Anda di halaman 1dari 4

BAB I PENDAHULUAN Penyakit tonsil dan adenoid merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering terjadi dalam

masyarakat. Tumor tonsil merupakan suatu jenis tumor yang terdapat di rongga mulut, tepatnya di palatum durum, dapat bersifat jinak maupun ganas, dan biasanya hanya mengenai satu bagian tonsil saja. Penyebab tumor ini belum diketahui secara jelas, tetapi diduga berhubungan erat dengan merokok, penyalahgunaan alkohol, memamah sirih dan tembakau. Tumor jinak tonsil jarang ditemui, karena penderita tidak mengalami gangguan yang berarti sehingga jarang berobat ke dokter, sedangkan tumor ganas sering terlambat ditangani karena gejalanya yang kurang khas. National Cancer Institute di Amerika Serikat, melaporkan bahwa pada tahun 1991 terdapat 6 juta penderita tumor ganas. Dari seluruh tumor ganas tersebut, insiden karsinoma sel basal dan karsinoma sel skuamosa ialah sebanyak 600.000 penderita. Tercatat pula jumlah penderita tumor ganas kepala dan leher sebanyak 78.000 orang, lebih dari 75% adalah karsinoma sel skuamosa. Dari semua karsinoma sel skuamosa kepala dan leher primer, karsinoma orofaringeal adalah keganasan ketiga yang paling umum dengan tonsil menjadi lokasi yang paling umum dari keganasan orofaring Sebagian besar kanker tonsil terkait dengan paparan dari human papillomavirus (HPV). Alkohol dan penggunaan tembakau juga merupakan faktor risiko utama untuk perkembangan kanker tonsil. Kanker tonsil lebih banyak diderita pria daripada wanita. Gejala awal dari tumor tonsil biasanya diawali dengan pembesaran tonsil yang hanya sebelah. Adanya rasa seperti banda asing di tenggorok, rasa nyeri yang menjalar ke leher serta pembengkakan leher. Pada stadium lanjut maka akan didapatkan gejala perdarahan di rongga mulut, sukar membuka mulut dan sukar menelan. Gejala-gejala dari kanker tonsil bervariasi seperti sakit tenggorokan persisten, kesulitan menelan, atau benjolan di tenggorokan atau leher. Pada pasien yang lebih tua, ukuran tonsil yang asimetris (dikenal juga sebagai hipertrofi tonsil

asimetris) dapat menjadi indikator tonsil yang terinfeksi virus atau tumor seperti limfoma atau karsinoma sel skuamosa. Pemerikasaan laboratorium (tes fungsi hati, radiologi (CT-Scan) dan biopsi lesi juga dilakukan untuk membantu diagnosa pasti tumor tonsil. Penatalaksanaan dan prognosis tumor tonsil tergantung pada stadium tumor.

III.3. Penatalaksanaan Tumor Tonsil Pada prinsipnya penatalaksanaan tumor tonsil tergantung dari stadium tumornya, meliputi radioterapi, operasi, sitostatika, dan terapi kombinasi. Radioterapi masih merupakan terapi pilihan untuk tumor ganas tonsil, karena tumor ini bersifat radiosensitif. Pada tumor stadium satu dan dua dengan radiasi 5000-6000 rad, hasilnya cukup memuaskan. Sedangkan pada tumor stadium tiga dan empat dengan terapi radiasi kemungkinan residif 30-50%. Operasi pada tumor tonsil ganas sulit dikerjakan dan berbahaya, oleh karena daerah operasi yang kaya akan pembuluh darah sehingga terdapat resiko perdarahan dan penyebaran tumor secara hematogen. Operasi biasanya dikerjakan setelah terapi radiasi. Stadium awal dari tumor tonsil biasanya dapat disembuhkan dengan pembedahan atau radiasi. Stadium lanjut membutuhkan kombinasi dari radiasi, kemoterapi, dan pembedahan. Pembedahan Pembedahan adalah salah satu pilihan untuk mengobati tumor tonsil. Pembedahan yang dilakukan bergantung pada ukuran, tipe, lokasi, dan penyebaran tumor. Jika tumor sudah menyebar hingga ke belakang tonsil, limfonodus terdekat juga harus dibuang dan diperiksa di laboratorium. Tumor dengan ukuran kecil yang tidak menyebar ke belakang tonsil dapat diterapi dengan pembedahan saja. Biasanya tumor dapat

diangkat melalui mulut dengan menggunakan laser, atau teknik endoskopi khusus lainnya. Pengobatan untuk metastase ke kelenjar limfe dilakukan melalui insisi leher dari luar. Informasi patologi dapat membantu dalam terapi tambahan yang dibutuhkan. Radiasi Terapi radiasi menggunakan sinar-X, sinar elektron, atau radioisotope untuk membunuh sel-sel tumor. Tumor yang sudah menyebar kadang bisa diobati dengan terapi radiasi atau kombinasi dari radiasi dan kemoterapi. Hal tersebut dapat membantu pasien untuk menghindari pembedahan radikal yang dapat mengakibatkan perubahan bentuk dan kehilangan fungsi (berbicara dan menelan). Kemoterapi Kemoterapi merupakan metode terapi yang efektif digunakan sebelum radiasi, oleh karena vaskularisasi tonsil masih baik. Kemoterapi juga dianjurkan untuk tumor ganas tonsil stadium lanjut atau bila sudah terjadi metastasis secara hematogen. Pengobatan jenis ini menggunakan obat-obatan untuk menghancurkan sel-sel tumor. Untuk mengobati tumor ganas tonsil, ahli onkologi di Mayo Clinic memberikan kemoterapi pada pasien melalui mulut atau injeksi vena. Pembedahan rekonstruksi Tergantung dari ukuran, lokasi, dan penyeabran dari tumor, pembedahan rekonstruksi dapat dibutuhkan setelah pembedahan untuk mengangkat tumor. Pembedahan ini dilakukan untuk memperbaiki penampilan fisik dan kemampuan mulut. Rehabilitasi Rehabilitasi dilaksanakan setelah pengobatan, pasien dapat dibantu oleh terapis bicara, terapis menelan, penata diet, terapi fisik, terapi okupasi.

DAFTAR PUSTAKA
1. Soepardi, Efiaty Arsyad dkk, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher edisi 6.2007. FKUI
2. Adams L George, boies L, dkk. Boies Buku Ajar Penyakit THT edisi 6. Penerbit buku kedokteran EGC. Jakarta 1997

3. Kreimer AR, Clifford GM, Boyle P, Franceschi S. Human papillomavirus types in head and neck squamous cell carcinomas worldwide: a systematic review. Cancer Epidemiol Biomarkers Prev. Feb 2005;14(2):467-75 4. Chung TS, Stefani S. Distant metastases of carcinoma of tonsillar region: a study of 475 patients. J Surg Oncol. 1980;14(1):5-9 5. Kreimer AR, Clifford GM, Boyle P, Franceschi S. Human papillomavirus types in head and neck squamous cell carcinomas worldwide: a systematic review. Cancer Epidemiol Biomarkers Prev. Feb 2005;14(2):467-75 6. Staf pengajar FKUI. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. 2002. Jakarta : BINARUPA AKSARA. 7. De jong, Sjamsuhidajat. Buku Ajar Ilmu Bedah edisi 3. 2002. Jakarta: EGC. 8. Loh KS, Brown DH, Baker JT, Gilbert RW, Gullane PJ, Irish JC. A rational approach to pulmonary screening in newly diagnosed head and neck cancer. Head Neck. Nov 2005;27(11):990-4. 9. Moore EJ, Henstrom DK, Olsen KD, Kasperbauer JL, McGree ME. Transoral resection of tonsillar squamous cell carcinoma. Laryngoscope. Mar 2009;119(3):508-15

Anda mungkin juga menyukai