandibula. Cavum oris (rongga oral) adalah jalan masuk menuju sistem pencernaan dan berisi organ aksesoris yg berfungsi dalam proses awal pencernaan. B. Pembagian Cavum Oris Cavum oris dibagi menjadi 2 wilayah : Vestibulum oris Dentis,pipi dan bibir Cavum oris proper: merupakan bagian yang dibatasi arcus dentis : merupakan wilayah yang terletak di antaraarcus

Vestibulum Oris Disebut juga vestibulum Maxillaris atau vestibulum Mandibularis, adalah ruangan berbentuk landam kuda diantara arcus dentalis dan permukaan internal dari pipi dan labium oris. Ruangan ini dilapisi lapisan yang disebut mukosa oris. Pada pipi bagian dalam dilapisi oleh mukosa buccalis. Dibawah mukosa buccalis terdapat jaringan lemak yang disebut buccal fat pad, yang berfungsi sebagai bantalan pelindung pipi saat mengunyah. Didalam Vestibulum oris terdapat : Ginggiva adalah mucosa sekitar gigi yag menutupi proc. Alveolaris, yang mendapat vaskularisasi sebagai berikut : ginggivabuccal gigi bawahmendapat darah dari cabang a. alveolaris inferior sedangkan sisi lingual mendapat darah dari a. lingualis. ginggivabuccal gigi atas mendapt darah dari a. alveolaris superior anterior dan posterior. gingiva palatalmendapat darah dari a. nasopalatinus dan a. palatina major. Kelenjar Saliva Terdapat 3 macam glandula salivatorius yaitu: Sepasang glandula parotis.

Sepasang glandula sublingualis. Glandula submandibularis.

a. Glandula Parotis Berada di fossa parotis. Fossa ini dibatasi disebelah Posterior : m. sternocleidomastodeus. Anterior : ramus mandibulae. Superior : meatus acustius externus. Secresinya disalurkan melalui ductus parototidicus, ductus ini menyilang m. masseter kemudia bermuara di cavum oris setinggi molar 2 atas. Innervasi dilakukan oleh n.glossopharyngeal (IX). b. Glandula Sublingualis Berada di fossa sublingualis di sebelah medial permukaan inerna mandibulae.Kelenjar ini megeluarkan secesinya ke cavum oris melalui banyak ductus kecil2 yang bermuar ke crista plica sublingualis. Innervasi dilakukan oleh n.chorda tympani (VII). c. Glandula Submandibularis Terletak di fossa submandibularis pada sisi medial mandibulae disebelah inferior m. mylohyoid.Salurannya bermuara di dasar cavum oris disebelah kanan kiri frenlum lingue. Innervasi dilakukan oleh n.chorda tympani (VII). C. Batas Cavum Oris Batas-batas cavum oris Dinding Atap mole Depan Belakang Dasar : m.mylohyoid, m.geniohyoid, lingua, dan kelenjarsaliva : labium oris : pharynx : mukosa pipi yang diperkuat oleh m.buccinator : palatum yang terbagi menjadi palatum durum dan palatum

Cavum oris berhubungan dengan pharynx melalui isthmus oropharyngeal (isthmus faucium). Isthmus ini dapat membuka dan menutup karena diatur pergerakan lidah dan palatum molle.

D. Tulang-tulang Tulang yang Membentuk Cavum Oris 1. Os maxillae dapat dibagi menjadi : Corpus mandibula. Procecessus zygomaticus. Processus frontalis. Processus palatina. Processus alveolaris 2. Os mandibulae dapat dibagi menjadi: Corpus mandibulae : Margo superior : arcus alveolaris Margo Inferior : basis mandibulae Facies externa: protuberance mentalis, foramen mentalis Facies interna: spine mentalis, fossa digastricus.

Ramus, terdapat dua processus yang dipisahkan incisura mandibularis yaitu : Processus coronoideus Processus Condylaris : Capitulum mandibulae, mandibularis, Collummandibulae, 3. Os palatum, terdapatbagian : Processus Palatinus Kecil dan berbentuk L, Membentuk dasar orbita, Kedua processus palatine bersama-sama membentuk palatum durum. terletak di sebelah inferior cranium dan tidak b e r h u b u n g a n dengan tulang yang lain merupakan tempat perlekatan otot yang berhubungan dengan lidah dan pharynx 4. Os hyoid memiliki bagian-bagian : Corpus Cornu major yang merupakan : Fiksasi larynx dan Tempat perlekatan otot penggerak lidah. Cornu minus yang merupakan :Tempat perlekatan ligament stylohyoid Foramen

Lingulamandibularis, Angulusandibulae, Tuberositasmasseterica

E. TMJ (Tempuro Mandibular Joint)

Temporomandibular joint ( TMJ ) adalah salah satu dari dua sendi yang terletak ditiap sisi kepala yang komponen tulang-nya adalah kondilus dari mandibula dan fosa glenoid atau fosa artikularis dari tulang temporal. Sendi ini mempunyai dua kavitas yang dibagi oleh diskus fibrokartilago datar yang terletak ddiantara kedua permukaan tulang. Kapsul fibrosa-jarang tersusun disekitar sendi, melekat ke tulang temporal di perifer dari dari fosa dan emenensia artikularis, dan melewati kepala kondilus dengan bentuk seperti suatu bumbung yang kemudian melekat dileher kondilus. Di-kuatkan oleh sabuk fibrosa yanglebih kuat ke lateral - ligamentum lateral. Kapsulnya, bukan cakram (disk) atau permukaan tulangnya, dibatasi oleh membran sinovial halus dan mengkilat yang mengeluarkan cairan pelumas sinovial yang mengisi kedua kavitas sendi. Diskus artikularis bentuknya mengikuti bentuk membulat kepala kondilus pada permukaan bawahnya dan fosa artikularis dan emensia tulang temporal diatasya. Otot pengunyah pterigoid lateral berinsersio di diskus artikularis, kapsul fibrosa dan leher kondilus. Pada waktu kontraksi, kepala kondilus dan diskus bergerak bersama-sama meluncur ke depan ke emenensia. Dislokasi sendi terjadi jika keduanya bergerak melewati ketinggian emenensia.

Dalam proses membuka dan menutup mulut, terdapat beberapa struktur anatomi yang berperan, yaitu otot-otot yang membuka dan menutup mulut dan persendiannya (TMJ). Otot-otot pada TMJ di inervasi oleh N. Trigerminus (N. V), cabang ke-3 yaitu n. Mandibularis (N. V3).

Otot untuk membuka mulut adalah : M. Pterygoideus Lateralis M. Suprahyoid

Otot untuk menutup mulut adalah : M. Masseter M. Temporalis M. Pterygoideus Medialis TMJ: persendian diantara squamosa os. Temporalis dan condyle os.Mandibula. Komponen TMJ: 1. Squamosa os. Temporalis Memiliki permukaan artikulasi avascular yang tersusun dari jaringan ikat fibrosa kartilago hyaline Daerah utama penopang beban adalah di bagian lateral Macam macam ligament pada TMJ: Ligamen collateral atau ligament discal. Terdiri dari jaringan ikat kolagen 2. Ligament

sehingga tidak dapat meregang. Terdiri dari 2 ligamen yaitu ligament collateral medial yang menghubungkan medial articular disc dengan kutub medial condyle dan ligament collateral lateral yang menghubungkan aspek lateral articular disc dengan kutub lateral condyle Ligament temporomandibular (lateral) yaitu ligament tebal pada lateral kapsul. Mencegah kesalahan letak pada condyle lateral dan posterior Ligament stylomandibular. Memanjang dari styloid process ke margin posterior sudut dan ramus mandibula. Membantu membatasi tonjolan anterior mandibula Ligament sphenomandibular merupakan sisa kartilago Meckel. Memanjang dari os. Sphenoidalis ke lingual os. Mandibula. Berperan sebagai poros mandibula dengan mempertahankan tekanan yang sama selama mulut membuka dan menutup. 3. Condyle of mandibular Berartikulasi dengan mandibular disc Permukaan artikularnya adalah jaringan ikat fibrosa avascular dari kartilago hyaline Daerah utama penopang beban adalah di bagian lateral Tersusun dari jaringan ikat fibrosa padat Terletak diantara squamosa os. Temporalis dan condyle os. Mandibular Pada pusatnya bersifat avascular dan aneural, pada peripheralnya bersifat vascular dan terinnervasi F. Lidah 1. Fungsi Fungsi Lidah : 1. Menggerakkan makanan dalam rongga mulut. 2. Membantu proses menelan makanan. 3. Menghasilkan cairan yg berisi enzyme yg disebut lingual lipase untuk mempermudah dalam mencerna makanan 4. Berperan dalam proses wicara 2. Otot Lidah Otot- otot pada lidah dibagi menjadi 2 macam, yaitu Otot extrinsic dan instrinsik. 4. Artikular disc (lempengan sendi)

a. Otot Ekstrinsik Otot Ekstrinsik adalah otot yang berinsertio ke lidah tapi berorigo diluar lidah.Otot extrinsic ada empat yaitu m.genioglossus, m.hyoglossus, m.styloglosus, dan m.palatoglossus. Semua otot ini di inervasi motoris oleh n. hypoglossus(XII), kecuali m. palatoglossus diinnervasi oleh n.vagus (X). Vascularisasi dilakukan oleh a.lingualis.

b. Otot Instrinsic Otot Instrinsik adalah otot yang berorigo dan berinsertio di lidah. Otot insrinsic ada empat yaitu m. longitudinalis superior, m. longitudinalis inferior, m transversalis dan m. vertical. Otot intrinsik berfungsi mengubah bentuk lidah dengan jalan memendekkan atau menjulurkan lidah, menekuk ujung lidah, memipihkan dan membulatkan lidah. Semua otot ini diinnervasi secara motoris oleh n.hypoglossus (XII). Vascularisasi dilakukan oleh a.lingualis

3. Inervasi a. Sensoris - 2/3 anterior :

o o

Umum. N.lingualis( V3) Pengecapan. N. facialis. Umum dan pengecapan. N.glossopharyngeus.

- 1/3 posterior o b. Motoris Inervasi pada motoris dilakukan oleh n.hypoglossus. 4. Vaskularisasi o Arteri: Arteri lingual yang bersumber dari a. carotis externa di dalam segitiga carotis o Arteri submental yang bersumber dari cabang arteri fascia yang berasal dari a. carotis externa Vena: o Vena lingual o Vena submental

2)

Material Bahan Cetak dan Gips :

Kriteria Bahan Cetak

1. Pertama, bahan cetak tersebut harus cukup air untuk beradaptasi dengan jaringan mulut serta cukup kental untuk tetap berada dalam sendok cetak yang menghantar bahan cetak ke mulut. 2. selama di mulut, bahan tersebut harus berubah (mengeras) menjadi benda padat menyerupai karet dalam waktu tertentu; idealnya waktu pengerasan total kurang dari tujuh menit. Akhirnya, cetakan yang mengeras harus tidak berubah atau robek ketika dikeluarkan dari mulut, dan dimensi bahan harus tetap stabil sehingga bahan cor dapat dituang. Bahan cetak berdasarkan cara bahan tersebut mengeras a. Reversible Bahan ini melunak dengan pemanasan dan memadat dengan pendinginan, tanpa terjadi perubahan kimia. Hidrokoloid reversibel dan kompoun cetak( campuran resin dan malam) termasuk dalam katagori ini. :

b. Ireversibel Terjadi reaksi kimia, sehingga bahan tidak dapat diubah kembali ke keadaan semula pada klinik dokter gigi.misalnya hidrokoloid alginat, pasta cetak oksida seng eugenol (OSE) dan plaster of paris mengeras dengan reaksi kimia, sedang bahan cetak elastomerik mengeras dengan polimerisasi. Bahan cetak menurut penggunaanya a. Bahan cetak elastik Dapat secara akurat memproduksi dengan baik strutur keras maupun lunak dari rongga mulut, termasuk underkut dan celah proksimal. Meskipun bahan ini dapat dipakainuntuk mencetak pasien tanpa gigi, kebanyakan digunakan untuk membuat model cor untuk gigi tiruan sebagian cekat atau lepasan serta untuk unit restorasi tunggal. :

b. Bahan cetak tidak elastik Beberapa bahan cetak menjadi keras dan tidak dapat dikeluarkan melalui underkut tanpa mematahkan atau mengubah bentuk cetakan. Bahan cetak tidak elastis ini digunakan untuk semua cetakan sebelum ditemukan agar . Meskipun bahan cetak ersebut sudah tidak digunakan lagi untuk pasien bergigi, bahan tidak elastik ini memiliki keunggulan dalam pembuatan cetakan pasien tak bergigi Macam-macam Bahan Cetak 1. Bahan Cetak Hidrokoloid A. AGAR (Hidrokoloid Reversible) Komposisi Complex plysaccharida : rumput laut diekstrak Gelling agent Borax : untuk memperkuat gel 85% air Kalium sulfat : mempercepat pengerasan gypsum Memiliki keakuratan dimensional Hidrofilik (hindari kelembapan, darah dan cairan) :

Karakteristik -

Tidak mahal setelah initial equipment Tidak memerlukan custom tray Pleasant flower Tidak memerlukan mixing Mudah sobek dan material harus dipersiapkan dengan baik Dimensi tidak stabil (harus segera dilakukan pengecoran, hanya dapat digunakan untuk single cast) Aulit dilakukan desinfeksi Bahan Cetak Reversibel adalah bahan cetak paling akurat.

Biokompatibilitas Untuk mencapai keakuratan tersebut perlu diperhatikan beberapa hal, diantaranya :

Kekentalan sol
Kekentalan merupakan pertimbangan paling penting dalam keberhasilan memanipulasi bahan. Bahan tidak boleh terlalu encer sehingga mengalir keluar sendok cetak, terutama saat mencetak rahang bawah. Sebaliknya, bahan tidak boleh terlalu kental, sehingga sulit menembus semua detail gigi-geligi dan jaringan lunak.

Sifat Viskoelastik
Hubungan tegangan regangan dari bahan hidrokoloid berubah begitu besarnya beban berubah. Sifat ini menunjukkan perlunya mengeluarkan cetakan dari dalam mulut dengan cepat. Karena apabila pengeluaran cetakan dari dalam mulut secra perlahan, diputar atau diungkit akan menyebabkan terjadi distorsi.

B. ALGINAT (Hidrokoloid Ireversible) Komposisi Sodium alginate Calcium sulfate Filler Potassium fluoride : menaikkan kualitas permukaan gypsum Plastis : garam dari alginic acid : sebagai reactor

Sodium Phosphate

Karakteristik -

Fleksibel Sineresis Imbibisi Kestabilan pada penyimpanan

Biokompatibilitas Alginat tidak toksis dan tidak mengiritasi, rasa dan baunya biasanya dapat ditoleransi

Kelebihan dan Kekurangan Tidak mahal tapi mudah sobek Mudah digunakan Menggunakan stock tray Hidrofilik Tidak stabil dalam dimensi Hasil cetakan kurang detail Deformasi permanen dan sulit didesinfeksi Keakuratannya tidak sebaik bahan cetak elatomerik Cetakan tidak boleh lama terekspos pada udara terbuka Cetakan harus segera dtuang dengan the stone cast

C. Bahan Cetak Elostomerik Tanpa Air Secara kimia terdapat 4 jenis : polisulfida, slikon polimerisasi kondensasi, silikon polimerisasi tambahan, polieter. Merupakan sistem 2 komponen yang dikemas dalam bentuk pasta. Kedua pasta yang berbeda warna dikeluarkan dalam panjang yang sama pada kertas pengaduk dan diaduk dengan spatula sampai terbentuk warna homogen. 1. Bahan cetak polisulfid Komposisi Pasta basis mengandung polimer polisulfid, bahan pengisinya yang cocok(seperti lithopone dan titanium dioksida) untuk memberikan kekuatan yang diperlukan, bahan pembentuk sifat plastik(seperti dibutil phtlat) untuk menghasilkan kekentalan yang tepat bagi pasta, sulfur 0,5%. Untuk menungkatka reaksi yang disebut sebagai pasta katalis atau aselator reaksi mengandung timah dioksid yang menghasilkan sifat warna cokelat gelap.

Manipulasi Pasta katalis dan pasta basis dikeluarkan denagn panjang yang sama pada lembaran kaca pengaduk. Pasta katalis mula- mula dikumpulkan pada spatula tahan karat dan kemudian diistribusikan di atas pasta basis, diaduk di lembar pengadukan. Polisulfid Yaitu bahan cetak elastomerik yang paling sedikit kekakuannya. Kelenturan ini denagn tekanan minimal, memiliki ketahanan tertinggi terhadap robekan. Biokompatibilitas Polisulfid mempunyai hasil hitung kematian sel yang terendah (kurang memiliki efek pada kehidupan sel). Keuntungan Waktu kerja lama Tebukti akurat Ketahanan robek tinggi Sedikit hidrofibik Harga tidak mahal Wakktu penyimpanan lama Kerugian Memerlukan sendok cetak perseorangan Harus diisi dengan stone secepatnya Berpotensi terhadap distorsi yang nyata Aroma mengganggu pasien Kotor dan menimbulakan noda pada pakaian Hasil pengisian berikutnya kurang akurat 2. Bahan Cetak Silikon Kondensasi Dikemas sebagai pasta basis dan katalis atau cairan dengan kekentalan rendah. Karena polimer silikon merupakan suatu cairan,silikon koloidal / logam oksida ukuran mikro ditambahkan sebagai pengisi untuk membetuk suatu pasta. Pengaruh pengisi terhadap kekuatan adalah hal yang lebih penting untuk suatu elastomer silikon dibanding cetakan yang lainnya. Bhan denagn kekentalan tinggi(putty, seperti dempulan) dikembangkan untuk

mengatur pengerutan polimerisasai yang besar dari bahan cetak silikon kondensasi Manipulasi Panjang basis yang sesuai dikeluarkan dari dalam tubepada lembar pengaduk. Lalu satu tetes cairan katalis ditambahkan untuk tiapa unit panjang basis. Bhan ini agak sulit diaduk karena perbedaan- perbedaan komponen Elastisitas Lebih ideal daripada polisulfid. Menunjukkan deformasi permanen minimal dan dapat kembali ke bebtuk semula dengan cepat bila direnggangkan. Bila terlalu kaku. Biokompatibilitas Silkon dapat diterima secara biologis sehingga tidak menyebabkan masalah Keuntungan Tersedia waktu kerja dan waktu pengerasan yang cukup Aroma menyenangkan dan tidak menimbulkan bercak Memiliki ketahan robek yang cukup Memiliki sifat elastik yang dikeluarkan Distorsi lebih sedikit ketika dikeluarkan Kerugian Cukup akurat jika langsung dituang Kestabilan dimensi buruk Berpotensi pada distorsi yag nyata Metode puttywash merupakan teknik yang sensitif Sedikit lebih mahal 3. Bahan Cetak Silikon dengan Reaksi Tambahan Manipulasi Vinyl polysiloxane encer dan agak kental dikenas dalam dua pasta, bahan putty dikemas dalam dua toples yang terdiri dari bahan basis denagn kekentalan tinggi dam bahan katalis. Bahan havy, body dan putty telah dimodifikasi untuk menggunakan alat pengaduk otomatis, dengan menggunakan alat mekanis tersebut, terdapat keseragaman dalam

membagi danmengaduk bahan, semakin kecil kemungkiana masuknya udara ke dalam adukan, waktu pengadukan menjadi lebih singkat, kontaminasi bahan lebih sedikit. Bahan cetak yang telah diaduk dimasukkan langsung ke dalam sendok cetak yang dilapisi adhesi. Waktu kerja dan pengerasan, dapat diperpanjang 100% dengan penambahan retarder yang dipasok oleh masing- masing pabrik dan dengan pendinginan alas pengaduk. Silikan dapat disimpan di lemari es. Elastisitas Merupakan bahan bersifat elastis paling ideal. Distorsi ketiak mengeluarkan melalui underkut umumnya tidak terjadi. Biokompatibilatas Bahaya tertinggalnya sebagian bahan sirna mengeluarkan cetakan dapat dihindari dengan penanganan bahan yang tepat dan pemeriksaan tepi cetakan secara cermat untuk tidak ada daerah yang sobek. Benda asing dari bahan cetak dapat menyebabkan inflamasi gingiva yang parah dan mungkin salah diagnosis pada kunjungan berikutnya. Keuntungan Waktu pengerasan lebih pendek Mudah diaduk alat otomatis Kekuatan robek sedang Kakuratan amat tinggi Distorsi tidak terdeteksi ketika dibuka Bila hidrofilik, amat sesuai dengan gypsum Kerugian Terbentuknya gas hidrogen pada beberapa bahan Bahan hidrofilik tetap memerlukan penanganan hati- hati dan lingkungan amat -kering Lebih mahal, khususnya alat pengaduk otomatis. 4. Bahan Cetak Polieter Komposisi Karet polieter dipasok berupa dua pasta Basis Polimer polieter, suatu silika koloidal sebagai pengisi, dan suatu bahan pembuat plastik seperti glikoeter/ ftalat. Pasta aselator

Alkil sulfonat aromatik sebagai tambahan terhadap bahan pengisi, waktu kerja dan pengerasan, kecepatan pengerasan polieter kurang sensitif terhadap perubahan temperatur. Elastisitas Bahan yang paling keras tidak termasuk bahan puty viskositas tinggi kurang elastik dibanding vinyl polysixane Biokompatibilitas Dermatitis kontak akibat polieter. Namun penelitian akhir- akhir ini menunjukkan tidak ada efek sitoksik yang berhubungan dengan katalis imin yang terjadi berasal dari bagia bahan cetak yang tertinggal di dalam sulkus. Keuntungan Waktu kerja dan pengerasan cepat Terbukti akurat Ketahanan sobek cukup Kurang hidrofibik Distorsi kurang Waktu penyimpanan lama Kerugian Cukup akurat jika dituangkan langsung Kestabilan dimensi buruk Bersih, tetapi rasa tidak enak Keras, sehingga meliputi permukaan undecut Sedikit lebih mahal Dapat diisi ulang. Bahan Cetak Gips Gips adalah bentuk hemihidrat dari kalsium sulfat dihidrat, dengan rumus kimia (CaSO4)2H2O. Di alam, gips merupakan masa yang padat dan berwarna abuabu, merah atau coklat. warna tersebut disebabkan adanya zat lain seperti tanah liat, oksidasi besi, anhidrat, karbokhidrat, sedikit SiO2 atau oksida logam lain (Anderson 1997) Menurut Craig dkk (1987), sifat kimia gips adalah:

a. Solubility (daya larut) adalah banyaknya bagian dari suatu zat yang dilarutkan dengan 100 bagian pelarut pada temperatur dan tekanan tertentu yang dinyatakan dalam persen berat/volume. b. Setting time adalah waktu yang diperlukan gips untuk menjadi keras dan dihitung sejak gips kontak dengan air. Setting time terdapat dua tahap sebagai berikut : 1. Initial setting time: permulaan setting time dimana pada waktu itu campuran gips dengan air sudah sudah tidak dapat lagi mengalir ke dalam cetakan. secara visual ditandai dengan loss of gloss (hilangnya kemengkilatan/ timbulnya kemuraman). Keadaan dimana gips tidak dapat hancur tapi masih dapat dipotong dengan pisau. 2. Final setting: waktu yang dibutuhkan oleh gips keras untuk bereaksi secara lengkap dari kalsium sulfat dihidrat, meskipun reaksi dehidrasinya belum selesai. Tandanya antara lain adalah kekerasan belum maksimum, kekuatannya belum maksimum dan dapat dilepas dari cetakan tanpa distorsi atau patah. Menurut Craig dkk (1987) gips keras mempunyai sifat mekanis, antara lain: 1. Compressive strength (kekuatan tekan hancur) kekuatan gips berhubungan langsung dengan kepadatan atau masa gips. Partikel dental stone lenih halus, maka air air yang diperlukan untuk mencampur lebih sedikit jika dibanding dengan air yang dibutuhkan untuk pencampuran plaster of paris. 2. Tensile strength (daya rentang) Daya rentang dari gips sangat penting pada saat gips dikeluarkan dari bahan cetak. Karena tidak adanya sifat lentur pada gips, model akan cenderung patah. Daya rentang gips keras dua kali lebih besar dari pada gips lunak baik dalam keadaan basah maupun kering. 3. Surface hardness and abrassive ressistance (kekerasan permukaan dan daya tahan abrasi. Kekerasan permukaan gips berhubungan dengan kekuatan tekan hancur. daya tahan abrsai meningkat dan meningkatnya kekuatan tekan hancur. Daya tahan terhadap abrasi maksimal didapat ada saat gips mencapai daya strength. Gips keras merupakan gips yang memiliki daya tahan abrasi tinggi.

Faktor-faktor berikut ini dapat diamati selama berlangsungnya reaksi setting: a. Campuran air dan hemyhidrat dapat dituang dengan seketika (bila digunakan perbandingan yang benar antara air dengan puder) b. Bahan menjadi kaku tetapi tidak keras (initial set); pada tahap ini bahan dapat diukir tetapi sudah tidak dapat dibentuk/dicetak. c. Terjadi apa yang disebut final set dimana bahan menjadi keras dan kuat. Walaupun demikian pada tahap ini reaksi hydrasi tidak berarti sudah sempurna, juga tidak berarti bahwa kekuatan dan kekerasan optimum sudah tercapai. d. Dihasilkan panas selama setting karena hydrasi hemyhidrat bersifat eksotermis (Combe, 1992 : 319). Gips adalah kalsium sulfat dihidrat,CaSO4.2H2O. Saat mengeras, dimana suhunya cukup tinggi untuk menghilangkan kadar airnya, gips berubah menjadi kalsium sulfat hemihidrat, (CaSO4)2.H2O,dan pada temperatur lebih tinggi, anhidrat dibentuk sebagaimana bertikut; Gips sampai 130o CaSO4.2H2O Hemihidrat sampai 200o (CaSO4)2.H2O Anhidrat CaSo4 (Richard dkk, 2002) Klasifikasi gips (ADA) spesifikasi nomor 25 1. Impression plaster (tipe I) Impression plaster sekarang jarang digunakan dalam bidang kedokteran gigi dan bahan ini digantikan dengan bahan yang tidak terlalu kaku dan material elastik impression 2. Model plaster (tipe II) Model plaster biasanya digunakan untuk diagnostik cast dan artikulasi dari stone cast. Produk ini secara tardisional diproduksi dalam warna putih untuk membedakannya dengan dental stone. 3. Dental stone (tipe III) Dental stone ideal untuk pembuatan model dari full atau partial denture, model ortodonsi dan lain lain.Dental stone secara tradisional berwarana kuning atau

putih 4. Dental stone, high strength (tipe IV) Material tipe IV ini sering digunakan sebagai die stones karena cocok untuk pembuatan pola dari malam dalam cast restoration 5. High strength, high expansion dental stone (tipe V) Tambahan dalam klasifikasi ADA untuk material ini berkembang atas respon untuk memenuhi kebutuhan akan kekuatan dan ekspansi gips yang lebih tinggi dibanding dental stone. Material ini berwarna biru atau hijau dan paling banyak membutuhkan biaya dibandingkan semua produk gips. (Hatrick dkk, 2003) Sifat-Sifat a. Ketepatan - Plaster sangat baik dalam mencatat detil detil halus - Perubahan dimensi sewaktu setting sangat kecil - Bila terdapat undercut,cetakan gips akan pecah sewaktu dikeluarkan dari mulut - Perubahan dimensi selama penyimpanan cetakan gips adalah kecil meskipun ada sedikit kontraksi karena pengeringan - Sebelum diisi dengan model gips cetakan harus diberi bahan separasi b. Sifat sifat lainnya - Bahan cetak gips bersifat nontoksis - Waktu setting bisa dikontrol dengan menggunakan bahan tambahan yang tepat (Combe, 1992) 3) Study Model, Work Model, dan Diagnostic Model 1. Model studi, adalah model yang dihasilkan dari cetakan awal (preliminary impression). Kegunaannya: a. Komponen penting dalam ortodonti. b. Titik awal dimulainya perawatan. c. Untuk kepentingan presentasi. d. Data tambahan untuk mendukung hasil pemeriksaan klinis. e. Dapat mengetahui bentuk dan ukuran rahang, ukuran mesiodistal gigi, bentuk dan ukuran lengkung gigi, penentuan malposisi gigi, dan adanya kelainan bentuk gigi (malformasi).

2. Model diagnostic, adalah model yang dihasilkan dari cetakan kedua dengan tujuan untuk mendapatkan hasil cetakan yang lebih detail. 3. Model kerja, adalah cetakan awal yang dihasilkan sebelum model studi, model ini biasanya untuk dikirim ke laboratorium gigi.

DAFTAR PUSTAKA Anusavice, J Kenneth.2003. Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. Jakarta : EGC. Ash, Major M. and Stanley J. Nelson. Wheelers Dental Anatomy, Physiology and

Occlusion.
Drake, Richard L, et al. Grays Anatomy for Student. Harshanur, Itjingningsih W. 1991. Anatomi Gigi. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai