Anda di halaman 1dari 5

Saturday, August 28, 2010

Diet Diabetes.. Sulitkah?


Ass. Selamat Pagi! ^_^ Bagaimana kabar para pembaca sekalian? Tentu saya doakan selalu berada dalam kondisi yang sehat dan prima sehingga dapat melaksanakan aktivitas sehari-hari dengan optimal.. Amin Ya Rabbal Alamin. Pada kesempatan ini, saya sengaja mengambil judul Diet Diabetes.. Sulitkah? karena seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa jumlah penderita Diabetes Melitus (DM) di Indonesia telah mengalami peningkatan. Padahal penyakit DM adalah penyakit yang menyangkut gaya hidup dan biasanya terjadi di negara-negara maju, bukan di negara berkembang. Apakah ini berarti Indonesia telah menjadi negara maju? Hehe..saya bercanda, ^_^i tentu jawabannya adalah, Tidak. Akan tetapi hal ini adalah pertanda bahwa masyarakat Indonesia mulai terbiasakan dengan gaya hidup yang tidak sehat, hal ini menyangkut kebiasaan makan, pola olahraga, bagaimana menyikapi stress, dan kedisiplinan.

Pendahuluan Diet merupakan salah satu pilar dalam usaha penanganan DM secara komprehensif, oleh karena itu saya menganggap perlu adanya pembahsan lebih lanjut mengenai diet seperti apakah yang ideal dan baik untuk para penderita DM, pola makan seperti apa yang dianjurkan untuk orang yang mempunyai bakat DM, makanan apa saja yang musti dibatasi, dan peran penting pengendalian berat badan dalam upaya mendapatkan kadar gula darah yang ideal. Mari kita bahas bersama^_^ bersama^_^ Mengelola penyakit DM sebenarnya mudah asal penderita bisa mendisiplinkan diri dan melakukan olahraga secara teratur, menuruti saran dokter, dan tidak mudah patah semangat. Selain mengontrol kadar gula secara teratur, melakukan diet makanan dan olahraga yang teratur menjadi kunci sukses pengelolaaan diabetes. Dalam hal makanan misalnya, penderita diabetes harus memperhatikan takaran karbohidrat. Sebab lebih dari separuh kebutuhan energi diperoleh dari zat ini. Karbohidrat Kompleks vs Sederhana Menurut dr. Elvina Karyadi, M.Sc., ahli gizi dari SEAMEO-Tropmed UI, ada dua golongan karbohidrat yakni jenis kompleks dan jenis sederhana. Yang pertama mempunyai ikatan kimiawi lebih dari satu rantai glukosa sedangkan yang lain hanya satu. Di dalam tubuh karbohidrat kompleks seperti dalam roti atau nasi, harus diurai menjadi rantai tunggal dulu sebelum diserap ke dalam aliran darah. Sebaliknya, karbohidrat sederhana seperti es krim, jeli, selai, sirup, minuman ringan, dan permen, langsung masuk ke dalam aliran darah sehingga kadar gula darah langsung melejit. Dari sisi makanan penderita diabetes atau kencing manis lebih dianjurkan mengkonsumsi karbohidrat berserat seperti kacang-kacangan, sayuran, buah segar seperti pepaya, kedondong, apel, tomat, salak, semangka dll. Sedangkan buah-buahan yang terlalu manis seperti sawo, jeruk, nanas, rambutan, durian, nangka, anggur, tidak dianjurkan. Peneliti gizi asal Universitas Airlangga, Surabaya, Prof. Dr. Dr. H. Askandar Tjokroprawiro, menggolongkan diet atas dua bagian, A dan B. Diet B dengan komposisi 68% karbohidrat, 20% lemak, dan 12% protein, lebih cocok buat orang Indonesia dibandingkan dengan diet A yang

terdiri atas 40 50% karbohidrat, 30 35% lemak dan 20 25% protein. Diet B selain mengandung karbohidrat lumayan tinggi, juga kaya serat dan rendah kolesterol. Berdasarkan penelitian, diet tinggi karbohidrat kompleks dalam dosis terbagi, dapat memperbaiki kepekaan sel beta pankreas. Sementara itu tingginya serat dalam sayuran jenis A(bayam, buncis, kacang panjang, jagung muda, labu siam, wortel, pare, nangka muda) ditambah sayuran jenis B (kembang kol, jamur segar, seledri, taoge, ketimun, gambas, cabai hijau, labu air, terung, tomat, sawi) akan menekan kenaikan kadar glukosa dan kolesterol darah. Bawang merah dan putih (berkhasiat 10 kali bawang merah) serta buncis baik sekali jika ditambahkan dalam diet diabetes karena secara bersama-sama dapat menurunkan kadar lemak darah dan glukosa darah.

Penggunaan Pola 3J Ahli gizi lain, dr. Andry Hartono D.A. Nutr., dari RS Panti Rapih, Yogyakarta menyarankan pola 3J yakni: 1. Jumlah kalori, 2. Jadwal makan, dan 3. Jenis makanan. Bagi penderita kencing manis yang tidak mempunyai masalah dengan berat badan tentu lebih mudah untuk menghitung jumlah kalori sehari-hari. Caranya, berat badan dikalikan 30. Misalnya, orang dengan berat badan 50 kg, maka kebutuhan kalori dalam sehari adalah 1.500 (50 x 30). Kalau yang bersangkutan menjalankan olahraga, kebutuhan kalorinya pada hari berolahraga ditambah sekitar 300-an kalori. Jadwal makan pengidap diabetes dianjurkan lebih sering dengan porsi sedang. Maksudnya agar jumlah kalori merata sepanjang hari. Tujuan akhirnya agar beban kerja tubuh tidak terlampau berat dan produksi kelenjar ludah perut tidak terlalu mendadak. Di samping jadwal makan utama pagi, siang, dan malam, dianjurkan juga porsi makanan ringan di sela-sela waktu tersebut(selang waktu sekitar tiga jam). Yang perlu dibatasi adalah makanan berkalori tinggi seperti nasi, daging berlemak, jeroan, kuning telur. Juga makanan berlemak tinggi seperti es krim, ham, sosis, cake, coklat, dendeng, makanan gorengan. Sayuran berwarna hijau gelap dan jingga seperti wortel, buncis, bayam, caisim bisa dikonsumsi dalam jumlah lebih banyak, begitu pula dengan buah-buahan segar. Namun, perlu diperhatikan bila penderita menderita gangguan ginjal, konsumsi sayur-sayuran hijau dan makanan berprotein tinggi harus dibatasi agar tidak terlalu membebani kerja ginjal.

Diet Kalori Terbatas Penderita bisa mengikuti contoh susunan menu diet B untuk 2.100 kalori (Simbardjo dan Indrawati, B.Sc. dari bagian ilmu gizi RSUD Dr. Sutomo Surabaya) seperti pada Tabel 1. Diet B tinggi serat itu termasuk diet diabetes umum, yang tidak menderita komplikasi, tidak sedang berpuasa atau pun sedang hamil.
Menu Diet B terdiri dari: Protein Lemak 65.49 g 45.89 g

Karbohidrat Kolesterol Makan pagi (pukul 06.30) Nasi Daging Tempe Sayuran A Sayuran B Minyak Selingan (09.30) Pisang Makan siang (12.30) Nasi Daring Tempe Sayuran A Sayuran B Minyak Selingan (15.30) Pisang/ kentang Papaya Makan malam (18.30) Nasi Daring Tempe Sayuran A Sayuran B Minyak Selingan (21.30) Pisang/ kentang Papaya

377.45 g 112.5 mg 110 g 25 g 25 g 100 g 25 g 5g 200 mg 150 g 40 g 25 g 100 g 50 g 10 g 200 g 100 g 150 g 25 g 25 g 100 g 50 g 10 g 200 g 100 g

Pemberian Kalori Sesuai Kebutuhan Dasar Dalam buku panduan Perencanaan Makan Penderita Diabetes dengan Sistem Unit terbitan Klinik Gizi dan Klinik Edukasi Diabetes RS Tebet, menuliskan tentang prinsip dasar diet diabetes, dengan pemberian kalori sesuai kebutuhan dasar. Untuk wanita, kebutuhan dasar adalah (Berat Badan Ideal x 25 kalori)ditambah 20% untuk aktivitas. Sedangkan untuk pria, (Berat Badan Ideal x 30 kalori) ditambah 20% untuk aktivitas. Untuk menentukan berat badan ideal (BBI) bisa diambil patokan: BBI = Tinggi Badan (cm) 100 cm 10%. Contoh, seorang pria bertinggi badan 164 cm, berat badan 70 kg, maka BBI = 64 kg 10% = 58 kg. Kebutuhan kalori dasar = 58 x 30 kalori = 1.740 kalori. Ditambah kalori aktivitas 20% = 2.088 kalori. Jadi, pria ini memerlukan diet sekitar 2.000 kalori sehari. Namun, rumusan ini tidak mutlak. Bila pasien sedang sakit, aktivitas berubah, atau berat badan jauh dari ideal, maka kebutuhan kalori akan berubah. Bila berat badan berlebih, jumlah kalori dikurangi dari kebutuhan dasar. Sebaliknya, bila pasien mempunyai berat badan kurang, jumlah kalori dilebihkan dari kebutuhan dasar. Begitu berat badan mencapai normal, jumlah kalori disesuaikan kembali dengan kebutuhan dasar. Prinsip Diet DM Prinsip makan selanjutnya adalah menghindari konsumsi gula dan makanan yang mengandung gula. Juga menghindari konsumsi hidrat arang olahan yakni hidrat arang hasil dari pabrik berupa tepung dengan segala produknya. Ditambah lagi mengurangi konsumsi lemak dalam makanan sehari-hari (lemak binatang, santan, margarin, dll.), sebab tubuh penderita mengalami kelebihan lemak darah. Yang perlu diperbanyak justru konsumsi serat

dalam makanan, khususnya serat yang larut air seperti pektin (dalam apel), jenis kacangkacangan, dan biji-bijian (bukan digoreng). Bila penderita juga mengalami gangguan pada ginjal, yang perlu diperhatikan adalah jumlah konsumsi protein. Umumnya, digunakan rumus 0,8 g protein per kilogram berat badan. Bila kadar kolesterol/trigliserida tinggi, disarankan melakukan diet rendah lemak. Bila tekanan darahnya tinggi, dianjurkan mengurangi konsumsi garam. Kegagalan berdiet bisa disebabkan karena pasien kurang berdisiplin dalam memilih makanannya atau tidak mampu mengurangi jumlah kalori makanannya. Bisa juga penderita tidak mempedulikan saran dokter. Untuk memudahkan penerapan, dibuat sistem unit 80 kalori. Tabel 2 menyajikan makanan yang mengandung 80 kalori per unitnya. Misalnya, seorang pasien yang memerlukan 1.600 kalori per harinya, akan mendapat makanan 20 unit sehari senilai 80 kalori setiap unitnya. Jumlah 20 unit terbagi atas sarapan empat unit, makanan kecil (pk. 10.00) dua unit, makan siang enam unit, makanan kecil (pk. 16.00) dua unit, dan makan malam enam unit. Tabel di bawah ini yang menunjukkan contoh lima kelompok makanan: makanan pokok, lauk pauk, sayuran, makanan ringan/siap santap, buah-buahan, dan minuman.
Jenis Makanan Makanan pokok Lauk pauk Sayuran Siap santap Buah-buahan Makanan ringan minuman A Nasi Pepes ikan Sayur bening Ketoprak Apel Lemper Teh/kopi B Roti Sate Lodeh Hamburger Pisang Kroket Es campur C Kentang goreng Rending Buntil Pizza Anggur Lapis legit Minuman ringan

Makanan dalam kelompok A bisa dibilang berkomposisi paling baik, karena mengandung serat dan atau rendah hidrat arang olahan serta rendah lemak. Sementara golongan C kurang baik karena kandungan gulanya tinggi, rendah atau tanpa serat, dan terlalu banyak lemak. Jadi, dianjurkan untuk memilih A atau B, bukan C. Nasi lebih baik daripada bubur, karena kandungan serat lebih baik sehingga lebih lama bertahan di usus. Pemanis gula bisa diganti dengan pemanis buatan. Di sini diberikan pula contoh menu yang dapat diikuti (20 unit atau 1.600 kalori):
Makan pagi Setangkap roti tawar Sebutir telur ayam 1 sendok teh selai 1 gelas susu skim Selingan (di kantor) Arem-arem Teh tanpa gula Makan siang Nasi putih Daging cah kembang kol Sayur bening bayem Papaya Selingan sore Serabi pandan (kue basah) 1 gelas jus melon Makan malam Nasi, sayur, daging, ikan goreng, gado-gado 1 gelas jus tomat Selingan malam 1.50 unit 1.25 unit 0.25 unit 0.75 unit 2.75 unit

1.25 unit 3.00 unit 0.25 unit 0.50 unit 1.75 unit 0.50 unit 3.75 unit 0.25 unit

1 pisang ambon

1.25 unit

Dengan melakukan diet yang teratur dan disiplin pasti kadar gula dapat dikendalikan. Semoga setelah membaca artikel yang sederhana ini, kita semua dapat menerapkannya untuk mendapatkan pola diet yang sehat dan seimbang. Jangan pernah menyerah untuk meraih kesehatan yang prima.. Man Jadda Wajada! ^_^ was.

Anda mungkin juga menyukai