Andreino Adythia Pause NIM : 102010020 Kelompok : A6 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta Barat Alamat Korespondensi : Jalan Terusan Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat 11470 adythiapause@yahoo.com
Pendahuluan
Sistem saraf merupakan salah satu perngkat yang ada di dalam tubuh manusia. Ibaratkan sebuah pembangkit listrik yang memberikan sumber energi ke tiap rumah di seluruh penjuru kota, sistem saraf yang mengatur beribu saraf yang ada di dalam tubuh. Apa bila ada gangguan, walalupun sedikit saja, itu akan menghambat semua aktivitas yang ada. Maka dari itu, kita akan membahas semua yang berkaitan dengan sistem saraf.
Sistem Saraf
Sistem saraf, melalui sistem cepat impul listrik, secara umum mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas tubuh yang cepat, misalnya gerakan otot.1 Sistem endokrin, yang
1|Page
mensekresikan hormon ke dalam darah untuk mempengaruhi tempat-tempat jauh, terutama mengontrol aktivitas metabolik dan aktivitas lain yang lebih memerlukan durasi daripada kecepatan, misalnya mempertahankan kadar glukosa darah. Walaupunkedua
sistem ini berbeda dalam banyak aspeknya, keduanya juuga memiliki banyak kesamaan. Pada akhirnya keduanya mengubah sel sasaran dengan mengeluarkan zat perantara kimiawi (neurotransmiter untuk sel saraf, hormon untuk sel endokrin), yang berinteraksi secara tertentu dengan reseptor spesifik (protein membran tertentu) sel sasaran. Pada sistem saraf, setiap sel saraf berujung (berakhir) secara langsung di sel sasaran spesifiknya; jadi, sistem saraf mememliki kabel dalam suatu cara yang sangat spesifik menjadi jalur-jalur anatomis tertentu yang sangat teroganisasi untuk mengakklurkan sinyal dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh yang lain. Informasi di bawa di sepanjang rangkaian neuron-neuron ke tujuan yang di inginkan melalui perambatan potensial aksi dan penyaluran melalui sinaps. Sebaliknya, sistem endokrin bekerja tanpa kabel ( wireless), yang berati kelenjar-kelenjar endokrin tidak secara anatomis berhubungan dengan sel sasaran mereka.
Sistem saraf tersusun menjadi susunan saraf pusat (SSP) yang terdiri dari otak dan medula spinalis, dan susunan saraf tepi(SST), yang terdiri dari serat-serat saraf yang membawa informasi antara SSP dan bagian tubuh lain. SST kemudian di bagi lagi menjadi divisi aferen dan eferen. Divisi aferen (afferent berarti membawa ke) membawa informasi ke SSP, memberitahu SSP mengenai lingkungan eksternal dan aktivitas-aktivitas internal yang di atur oleh SSP. Instruksi dari SSP di alurkan melalui divisi eferen (berarti membawa dari) ke organ efektorotot atau kelenjar yang melaksanakan perintah unutk menimbulkan efek yang di inginkan. Sistem saraf eferen di bagi menjadi sistem saraf somatik, yang terdiri dari serat-serat neuron motorik yang mempersarafi otot-otot rangka dan serat-serat sistem saraf otonom, yang mempersarafi otot polos, otot jantung dan kelenjar. Sistem yang terakhir di bagi lagi menjadi sistem saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis. Keduanya sebagian besar mempersarafi sebagian besar organ yang di persarafi sitem otonom. Sistem saraf tersusun oleh tiga kelas neuron: neuron aferen, neuron eferen, dan antar neuron. Sistem saraf aferen terdiri dari neuron aferen, yang bentuknya berbeda dari
2|Page
neuron eferen dan antarneuron. Di ujung perifernya, sebuah neuron aferen memiliki reseptor sensorik yang menghasilkan potensial aksi sebagai respons terhadap rangsangan spesifik. Badan sel neuron aferen yang tidak memiliki dendrit dan masukan prasinaps, terletak dekat dengan korda spinalis. Terdapat sebuah akson periver panjang, sering di sebut serat aferen, berjalan dari reseptor ke badan sel, dan sebuah akson sentral pendek berjalan dari badan sel ke dalam korda spinalis. Potensial aksi dimulai di ujung reseptor akson periver sebagai respons terhadap rangsangan dan menjalar di sepanjang akson periver dan akson sentral ke korda spinalis. Terminal-terminal akson sentral mengalami divergensi dan bersinaps dengan neuron-neuron lain di dalam korda spinalis; dengan cara ini akson terminal menyebarkan informasi mengenai stimulus. Dengan demikian, neuronneuron aferen terutema terletak di dalam sistem saraf perifer. Neuron eferen juga berada terutama di sistem saraf perifer. Badan sel neuron eferen berada di SSP, tempat banyak masukan prasinaps berlokasi sentral dan berkonvergensi pada neuron tersebut untuk mempengaruhi kelluaran ke luar organ efektor. Akson-akson eferen (serat eferen) meningglkan SSp untuk berjalan menuju otot dan kelenjar yang mereka persarafi, menyampaikan keluaran terintegrasi agar melaksanakan perintah yang diinginkan. Antarneuron (interneuron) terletak seluruhnya di dalam SSP. Sekitar 99% dari semua neuron termasuk dalam kategori ini neuron ini mempunyai dua fungsi utama. Pertama, seperti yang diisyaratkan oleh namanya, mereka terletak di antara neuron aferen dan eferen dan penting dalam integrasi respon perifer ke informasi perifers. Semakin kompleks tindakan yang di perlukan, semakin besar jumlah antarneuron yang terletak di antara pesan aferen dan respons aferen.
Spesialisasi Hemisfer
Setiap hemisfer, sedikit banyak memiliki spesialisasi dalam jenis aktivitas mental yang terbaik yang dapat di lakukan. Hemisfer serebrum kiri unggul dalam melaksanakan tugas logis, analitis, sekuensial, dan verbal, misalnya matematika, pembentukan bahasa, dan filsafat. Sebaliknya, hemisfer serebrum kanan unggul dalam ketrampilan non-bahasa, terutama persepsi spesial, kemampuan artistik dan musik. Sementara hemisfer kiri cenderung mengolah informasi dengan cara fragmanter, hemisfer kanan memandang dunia secara holistis.
3|Page
Dalam keadaan normal, di antara kedua hemisfer terjadi pertukaran informasi yang luas, sehingga mereka saling melengkapi, tetapi pada banyak orang ketrampilan yang berkaitan dengan salah satu hemisfer tampaknya berkembang lebih kuat. Tapi, apabila ada kerusakan yag terjadi pada salah satu hemisfer mengalami kerusakan, maka sisi yang berlawanan pada otak biasanya akan mengalami perkembangan sempurna dengan sifatsifat dominannya.7 Dominansi hemisfer serebrum kiri cenderung di kaitkan dengan pemikir, sedangkan dominasi hemisfer kanan dikaitkan dengan pencipta.
4|Page
3. Sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di dalam sistem saraf pusat Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi sama tetapi susunannya berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya (korteks) dan bagian putih terletak di tengah. Pada sumsum tulang belakang bagian tengah berupa materi kelabu berbentuk kupu-kupu, sedangkan bagian korteks berupa materi putih.
Otak
Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu: otak besar (serebrum), otak tengah (mesensefalon), otak kecil (serebelum), sumsum sambung (medulla oblongata), dan jembatan varol.
pertimbangan.Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai dengan kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian korteks serebrum yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang terletak di sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau merespon rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motor dan sensorik. Area ini berperan dalam proses belajar, menyimpan ingatan, membuat kesimpulan, dan belajar berbagai bahasa. Di sekitar kedua area tersebut dalah bagian yang mengatur kegiatan psikologi yang lebih tinggi. Misalnya bagian depan merupakan pusat proses berfikir (yaitu mengingat, analisis, berbicara, kreativitas) dan emosi. Pusat penglihatan terdapat di bagian belakang.
5|Page
6|Page
Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.
tulang belakang.
7|Page
Pada bagian putih terdapat serabut saraf asosiasi. Kumpulan serabut saraf membentuk saraf (urat saraf). Urat saraf yang membawa impuls ke otak merupakan saluran asenden dan yang membawa impuls yang berupa perintah dari otak merupakan saluran desenden. Gambar 3. Penampang melintang sumsum tulang belakang.5
8|Page
9|Page
Saraf otak dikhususkan untuk daerah kepala dan leher, kecuali nervus vagus yang melewati leher ke bawah sampai daerah toraks dan rongga perut. Nervus vagus membentuk bagian saraf otonom. Oleh karena daerah jangkauannya sangat luas maka nervus vagus disebut saraf pengembara dan sekaligus merupakan saraf otak yang paling penting. Saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31 pasang saraf gabungan. Berdasarkan asalnya, saraf sumsum tulang belakang dibedakan atas 8 pasang saraf leher, 12 pasang saraf punggung, 5 pasang saraf pinggang, 5 pasang saraf pinggul, dan satu pasang saraf ekor. Beberapa urat saraf bersatu membentuk jaringan urat saraf yang disebut pleksus. Ada 3 buah pleksus yaitu sebagai berikut.
1. Pleksus cervicalis merupakan gabungan urat saraf leher yang mempengaruhi bagian leher, bahu, dan diafragma. 2. Pleksus brachialis mempengaruhi bagian tangan. 3. Pleksus Jumbo sakralis yang mempengaruhi bagian pinggul dan kaki.
Saraf Otonom
Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun dari sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan. Dalam sistem ini terdapat beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk sinapsis yang kompleks dan juga membentuk ganglion. Urat saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut urat saraf pra ganglion dan yang berada pada ujung ganglion disebut urat saraf post ganglion. Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik. Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik terletak pada posisi ganglion. Saraf simpatik mempunyai ganglion yang terletak di sepanjang tulang belakang menempel pada sumsum tulang belakang sehingga mempunyai urat pra ganglion pendek, sedangkan saraf parasimpatik mempunyai urat pra ganglion yang panjang karena ganglion menempel pada organ yang dibantu.
10 | P a g e
Fungsi sistem saraf simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan (antagonis). Sistem saraf parasimpatik terdiri dari keseluruhan "nervus vagus" bersama cabang-cabangnya ditambah dengan beberapa saraf otak lain dan saraf sumsum sambung. Tabel Fungsi Saraf Otonom Parasimpatik mengecilkan pupil menstimulasi aliran ludah memperlambat denyut jantung membesarkan bronkus menstimulasi sekresi kelenjar pencernaan mengerutkan kantung kemih Simpatik memperbesar pupil menghambat aliran ludah mempercepat denyut jantung mengecilkan bronkus menghambat sekresi kelenjar pencernaan menghambat kontraksi kandung kemih
bertujuan untuk menghasilkan sesuatu, dan beberapa jumlah sirkuit elementer dapat dikombinasi membentuk suatu sistem yang lebih rumit. Jaringan saraf tersebar di seluruh tubuh sebagai jaringan komunikasi yang terintegrasi. Secara struktural, jaringan saraf terdiri atas dua jenis sel: sel saraf atau neuron, yang umumnya memiiki banyak cabang panjang; dan beberpa jenis sel glia, yang memiliki banyak cabang-cabang pendek, menyangga dan melindungi neuron, dan ikut serta dalam aktivitas saraf, nutrisi saraf, dan pproses pertahanan susunan saraf pusat.
11 | P a g e
Neuron berespons terhadap perubahan lingkungan(stimulus) dengan mengubah potensial listrik yang terdapat antara pemukaan dalam dan luar membran. Sel-sel dengan ciri ini (misalnya, neuron, sel otot, sejumlah sel kelenjar) dapat di rangsang (excitable), atau irritable. Neuron beraksi langsung terhadap arangsangan di sertai modifikasi potensial listrik yang mungkin terbatas pada tempat penerima rangsang atau dapat tersebar (propagasi) ke seluruh neuron melalui membran plasma. Penyebaran ini di sebuut potensial aksi, atau impuls saraf, sanggup menempuh jarak jauh; imppuls meneruskan informasi ke neuron lalin, ke otot, dan kelenjar. Dengan menciptakan, menganalisis, mengenali, dan mengintegrasi informasi, susunan saraf memiliki du golongan fungsi yang besar: mensjtabilkan kondisi intrinsik organisme (misalnya tekanan darah, kadar O2, dan CO2,pH, kadar glukosa darah, dan kadar hormon) agar berada dalam batas normal; dan pola perilaku (misalnya, makan, reproduksi, pertahanan, interaksi dengan mahluk hidup lainnya).
Neuron
Sel saraf, atau neuron, berfungsi unutk menerima, meneruskan, dan memroses stimullus; mememicu aktivitas sel tertentu; dan pelepasan neurotransmiter dan molekul
12 | P a g e
informasi lainnya. Kebanyakan neuron terdiri atas 3 bagian; yaitu dendrit, badan sel, dan akson. Neuron dan cabang-cabangnya mempunyai ukuran dan bentuk yang sangat bervariasi, dan dari situ juga kebanyakan neuron dapat digolongkan ke dalam salah satu dari 3 kategori yang ada. Neuron multipolar, yang memiliki lebih dari dua cabang, yakni satu cabang berupa akson dan cabang lainnya berupa dendrit; neuron bipolar, dengan satu dendrit dan satu akson, dan neuron pseudounipolar, yang memiliki cabang dekat perkarion dan terbagi menjadi dua cabang. Neuron juga dapat di klasifikasikan berdasarkan peran dan fungsionalnya. Neuron motorik (eferen) mengendalikan organ efektor seperti serabut otot dan kelenjar eksokrin dan endokrin. Neuron sensorik (aferen) terlibat dalam penerimaan stimulus dan sensoris dari lingkungan dan dari dalam tubuh. Interneuron mengadakan hubungan antar neuron, dan membentuk jaringan fungsional yang kompleks atau sirkuit.
13 | P a g e
Badan Sel
Badan sel, yang juga di sebut perikarion, adalah bagian bagian neuron yang mengandung inti dan sitoplasma di sekelilingnya, dan tidak mencakup cabang-cabang sel. Bentuknya dapat menyerupai bulat, lonjong, atau bersudut; beberapa badan sel sangat besar, berdiameter 150 mcukup besar untuk di lihat dengan mata telanjang. Badan sel merupakan pusat trofik, meskipun struktur ini juga dapat menerima impuls. Perikarion di kebanyakkan neuron, menerima sejumlah besar ujung saraf yang membawa stimulus eksitatorik atau inhibitorik yang datang dari sel saraf lain.
Gambar 6. Bagian-Bagian yang ada dalam badan sel neuron.7 Badan sel mengandung suatu retikulum endoplasma kasar yang berkembang sangat baik, berupa kelompok-kelompok sisterna paralel. Di dalam sitoplasma terdapat banyak poliribosom yang memberi kesan bahwa sel-sel ini menyintesis protein struktural dan protein transpor.
14 | P a g e
Dendrit
Dendrit umumnya pendek dan bercabang-cabang mirip pohon, dan menerima banyak sinaps dan merupakan tempat penerimaan sinyal dan pemrosesan utama di neuron. Kebanyakan sel saraf memiliki dendrit, yang memperluas daerah penerimaan sel. Percabangan dendrit memungkinkan sebuah neuron untuk menerima dan mengintegrasi sejumlah besar akson terminal dari sel sarad lain. Berbeda dari akson yang memiliki diameter tetap dai satu ujung ke ujung yang lain, dendrit makin kecil setiap kali bercabang. Kebanyakan sinaps yang berkontak dengan neuron terdapat di spina dendrit, yang umumnya merupakan struktur berbentuk jamur. Spina ini berfungsi penting dan berjumlah banyak, yaitu sekitar 1014 untuk korteks serebri manusia. Spina itu sendiri, merupakan tempat pemrosesan pertama bagi sinyal sinaptik yang tiba di neuron.
Akson
kebanyakan neuron hanya memilik satu akson; ada sejumlah kecil yang tak mempunyai akson sama sekali. Sebuah akson merupakan cabang silindris dengan panjang dan diameter yang bervariasi, sesuai jenis neuronnya. Semua akson berasal dari dari daearah berbentuk piramida pendek, yaitu muara akson, ysng umumnya muncul dari perikarion. Membran plasma di akson di sebut aksolemma; isinya dikenal dengan nama aksoplasma. Pada neuron yan membentuk akson bermielin, bagian akson di antara muara akson dan titik awal mielenisasi di sebut segmen inisial, yang merupakan tempat berkumpulnya berbagai stimulus yang merangsang dan menghambat pada neuron, yang dijumlahkan secara aljabar, dan menghasilkan keputusan untuk meneruskan atau tidak meneruskansuatu potensial aksi, atau impuls saraf.
neuron yang memiliki cabang-cabang yang membungkus akson, dan menghasilkan selubung mielin.
15 | P a g e
Sel Schwann
Sel ini mempunyai fungsi yang sama dengan oligodendrosit, namun ke beradaannya terletak di sekitar akson di susunan saraf tepi. Satu sel schwann , membentuk mielin di sekeliling satu segmen dari satu akson, berbeda dengan oligodendrosit yang dapat bercabang dan meliputi lebih dari satu akson cabangnya.
Astrosit
Astrosit adalah sel yang bintang dengan banyak cabang, dan juga sel-sel ini memiliki berkas-berkas filamen intermideat, yang terdiri atas protein asam glia berfibril yang memperkuat strukturnya. Selain fungsi penyokongnya, astrosit ikut serta mengendalikan lingkungan ion dan kimiawi neuron. Beberapa astrosit memiliki cabang dengan ujungujungnya yang melebar yang berhubungan dengan sel endotel. Cabang yang melebar juga terdapat pada permukaan luar SSP, tempat cabangcabang tersebut menyusun suatu lapisan yang utuh
Sel Ependim
Sel ependim adalah sel epitel silindris yang rendah yang melapisi ventrikel otak dan kanalis sentralis di medula spinalis. Di lokasi tertentu, sel ependim memiliki silia, yang memudahkan pergerakan LCS.
Mikroglia
Mikroglia adalah sel kecil memanjang dengan cabang-cabang pendek yang tak teratur,yang merupakan sel fagositik yang termasuk dalam sistem fagosit menonuklear di jaringan saraf, yang berasal dari sel prekursor dalam sumsum tulang. Sel-sel ini dapat di kenali pada sediaan H.E, oleh intinya yang gepeng dan padat, yang berbeda dengan inti sel glia lain yang bulat.
16 | P a g e
Susunan saraf pusat terdiri atas serebrum, serebelum, dan medula spinalis. SSP ini hampir tidak memiliki jaringan ikat dan karenanya, konsistensi organ ini mirip gel yang relatif lunak. Bila diiris, serebrum,serebelum, dan medila spinalis memperlihatkan daerah putih (substansia alba) dan kelabu (substansia grissea). Unsur utama dari substansi putih adalah akson bermielin dan oligodendrosit penghasilmielin, dan tidak mengandung badan sel neuron. Subtansia grissea mengandung badan sel neuron, dendrit, bagian awal akson tak bermielin, dan sel glia. Substansia grissea terutama terdapat di permukaan serebrum dan serebelum, yang membentuk korteks serebri dan korteks serebeli, sedangkan substansia alba lebih ke pusat.
Meningen
Di mulai dari lapis terluar, meningen meliputi dura mater, arakhnoid, dan pia mater.
Dura Mater
Adalah lapisan luar yang terdiri atas jaringan ikat padat, yang menyatu dengan periosteum tengkorak, yang juga membungkus medula spinalis, terpisah dari periosteum vertebra oleh rongga epidural, yang mengandung vena berdinding tipis, jaringan ikat longgar, dan jaringan lemak.
Arakhnoid
Arakhnoid memiliki dua komponen: lapisan yang berkontak dengan dura mater dan suatu sitem trabekula yang membentuk rongga subarakhnoid, yang berisikan LCS dan terpisah dari rongga subdural. Arakhnoid terdiri atas jaringan ikat tanpa pembuluh darah, dan epitel selapis gepeng yang melapisi dura mater juga menutupinya. Karena arakhnoid memiliki lebih sedikit trabekula di medula spinalis, arakhnoid lebih mudah di bedakan dari pia mater di daerah tersebut.
Pia Mater
Pia mater adalah jaringan ikat longgar yang banyak mengandung pembuluh darah, mengikuti semua lekuk permukaan SSP, dan sedikit menembusnya bersama pembuluh
17 | P a g e
darah. Sel-sel gepeng yang berasal dari mesenkim menutupi pia mater. Pembuluh darah itu sendiri menembus SSP melalui terowongan yang berlapiskan pia materruang perivaskular.
Sawar Otak-Darah
Sawar otak-darah adalah sawar fungsional yang mencegah masuknya zat tertentu, seperti antibiotik, zat toksik kimiawi dan bakteri, dari darah ke jaringan saraf.
Serabut Saraf
Serabut saraf terdiri atas akson yang di bungkus selubung khusus yang berasal dari sel ektodermal. Gabungan serabut saraf membentuk traktus-traktus saraf di otak, medula spinalis, dan saraf tepi. Serabut saraf yang menjadi bagian dari SST atau SSP menentukan perbedaan selubung serabut saraf tersebut.
Saraf
Di SST, serabut-serabut saraf berkelompok sebagai berkas membentuk saraf. Saraf memiliki selubung fibrosa luar yang terdiri atas jaringan ikat padat yang disebut epineurium, yang juga mengisi rongga di antara berkas-berkas serabut saraf, dan setiap berkasnya dikelilingi oleh perineurium, yaitu selapis jaringan yang tersusun dari lapisan sel-sel gepeng mirip-epitel.
Ganglia
Ganglia adalah struktur lonjong yang mengandung badan sel neuron dan sel glia yang di tunjang oleh jaringan ikat. Ganglia juga terbagi atas dua bagian yaitu ganglion sensorik dan ganglion otonom.
18 | P a g e
Kesimpulan
Sistem saraf merupakan hal yang sangat penting, maka dari itu, apa bila ada gangguan yang terjadi dalam sistem saraf,maka itu akan menggangu semua akivitas yang terjadi di dalam tubuh.
Daftar Pustaka
1. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Editor edisi bahasa Indonesia,
Santoso Beatricia I. Edisi 2. Jakarta. EGC; 2001, hal 106-7. 2. Biologi dan sel manusia.http://bebas.ui.ac.id/v12/sponsor/Sponsor-
Pendamping/Praweda/Biologi/0086%20Bio%202-9e.htm. 3. W Palupi. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta. EGC. 2004, hal 166-7. 4. Junqueira Luis Carlos. Histologi dasar: teks dan atlas. Alih bahasa , Jan Tambayong; editor edisi bahasa Indonesia, Frans Dany. Edisi 10. Jakarta. EGC. 2007, hal 153-179. 5. http://bebas.ui.ac.id/v12/sponsor/SponsorPendamping/Praweda/Biologi/0086%20Bio%202-9e.htm. 6. Junqueira Luis Carlos. Histologi dasar: teks dan atlas. Alih bahasa , Jan Tambayong; editor edisi bahasa Indonesia, Frans Dany. Edisi 10. Jakarta. EGC. 2007, hal 155-6. 7. Guyton A C. Fisiologi kedokteran. Alih bahasa, Irawati dkk; editor bahasa indonesia, Rachman Y L, Hartanto H, Novrianti A, Wulandari N. Ed 11. Jakarta. EGC. 2008, hal 755.
19 | P a g e