Anda di halaman 1dari 35

EDISI 054 ME I

2012

BMKG

BU LE TI N ME TE O RO LO GI

KATA PENGANTAR
Guna memenuhi kebutuhan informasi cuaca dan iklim yang dirasakan semakin penting dan strategis untuk membuat perencanaan dan pelaksanaan program di berbagai sektor pembangunan di kawasan Barelang, Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam setiap akhir bulan menerbitkan BULETIN METEOROLOGI. BULETIN METEOROLOGI Edisi Mei 2012 memuat informasi hasil Evaluasi Cuaca dan Iklim wilayah Kepulauan Riau bulan April 2012, Prakiraan Hujan dan Gelombang Laut, serta Prakiraan Pasang Surut bulan Mei 2012. Buletin ini merupakan salah satu sarana dan usaha penyampaian informasi kepada pengguna jasa meteorologi dan masyarakat umum. Kami sadari bahwa buletin ini belum dapat memenuhi kebutuhan seluruh pembaca. Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan guna peningkatan kualitas media informasi ini. Besar harapan kami agar buletin ini dapat terus berkembang dan berkesinambungan. Ucapan Terima kasih tak lupa kami sampaikan kepada Instansi-instansi Kerjasama yang telah membantu pengumpulan data, dan kepada Badan Pengusahaan Batam yang telah membantu penggandaannya. KEPALA STASIUN METEOROLOGI KLAS I HANG NADIM BATAM

PHILIP MUSTAMU S.Sos NIP. 195904061982031002

TIM REDAKSI

REDAKSI BULETIN
STASIUN METEOROLOGI HANG NADIM BATAM Jl. Hang Nadim Batu Besar, batam 29466 Phone : +62-778-761507 ext 4116 Fax. +62-778-761401

PELINDUNG : PHILIP MUSTAMU,S.Sos KEPALA STASIUN METEOROLOGI KLAS I HANG NADIM BATAM PENANGGUNGJAWAB : TRI AGUS PRAMONO,S.Kom KEPALA SEKSI DATA DAN INFORMASI ANGGOTA TIM : DUDI JUHANDINATA, SRI SULISMIYATI, ASRI PRATIWI, PURWO AJI SETYAWAN, NIZAM MAWARDI, ADHITYA PRAKOSO, FERIHARTI NUGROHOWATI TATA NASKAH NOOR AZIZAH, NANGSIP CAHYANA, DUATI WARDANI, MUHAMMAD TAUFIQ

http://bmkg.bpbatam.go.id
http://hangnadim.kepri.bmkg.go.id

bmkg@bpbatam.go.id stamet.hangnadim@bmkg.go.id

EDISI 054 MEI 2012

Page 2

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR I. RINGKASAN 2 3

II. PENGERTIAN III. ANALISA CUACA DAN IKLIM A. Keragaman Hujan B. Dinamika Atmosfir & Lautan Bulan April 2012 C. Analisis Hujan Bulan April 2012 IV. PRAKIRAAN CUACA DAN A. Dinamika Atmosfir B. Prakiraan Hujan Bulan Mei 2012 HUJAN

3 4 11

15 15 21

V. PRAKIRAAN ANGIN, GELOMBANG DAN ARUS LAUT BULAN MEI 2012 VI.PREDIKSI PASANG SURUT BULAN MEI 2012

24

28

VII.INFORMASI MATAHARI TERBIT/TERBENAM DAN BULAN TERBIT/TERBENAM BULAN MEI 2012

33

EDISI 054 MEI 2012

Page 3

I. RINGKASAN
1.Berdasarkan data curah hujan bulan April 2012 yang diterima dari stasiun/pos hujan di kota Batam dan sekitarnya, maka evaluasi jumlah curah hujan dan sifat hujan bulan April 2012 adalah sebagai berikut: > Bahwa kejadian hujan di kota Batam hingga pulau Galang tidak merata dengan curah hujan di Barelang berkisar antara 98 mm hingga 317 mm. Hujan yang terjadi April 2012 pada wilayah Barelang yang memiliki sifat di atas Normal terjadi di sekitar Hang Nadim dan Tg. Uncang, sifat hujan Normal hanya terjadi di sekitar Muka Kuning dan dibawah normal hanya di Sengkuang, hal ini dikarenakan arah angin rata rata pada ketinggian 850 mb (3000 ft ) yang bertiup di sekitar Indonesia selama bulan April 2012 pada umumnya bertiup dari Barat Laut hingga Timur Laut dengan kecepatan rata rata antara 5 (m/s) hingga 10 (m/s). Pada bulan April di wilayah sekitar khatulistiwa cenderung angin membentuk pola belokan (shear). Pola angin yang membentuk belokan (shear) kecepatannya cenderung melambat, sehingga apabila kondisi fisis atmosfer mendukung untuk terbentuknya awan maka akan memperkuat proses pembentukan awan. > Untuk kondisi atmosfer dibulan April adalah sebagai berikut: Madden-Julian Oscillation (MJO) pada bulan April 2012 berada pada fase 7 hingga fase 4 (gbr.7) menunjukkan posisi MJO berada di wilayah Samudera Hindia. Sementara fase 4 menunjukkan MJO berada di wilayah Indonesia bagian Barat. Hal ini mengindikasikan MJO aktif di wilayah Indonesia bagian barat pada minggu ke-4 bulan April. Secara umum nilai OLR rata-rata pada bulan April 2012 di sepanjang garis khatulistiwa (00 lintang) antara 180 W/m2 hingga 240 W/m2. Hal ini mengindikasikan adanya tutupan awan konvektif di sepanjang khatulistiwa. Secara umum rata-rata suhu muka laut di wilayah perairan kepulauan riau suhu muka laut pada bulan April 2012 berkisar antara 290C hingga 310C (Gbr.8), suhu muka laut yang cukup hangat (>26,50C) menyebabkan terjadinya penguapan yang lebih banyak. 2. secara umum peluang pertumbuhan awanawan hujan di Batam pada bulan Mei masih cukup besar. Hal ini diketahui dari parameter Suhu Muka Laut (SST) dan data klimatologis yang mendukung banyaknya curah hujan di Batam pada bulan Mei. Sedangkan dari parameter MJO, nilai SOI dan DMI tidak berpengaruh karena dalam kisaran kondisi normal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara umum kondisi cuaca di Batam pada bulan Mei 2012 nanti tidak akan jauh dari kondisi klimatologisnya. Berdasarkan keluaran hasil menjalankan program aplikasi HyBMG 2.0.7 dengan masukan series data hujan dasarian Hang Nadim periode Mei 1997 s.d April 2012 menggunakan model prediksi ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) diprakirakan peluang hujan merata pada dasarian I, II dan III. Secara umum hujan pada bulan Mei terjadi secara tiba-tiba, cukup deras dan disertai dengan petir. Konsentrasi hujan tertinggi diprakirakan terjadi di daerah Nongsa, Batu Besar, Tanjung Sengkuang. Sedangkan konsentrasi hujan terendah diprakirakan akan terjadi di sekitar daerah Galang.

EDISI 054 MEI 2012

Page 4

II. PENGERTIAN
A. SIFAT HUJAN Sifat Hujan adalah Perbandingan antara jumlah curah hujan yang terjadi selama satu bulan dengan nilai rata-rata atau normal dari bulan tersebut di suatu tempat. Sifat hujan dibagi menjadi 3 (tiga) kriteria, yaitu: 1. Di atas normal ( A ), jika nilai perbandingannya lebih besar dari 115 %. 2. . Normal ( N ), jika nila perbandingannya antara 85 % - 115 %. 3. Di bawah norma ( B ), jika perbandingannya kurang dari 85 %. nila

III. ANALISA CUACA DAN IKLIM


A. KERAGAMAN HUJAN Kepulauan Riau merupakan wilayah negara Indonesia yang dilewati oleh garis katulistiwa serta dikelilingi oleh dua Samudra dan dua Benua. Posisi ini menjadikan Indonesia sebagai daerah pertemuan sirkulasi meridional (Utara-Selatan) dikenal sebagai Sirkulasi Hadley dan sirkulasi zonal (Timur-Barat) dikenal sebagai Sirkulasi Walker, dua sirkulasi yang sangat mempengaruhi keragaman iklim di Indonesia. Pergerakan matahari yang berpindah dari 23.5o Lintang Utara ke 23.5o Lintang Selatan sepanjang tahun mengakibatkan timbulnya aktivitas monsun yang juga ikut berperan dalam mempengaruhi keragaman iklim. Pengaruh lokal terhadap keragaman iklim juga tidak dapat diabaikan, karena Kepri merupakan kepulauan dengan bentuk topografi sangat beragam menyebabkan sistem golakan lokal cukup dominan. Faktor lain yang diperkirakan ikut berpengaruh terhadap keragaman iklim ialah gangguan siklon tropis. Semua aktivitas dan sistem ini berlangsung secara bersamaan sepanjang tahun akan tetapi besar pengaruh dari masing-masing aktivitas atau sistem tersebut tidak sama dan dapat berubah dari tahun ke tahun. El-Nino dan La-Nina merupakan salah satu akibat dari penyimpangan iklim. Fenomena ini akan menyebabkan penurunan dan peningkatan jumlah curah hujan untuk beberapa daerah di Indonesia. Tercatat sejak tahun 1844 Indonesia telah mengalami kejadian kekeringan atau jumlah curah hujan di bawah ratarata normal tidak kurang dari 43 kali.

B. NORMAL CURAH HUJAN 1. RATA-RATA CURAH HUJAN BULANAN: Nilai rata-rata curah hujan masing-masing bulan dengan periode minimal 10 tahun. 2. NORMAL CURAH HUJAN BULANAN : Nilai rata-rata curah hujan masing-masing bulan selama periode 30 tahun. 3. STANDARD BULANAN : NORMAL CURAH HUJAN

Nilai rata-rata curah hujan pada masingmasing bulan selama periode 30 tahun dimulai dari 1 Januari 1901 s/d 31 Januari 1930, 1 Januari 1931 s/d 31 Januari 1960, 1 Januari 1961 s/d 31 Januari 1990, dan seterusnya. C. INTENSITAS CURAH HUJAN
KRITERIA CH Sangat Lebat Lebat Sedang Ringan CH/hari > 100 mm 50 - 100 mm 20 - 50 mm 5 - 20 mm CH/Jam > 20 mm 10 - 20 mm 5 - 10 mm 1 - 5 mm

EDISI 054 MEI 2012

Page 5

Dari 43 kali kejadian tersebut hanya 6 kali kejadiannya tidak bersamaan dengan kejadian fenomena El-Nino, hal ini menunjukkan bahwa keragaman hujan di Indonesia sangat dipengaruhi oleh fenomena ini. Pengaruh El-Nino kuat pada daerah yang berpola hujan monsun, lemah pada daerah berpola hujan equatorial dan tidak jelas pada daerah dengan pola hujan lokal, sedangkan IOD (Indian Ocean Dipole) hanya berpengaruh jelas pada daerah berpola hujan monsun. Selain akibat pengaruh fluktuasi suhu permukaan laut di samudera pasifik (El NinoSouthern Oscillation / ENSO) dan Samudera Hindia (Indian Ocean Dipole / IOD), fenomena fase aktif osilasi intra-musiman yg dikenal sebagai MJO (Madden-Julian Oscillation) juga mempengaruhi keragaman hujan di Indonesia. MJO adalah osilasi/gelombang tekanan (pola tekanan tinggi-tekanan rendah) dengan periode lebih kurang 48 hari yang menjalar dari barat ke timur. Biasanya berawal di pantai timur Afrika kemudian menjalar ke timur dan menghilang di bagian tengah Pasifik. Menurut Geerts and Wheeler (1998) MJO akan menyebabkan terjadinya variasi pada pola angin, suhu muka laut (SML), awan dan hujan. hujan Fase aktif MJO bila bersamaan waktunya dengan monsun timur laut di Kepri (Nopember -Januari) dapat menyebabkan terjadinya peningkatan curah hujan sekitar 200%. Pergerakan MJO ke timur dari samudra India menuju samudra Pasifik dibagi dalam 8

phase. Phase-1 di Afrika (210 BB - 60 BT), phase-2 di samudra India bagian barat (60 BT 80 BT), phase-3 di samudra India bagian timar (80 BT 100 BT) phase-4 & phase-5 di benua maritim Indonesia ( 100 BT 140 BT), phase-6 di kawasan Pasifik barat (140BT-160 BT), phase 7 di Pasifik tengah ( 160 BT 180 BT) , dan phase-8 daerah konveksi di belahan bumi bagian barat ( 180 160 BB). Pada umumnya hujan tropis berasal dari awan konvektif dengan puncak awan sangat dingin (sedikit mengemisi radiasi gelombang panjang), oleh karenanya sangat baik memonitor MJO dengan memperhatikan variasi Outgoing Longwave Radiation (OLR) yang dipantau melalui sensor infra merah pada satelit. B. Dinamika Atmosfer & Lautan Bulan April 2012 1. Monsun Pada bulan April posisi matahari berdasarkan gerak semu matahari berada di daerah equator. Namun belahan bumi selatan mempunyai temperatur yang relatif lebih rendah daripada temperatur belahan bumi utara karena adanya time lag antara gerak semu matahari dengan daerah yang menerima panas , sedangkan di wilayah utara mulai terjadi penguatan konvergensi.

EDISI 054 MEI 2012

Page 6

Gbr. 1 Peta Klimatologi Arah Angin 3000 Feet Bulan April 2012

Gbr. 2 Peta Rata-rata Arah Angin Dan Kecepatan Angin (m/s) Bulan April 2012

Sumber : : http://www.bom.gov.au/cgi-bin/climate/cmb.cgi? page=map&variable=850wind&vstatus=mean&period=month&area=rsmc

semu matahari dengan daerah yang menerima panas. Dengan kondisi seperti ini, maka tekanan udara rata-rata di belahan bumi selatan relatif lebih tinggi daripada tekanan udara rata-rata di belahan bumi utara., jadi secara umum pergerakan massa udara dari belahan bumi selatan menuju belahan bumi utara. Arah angin rata rata pada ketinggian 850 mb (3000 ft ) yang bertiup di sekitar Indonesia selama bulan April 2012 pada

umumnya bertiup dari Barat Laut hingga Timur Laut. Sedangkan kecepatan rata rata angin pada ketinggian 850 mb di sekitar Indonesia antara 5 (m/s) hingga 10 (m/s). Pada bulan April di wilayah sekitar khatulistiwa cenderung angin membentuk pola belokan (shear). Pola angin yang membentuk belokan (shear) kecepatannya cenderung melambat, sehingga apabila kondisi fisis atmosfer mendukung untuk terbentuknya awan maka akan memperkuat proses pembentukan awan.

EDISI 054 MEI 2012

Page 7

Daerah daerah bertekanan rendah erat hubungannya terhadap terjadinya cuaca buruk di wilayah tersebut. Hal ini diakibatkan oleh adanya gerakan udara yang terus menerus bergerak ke bagian utara Indonesia menyebabkan udara terangkat naik dan cenderung membentuk awan-awan konvektif seperti Cumulus dan Cumulonimbus yang

kerap mendatangkan hujan lebat bahkan disertai petir dan angin kencang. Hal yang berkebalikan terjadi di sebelah selatan Indonesia, daerah daerah di sebelah Selatan Indonesia merupakan daerah bertekanan tinggi, di mana daerah bertekanan tinggi identik dengan cuaca cerah.

Gbr.3 Peta Rata-rata Tekanan Udara Permukaan Laut Bulan April 2012

Sumber : http://www.bom.gov.au/cgi-bin/climate/cmb.cgi? page=map&variable=mslp&vstatus=mean&period=month&area=rsmc

EDISI 054 MEI 2012

Page 8

2. El Nino - Southern Oscillation (ENSO) dan Indian Ocean Dipole (IOD) Pada bulan April 2012 terjadi transisi dari La Nina Lemah menjadi ENSO netral. Hal ini terlihat dari indeks SOI (Southern Oscillation Index) 30-hari adalah -6,6 (Gbr 4). Anomali tekanan udara di Tahiti 0,4 hPa diatas normal

sedangkan di Darwin 1,3 hPa. Memasuki minggu terakhir April 2012, anomali suhu permukaan laut di wilayah Nino3.4 menghangat mencapai 0,03C (Gbr 5). Dari analisa tersebut semakin menguatkan bahwa selama bulan April kemarin telah terjadi peralihan ENSO dari La Nina menuju kondisi netral.

Gbr.4 Grafik indeks ENSO / SOI

Sementara itu IOD di samudra India tetap netral, dimana sampai tanggal 29 April 2012

nilai IOD berkisar +0.16, nilai IOD netral berada pada kisaran -0,5 sampai +0,5.

Gbr. 5 Grafik IOD

EDISI 054 MEI 2012

Page 9

3. MaddenMadden-Julian Oscillation ( MJO) a. Outgoing Longwave Radiation (OLR) (OLR) OLR merupakan suatu radiasi gelombang panjang yang dipancarkan oleh bumi ke luar angkasa. Tidak semua radiasi gelombang panjang yang terpancar dari bumi sampai ke luar angkasa. Awan awan konvektif adalah salah satu faktor yang menghalangi perjalanan gelombang panjang. Besarnya OLR yang dipancarkan bumi diukur oleh satelit. Jika pada suatu wilayah tertutup hamparan awan konvektif maka nilai OLR akan kecil. Secara

umum besar OLR rata rata pada bulan April 2012, di sepanjang garis khatulistiwa (00 lintang) memiliki nilai antara 180 W/m2 hingga 240 W/m2. Hal ini mengindikasikan adanya tutupan awan konvektif di sepanjang khatulistiwa. Di Indonesia tingkat OLR rendah terjadi di sebagian wilayah di bagian utara. Nilai OLR yang tinggi menunjukkan sedikit pertumbuhan awan konveksi sehingga sedikit curah hujan, sedangkan OLR rendah menunjukkan banyak pertumbuhan awan hujan akibat konveksi yang kuat.

Gbr. 6 Rata-rata OLR bulan April 2012

Sumber: http://www.bom.gov.au/cgi-bin/climate/cmb.cgi? page=map&variable=olr&vstatus=mean&period=month&area=rsmc

b. Fase MJO Madden-Julian Oscillation (MJO) pada bulan April 2012 berada pada fase 7 hingga fase 4, dengan intensitas kuat ketika memasuki fase 3 hingga fase 4. Fase 7 menunjukkan posisi MJO berada di wilayah Pasifik Barat. Fase 8 dan 1 menunjukkan posisi MJO berada di wilayah Belahan bumi bagian barat dan Afrika. Fase 2 dan 3 menunjukkan posisi MJO berada di wilayah Samudera Hindia, sementara fase 4 menunjukkan MJO berada di wilayah Indonesia bagin Barat. Hal ini mengindikasikan MJO aktif di wilayah Indonesia bagian barat pada minggu ke-4 bulan April.

Gbr. 7 Fase MJO

EDISI 054 MEI 2012

Page 10

4. Suhu Muka Laut Secara umum rata-rata suhu muka laut di wilayah perairan sekitar Indonesia berkisar antara 290C hingga 310C. Wilayah perairan kepulauan riau suhu muka laut pada bulan April 2012 berkisar antara 290C hingga 310C (Gbr.8) .Suhu muka laut yang cukup hangat (>26,50C) menyebabkan terjadinya penguapan yang lebih banyak. Dimana semakin besar penguapan semakin besar pula jumlah uap air

yang terkandung di udara. Kondisi yang demikian ini meningkatkan kemungkinan terjadinya pembentukan awan-awan yang menjulang tinggi sehingga berpotensi menyebabkan terjadinya hujan. Pada Gbr.9 di wilayah perairan Indonesia tidak terjadi anomali Suhu Muka Laut yang menunjukkan bahwa Suhu Muka Laut di wilayah perairan Indonesia bulan April 2012 relatif sama dengan rata-rata bulan April tahun-tahun sebelumnya.

Gbr. 8 Peta Rata-rata Suhu Muka Laut bulan April 2012

Sumber: http://www.emc.ncep.noaa.gov/research/cmb/ sst_analysis/images/monsstv2.png

Gbr. 9 Peta Anomali Suhu Muka Laut bulan April 2012

Sumber: http://www.emc.ncep.noaa.gov/research/cmb/ sst_analysis/images/monanomv2.png

EDISI 054 MEI 2012

Page 11

C. ANALISIS HUJAN BULAN APRIL 2012 Berdasarkan data curah hujan bulan April 2012 yang diterima dari stasiun/pos hujan di

Barelang yang mewakili daerah-daerah di sekitarnya, maka evaluasi jumlah curah hujan dan sifat hujan bulan April 2012 adalah sebagai berikut:

Tabel 1: Analisis Curah Hujan dan Sifat Hujan Bulan April 2012

Lokasi
Hang Nadim Mukakuning Sengkuang Uncang

RR April 2012 (mm) 214.4 234.4 98.2 316.8

Rata - rata (mm) 168 237 140 216

Sifat Hujan Atas Normal Normal Bawah Normal Atas Normal

Dari tabel di atas tampak bahwa kejadian hujan di kota Batam hingga pulau Galang tidak merata. Jumlah curah hujan di Barelang berkisar antara 98 mm hingga 317 mm. Hujan yang terjadi April 2012 pada wilayah Barelang yang memiliki sifat di atas

rata rata terjadi di sekitar Hang Nadim dan Tg. Uncang. Sedangkan yang memiliki sifat hujan Normal hanya terjadi di sekitar Muka Kuning dan sifat hujan di bawah normal adalah Sengkukang.

Gbr.10 Evaluasi Curah Hujan Bulan April 2012

EDISI 054 MEI 2012

Page 12

Gbr.11 Evaluasi Sifat Hujan Bulan April 2012

Dari gambar peta isohyet di atas dapat diketahui konsentrasi hujan yang terjadi selama bulan April 2012 terpusat Tg. Uncang dan daerah sekitarnya atau Batam bagian Barat.

EDISI 054 MEI 2012

Page 13

1.. Analisa Unsur Cuaca Signifikan Bulan April 2012 a. Hujan Sifat hujan bulan April 2012 di Barelang di Bawah Normal (B) hingga Normal (N) dengan curah hujan selama sebulan berkisar 98 mm - 316,8 mm atau antara 27,4% 122,4%. Curah hujan terendah terdapat di Tanjung Sengkuang dan tertinggi di Tanjung Uncang. Khusus di Hang Nadim dalam bulan April 2012 terdapat 24 hari hujan terukur dengan curah hujan total sebesar 214,4 mm atau berkisar 85,1% dari rata-rata yang berarti sifat hujan di atas normal (N). Pada decade I

terjadi 8 hari hujan dengan jumlah curah hujan 43,3 mm, decade II terjadi 8 hari hujan dengan jumlah curah hujan 77,6 mm, dan decade III terjadi 8 hari hujan dengan jumlah curah hujan 94,0 mm. Curah hujan tertinggi 54,5 mm terjadi pada tanggal 19 April 2012
b. Suhu Udara

Suhu udara harian rata-rata berkisar antara 25,6 - 28,8 C. Suhu udara terendah dalam bulan April 2012 adalah 23,2 C terjadi pada tanggal 1,10,29, dan 30 April 2012 pagi hari dan suhu udara tertinggi 33,4 C terjadi pada tanggal 01 Aprl 2012 siang hari.

Gbr.12 Grafik Curah Hujan bulan April 2012 di Hang Nadim

Gbr.13 Grafik Suhu Udara bulan April 2012 di Hang Nadim

EDISI 054 MEI 2012

Page 14

b. Kelembaban Udara Kelembaban udara harian rata-rata berkisar antara 74 % - 92 %. Kelembaban udara terendah mutlak 45 % terjadi pada tanggal 01 April 2012 jam 13.00 WIB, sedangkan kelembaban udara tertinggi 98 % terjadi tanggal 14 dan 18, April 2012. Dengan demikian udara pada bulan April 2012 lebih basah dibandingkan bulan Maret 2012.

c. Angin Permukaan Selama periode dasarian I III April 2012 angin permukaan secara umum didominasi dari dari arah Timur hingga Barat Daya dengan kecepatan rata-rata 11 29 km/jam. Hal ini menunjukan bahwa kawasan Indonesia memasuki Monsun Asia Tenggara dimana monsoon ini dominan bagi Indonesia adalah monsoon Timur Laut (northeast monsoon) atau monsoon Asia Musim dingin (winter monsoon). Adanya alir lintas khatulistiwa dalam musim monsun dingin Asia diikuti dengan banyak curah hujan di Indonesia.

Gbr.14 Grafik Kelembaban Udara Bulan April 2012 di Hang Nadim Batam

EDISI 054 MEI 2012

Page 15

IV. PRAKIRAAN CUACA DAN HUJAN


A. DINAMIKA ATMOSFIR Pada bulan Mei, posisi matahari dalam gerak semunya berada di BBU (Belahan Bumi Utara) dekat dengan ekuator yaitu sekitar 14,0LU-22,0LU (http://www.physicalgeography.net). Hal ini mengakibatkan daerah utara ekuator cenderung lebih hangat sehingga memicu terbentuknya pola-pola tekanan udara rendah di BBU. (Gbr.15) Sehingga, pola angin secara umum akan bertiup dari BBS (Bumi Belahan Selatan) menuju BBU. Seperti terlihat pada gambar rata -rata streamline bulan Mei dibawah ini: (Gbr.16)

Gbr.15 Rata-rata Tekanan Udara pada Bulan Mei

Sumber: http://www.cpc.ncep.noaa.gov/products/ precip/realtime/clim/annual/monthly/

Gbr.16 Rata-rata Streamline 3000 feet pada Bulan Mei

EDISI 054 MEI 2012

Page 16

Pola angin rata-rata bulan Mei di Batam bertiup dari arah Barat Daya, sementara daerah Shear Line (daerah belokan angin), Eddy (daerah pusaran angin) menjadi faktor pendukung pertumbuhan awan yang berpotensi hujan berada di selatan Sumatera, di mana tidak signifikan terhadap cuaca di Batam. Rata-rata suhu muka laut pada bulan Mei masih menunjukkan wilayah Indonesia masih merupakan kolam panas, dapat dilihat di Gambar suhu muka laut di wilayah

Indonesia > 280 C dan di wilayah Kepulauan Riau > 290 C. Kondisi demikian ini menunjukkan masih tersedianya banyak uap air di atas perairan Indonesia (Gbr .17) Berdasarkan data Badan Meteorologi Australia (BoM), nilai SOI (Southern Oscillation Index) pada awal Mei 2012 adalah -6,6 yang menunjukkan osilasi selatan dalam kondisi normal. (Gbr.18)

Gbr.17 Rata Rata Suhu Muka Laut pada Bulan Mei 2012

Gbr.18 Grafik SOI Bulan Januari sampai dengan April 2012

EDISI 054 MEI 2012

Page 17

Menurut prediksi dari NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration), JAMSTEC (Japan Agency for Marine-Earth Science and Technology), POAMA (Predictive Ocean Atmosphere Model for Australia) dan

BMKG pada bulan Mei 2012 prediksi ENSO masih dalam kondisi normal. Sehingga secara umum peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia tidak signifikan.

Gbr.19 Prediksi ENSO dari NOAA, JAMSTEC, POAMA dan BMKG

Berdasarkan data dari Badan Kelautan dan Atmosfer Amerika Serikat (NOAA) diperkirakan tanggal 1 s.d 15 Mei 2012 aktifitas MJO (Madden Julian Oscillation) berlangsung pada fase 8 yaitu di daerah Belahan Bumi ba-

gian Barat dan Afrika dengan intensitas lemah. Sehingga diprakirakan aktivitas MJO tidak berpengaruh terhadap curah hujan di Batam dan wilayah Kepulauan Riau.

Gbr. 20 Grafik Fase MJO pada Bulan Maret dan prakiraan Bulan Mei

EDISI 054 MEI 2012

Page 18

Berdasarkan data anomali OLR (Outgoing Longwave Radiation) dari BoM (Berau of Meteorology) Australia diprakirakan pada tanggal 1 s.d 14 Mei 2012 nilainya

berkisar dari -5 s.d +5 Wm-2 yang mengindikasikan tutupan awan-awan hujannya mulai meningkat namun tidak signifikan.

Gbr. 21 Anomali OLR pada 14 November 2011 sampai 30 April 2012 dan prakiraan 14 hari kedepan

EDISI 054 MEI 2012

Page 19

Berdasarkan data Badan Meteorologi Australia (BoM), nilai DMI (Dipole Mode Index) atau IOD (Indian Ocean Dipole) pada bulan Mei 2012 diprakirakan -0,18. Sedangkan menurut BMKG, nilainya -0,13 (Gbr 22). Artinya indeks dipole mode masih berada pada

kondisi normal yang tidak signifikan dalam menambah atau mengurangi curah hujan di Indonesia bagian barat. Hal ini didukung oleh grafik indeks IOD akhir April yang berada di antara 0C s.d 0,27C (Gbr 23).

Gbr. 22 Prediksi Indeks Dipole Mode dari BoM dan BMKG

Sumber: Pusat Data Dokumen, BMKG

Gbr. 23 Grafik indeks IOD Juli 2007 sampai Juli 2012 dari BoM

Sumber:www.bom.gov.au/climate/enso/

EDISI 054 MEI 2012

Page 20

Kondisi cuaca bulan Mei di Batam berdasarkan data klimatologis selama 19 tahun (1993-2011) diketahui suhu udara ratarata 27,6C dengan nilai maksimum 35,2C dan minimum 22,2C. Kelembaban udara rata -ratanya berkisar antara 45% - 100%. Bulan Mei merupakan masa transisi perubahan dari angin muson barat menjadi angin muson timur. Sehingga secara umum, angin yang bertiup arahnya berubah-ubah (variabel). Begitu pula untuk daerah Batam dengan selatan sebagai arah dominannya. Kecepatan angin rata-rata sekitar 8 km/jam dan maksimum 45 km/jam. Jumlah hari hujan rata-rata tercatat 19 hari dengan nilai minimum 12 hari dan maksimum 25 hari sebagian besar disertai petir. Hujan lebih sering terjadi pada pagi dini hari (sekitar pukul 04.00 WIB s.d 07.00 WIB) dan siang hari yaitu (sekitar pukul 10.00 WIB s.d 15.00 WIB). Secara umum curah hujan merata di seluruh wilayah Batam sekitar 110-

200 mm selama bulan Mei. Konsentrasi hujan yang tinggi yaitu di sekitar Nongsa, Batu Besar, Tanjung Sengkuang. Dari uraian diatas, secara umum peluang pertumbuhan awan-awan hujan di Batam pada bulan Mei masih cukup besar. Hal ini diketahui dari parameter Suhu Muka Laut (SST) dan data klimatologis yang mendukung banyaknya curah hujan di Batam pada bulan Mei. Sedangkan dari parameter MJO, nilai SOI dan DMI tidak berpengaruh karena dalam kisaran kondisi normal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara umum kondisi cuaca di Batam pada bulan Mei 2012 nanti tidak akan jauh dari kondisi klimatologisnya. Angin bertiup lemah dengan arah yang berubah-ubah, dan kadang-kadang cukup kencang pada saat terjadi hujan. Diprakirakan peluang hujan merata pada dasarian I, II dan III. Secara umum hujan pada bulan Mei terjadi secara tiba-tiba, cukup deras dan disertai dengan petir. Konsentrasi hujan tertinggi diprakirakan terjadi di daerah Nongsa, Batu Besar, Tanjung Sengkuang. Sedangkan konsentrasi hujan terendah diprakirakan akan terjadi di sekitar daerah Galang.

EDISI 054 MEI 2012

Page 21

B. PRAKIRAAN HUJAN BULAN MARET 2012 1. Prakiraan Sifat Hujan Bulan Mei 2012 Berdasarkan keluaran hasil Berdasarkan keluaran hasil menjalankan program aplikasi HyBMG 2.0.7 dengan masukan series data hujan dasarian Hang Nadim periode Mei 1997 s.d April 2012

menggunakan model prediksi ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average), serta dengan mempertimbangkan kondisi terakhir dinamika atmosfer di wilayah Indonesia dan sekitarnya tersebut diatas dan membandingkan dengan normal hujannya maka sifat hujan bulan Mei 2012 di Barelang dan Kepri dapat diprakirakan sebagai berikut:

Tabel 2: Prakiraan Sifat Hujan Bulan Mei 2012 SIFAT HUJAN Atas Normal Normal Bawah Normal Batam Barat, Batam Tengah, Batam Timur, Rempang Galang WILAYAH

Gbr. 24 Peta Prakiraan Sifat Hujan Bulan Mei 2012

EDISI 054 MEI 2012

Page 22

2. Prakiraan Curah Hujan Bulan Mei 2012 Berdasarkan keluaran hasil menjalankan program aplikasi HyBMG 2.0.7 dengan masukan series data hujan dasarian Hang Nadim periode Mei 1997 s.d April 2012 menggunakan model prediksi ARIMA

(Autoregressive Integrated Moving Average), serta dengan mempertimbangkan kondisi terakhir dinamika atmosfer di wilayah Indonesia dan sekitarnya tersebut diatas, dan membandingkan dengan normal hujannya maka curah hujan bulan Mei 2012 di Barelang dan Kepri dapat diprakirakan sebagai berikut:

Tabel 3: Prakiraan Curah Hujan Bulan Mei 2012 KRITERIA 0 mm - 100 mm Batam Barat, Batam Tengah, BatamTimur 100 mm 200 mm 200 mm 300 mm Gbr. 25 Peta Prakiraan Curah Hujan Bulan Mei 2012 Rempang, Galang, WILAYAH

EDISI 054 MEI 2012

Page 23

Gbr. 26 Grafik Prediksi Curah Hujan Mei 2012 s.d Maret 2013 dengan Model ARIMA

Grafik diatas menunjukkan perbandingan curah hujan Hang Nadim hasil prediksi model ARIMA dengan normal hujan dasarian periode 1993-2011 dengan nilai korelasi 0,97 dan RMSE (Root Mean Square Error) 9,2623. Hasil tersebut menunjukkan besarnya curah hujan di bulan Mei diprakirakan 69.3 mm pada dasarian I, 70.0 mm pada dasarian II dan 60.5 mm pada dasarian III.

Prakiraan jumlah curah hujan pada dasarian I, II dan III menunjukkan lebih dari 50 mm dengan jumlah total curah hujan 3 dasarian bulan Mei 199.8 mm. Berdasarkan data statistik normal curah hujan pada bulan Mei 189.6 mm, sehingga prakiraan sifat hujan pada bulan Mei 2012 adalah Normal.

EDISI 054 MEI 2012

Page 24

V. PRAKIRAAN ANGIN DAN GELOMBANG LAUT


Berdasarkan peta prakiraan angin dan gelombang laut mingguan di wilayah perairan Kepulauan Riau pada bulan Mei 2012 yang dibuat Stasiun Batam menggunakan Meteorologi Hang Nadim Software Windwave 5, dapat disampaikan prakiraan angin permukaan dan tinggi gelombang laut serta arus laut perairan Kepulauan Riau dan sekitarnya sebagai berikut:

Tabel 4 : Prakiraan Tinggi Gelombang Laut Bulan Mei 2012

WILAYAH PERAIRAN
Batam - Tanjung Pinang

TINGGI GELOMBANG (M)


0.25 0.5

ARAH & KECEP. ANGIN ( Knot )


Selatan - 5

ARUS LAUT ( Cm/S )


Selatan - 5

Batam - Tarempa

0.25 0.5

Selatan -10

Tenggara - 15

Batam - Natuna

0.25 0.5

Selatan - 10

Tenggara - 30

Batam - Karimun

0.25 0.5

Barat Daya - 5

Barat Laut - 5

Batam - Lingga

0.25 0.5

Selatan - 5

Tenggara - 10

Batam - Singapura

0.25 0.5

Selatan - 5

Selatan 5

Batam - Dumai

0.25 0.5

Barat Daya - 5

Timur 5

Batam - Tambelan

0.25 0.5

Selatan - 10

Timur - 7

EDISI 054 MEI 2012

Page 25

Gbr. 27 Peta Prakiraan Angin Minggu I Mei 2012

Gbr.28 Peta Analisa Angin Bulan April 2012

EDISI 054 MEI 2012

Page 26

Gbr.29 Peta Prakiraan Tinggi Gelombang Laut Minggu I Mei 2012

Gbr.30 Peta Analisa Tinggi Gelombang Laut Bulan April 2012

EDISI 054 MEI 2012

Page 27

Gbr.31 Peta Prakiraan Arus Laut Minggu I Mei 2012

Gbr. 32 Analisa Arus Laut Bulan April 2012

EDISI 054 MEI 2012

Page 28

VI. PREDIKSI PASANG SURUT (TIDES) MEI 2012


Pendahuluan Pasang surut air adalah gelombang yang mirip dengan gelombang air yang terjadi akibat tiupan angin. Pasang surut memiliki panjang gelombang yang panjang, seperti yang terdapat pada laut dalam namun terjadi untuk air dangkal, ini berarti pasang surut dibiaskan oleh keadaan topografi kedalaman bawah air. Periodenyapun cukup panjang, dalam orde jam. Pasang surut air terjadi disebabkan oleh gaya grafitasi dan gaya sentrifugal yang ditimbulkan oleh gerakan bumi, bulan, dan matahari. Pola Pasang Surut Di seluruh dunia pasang surut berbeda baik ketinggian paras air maupun waktu kejadiannya. Area pantai yang hanya punya satu pasang surut tertinggi dan terendah setiap hari disebut diurnal tide ( air pasang harian). Wilayah yang mengalami dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari disebut mempunyai semidiurnal tide. Jika semi-diurnal tide mempunyai ketinggian air pasang yang dicapai berbeda dan saat surut juga level air tidak sama disebut semi-diurnal mixed tide. Pola pasang surut dapat dijelaskan secara gambalng dengan grafik yang menunjukkan paras air untuk sumbu vertical dan sumbu mendatar menyatakan waktu hari. Pengamatan pasang surut dalam jangka waktu yang lama digunakan untuk menghitung rata-rata ketinggian pasang. Dengan nilai Rata-rata ini dapat dihitung anomaly pasang naik dan pasang surut air. Paras Pasang Surut. Surut Ketinggian air tertinggi yang dicapai permukaan air setiap hari disebut high water (HT) / Higt Tide (Ht) Titik terendah dimana permukaan air surut disebut low water (LW) / Low Tide Mengingat Propinsi Kepulauan Riau sebagian besar wilayahnya terdiri dari lautan maka phenomena Pasang Surut air laut sangat besar pengaruhnya terhadap kegiatan yang berhubungan dengan kelautan seperti Bongkar Muat di Pelabuhan Laut, kegiatan para nelayan dan lain sebagainya. Untuk itu dalam buletin ini kami sajikan prediksi pasang surut di seluruh Propinsi Kepulauan Riau yang meliputi 6 (Enam) Kabupaten Kota Sebagai Berikut :

EDISI 054 MEI 2012

Page 29 1 2

KOTA BATAM 1. Batu Ampar

2. Sekupang

EDISI 054 MEI 2012

Page 30

II. KABUPATEN BINTAN 3. Tanjung Uban

3 4

4. Tanjung Pinang

EDISI 054 MEI 2012

Page 31

III. KABUPATEN TANJUNG BALAI KARIMUN 5. Tanjung Balai Karimun


5

IV. KABUPATEN LINGGA 6. Dabo Singkep

EDISI 054 MEI 2012

Page 32

V. KABUPATEN ANAMBAS 7. Selat Peninting


7

VI. KABUPATEN NATUNA 8. Sedanau


8

EDISI 054 MEI 2012

Page 33

VII. INFORMASI MATAHARI TERBIT/TERBENAM DAN BULAN TERBIT/TERBENAM BULAN MEI 2012
1. Stasiun Meterorologi Hang Nadim Batam
Location : E104 07, N01 07, January SUN MOON Rise Set Rise hm hm hm 0556 1805 1343 0556 1805 1433 0556 1805 1525 0556 1805 1620 0555 1805 1718 0555 1805 1820 0555 1805 1923 0555 1805 2026 0555 1805 2127 0555 1805 2223 0555 1805 2316 0555 1805 000 0555 1805 0004 0555 1805 0050 0555 1805 0133 0555 1805 0216 0555 1805 0258 0555 1805 0340 0555 1805 0424 0555 1805 0510 0555 1805 0557 0555 1805 0645 0555 1806 0734 0555 1806 0824 0555 1806 0913 0555 1806 1001 0555 1806 1049 0555 1806 1137 0556 1806 1225 0556 1806 1314 0556 1807 1406

DATE 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

Set hm 0118 0207 0257 0349 0445 0544 0646 0749 0852 0951 1046 1138 1225 1310 1354 1437 1520 1604 1649 1736 1824 1913 2002 2051 2139 2227 2313 000 000 0048 0137

2. Stasiun Meteorologi Tanjung Pinang


Location : E104 32, N00 55, SUN Rise Set hm hm 0555 1803 0554 1803 0554 1803 0554 1803 0554 1803 0554 1803 0554 1803 0554 1803 0554 1803 0554 1803 0554 1803 0554 1803 0553 1803 0553 1803 0553 1803 0553 1803 0553 1803 0553 1803 0554 1803 0554 1803 0554 1803 0554 1803 0554 1804 0554 1804 0554 1804 0554 1804 0554 1804 0554 1804 0554 1804 0554 1805 0555 1805 January MOON Rise hm 1341 1431 1523 1618 1716 1818 1921 2024 2125 2221 2314 000 0003 0048 0132 0214 0256 0339 0423 0508 0555 0644 0733 0823 0912 1000 1048 1135 1223 1312 1404

DATE 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

Set hm 0116 0205 0255 0348 0443 0543 0645 0748 0850 0950 1045 1136 1224 1309 1352 1435 1518 1602 1647 1734 1822 1911 2000 2049 2137 2225 2312 2359 000 0046 0136

EDISI 054 MEI 2012

Page 34

3. Stasiun Meteorologi Natuna


DATE 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 Location : E108 24, N03 55, SUN Rise Set hm hm 0559 1808 0559 1808 0559 1808 0559 1808 0559 1808 0558 1808 0558 1808 0558 1808 0558 1808 0558 1808 0558 1808 0558 1808 0558 1808 0558 1808 0558 1808 0558 1808 0558 1808 0558 1808 0558 1808 0558 1808 0558 1808 0558 1808 0558 1808 0558 1808 0558 1809 0558 1809 0558 1809 0559 1809 0559 1809 0559 1809 0559 1809 January MOON Rise hm 1324 1415 1508 1604 1704 1806 1909 2013 2113 2209 2301 2349 000 0033 0116 0157 0238 0320 0403 0448 0535 0623 0712 0802 0851 0941 1029 1118 1207 1257 1350 Set hm 0102 0149 0238 0330 0424 0522 0624 0727 0829 0929 1025 1117 1206 1252 1337 1420 1504 1549 1635 1722 1810 1900 1949 2037 2125 2212 2258 2344 000 0030 0118

4. Stasiun Meteorologi Tanjung Balai Karimun


Location : E103 23, N01 03, January SUN MOON Rise Set Rise hm hm hm 0559 1808 1346 0559 1808 1436 0559 1808 1528 0559 1808 1623 0559 1808 1721 0558 1808 1822 0558 1808 1926 0558 1808 2029 0558 1808 2130 0558 1808 2226 0558 1808 2319 0558 1808 000 0558 1808 0007 0558 1808 0053 0558 1808 0136 0558 1808 0219 0558 1808 0301 0558 1808 0344 0558 1808 0427 0558 1808 0513 0558 1808 0600 0558 1808 0648 0558 1808 0738 0558 1808 0827 0558 1809 0916 0558 1809 1005 0558 1809 1052 0559 1809 1140 0559 1809 1228 0559 1809 1317 0559 1809 1409

DATE 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

Set hm 0121 0210 0300 0352 0448 0547 0649 0752 0855 0954 1049 1141 1228 1313 1357 1440 1523 1607 1652 1739 1827 1916 2005 2054 2142 2230 2316 000 0003 0051 0141

EDISI 054 MEI 2012

Page 35

5. Stasiun Meteorologi Dabo Singkep


Location : E104 34, N00 28, SUN Rise Set hm hm 0559 1807 0559 1807 0559 1807 0559 1806 0558 1806 0558 1806 0558 1806 0558 1806 0558 1806 0558 1806 0558 1806 0558 1806 0558 1806 0558 1806 0558 1806 0558 1806 0558 1806 0558 1806 0558 1806 0558 1806 0558 1807 0558 1807 0558 1807 0558 1807 0558 1807 0558 1807 0559 1807 0559 1807 0559 1807 0559 1808 0559 1808 January MOON Rise hm 1345 1435 1527 1622 1720 1821 1924 2027 2128 2225 2318 000 0006 0052 0136 0218 0300 0343 0427 0513 0600 0649 0738 0827 0916 1004 1052 1139 1227 1316 1408

DATE 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

Set hm 0120 0209 0259 0352 0448 0547 0649 0753 0855 0954 1049 1140 1228 1313 1356 1439 1522 1605 1650 1737 1825 1914 2003 2052 2141 2228 2315 000 0002 0050 0140

6. Stasiun Meteorologi Tarempa


Location : E106 15, N03 12, SUN Rise Set hm hm 0545 1759 0545 1759 0545 1759 0545 1759 0545 1759 0544 1759 0544 1759 0544 1759 0544 1759 0544 1759 0544 1759 0544 1759 0544 1759 0544 1759 0543 1759 0543 1759 0543 1759 0543 1800 0543 1800 0543 1800 0543 1800 0543 1800 0543 1800 0543 1800 0543 1800 0544 1801 0544 1801 0544 1801 0544 1801 0544 1801 0544 1801 January MOON Rise hm 1333 1424 1517 1613 1712 1814 1917 2020 2121 2217 2309 2357 000 0042 0125 0206 0248 0330 0413 0458 0545 0633 0722 0812 0901 0950 1039 1127 1216 1306 1358

DATE 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

Set hm 0110 0158 0247 0339 0434 0532 0634 0737 0839 0939 1035 1127 1215 1301 1345 1429 1513 1557 1643 1730 1818 1907 1956 2045 2133 2220 2306 2352 000 0039 0128

Anda mungkin juga menyukai