Anda di halaman 1dari 10

PERBAIKAN FAKTOR DAYA

Posted by Arifin NIM 41407110044 Univ. Mercu Buana Dalam sistem tenaga listrik dikenal dua jenis beban, yaitu beban linier dan beban nonlinier. Beban linier adalah beban yang memberikan bentuk gelombang keluaran yang linier dalam arti arus yang mengalir sebanding dengan impedansi dan perubahan tegangan. Sedangkan beban nonlinier adalah beban yang memberikan bentuk gelombang keluaran yang tidak sebanding dengan tegangan dalam tiap setengah siklus, sehingga bentuk gelombang arus maupun tegangan keluarannya tidak sama dengan gelombang masukkannya (mengalami distorsi). Harmonik merupakan fenomena yang bisa timbul akibat bekerjanya suatu peralatan elektronik yang dipakai oleh masyarakat modern, misalnya : komputer dan peralatan bantunya, motor listrik berpengaturan kecepatan, lampu hemat energi yang menggunakan electronic ballast dan peralatan elektronik lainnya. Untuk memperbaiki faktor daya dan menekan efek harmonik yang terdapat pada beban nonlinier, dapat digunakan filter pasif harmonik yang dipasang paralel dengan beban nonlinier tersebut. DAYA SISTEM TENAGA LISTRIK Saluran transmisi dan distribusi sistem tenaga listrik merupakan jaringan yang bersifat reaktif yang dinyatakan dengan induktansi seri dan kapasitansi shunt perkilometer. Hal ini menyebabkan mengalirnya daya reaktif pada saluran transmisi dan distribusi tersebut. Aliran daya reaktif ini berkaitan erat dengan daya aktif dan akan mempengaruhi tegangan disepanjang saluran sehingga apabila beban dan faktor daya beban berubah maka profil tegangan disepanjang saluran transmisi akan berubah serta amplitudo tegangan di sisi penerima akan bervariasi juga. Variasi tegangan ini sebagian besar tidak dapat ditolerir oleh beban. Tegangan yang rendah menyebabkan penurunan unjuk kerja dari

peralatan beban, seperti motor-motor induksi, peralatan penerangan dan sebagainya. Sehingga perlu diadakan pengontrolan daya reaktif untuk memperbaiki profil tegangan saluran. Daya yang dapat disalurkan melalui saluran transmisi antara sisi pengirim dan sisi penerima ditentukan oleh impedansi dari saluran tesebut. Daya aktif yang dikirimkan berbanding terbalik dengan impedansi saluran (reaktansi) dan dikontrol oleh beda sudut tegangan sisi pengirim dan sisi penerima. Dalam istilah bidang kelistrikan, yang dimaksud dengan daya ialah banyaknya perubahan tenaga terhadap waktu dalam besaran tegangan dan arus. Menurut tipenya daya tersebut dibagi menjadi : daya aktif, daya reaktif dan daya semu (apparent power). Daya Aktif, Daya Reaktif dan Daya Semu Daya dengan satuan watt disebut sebagai daya aktif (P). Daya inilah yang dikonsumsi oleh berbagai macam peralatan listrik. Selain daya aktif, kita kenal daya reaktif. daya reaktif ini memiliki satuan VAR atau volt ampere reaktif. Daya reaktif (Q) ini tidak memiliki dampak apapun dalam kerja suatu beban listrik, dengan kata lain daya reaktif ini tidak berguna bagi konsumen listrik. Gabungan antara daya aktif dan reaktif adalah apparent power (S). Jika digambarkan dalam bentuk segitiga daya, maka daya nyata direpresentasikan oleh sisi miring dan daya aktif maupun reaktif direpresentasikan oleh sisi-sisi segitiga yang saling tegak lurus. Perbaikan Faktor Daya Perbaikan faktor daya dapat diartikan sebagai usaha untuk membuat faktor daya/cos mendekati 1. Untuk memperbaiki faktor daya dari suatu beban yang mempunyai faktor daya yang rendah, perlu dipasang kapasitor pada masing-masing beban atau secara tersentralisir melalui capasitor bank. Dengan pemasangan kapasitor tersebut selain untuk memperbaiki faktor daya juga dapat memperbaiki pengaturan tegangan

dan meningkatkan efisiensi transformator. Penggunaan Kapasitor Pada Sistem Distribusi Rangkaian sistem daya yang bersifat kapasitif seperti terdapatnya kapasitor bank dalam jaringan yang gunanya yaitu untuk memperbaiki tegangan sistem dan memperkecil faktor daya (cos ? ) dan memperkecil rugi-rugi. Kapasitor Daya Kapasitor daya merupakan peralatan listrik yang terdiri dari dua buah pelat yang satu sama lain dipisahkan dengan bahan isolasi. Sistem penghantarnya biasanya terbuat dari almunium murni atau semprotan logam, sistem dieletriknya memakai kertas biasanya diimpregnasi dengan bahan minyak, bahan minyak ini pada awalnya digunakannya pada kapasitor, dengan perkembangan-perkembangan teknik yang dicapai maka sebagai bahan impregnasi sekarang banyak memakai clopen, bahan ini mempunyai keuntungan, antara lain: kekuatan dielektrik yang tinggi untuk menahan tekanan tegangan, tidak mudah terbakar, konstanta dieletrik yang tinggi untuk memberikan kapasitansi yang lebih tinggi atau kVAr persatuan volume, rugi-rugi dielektrik yang rendah. Pemasangan kapasitor dapat dilakukan di jaringan distribusi maupun di beban sisi tegangan menengah atau sisi tegangan rendah. Kapasitor Shunt (Paralel) Kapasitor shunt adalah kapasitor yang dipasang secara paralel dengan beban. Kapasitor shunt mencatu daya reaktif atau arus yang menentang komponen arus beban induktif. Kegunaan dari kapasitor shunt, antara lain : perbaikan tegangan dan perbaikan faktor daya. Beban-beban yang mempunyai daya besar sering dijumpai turunnya faktor daya (cos?) karena pemakaian listriknya dipergunakan untuk motor-motor induksi dan penerangan yang mempergunakan lampu TL sehingga faktor daya menjadi turun, hal ini sangat merugikan bagi

konsumen dimana sesuai peraturan Tarif Dasar Listrik bahwa faktor daya<0,85, konsumen tersebut disamping membayar biaya pemakaian dan biaya beban juga membayar biaya kVArh, untuk mengurangi/menghilangkan biaya kVArh dipasanglah kapasitor shunt di sisi beban. Jika kapasitor shunt ditempatkan di jaringan distribusi atau di beban, jatuh tegangan dapat diperbaiiki, Pada jaringan distribusi atau di beban dengan diagram phasor tegangan, jatuh tegangan dapat diselesaikan secara pendekatan, sebagai berikut : =I = I.R Cos + I.XL Sin Dimana : IR = I Cos = Komponen arus aktif dalam Ampere IX = I Sin = Komponen arus reaktif dalam Ampere Dengan pendekatan dan kecil. Jatuh tegangan seperti persamaan (2.6) dapat dikurangi dengan pemasangan kapasitor shunt pada jaringan distribusi atau di beban, sehingga jatuh tegangan dapat dihitung, sebagai berikut : Dimana : IC = Arus kapasitor shunt (Ampere) Kapasitor Seri Kapasitor seri yaitu kapasitor yang dihubungkan secara seri dengan saluran, pemakaiannya amat dibatasi pada saluran distribusi juga transmisi. Kegunanan yang paling utama dari kapasitor seri adalah mengkompensir reaktansi induktif daripada jaringan distribusi sehingga

dapat mengurangi tegangan jatuh disisi penerima. Karena peralatan pengamannya cukup rumit, jadi secara umum dapat dikatakan bahwa biaya untuk pemasangan kapasitor seri lebih mahal dibandingkan biaya pemasangan kapasitor paralel. Biasanya juga, kapasitor seri didisain untuk daya yang lebih besar daripada kapasitor shunt, guna mengatasi perkembangan beban kelak di kemudian hari. Seperti yang terlihat pada gambar 2.3 kapasitor seri mengkompensir reaktansi induktif. Dengan kata lain kapasitor seri adalah reaktansi negatif (kapasitif) yang dihubungkan seri dengan reaktansi positif (induktif) yang memungkinkan dapat mengkompensir sebagian atau seluruhnya. Oleh karena itu efek pertama dari kapasitor seri adalah meminimumkan atau menekan jatuh tegangan yang disebabkan oleh reaktansi induktif dari sirkuit. Pada saat yang sama kapasitor seri ini dapat dipertimbangkan sebagai penaik tegangan dan memperbaiki faktor daya. Oleh karena itu kapasitor seri tersebut dapat digunakan sebagai penaik tegangan otomatis yang sebanding dengan pertumbuhan beban. Selanjutnya pemakaian kapasitor-seri pengaruhnya terhadap naiknya tegangan lebih besar dibandingkan kapasitor shunt untuk faktor-daya yang rendah. Pada jaringan distribusi dan diagram phasor tegangan yang terlihat pada gambar 2.3.(a) & 2.3.(c), jatuh tegangan jaringan distribusi dapat diselesaikan secara pendekatan, sebagai berikut : .......................................................................(2.8) Dimana : R = tahanan dari jaringan distribusi dalam Ohm XL = reaktansi induktif dari jaringan distribusi dalam Ohm I = arus beban dalam Ampere Cos = faktor daya di ujung penerima

Sin = Sinus dari sudut faktor daya ujung penerima (lihat gambar 2.3) VK = tegangan kirim dalam Volt VT = tegangan terima dalam Volt Z = impedansi jaringan = R+jXL dalam Ohm Gambar 2.3. Diagram Fasor Tegangan Dengan FaKtor Daya Mengikut, (a) dan (c) Tanpa Kapasitor, (b) dan (d) Dengan Kapasitor Seri Dan gambar 2.3.(b) dan 2.3.(d), hasil jatuh tegangannya akibat dipasang kapasitor seri, sehingga jatuh tegangan dapat dihitung sebagai berikut: .........(2.9) Dimana : XC = reaktansi kapasitif dari kapasitor seri, dalam Ohm Pada gambar 2.3 kapasitor seri mengkompensir reaktansi induktif. Dengan kata lain, kapasitor seri adalah reaktansi negatif (kapasitif) yang mengkompensir sebagian atau seluruhnya. Oleh karena itu efek-efek pertama dari kapasitor seri adalah menekan jatuh tegangan yang disebabkan oleh penaik tegangan dan digunakan sebagai penaik tegangan otomatis yang sebanding dengan pertumbuhan beban. 2.3.4. Kompensasi Lebih Biasanya, ukuran dari kapasitor seri dipilih sedemikian rupa, sehingga reaktansi kapasitif dari kapasitor lebih kecil dari reaktansi induktif dari saluran. Akan tetapi dalam hal-hal tertentu (tahanan dari saluran lebih besar dari reaktansinya), dipakai reaktansi kapasitifnya lebih besar

terhadap reaktansi induktif saluran, sehingga jatuh tegangannya menjadi : ..........................................................(2.10) Keadaan seperti ini disebut kompensasi lebih (over compensation). Pada gambar 2.4. diperlihatkan phasor diagram pada keadaan kompensasi lebih. Gambar 2.4. Tegangan Ujung Penerima Pada Kompensasi Lebih Kapasitor Bank Pada Sistem Tenaga Listrik Beban-beban yang tersambung pada saluran tenaga listrik sebagian besar adalah beban induktif, dimana beban-beban induktif ini menyebabkan pemakaian daya semu menjadi berlebih dan tegangan pada jaringan menjadi turun. Hal tersebut disebabkan turunnya faktor daya pada jaringan, yang disebabkan oleh beban tersebut. Begitu juga beban-beban/pelanggan listrik yang mempunyai daya besar yang mempunyai beban induktif dapat mengurangi faktor daya sehingga pemakaian daya semu sangat berlebihan, hal ini sangat merugikan beban/pelanggan tersebut. Kapasitor, dapat membangkitkan daya reaktif kapasitif yang dibutuhkan untuk mengkompensir daya reaktif induktif dari beban, pemasangannya dapat dilakukan pada tegangan menengah maupun tegangan rendah. Konstruksi Dasar Kapasitor Bank Bila dilihat pada penampilannya, kapasitor tersebut merupakan peralatan yang terdiri dari dua buah pelat metal yang dipisahkan satu sama lain dengan bahan isolasi. Bagian penghantar biasanya dibuat dari lapisan alumunium murni atau semprotan logam. Untuk semua kapasitor yang berdielektrik kertas, pada umumnya digunakan askarel sebagai pemadat. Dalam prakteknya, kapsitor ini di desain dapat menahan kuat medan berkisar 15 kV per centi meter. Rugi dayanya

berkisar antara 2,4-3,5 Watt/kVAr. Lapisan kertas tipis/tissue tersebut ketebalannya sekitar 10-16 mm. Kombinasi antara keduanya digulung berbentuk silinder, biasanya untuk kapasitor daya beberapa silinder tersebut dipadatkan dalam bentuk segi empat dan dimasukkan dalam selubung/casing kapasitor. Langkah-Langkah Mengatasi Harmonik2 Ditinjau dari pengaruh negatip arus harmonik yang timbul pada komponen-komponen sistem distribusi tenaga listrik seperti yang diilustrasikan pada Gambar 3.5. berikut, maka secara sistematis pengaruh arus harmonik ini dapat diatasi pada ketiga bagian sistem tersebut. Pertama, pengaruh negatif dari arus harmonik diatasi dibagian komponen sistem yang merasakan langsung akibat pengaruh arus harmonik tersebut. Kedua, menekan atau meniadakan kandungan harmonik pada media atau jala-jala sistem dan yang ketiga adalah dengan cara menekan harmonik pada sumber arus harmonik itu sendiri. Penanggulangan akibat arus harmonik pada komponen sistem yang langsung merasakan akibat arus harmonik tersebut dapat dengan mudah dilakukan. LCSE (Liebert Customer Service Engineering) dan CBEMA (Computer and Busines Equipment Manufacturers Association) merekomendasikan penanggulangan masalah ini dengan cara derating trafo dan generator, atau dengan membebani trafo dan generator dibawah rating nominalnya, dan juga dengan cara memperbesar ukuran kawat netral atau menggunakan beberapa kawat konduktor netral yang terpisah untuk beban-beban nonlinier. Cara mengatasi arus harmonik dengan cara derating tersebut hanya bersifat sementara, karena tidak menghilangkan atau menekan arus harmonik. Karena dengan menggunakan cara derating hanya akan memperkecil efisiensi generator dan trafo. Untuk peralatan-peralatan listrik yang telah terpasang, sangat tidak mungkin melakukan pemisahan kawat-kawat konduktor netralnya. Jadi, mengatasi akibat pengaruh harmonik dengan cara derating bukanlah suatu cara yang efektif, karena tidak dapat menghilangkan atau menekan kandungan arus harmonik.

Usaha yang umum dilakukan untuk menanggulangi permasalahan harmonik di sistem distribusi tenaga listrik adalah dengan cara penekanan arus harmonik di media atau di jala-jala sistem dengan menggunakan filter pasif LC atau filter daya aktif. Dengan menggunakan filter ini, arus harmonik yang dibangkitkan oleh beban-beban nonlinier tidak sampai mengalir ke berbagai komponen sistem lainnya, sehingga pengaruh buruk dari arus harmonik tersebut terhadap komponen sistem yang bersangkutan tidak terjadi. Usaha lain yang dapat dilakukan dalam upaya penekanan arus harmonik adalah dengan cara menghilangkan atau menekan harmonik tersebut pada sumbernya. Cara ini dapat ditempuh apabila seluruh beban nonlinier menggunakan penyearah-penyearah PWM yang dapat menghasilkan arus masukkannya sinusoidal dan faktor daya mendekati satu, atau dapat juga dengan menggunakan penyearah multi pulsa seperti penyearah 12 pulsa, 18 pulsa, 24 pulsa dan seterusnya. Namun penyelesaian dengan cara ini mengharuskan adanya penggantian semua penyearah yang telah dipasang pada beban-beban nonlinier tersebut, akibatnya cara ini menjadi tidak praktis dan mahal. Cara ini mungkin efektif untuk instalasi baru, yaitu dengan memberikan spesifikasi peralatan yang lebih baik. DAFTAR PUSTAKA 1. Basri, Hasan, Ir., Sistem Distribusi Daya Listrik, Jurusan Elektro ISTN, Jakarta, 1997. 2. Hermawanto, Bambang, Ir. MSc., Phenomena Harmonik Di Sistem Distribusi Tenaga Listrik : Masalah, Penyebab dan Usaha Mengatasinya, Energi dan Listrik Volume VI No. 2, Juni 1996. 3. Hardi, Surya, Ir. MSc., Harmonisa Dan Pengaruhnya Pada Peralatan Sistem Distribusi, SAINTEK ITM NO. 10 Tahun VI. 4. R.C Dugan, M. F. McGranaghan, and H. W. Beaty, Electrical Power System Quality. New York : McGraw-Hill, 1996.

5. Standar IEEE 18-1992, IEEE Standard For Shunt Power Capasitors. 6. Ernawati, Strategi bersaing PT Gajah Tunggal sebagai produsen ban ranmor terbesar di Asia Tenggara, MasterThesesfromMM-FEUI dibuat : 1996-12-15.

Anda mungkin juga menyukai