Anda di halaman 1dari 14

Tugas Kimia Organik I THALIDOMIDE, FRAKSINASI MINYAK BUMI, PERBEDAAN PETROLEUM ETER DENGAN LIGROIN DAN PERBEDAAN ANTARA

PREMIUM, PERTAMAX DAN PERTAMAX PLUS

DISUSUN OLEH : Bening Irsa Setara Bulan 3315111320 Pendidikan Kimia Reguler 2011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA REGULER JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2012

Thalidomide

Apa itu Thalidomide?

Thalidomide pada awalnya dikembangkan untuk mencegah penyakit morning sickness pada ibu hamil. Penggunaannya untuk mengobati morning sickness selama kehamilan pada tahun 1960 mengakibatkan cacat lahir pada bayi. Efek Thalidomide adalah mengubah pertumbuhan dan perkembangan pembuluh darah baru pada bayi sehingga bayi lahir cacat. Thalidomide terutama digunakan untuk mengobati myeloma. Myeloma adalah rusaknya (kanker) sel plasma. Gangguan ini ditandai oleh transformasi sel dari normal ke abnormal. Sel-sel ini tumbuh dan berkembang biak secara tak terkendali. Thalidomide biasanya diberikan dengan melphalan (obat kemoterapi) dan prednisolon (steroid) untuk beberapa orang dengan myeloma. Kombinasi obat ini disebut sebagai MPT. Thalidomide juga dikombinasikan dengan obat kemoterapi lain, misalnya kemoterapi rezim CTD (siklofosfamid, thalidomide dan deksametason). Ini digunakan juga sebagai pengobatan untuk myeloma.

Bagaimana struktur dari Thalidomide?

Rumus Kimia C13H10N2O4 Massa molar

: : 258,23 g/mol

Bau Titik lebur

: Tidak berbau : 271 C. Kelarutan : dalam air, etanol, methanol, dan asam asetat rendah. Larut eter dan benzena Note: = asymmetric carbon atom dalam glasial

Thalidomide berwarna putih, tidak berbau, bubuk kristal yang larut pada 25 C dalam dimetil sulfoksida dan sedikit larut dalam air dan etanol. Gugus glutarimide berisi pusat asimetris tunggal dan karena itu mungkin ada di salah satu dari dua bentuk optik aktif ditunjuk S-(-) atau R-(+). THALOMID (thalidomide) merupakan campuran yang sama dari S-(-) dan R-(+) bentuk dan oleh karena itu memiliki rotasi optik bersih dari nol.
Bagaimana Cara Kerja Thalidomide?

Bagaimana thalidomide bekerja dalam pengobatan kanker tidak sepenuhnya dipahami. Kanker perlu menghasilkan jaringan pembuluh darah baru untuk tumbuh. Tanpa membentuk pembuluh darah baru, kanker tidak bisa tumbuh lebih besar dari kepala peniti. Para peneliti berharap bahwa thalidomide dapat menghentikan kanker dengan mengembangkan pembuluh darah baru. Hal ini mengurangi pasokan oksigen dan nutrient ke kanker sehinggal diharapkan akan menyebabkan tumor itu menyusut atau setidaknya berhenti untuk tumbuh. Obat-obatan yang mengganggu pertumbuhan pembuluh darah dengan cara ini disebut

inhibitor angiogenesis atau anti-angiogenics. Thalidomide juga dapat membantu dalam mengurangi beberapa gejala yang berbahaya bagi penderita kanker yang mungkin terjadi padanya. Sebuah zat yang diproduksi secara alami dalam tubuh, yang disebut tumor necrosis factor (TNF), merangsang sistem kekebalan tubuh untuk menyerang sel-sel yang mungkin berbahaya. Pengidap penyakit kanker dapat menghasilkan TNF terlalu banyak. Ini menyebabkan sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan dan dapat menyebabkan suhu tinggi, keringat malam dan penurunan berat badan yang parah. Thalidomide mengurangi jumlah TNF yang diproduksi dalam tubuh dan karenanya dapat mengurangi gejala ini.
Apa efek samping dari penggunaan Thalidomide? Cacat Lahir

Jika Thalidomide di konsumsi oleh ibu hamil maka akan menyebabkan cacat lahir pada bayinya bahkan kematian pada bayi sebelum lahir. Bahkan dalam dosis yang kecil saja misalnya 1 kapsul dapat menyebabkan cacat lahir yang parah pada bayi. selama kehamilan antara lain : - Amelia (tidak adanya anggota badan) - Phocomelia (kaki pendek) - Hypoplasticity (tidak lengkapnya pengembangan jaringan) dari tulang - Tidak adanya tulang - Telinga eksternal kelainan (termasuk anotia, mikro pinna, kecil atau tidak ada eksternal pendengaran kanal) Kelainan atau cacat lahir pada bayi yang disebabkan oleh thalidomide

- Palsy (lumpuhnya saraf wajah sebagian) wajah

- Kelainan mata (anophthalmos, microphthalmos) - Cacat jantung bawaan


Merasa sakit (mual) dan sakit (muntah) Peningkatan risiko penggumpalan darah Penurunan sel darah Merasa lelah atau mengantuk Sembelit Mati rasa atau kesemutan di tangan atau kaki, serta kulit

menjadi kusam.

Destilasi Minyak Bumi Minyak mentah ( minyak bumi ) merupakan campuran berbagai senyawa hidrokarbon yang memiliki titik didih bervariasi bergantung dari struktur molekulnya, biasanya mengandung sekitar 500 jenis hidrokarbon dengan jumlah atom C1 hingga C50 komponen Destilasi minyak bumi menjadi sejumlah suatu Meskipun fraksi-fraksi berdasarkan campuran komposisinya kompleks, terdapat cara untuk memisahkan komponenperbedaan titik didihnya yang disebut dengan proses destilasi bertingkat. (penyulingan) merupakan cara pemisahan berdasarkan pada perbedaan titik didih komponen-komponen penyusun campuran tersebut. Melalui proses destilasi ini, minyak bumi dapat diuraikan menjadi berbagai senyawa hidrokarbon penyusunnya sesuai titik didih senyawa tersebut. Cara destilasi yang dilakukan menggunakan pendinginan

bertahap/bertingkat untuk titik didih masing-masing fraksi minyak bumi, oleh karena itu cara destilasi ini lebih dikenal sebagai proses distilasi bertingkat. Diagram pemisahan komponen-komponen minyak bumi dengan cara destilasi ditunjukkan oleh gambar di bawah ini:

Minyak bumi atau minyak mentah sebelum masuk kedalam kolom fraksinasi (kolom pemisah) terlebih dahulu di panaskan dalam aliran pipa dalam furnace (tanur) sampai suhu kira-kira 350oC. Minyak mentah yang sudah di panaskan tersebut kemudian masuk kedalam kolom fraksinasi untuk menjaga suhu dan tekanan dalam kolom maka di bantu pemanasan dengan steam (uap air panas dan bertekanan tinggi). Karena perbedaan titik didih setiap komponen hidrokarbon maka komponen-komponen tersebut akan terpisah dengan sendirinya, dimana hidrokarbon ringan akan berada dibagian atas kolom diikuti dengan fraksi yang lebih berat dibawahnya. Pada tray (sekat kolom) komponen itu akan terkumpul sesuai fraksinya masing-

masing. Pada setiap tingkatan atau fraksi yang terkumpul kemudian di pompakan keluar kolom, didinginkan dalam bak pendingin, lalu di tampung dalam tanki produknya masing-masing. Produk ini belum bisa langsung dipakai,karena masih harus ditambahkan aditif (zat penambah). Hasil destilasi ada 2 yaitu :
1. Destilat = Cairan hasil destilasi seperti petroleum eter, bensin, nafta ,

kerosin, solar.
2. Residu = Padatan sisa destilasi seperti pelumas, vaselin, lilin, aspal.

Fraksi Minyak Bumi Senyawa hidrokarbon, terutama parafinik dan aromatik, mempunyai trayek didih masing-masing, dimana panjang rantai hidrokarbon berbanding lurus dengan titik didih dan densitasnya. Semakin panjang rantai hidrokarbon maka trayek didih dan densitasnya semakin besar. Jumlah atom karbon dalam rantai hidrokarbon bervariasi. Untuk dapat dipergunakan sebagai bahan bakar maka dikelompokkan menjadi beberapa fraksi atau tingkatan dengan urutan sederhana sebagai berikut:
1. Fraksi gas : LPG (liquid petroleum gas) dan LNG (liquid natural gas ) 2. Fraksi I meliputi : Ligroin Petroleum eter Bensin / gas oline Putzol 3. Fraksi II berupa kerosin (minyak tanah)

4. Fraksi III berupa minyak diesel (solar) 5. Fraksi IV berupa minyak pelumas (oil) 6. Fraksi residu tak teruapkan berupa aspal

Berikut akan dijelaskan lebih rinci lagi mengenai fraksi minyak bumi :
1. Gas ringan (LNG dan LPG) Rentang rantai karbon : C1 sampai C4 , dengan : LNG (Liquified Natural Gas), yang dikenal juga dengan gas rawa,

terdiri atas 90% metana dan sisanya etana.


LPG (Liquified Petroleum Gas), yang bisa disebut elpiji, memiliki

komposisi utama propana dan butana.


Trayek didih : 0 sampai 50C 2. Ligroin, sebagai bahan bakar pelarut atau pelarut dalam industri Rentang rantai karbon : C5-C7 Trayek didih : 30oC sampai 60o C 3. Petroleum eter, sebagai bahan bakar pelarut atau pelarut dalam

industri
Rentang rantai karbon : C7-C11 Trayek didih : 60oC sampai 90o C 4. Gasolin (Bensin), sebagai bahan bakar untuk kendaraan bermotor Rentang rantai karbon : C6 sampai C12 Trayek didih : 50 sampai 85C

5. Kerosin

(minyak tanah dan avtur), sebagai bahan bakar untuk

keperluan rumah tangga dan bahan bakar pesawat terbang, serta sebagai bahan baku pembuatan bensin melalui proses cracking.
Rentang rantai karbon : C12 sampai C15 Trayek didih : 85 sampai 105C 6. Minyak solar (minyak diesel), sebagai bahan bakar mesin diesel pada

kendaraan bermotor juga sebagai bahan baku pembuatan bensin melalui proses cracking
Rentang rantai karbon : C15 sampai C18 Trayek didih : 105 sampai 135C 7. Minyak pelumas (pelumas mesin), untuk rubrikasi mesin 1. Rentang rantai karbon: > C18 2. Trayek didih dari 130 sampai 300C 8. Residu Vaselin > C18 : Pelumas Farmasi Parafin >C20 : pembuatan obat, kosmetik Lilin >C20 : Penerang Aspal > C25 : Pelapis jalan raya

Perbedaan petroleum eter dan ligroin


Petroleum eter

Petroleum eter, sebagai bahan bakar pelarut atau pelarut dalam industri

Rentang rantai karbon : C7-C11 Trayek didih : 60oC sampai 90o C

Petroleum eter, juga dikenal sebagai nafta bensin, VM & P (pembuat pernis & pelukis), minyak naphtha, nafta ASTM, roh minyak bumi, X4 atau ligroin, adalah sekelompok berbagai volatil, mudah terbakar, campuran hidrokarbon cair digunakan terutama sebagai pelarut nonpolar . Secara kimia, tidak eter seperti dietil eter, tetapi hidrokarbon ringan. Petroleum eter memiliki berat jenis antara 0,6 sampai 0,8 tergantung pada komposisinya. Petroleum eter banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan farmasi dan dalam proses manufaktur. Petroleum eter sebagian besar terdiri dari pentana dan kadang-kadang digunakan sebagai pengganti pentana karena biaya yang lebih rendah.

Ligroin

Ligroin adalah hidrokarbon fraksi halus minyak jenuh mirip dengan petroleum eter digunakan terutama sebagai bahan bakar pelarut atau pelarut dalam industri
Rentang rantai karbon : C5-C7 Trayek didih : 30oC sampai 60o C

Perbedaan premium,pertamax dan pertamax plus 1. PREMIUM Bensin premium adalah bensin yang telah diberi TEL (tetra ethyl lead) dan bernilai oktan terendah di antara BBM untuk kendaraan bermotor lainnya, yakni hanya 88. Premium adalah bahan bakar minyak jenis distilat

berwarna kekuningan yang jernih. Bensin premium mempuyai sifat anti ketukan yang baik dan dapat dipakai pada mesin dengan batas kompresi hingga 9,0 : 1 pada semua jenis kondisi, namun tidak baik jika digunakan pada motor bensin dengan kompresi tinggi karena dapat menyebabkan knocking. Knocking dapat dikurangi dengan menambahkan zat additive, seperti TEL (tetra ethyl lead, Pb(C2H5)4), MTBE (methyl tertiary butyl ether, C5H11O), atau etanol dalam bahan bakar tersebut. Bensin premium produk Pertamina memiliki kandungan maksimum sulfur (S) 0,05%, timbal (Pb) 0,013% (jenis tanpa timbal) dan Pb 0,3% (jenis dengan timbal), oksigen (O) 2,72%, pewarna 0,13 gr/100 L, tekanan uap 62 kPa, titik didih 215 C, serta massa jenis (suhu 15C) 715 780 kg/m3. Karakteristik Premium :
Berwarna kekuningan yang jernih Menggunakan tambahan pewarna dye Mempunyai Nilai Oktan 88 Menghasilkan NOx dan Cox dalam jumlah banyak Digunakan untuk bahan bakar kendaraan bermotor bermesin bensin,

seperti: mobil dan sepeda motor.

2. PERTAMAX Pertamax, seperti halnya Premium, adalah produk BBM dari

pengolahan minyak bumi. Pertamax merupakan jenis bahan bakar dengan angka oktan 92. Bensin pertamax dianjurkan digunakan untuk kendaraan bahan bakar bensin yang mempunyai perbandingan kompresi tinggi (9,1 : 1 sampai 10,0 : 1). Pada bahan bakar pertamax ditambahkan aditif sehingga

mampu membersihkan mesin dari timbunan deposit pada fuel injector dan ruang pembakaran. Bahan bakar pertamax sudah tidak menggunakan campuran timbal sehingga dapat mengurangi racun gas buang kendaraan bermotor seperti nitrogen oksida dan karbon monooksida. Bensin pertamax berwarna kebiruan dan memiliki kandungan maksimum sulfur (S) 0,1%, timbal (Pb) 0,013% (jenis tanpa timbal) dan Pb 0,3% (jenis dengan timbal), oksigen (O) 2,72%, pewarna 0,13 gr/100 L, tekanan uap 45 60 kPa, titik didih 205 C, serta massa jenis (suhu 15C) 715 780 kg/m3. Karakteristik Pertamax :
Ditujukan untuk kendaraan yang menggunakan bahan bakar beroktan

tinggi dan tanpa timbal.


Untuk kendaraan yang menggunakan electronic fuel injection dan

catalyc converters.
Menpunyai Nilai Oktan 92 Bebas timbal

Ethanol sebagai peningkat bilangan oktannya Menghasilkan

NOx dan Cox dalam jumlah yang sangat sedikit

dibanding BBM lain 3. PERTAMAX PLUS Pertamax Plus, seperti halnya Pertamax dan Premium, adalah produk BBM dari pengolahan minyak bumi. Dihasilkan dengan penambahan zat aditif dalam proses pengolahannya di kilang minyak. Pertamax plus merupakan jenis bahan bakar produksi Pertamina dengan angka oktan 95. Warna Pertamax Plus merah tua. Bensin jenis ini baik digunakan pada mesin

dengan perbandingan 10,1 : 1 sampai 11,0 : 1 untuk menghindari detonasi (knocking). Bensin pertamax plus memiliki kandungan maksimum sulfur (S) 0,05%, timbal (Pb) 0,013 g/l, oksigen (O) 2,7%, pewarna 0,13 gr/100L, tekanan uap 45 60 kPa, titik didih 205 C, serta massa jenis (suhu 15 C) 715 770 kg/m3. Karakteristik Pertamax Plus:
Telah memenuhi standart WWFC BBM ini ditujukan untuk kendaraan yang berteknologi tinggi dan ramah

lingkungan
Menggunakan teknologi Electronic Fuel Injection (EFI), Variable Valve

Timing Intelligent (VVTI), (VTI), Turbochargers dan catalytic converters.


Tidak menggunakan timbal, alias tanpa timbal. Mempunyai Nilai Oktan 95 Toluene sebagai peningkat oktannya Menghasilkan

NOx dan Cox dalam jumlah yang sangat sedikit

dibanding BBM lain

DAFTAR PUSTAKA

http://www.avanzaxenia.org/showthread.php?tid=2677 http://dc384.4shared.com/doc/uFJaxZbU/preview.html http://dittarch.wordpress.com/tag/ligroin/ http://www.macmillan.org.uk/Cancerinformation/Cancertreatment/Treatmentt ypes/Biologicaltherapies/Angiogenesisinhibitors/Thalidomide.aspx http://www.medicinenet.com/thalidomide/article.htm http://www.sciencemuseum.org.uk/broughttolife/themes/controversies/thalid omide.aspx http://www.scribd.com/doc/53730058/44895487-kimia http://sherchemistry.wordpress.com/kimia-x-2/minyak-bumi/

Anda mungkin juga menyukai