Anda di halaman 1dari 26

Rangkuman Pengajian Qolbun Salim Masjid Agung Al-Azhar 23 April 2001 Menggapai Marifatullah Bismillahirrahmaanirrahiim Al-Waliyyu adl salah

satu asma Allah yg berarti Allah Maha Melindungi. Allah menciptakan ketegangan sebenar supaya kita menemukan perlindungannya. Allah pelindung bagi orang yg beriman dgn menerangi dari kegelapan ke cahaya iman. Hal yg paling nimat dari perlindungan Allah adl diberi ketebalan iman. Pertolongan Allah dapat pula berupa menjauhkan dari apa yang kita inginkan krn Allah mengetahui hal itu akan menjauhkan kita daripada Allah. Perlindungan dari Allah adl kita bisa menyikapi apapun yg terjadi dengan cara yg terbaik menurut Allah inilah yg kita dambakan. Orang yg paling beruntung dalam hidup ini adl orang yg berhasil mengenal Allah. Semua kenimatan itu kecil dibanding nimat mengenal Allah. Orang yg tak mengenal Allah akan yg selalu meributkan masa lah dunia sampai-sampai ia mengorbankan kemuliaan ia korbankan harga diri dan ketenangannya. Orang yg bersungguh-sungguh kepada Allah maka Allah akan bersungguh-sungguh kepadanya. Dalam Hadits Qudsi Jika seorang hamba Allah mendekat sejengkal maka Allah akan satu depak jika kita sedepak maka Allah satu hasta kalau kita berjalan ke arah Allah maka Allah akan memburu hambaNya dengan berlari-lari kecil. Jadi kita semua berpeluang dekat dgn Allah. Syarat adl Jihad atau bersungguh-sungguh kepada Allah. Sempurnakan sekecil apapun pengabdian kita kepada Allah kalau kita tak dapat berbuat yg besar lakukan yg kecil tetapi sungguh-sungguh. Seperti shalat tepat waktu. Kerapian seharus dijaga ketika hendak shalat. Ketika masuk masjid cari shaf yg paling depan. Para sahabat Rasul SAW bahkan diriwayatkan berebut shaf terdepan. Marilah kita dekati Allah dgn yg kecil-kecil dulu. Maka jangan dulu mengharapkan mengerjakan yg besar. Hal besar yg baik adl rangkaian dari hal kecil yg baik. Sekecil apapun maka tetap akan sempurna perhitungan oleh Allah. Marilah perbaiki shalat dimulai dgn wudhu dgn nimat. Dari wudhu sampai menjelang shalat berdzikirlah mengingat Allah dan minta diberi kenimatan shalat yg khusyu. Badan memakai wangi-wangian kalau perlu bersiwak dahulu. Sempurnakanlah. Rasakan kenimatan shalat. Untuk mengobrol 10 menit berlalu tanpa terasa kenapa shalat di hadapan Allah tak kita sempurnakan. Keluar dari masjid berdesak-desakan dapat dijadikan amal dgn mendahulukan orang tua. Ketika kehilangan sandal beristigfar dan berbaik sangkalah dgn begitu akan sempurna episode kehilangan sandal kita. Tidak ada posisi yg kebetulan dalam hidup ini krn semua kejadian terjadi dgn perhitungan Allah yg Maha Sempurna. Ketika kita membayar uang ongkos bis kita kelebihan memberikan uang lbh baik dikhlaskan saja jangan sampai dongkol hati kita. Jangan sampai uang mencuri hati kita. Asal kita ikhtiar dgn menyempurnakan tiap episode dgn apa yg ada hasil akhir celaka atau tak itu urusan Allah. Setiap langkah jadi amal utk bekal mati. Sebelum tidur berwudhu baca Al-Quran walau cuma sepuluh ayat dan pamit dengan istri. Mati dalam tidur seperti ini insya Allah mati dgn keadaan berdzikir. Bangun tidur bacalah doa bergegaslah ke kamar mandi bersyukur ketika dibangunkan oleh Allah di seperempat malam utk shalat Tahajud. Doakan orang-orang sekeliling kita. Berdzikirlah supaya engkau beruntung. Jangan sempatkan hati ini penuh kebencian. Setiap kita punya musuh kotorlah hati kita. Biar saja uang berkurang tapi hati tak miskin. Tidak boleh ada yg mencuri hati ini. Bonus dari pertemuan kita kali ini adl mengenai citra islam yg dibuat oleh kalangan luar Islam bahkan sekarang Amerika mencap Islam dgn citra melarat miskin dan terbelakang. Istilah halal dalam Islam seperti jihad jilbab dan poligami mendapatkan citra negatif. Jangan sampai kita kotor hati oleh istilah.

Setiap orang harus punya misi dakwah kesejukan. Jangan awali sesuatu dengan kebencian. Walhamdulillahirobbilalamiin. Dan , ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka : "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul , kami menjadi saksi". agar di hari kiamat kamu tidak mengata-kan: "Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang lengah terhadap ini, atau agar kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya orang-orang tua kami telah mempersekutukan Tuhan sejak dahulu, sedang kami ini adalah anak-anak keturunan yang sesudah mereka. Maka apakah Engkau akan membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang sesat dahulu ?" (AlAraf 172-173) Pentingnya Mengenal Allah Tujuan Allah menghidupkan manusia di bumi adalah agar manusia beribadah kepada Allah swt. Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.(Adz-dzariat : 56). Seseorang yang mengenal Allah SWT, akan tahu akan tujuan hidupnya, tujuan mengapa ia dicipitakan dan untuk apa ia berada di atas dunia. Sebaliknya, seseorang yang tidak mengenal Allah tentu ia akan terpedaya dan terpukau oleh indahnya dunia, yang pada gilirannya ia habiskan umurnya untuk mencari dunia dan menikmatinya. Allah memperkenalkan diri-Nya ketika Allah mengambil janji kepada manusia ketika sebelum manusia lahir.(Al-Araf 172). Kemudian, eksistensi Allah telah tertanam dalam inner-conciousness (kesadaran diri) manusia. Sehingga secara naluriah, sebenarnya manusia mengenal adanya pemilik kekuatan yang agung di dunia ini. Hanya kemudian, pada pencarian akan Pemilik Kekuatan Yang Agung, sering terjadi salah sasaran. Yang disembah oleh manusia sering kali justru ciptaan Tuhan, bukan Tuhan itu sendiri. Naluri ini dimiliki oleh seluruh manusia. Ada pun orang yang tidak mengakui adanya Tuhan, maka dia telah menentang nalurinya sendiri. Menurut Yusuf Qaradawi dalam bukunya Wujudullah, Al-Quran tidak pernah membahas mengenai orang yang tidak mempercayai Tuhan. Yang Al-Quran bahas adalah mengenai orang-orang yang salah sasaran dalam menyembah Al-Quran. Seorang yang mengenal Allah, tidak akan salah sasaran dalam beribadah. Seorang muslim yang mengenal Allah, akan merasakan kehidupan yang lapang walau bagaimanapun keadaannya. Ketika dalam kesulitan, ia akan sabar. Dan dalam kelapangan, ia akan bersyukur. Ini karena ia mengenal Allah, bahwa Allah-lah yang telah mengatur kehidupannya. Dan Allah tidak pernah berbuat zholim kepada hamba-Nya. Amat mengherankan terhadap urusan mukmin, semuanya, hal itu tidak terdapat kecuali pada mukmin, bila ditimpa musibah ia sabar, dan bila diberi nikmat ia bersyukur. (Hadits riwayat Muslim). Orang yang tidak mengenal Allah, maka akan merasakan sempitnya kehidupan. Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunnya pada hari kiamat dalam keadaan buta. (QS. Thaaha: 124). Seseorang yang mengenal Allah akan selalu mengharap ridho-Nya dalam setiap perbuatannya, dalam perjalan hidupnya. Lain halnya dengan orang yang tidak mengenal

Allah, ia berbuat berdasarkan kemuan syahwat dan kehendak nafsunya. Jadilah hawa nafsunya Tuhan selain Allah yang memerintah dan melarangnya. Jalan Mengenal Allah 1. Mengenal Allah lewat Akal Allah menciptakan akal untuk kita sebagai salah satu perangkat untuk mengolah alam semesta. Dan Allah menyempurnakan akal kita agar mampu memahami keberadaan-Nya. Mengenal Allah tidak hanya bisa didasarkan pada faith (kepercayaan). Karena dengan fikiran yang shidiq, maka Allah akan terwujud jelas keberadaan-Nya. Dan Dia-lah Tuhan yang membentangkan bumi dan menjadikan gunung-gunung dan sungaisungai padanya. Dan menjadikan padanya semua buah-buahan berpasang-pasangan, Allah menutupkan malam kepada siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tandatanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan. Ar-Radu : 3 Hal ini berbeda sekali dengan kepercayaan lain, yang mau tidak mau pemeluknya harus bersandar pada faith untuk mengenali tuhannya. Contohnya, apapun logika yang dihidangkan untuk mengkonsumsi kepercayaan trinitas, akan menjadi mentah kembali dan tak berguna. Tak ada yang sanggup menghadirkan trinitas dalam logika seorang manusia. Ada dua fenomena yang dapat diamati dan dipelajari dalam rangka mengenal Allah SWT dengan menggunakan potensi akal yang diberikan-Nya kepada kita. Yaitu: a. Ayat Kauniyah Yaitu ayat-ayat yang terdapat di alam semesta. Kita tidak akan sanggup memikirkan dzat Allah. Tapi yang harus kita pikirkan adalah ciptaan Allah SWT. Keseimbangan penciptaan seharusnya telah membunuh kecurigaan bahwa segala sesuatu terjadi dengan sendirinya di bumi ini. Konsep serba kebetulan hanya menjadi takhayul kalau kita memindai alam ini, dan menyimpulkan secara jujur. Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis, kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulangulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? (Al-Mulk:2) b. Ayat Qouliyah. Yaitu ayat-ayat yang terdapat dalam Al-Quran yang senantiasa kita baca sehari-hari. Bila nabi dan rasul terdahulu memperkenalkan Allah kepada kaumnya dengan menggunakan mujizat, seperti itu juga Rasulullah Muhammad SAW. Begitu banyak mujizat terjadi di zaman Rasulullah. Hanya mujizat yang tetap bertahan setelah Rasulullah tiada, adalah AlQuran. Inilah mujizat agung yang membuat orang yang memahaminya akan terpukau. Begitu banyak orang yang takluk kesombongannya oleh Al-Quran. Mulai dari ilmuwan seperti Maurice Brucille, sampai seniman seperti Cat Steven. Mereka semua masuk Islam diperantarai Al-Quran. 2. Mengenal Allah lewat Asmaul Husna. Allah memperkenalkan diri-Nya melalui asmaul husna, atau nama-nama baik yang dimiliki oleh Allah. Perkenalan ini adalah perkenalan tingkat lanjut. Karena hanya orang yang telah yakin akan adanya Allah, yang bisa mengenal Allah melalui asmaul husna.

Nama-nama Allah tersebut terdapat 99 nama. Sifat-sifat Allah tertuang dalam nama-nama ini. ^*&^&*^%&^%&*&(*(**(*&*&^&^ Bahan Diskusi: Seorang Atheis tidak mempercayai Tuhan karena mereka tidak melihatnya. Bagaimana pandangan kalian? Apakah kita harus mempercayai hal yang dapat kita lihat saja? Lalu bagaimana dengan arus listrik, medan magnet, medan gravitasi, dll? Bagaimana dengan akal kita sendiri? Apakah kita mampu melihatnya? Tuhan telah menitipkan kemampuan mengenal-Nya pada naluri/fitrah dan akal kita.Diperlukan kepekaan naluri yang bersih untuk mengenali keberadaan-Nya. Dan diperlukan akal yang jujur. Arus listrik, medan magnet, medan gravitasi, semua itu diketahui keberadaannya karena terasa efeknya. Begitu juga dengan Tuhan, kita mengenali-Nya dari karya-Nya yang agung. Sedangkan melihat matahari saja kita tidak mampu, lalu bagaimana dengan melihat Tuhan? Perumpamaan seseorang yang menolak kehadiran Tuhan berlandaskan logikanya, ialah seperti seorang yang melihat pinsil yang dimasukkan ke dalam air, sehingga pinsil itu tampak seperti bengkok/patah. Ketika dikatakan padanya bahwa pensil itu lurus, dan pandangan ini terjadi karena pembiasan cahaya di dalam air, orang tersebut tidak percaya dan tetap kekeh dengan pendiriannya bahwa pensil itu bengkok. Akalnya hanya sampai segitu. Belum mampu menangkap yang terjadi sesungguhnya. Dan ketahuilah, akal manusia memiliki keterbatasan. Ajak peserta mentoring untuk melihat karya-karya Harun Yahya, atau situsnya. Pinjamkan mereka vcd-vcd Harun Yahya. Itulah makanya, seorang murobbi perlu modal juga.

Ma'rifatul Rasul
I. MUQODIMAH Dia Telah mensyariatkan bagi kamu tentang agama apa yang Telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang Telah kami wahyukan kepadamu dan apa yang Telah kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya). Dan mereka (ahli Kitab) tidak berpecah belah, kecuali setelah datang pada mereka ilmu pengetahuan, Karena kedengkian di antara mereka. kalau tidaklah Karena sesuatu ketetapan yang Telah ada dari Tuhanmu dahulunya (untuk menangguhkan azab) sampai kepada waktu yang ditentukan, Pastilah mereka Telah dibinasakan. dan Sesungguhnya orang-orang yang diwariskan kepada mereka Al-Kitab (Taurat dan Injil) sesudah mereka, benar-benar berada dalam keraguan yang menggoncangkan tentang Kitab itu. ( QS. Asy-Syuro (42) : 13-14 )

Tugas para Rasul Allah adalah Iqamatudin (QS. 42 : 13) sampai terealisir (idhar QS. 61: 9) dan dien itu hanya untuk Allah saja ( QS. 8 : 39). Tentu saja dengan diawali pemakluman kepada masyarakat, dirinya adalah Rasul Allah. Agar manusia mentauhidkan-Nya, karena Allah adalah pemilik kerajaan langit dan bumi, tidak ada Ilah selain Dia dan Dia-lah pembuat kehidupan (lihat QS. 7 : 158 )

II. MAKNA RASUL A. Rasul dari akar kata : ............ Artinya mengurai atau melepas (rambut). Penggunaan kata ini ada dalam Al-Quran, yaitu QS. 12 : 63 Maka tatkala mereka Telah kembali kepada ayah mereka (Yaqub) mereka berkata: Wahai ayah kami, kami tidak akan mendapat sukatan (gandum) lagi, (jika tidak membawa saudara kami), sebab itu biarkanlah saudara kami pergi bersama-sama kami supaya kami mendapat sukatan, dan Sesungguhnya kami benar benar akan menjaganya. (QS. Yusuf (12) : 63) Jawaban Nabi Yakub a.s Yaqub berkata:Aku sekali-kali tidak akan melepaskannya (pergi) bersama-sama kamu, sebelum kamu memberikan kepadaku janji yang teguh atas nama Allah, bahwa kamu pasti akan membawanya kepadaku kembali, kecuali jika kamu dikepung musuh. tatkala mereka memberikan janji mereka, Maka Yaqub berkata: Allah adalah saksi terhadap apa yang kita ucapkan (ini). (QS. Yusuf (12) : 66) Wajib atasku tidak mengatakan sesuatu terhadap Allah, kecuali yang Haq. Sesungguhnya Aku datang kepadamu dengan membawa bukti yang nyata dari Tuhanmu, Maka lepaskanlah Bani Israil (pergi) bersama aku. (QS. Al-Araf (7) : 105 B. Dari akar kata : ...................... Artinya mengutus atau mengirim pesuruh. Penggunaan kata dalam arti diatas terdapat dalam Quran surat 35:39 ; 27 : 35; 35 :1; 61 :9 Dan Allah, dialah yang mengirimkan angin; lalu angin itu menggerakkan awan, Maka kami halau awan itu kesuatu negeri yang mati lalu kami hidupkan bumi setelah matinya dengan hujan itu. Demikianlah kebangkitan itu. (QS. Faathir (35) : 9) Dan Sesungguhnya Aku akan mengirim utusan kepada mereka dengan (membawa) hadiah, dan (aku akan) menunggu apa yang akan dibawa kembali oleh utusan-utusan itu.(QS. AnNaml (27) : 35) Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, yang menjadikan malaikat sebagai utusanutusan (untuk mengurus berbagai macam urusan. (QS. Faathir (35) : 1) Dia-lah yang mengutus rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar ......(QS. Ash-Shaf(61) :9) Kata rasul pada ayat-ayat diatas adalah setiap pihak yang diutus membawa sesuatu (amanat) yang sangat penting, dari manusia atau dari Allah SWT. Adapun sesuatu itu bisa berupa angin yang dikirim untuk menggerakkan awan (QS. 35 : 9), bisa juga seorang kurir yang mengirim surat atau hadiah (QS. 27:35), Malaikat yang menurunkan wahyu (QS. 35:1), atau seorang Rasulullah (utusan Allah) yang bertugas menyampaikan risalah dawah (QS. 6 : 9) Rasul yang kita maksud dalam pembahansan ini adalah seorang laki-laki pilihan Allah (QS. 22 : 75; 12 : 109) dengan membawa risalah untuk membebaskan manusia, dari perbudakan antar sesama manusia, agar manusia hanya mengabdi kepada Allah saja. III. ASAL STRATA SOSIAL PARA RASUL Rasul yang diutus berasal dari berbagai strata sosial. Mulai dari masyarakat yang umum (tidak mengenal kitab, ada pula dari golongan masyarakat biasa, dan ada pulayang dari

keturunan raja) Dan tidak ada sesuatu yang menghalangi manusia untuk beriman tatkala datang petunjuk kepadanya, kecuali perkataan mereka: Adakah Allah mengutus seorang manusia menjadi rasuI?(QS. Al-Isra(17) : 94) A. Ummi Rasul : yang diutus tidak mengenal dan tidak menulis kitab-kitab Allah (yaitu) orang-orang yang mengikut rasul, nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang maruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka[574]. Maka orang-orang yang beriman kepadanya. memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Quran), mereka Itulah orang-orang yang beruntung.(QS. Al-Araaf (17) : 157) Dan kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu- bapaknya. dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya. Hanya kepada-Kulah kembalimu, lalu Aku kabarkan kepadamu apa yang Telah kamu kerjakan.(QS. AlAnkabut(29) : 48) B. Rasul sebagai manusia biasa, hidup layaknya sebagaimana kebanyakan manusia. Dan kami tidak mengutus kepada suatu negeri seorang pemberi peringatanpun, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata: Sesungguhnya kami mengingkari apa yang kamu diutus untuk menyampaikannya. Dan mereka berkata: Kami lebih banyak mempunyai harta dan anak- anak (daripada kamu) dan kami sekali-kali tidak akan diazab. Katakanlah: Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan menyempitkan (bagi siapa yang dikehendaki-Nya). akan tetapi kebanyakan manusia tidak Mengetahui.(QS. Saba(34) : 34-36) C. Turunan Raja Dan Sulaiman Telah mewarisi Daud, dan dia berkata: Hai manusia, kami Telah diberi pengertian tentang suara burung dan kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya (semua) Ini benar-benar suatu kurnia yang nyata.(QS. An-Naml (27) : 16) IV. KONDISI MASYARAKAT SEBELUM DAN SESUDAH DIUTUSNYA RASUL A. Masyarakat yang Menyimpang dan Ummi (buta) dari wahyu Kaum ahli kitab telah menyimpang dari ajaran yang telah dibawa oleh Rasul Allah dalam AlKitab (Taurat dan Injil) dan merubahnya. Di samping itu sebagian besar masyarakat sam sekali tidak mengenal wahyu. Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, padahal segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahnya setelah mereka memahaminya, sedang mereka mengetahui? Dan apabila mereka berjumpa dengan orangorang yang beriman, mereka berkata: kamipun Telah beriman, tetapi apabila mereka berada sesama mereka saja, lalu mereka berkata: Apakah kamu menceritakan kepada mereka (orang-orang mukmin) apa yang Telah diterangkan Allah kepadamu, supaya dengan demikian mereka dapat mengalahkan hujjahmu di hadapan Tuhanmu; Tidakkah kamu mengerti? Tidakkah mereka mengetahui bahwa Allah mengetahui segala yang mereka sembunyikan dan segala yang mereka nyatakan? Dan diantara mereka ada yang buta huruf, tidak mengetahui Al Kitab (Taurat), kecuali dongengan bohong belaka dan mereka Hanya menduga-duga. Maka Kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya; Ini dari Allah, (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka Kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan Kecelakaan yang

besarlah bagi mereka, akibat apa yang mereka kerjakan. B. Para Penguasa dan Rakyat yang senantiasa Berbuat Zalim Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak yang semuanya berdoa: Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri Ini (Mekah) yang zalim penduduknya dan berilah kami pelindung dari sisi Engkau, dan berilah kami penolong dari sisi Engkau!.(QS. An-Nisa(4) : 75) Dan berapa banyaknya (penduduk) negeri yang zalim yang teIah kami binasakan, dan kami adakan sesudah mereka itu kaum yang lain (sebagai penggantinya).(QS. Al-Anbiya(21) : 11) Ingat bagaimana kedzaliman firaun yang membunuh setiap bayi laki-laki, juga musyrikin mekkah yang membunuh setiap bayi perempuan. Rakyat kecil jadi obyek pemerasan. C. Masyrakat yang Sesat (dhalal) Sungguh Allah Telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang Rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al hikmah. dan Sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata.(QS. Ali-Imran (3) : 164) Dan (Ingatlah) di waktu Ibrahim Berkata kepada bapaknya, Aazar[489], Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan? Sesungguhnya Aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata.(QS. Al-Anam (6) : 74) Masyarakat yang sesat adalah masyarakat yang tidak menjadikan petunjuk (hudan). Termasuk mengenal Allah pun tanpa petunjuk. Mereka percaya kepada Allah namun aturan hidup dan persembahan bukan dari dan untuk Allah. V. TUJUAN DIUTUSNYA RASUL-RASUL ALLAH Tujuan diutusnya Rasul adalah agar menjadi Rahmat bagi semesta alam, firman Allah : Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.(QS. Al-Anbiya(21) : 107) Rahmat itu hanya dari Allah saja, tidak ada yang sanggup menahan curahan rahmat atau memaksa mendapatkannya (lihat QS. 35 : 2). Rahmat terbesar bagi manusia adalah AlQuran. (QS. 27 : 75-76). Berarti seorang Rasul yang diutus hanya menjadi rahmat bagi suatu masyarakat , bila Kalamullah itu dijadikan pedoman dalam menata masyarakat itu. Untuk mendapatkan rahmat Allah, berupa kemenangan didunia dan keselamatan diakherat dengan mendapatkan Jannah-Nya hendaklah mengikuti pola perjuangan Rasul. (lihat QS. 9 : 20-22) Setelah dakwah dibeberkan oleh para Rasul, praktek dan kebenaran didhohirkan bahwa Allah harus di-Tauhidkan, hukum islam itu adil dan bijaksana, maka dipengadilan Allah nanti tidak ada alasan, tidak tahu, tidak faham, dan tak ada yang memperingatkan. VI. TUGAS-TUGAS RASULULLAH Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah dan mendustakan kebenaran ketika datang kepadanya? bukankah di neraka Jahannam tersedia tempat tinggal bagi orang-orang yang kafir? Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya, mereka Itulah orang-orang yang bertakwa.(QS. AzZumar (39) : 32-33) A. Mengidharkan/Iqomatudienullah di Atas Dien-Dien yang Lain Dialah yang Telah mengutus RasulNya (dengan membawa) petunjuk (Al-Quran) dan agama yang benar untuk dimenangkanNya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrikin tidak menyukai. (QS. At-Taubah(9) : 33) Dien itu bisa wujud nyata, bila ia dilaksanakan sepenuhnya (kaffah) oleh masyarakat. Artinya

Dien itu tegak berdiri mengatur dan menguasainya. Maka wajib hukumnya menegakkan Islam (Iqamatuddin) bagi seluruh Rasul dan pengikutnya: Dia Telah mensyariatkan bagi kamu tentang agama apa yang Telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang Telah kami wahyukan kepadamu dan apa yang Telah kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama[1340] dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya). B. Menyelenggarakan Khilafah dan Menegakkan Keadilan Rasul yang diutus oleh Allah, sekaligus menjalankan tugas sebagai Khalifatullah. Sebagaimana Daud a.s dinyatakan oleh Allah senagai Khalifah, firman Allah : Hai Daud, Sesungguhnya kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, Maka berilah Keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, Karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat darin jalan Allah akan mendapat azab yang berat, Karena mereka melupakan hari perhitungan. (QS. Shaad (38) :26) Dengan tegak/idharnya Islam, yang diatur oleh khilafah Islam atau kepemimpinan dalam pemerintahan islam, dari sinilah lahir masyarakat Islam. Yaitu masyarakat yang memiliki identitas dan ideologi yang jelas. Contohnya masyarakat Madinah al Munawarah. Di dalamnya ada pemimpin yang adil dan dicintai, tegaknya hukum islam sebagai wahyu dari Allah pencipta manusia, masyarakat dinamis dan taat hukum. Idealnya masyarakat yang dibangun dengan sisitem yang datang dari Allah. Atau negeri Saba dibawah kerajaan Nabi Sulaiman menjadi Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghaffur Sesungguhnya bagi kaum Saba ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (kepada mereka dikatakan): Makanlah olehmu dari rezki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan yang Maha Pengampun.(QS. Saba(34):15) VII. FUNGSI DAN PERANAN RASUL-RASUL ALLAH Hai nabi, Sesungguhnya kami mengutusmu untuk jadi saksi, dan pembawa kabar gemgira dan pemberi peringatan, Dan untuk jadi penyeru kepada agama Allah dengan izin-Nya dan untuk jadi cahaya yang menerangi. (QS. Al-Ahzab (33): 45-46) A. Mengoperasionalkan Wahyu Wahyu yang Allah turunkan kepada Rasul, untuk dilaksanakan. Bagaimana prakteknya yang sesuai dengan kehendak Allah, lihat bagaimana Rasulullah SAW melaksanakannya. Maka apa yang diperintahkan Rasul terimalah dan apa yang dilarang tinggalkanlah. ( hal hilang 1 lembar, afwan) 3. Panglima Perang Dalam menyampaikan misinya, setiap Rasul selalu mendapat tantangan dari kaumnya. Mulai dari caci maki-an, intimidasi, diusir hingga diperangi. Sementara Rasul harus berjuang dan tidak boleh menyerah atau lari dari tugas. Berarti bila Rasul diperangi maka tampilah untuk memimpin peperang : Hai nabi, Kobarkanlah semangat para mukmin untuk berperang. jika ada dua puluh orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. dan jika ada seratus orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan seribu dari pada orang kafir, disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang tidak mengerti.(QS. AlAnfal(8) : 65 ) C. Sebagi Dai dan muballigh

Rasul sebagai Dai dan Muballigh, menyeru orang untuk bersama-sama hidup dilembaga Allah dan menyampaikan kebenaran itu hanya demi Allah, tidak disertai pemikiran dan perasaan hawa nafsu. Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.(QS. An-Nahl(16):125) Hai rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia[430]. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.(QS. Al-Maidah(5):67) Maka Karena itu Serulah (mereka kepada agama ini) dan tetaplah[1343] sebagai mana diperintahkan kepadamu dan janganlah mengikuti hawa nafsu mereka dan Katakanlah: "Aku beriman kepada semua Kitab yang diturunkan Allah dan Aku diperintahkan supaya berlaku adil diantara kamu. Allah-lah Tuhan kami dan Tuhan kamu. bagi kami amal-amal kami dan bagi kamu amal-amal kamu. tidak ada pertengkaran antara kami dan kamu, Allah mengumpulkan antara kita dan kepada-Nyalah kembali (kita)".(QS. Asy-Syuro(42) : 15) Dalam jamaah muslimin itu Rasul bertindak sebagai: 1. Syahidin (saksi didunia dan akherat) Tugas para Rasul sebagai syahidin (saksi) pada prakteknya sebagai penanggung jawab, terhadap keislaman para sahabat ( umnat islam). Dibina, diselamatkan, dilindungi, dan diselamatkan dari bahaya diennya dan dunia Dan demikian (pula) kami Telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan[95] agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu (QS. Al-Baqarah(2) : 143) 2. Mubasysyirin (memberi kabar gembira) Kabar gembira berupa surga diakherat dan kehidupan yang mulia dimuka bumi, bagi mereka yang beriman dan berjuang bersama Rasul/dalam barisan Rasul. Mereka yang mentauhidkan Allah dan menjadi Ansharullah. Kabar gembira berupa Darussalam. Dan (ada lagi) karunia yang lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman.(QS. Ash-Shaff(61) : 13) 3. Nadhiran (pemberi peringatan) Peringatan agar tidak menentang perintah Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang ingkar dan menentang aturan/hukum Allah dan perjuangan menegakkan misi Rasul dimuka bumi akan dijebloskan ke dalam neraka. Dan sepanjang hidupnya dalan kehinaan. Dan berikanlah peringatan kepada manusia terhadap hari (yang pada waktu itu) datang azab kepada mereka, Maka berkatalah orang-orang yang zalim: "Ya Tuhan kami, beri tangguhlah kami (kembalikanlah kami ke dunia) walaupun dalam waktu yang sedikit, niscaya kami akan mematuhi seruan Engkau dan akan mengikuti rasul-rasul". (kepada mereka dikatakan): "Bukankah kamu Telah bersumpah dahulu (di dunia) bahwa sekali-kali kamu tidak akan binasa? Dan kamu Telah berdiam di tempat-tempat kediaman orang-orang yang menganiaya diri mereka sendiri, dan Telah nyata bagimu bagaimana kami Telah berbuat terhadap mereka dan Telah kami berikan kepadamu beberapa perumpamaan".(QS. Ibrahim (14) : 44- 45) D. Sebagai Uswah Hasanah Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.(QS. Al-Ahzab(33) : 21) Sesungguhnya Telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan Dia.(QS. Al-Mumtahanah(60) : 4)

Bagi setiap muslim, Rasulullah adalah figur sentral, panutan dalam segala masalah. Mulai dari bagaimana metode menegakkan islam, ibadah kepada Allah, pemerintahan, bermasyarakat, rumah tangga dan segala ruang hidup kehidupan manusia. VIII. TEMAN SEJATI (SAHABAT-SAHABAT) RASUL-RASUL ALLAH Apakah kamu mengira bahwa kamu akan dibiarkan, sedang Allah belum mengetahui (dalam kenyataan) orang-orang yang berjihad di antara kamu dan tidak mengambil menjadi teman yang setia selain Allah, RasulNya dan orang-orang yang beriman. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.(QS. At-Taubah(9) :16) A. Mukmin Sejati Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah, dan orangorang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang-orang Muhajirin), mereka Itulah orang-orang yang benar-benar beriman. mereka memperoleh ampunan dan rezki (nikmat) yang mulia. Dan orang-orang yang beriman sesudah itu Kemudian berhijrah serta berjihad bersamamu Maka orang-orang itu termasuk golonganmu (juga). orang-orang yang mempunyai hubungan kerabat itu sebagiannya lebih berhak terhadap sesamanya (daripada yang bukan kerabat)[626] di dalam Kitab Allah. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu.(QS. An-Anfaal(8) : 74-75) B. Ribbiyun Ribbiyun adalah orang-orang yang memiliki mental yang prima bebas penyakit al wahn, tidak merasa lemah, terus aktif tidak diam berpangku tangan, pantang menyerah. Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. mereka tidak menjadi lemah Karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar. Tidak ada doa mereka selain ucapan: "Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami[235] dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir".(QS. Ali Imran (3) : 146-147) C. Hizbullah Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasihsayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau Saudara-saudara ataupun keluarga mereka. meraka Itulah orang-orang yang Telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan[1462] yang datang daripada-Nya. dan dimasukan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka, dan merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. mereka Itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung.(QS. Mujadillah (58) : 22) IX. MUSUH BESAR RASULULLAH Musuh-musuh Rasul itu adalah: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad), Karena rasa kasih sayang; padahal Sesungguhnya mereka Telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu, mereka mengusir Rasul dan (mengusir) kamu Karena kamu beriman kepada Allah, Tuhanmu. jika kamu benar-benar keluar untuk berjihad di jalan-Ku dan mencari keridhaan-Ku (janganlah kamu berbuat demikian). kamu memberitahukan secara rahasia (berita-berita Muhammad) kepada mereka, Karena rasa kasih sayang. Aku lebih mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. dan barangsiapa di antara kamu yang melakukannya, Maka Sesungguhnya dia Telah tersesat dari jalan yang

lurus.(QS. Mumtahanah (60) : 1) A. Mujrimin Dan seperti itulah, Telah kami adakan bagi tiap-tiap nabi, musuh dari orang-orang yang berdosa. dan cukuplah Tuhanmu menjadi pemberi petunjuk dan penolong.(QS. Furqon (25) : 31) Dan demikianalah Kami adakan tiap-tiap negeri penjahat-penjahat yang terbesar agar mereka melakukan tipu daya dalam negeri itu. Dan mereka tidak memperdayakan melainkan dirinya sendiri, sedang mereka tidak menyadarinya. Apabila datang suatu ayat kepada mereka , mereka berkata : kami tidak akan beriman sehingga diberikan kepada kami yang serupa dengan apa yangh telah diberikan kepada utusan-utusan Allah. Allah lebih mengetahui dimana Dia menempatkan tugas kerasulan. Orang-orang yang berdosa , nanti akan ditimpa kehinaan di sisi Allahdan siksa yang keras disebabkan mereka selalu membuat tipu daya. 2. Muthrofin (Orang Kaya yang Dzalim, Penetang Al- Haq) Dan Demikianlah, kami tidak mengutus sebelum kamu seorang pemberi peringatanpun dalam suatu negeri, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata: "Sesungguhnya kami mendapati bapak- bapak kami menganut suatu agama dan Sesungguhnya kami adalah pengikut jejak-jejak mereka" (rasul itu) berkata: "Apakah (kamu akan mengikutinya juga) sekalipun Aku membawa untukmu (agama) yang lebih (nyata) memberi petunjuk daripada apa yang kamu dapati bapak-bapakmu menganutnya?" mereka menjawab: "Sesungguhnya kami mengingkari agama yang kamu diutus untuk menyampaikannya." Maka kami binasakan mereka Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan itu.(QS. Az-Zuhkruf (43) : 23-25) Muthrofin dalam istilah kini adlah konglomerat, bekerja sama dengan musuh islam lainnya dalam mendanai segala gerakan anti islam. Termasuk mendanai pengawasan dan penangkapan aktivitas DaI Islam. 3. Musyrikin (Penganut Ideologi Nasionalis) Yahudi, dan Nashrani Alasan mengapa orang musyrik tetap menyembah berhala, sekadar Kami mendapati bapakbapajk (nenek moyang) kami melakukan yang demikian itu (QS. 2 : 170 ; 5 : 104), dengan datangya Islam terjadi pro dan kontra di masyarakat , dicap islam mengacaukan ,memecah belah persatuan suku bangsa, maka dimusuhiulah Islam. Paham semacam ini, dewasa ini menjadi paham Nasionalisme. Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orangorang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik.(QS. Al-Maidah (5) : 2) Karena mereka memusuhi islam, perlakukan merka sebagai musuh. Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)". dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.(QS. AlBaqarah(2) : 120) 4. Munafiqin Oran gsecara kahiriah menampakkan beriman, hatinya kafir (QS. 63 : 1-3), berpihak pada barisan musyrikin atau ahli kitab (QS. 2 : 14-15; 9 : 107) merek amenyusup diberbagai lapisan (QS. 4 : 18),Inilah msuh yang sesungguhnya dan berbahaya (QS. 3: 4) 5. Syaitan dari Jin dan Manusia Dan Demikianlah kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, Maka tinggalkanlah mereka dan apa

yang mereka ada-adakan.(QS. Al-Anam(6) : 112) Syaitan dari golongan jin dan manusia bekerja sama untuk menyesatkan manusia. Sebagaimana yang terjadi pada perang badr (lihat QS. 8 :48) 6. Hizbusyaitan Syaitan Telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka Itulah golongan syaitan. Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya golongan syaitan Itulah golongan yang merugi.(QS. Al-Mujadillah(58) : 19) X. POLA PERJUANGAN RASULULLAH Dan mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sekuat-kuat sumpah; Sesungguhnya jika datang kepada mereka seorang pemberi peringatan, niscaya mereka akan lebih mendapat petunjuk dari salah satu umat-umat (yang lain). tatkala datang kepada mereka pemberi peringatan, Maka kedatangannya itu tidak menambah kepada mereka, kecuali jauhnya mereka dari (kebenaran), Karena kesombongan (mereka) di muka bumi dan Karena rencana (mereka) yang jahat. rencana yang jahat itu tidak akan menimpa selain orang yang merencanakannya sendiri. tiadalah yang mereka nanti-nantikan melainkan (berlakunya) sunnah (Allah yang Telah berlaku) kepada orang-orang yang terdahulu[1261]. Maka sekalikali kamu tidak akan mendapat penggantian bagi sunnah Allah, dan sekali-kali tidak (pula) akan menemui penyimpangan bagi sunnah Allah itu.(QS. Fathir (35) : 42-43) A. Berpola Hijrah Dan Sesungguhnya mereka hampir memalingkan kamu dari apa yang Telah kami wahyukan kepadamu, agar kamu membuat yang lain secara bohong terhadap Kami; dan kalau sudah begitu tentu|ah mereka mengambil kamu jadi sahabat yang setia. Dan kalau kami tidak memperkuat (hati)mu, niscaya kamu hampir-hampir condong sedikit kepada mereka, Kalau terjadi demikian, benar-benarlah kami akan rasakan kepadamu (siksaan) berlipat ganda di dunia Ini dan begitu (pula siksaan) berlipat ganda sesudah mati, dan kamu tidak akan mendapat seorang penolongpun terhadap kami. Dan Sesungguhnya benar-benar mereka hampir membuatmu gelisah di negeri (Mekah) untuk mengusirmu daripadanya dan kalau terjadi demikian, niscaya sepeninggalmu mereka tidak tinggal, melainkan sebentar saja[863]. (Kami menetapkan yang demikian) sebagai suatu ketetapan terhadap rasul-rasul kami yang kami utus sebelum kamu[864] dan tidak akan kamu dapati perobahan bagi ketetapan kami itu.(QS. Al-Isra (17) : 73-77) Rasulullah bersikap tegas terhadap ajakn kompromi dari pihak pendukung berhalaisme, terdapat garis yang jelas, ancaman pengusiran Beliau adalah hijrah. Lihat lebih lanjut (QS. 2 : 218; 8 :74 ; 9:20) B . Radikal Artinya membongkar kekafiran itu sampai keakar-akarnya, serta bersikap keras (syidda). Pola ini lebih menitik beratkan perlawanan ideologinya. Dan perbuatan dosa (menyembah berhala) tinggalkanlah, (QS. Al-Mudatsir(74) : 5) Musa Berkata kepada kaumnya: "Mohonlah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah; Sesungguhnya bumi (ini) kepunyaan Allah; dipusakakan-Nya kepada siapa yang dihendakiNya dari hamba-hamba-Nya. dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa."(QS. Al-Araf(7) : 128) Dan sungguh Telah kami tulis didalam Zabur[973] sesudah (Kami tulis dalam) Lauh Mahfuzh, bahwasanya bumi Ini dipusakai hamba-hambaKu yang saleh.(QS. Al-Anbiya(21) : 105) Kesimpulan : 1. Rasul adalah laki-laki pilihan Allah yang menjadi utusan-Nya, bertugas untuk menegakkan Dien.

2. Sikap kita sebagai umat islam adalah uswah, mengikuti dan melanjutkan misi Risalah dalam sebuah aspeknya. I. Pendahuluan Mengenal rasul merupakan sebuah bahasa yang sangat penting dalam pembinaan keagamaan seorang muslim. Dalam kalimat syahadat kesaksiannya yang pertama yang dilakukan seorang adalah keyakinan bahwa Allah itu Esa dan yang kedua adalah keimanan terhadap kerasulan Muhammad SAW. Oleh karena itu pengenalan terhadap Rasulullah SAW sangat menentukan tingkat pemahaman, penghayatan dan pengamalan seseorang terhadap ikrar keislaman mereka, karena dari sinilah terbentuklah kepribadian muslim. Mengenal rasul menjadi sebuah keperluan yang asasi bagi kaum muslimin masa kini karena mereka tidak hidup bersama dengan nabi, mereka harus beriman kepada kerasulan Muhammad SAW dengan keimanan yang sebenar-benarnya. Inilah sebuah upaya untuk menghayati makna syahadatain. Ibnu Qoyyim menerangkan bahwa kebutuhan manusia yang utama adalah mengenal para rasul dan ajaran yang dibawanya, percaya akan berita dan yang disampaikannya serta taat pada yang diperintahkan, sebab tidak ada jalan menuju kebahagiaan dan keberhasilan di dunia dan akhirat kecuali dengan tuntunan para rosul. Tidak ada pula petunjuk untuk mengetahui yang baik dan buruk maupun keutamaan yang lain kecuali mengikuti rasul untuk mendapatkan ridha Allah. II. Pengertian Rasul, Nabi serta Risalah Rasul adalah lelaki pilihan dan yang diutus oleh Allah dengan risalah kepada manusia. Rasul merupakan yang terbaik diantara manusia lainnya sehingga apa yang dibawa, dikatakan dan dilakukan adalah sesutu yang terpilih dan mulia dibandingkan dengan manusia lain. Nabi adalah lelaki pilihan yang diutus oleh Allah mendapatkan wahyu berupa syariat namun tidak harus disampaikan. Nabi diutus untuk mengukuhkan syariat sebelumya. Risalah adalah sesuatu yang diwahyukan Allah SWT berupa prinsip hidup, moral, ibadah, aqidah untuk mengatur kehidupan manusia agar terwujud kebahagiaan di dunia dan akhirat. Ciri-ciri Rasul: a. Laki-laki yang berasal dari manusia, QS. Al Kahfi (18) : 110 b. Masum terjaga dari kesalahan, QS. An Najm (53) : 2-5 c. Menjadi suri teladan, QS. Al Ahzab (33) : 21 d. Memiliki akhlaq yang mulia; shidiq, tabligh, amanah dan fathonah. QS. Al Qalam (18) : 4 e. Memiliki mujizat, QS. Al Qomar (54) : 1 f. Tersampaikan berita tentang kedatangannya, QS. Ash Shaff (61) : 6 g. Adanya berita kenabian, QS. Al Furqan (25) : 30 h. Hasil perbuatan seperti kader (sahabat), lingkungan dan tatanan kehidupan dan peradaban Islami, QS. Al Fath (48) : 29 III. Tugas Para Rasul A. Umum 1. Menyampaikan risalah, QS Al Maidah (5) : 67 2. Memperkenalkan Al Khalik, QS. Ali Imran (3) : 190 3. Menjelaskan cara beribadah, Hadits : Shalatlah kamu seperti halnya aku shalat. (HR. Bukhori, Muslim) 4. Menjelaskan pedoman hidup, Hadits : Rasulullah SAW bersabda: Barangsiapa yang dikehendaki Allah suatu kebaikan

untuknya, Dia akan pandaikan dalam hal agama. (HR. Bukhari, Muslim) 5. Mendidik Berdasarkan Sirah Nabawiyah, menunjukkan bagaimana para sahabat belajar di rumah Arqom bin Abi Arqom. B. Khusus 1. Menegakkan din Allah, QS. Asy Syuura (42) : 13-15 2. Menegakkan khilafah, QS. An Nuur (24) : 55 3. Membina kader, QS. Ali Imran (3) : 104 4. Membuat konsep panduan dawah, QS. Ali Imran (3) : 159 5. Melaksanakan panduan dawah, QS. Al Baqarah (2) : 208 Referensi : 1. Marifatul Rasul, DR. Irwan Prayitno 2. Sirah Nabawiyah, DR. Ramadhan al Buthi 3. Ar Rasul Muhammad saw, Said Hawwa 4. Apakah anda berkepribadian muslim, DR. Ali Hashimi

Mengenal dan Mencintai Rasulullah Download Tulisan Lengkap Setiap tiba bulan Rabiul Awwal, di beberapa negara Islam (terutama Asia Tenggara) penyambutan mayoritas masyarakat muslim terhadap kelahiran nabi akhir zaman sangat meriah. Apabila mereka ditanya mengapa hal itu harus dilakukan? maka jawabannya : karena kami mencintai Rasulullah shalallhu alaihi wasallam Sungguh jawaban yang luar biasa, di mana kecintaan terhadap seseorang yang dicintai melahirkan sikap yang sangat penuh perhatian terhadap yang dicintainya. Terlebih-lebih Rasulullah pernah mengisyaratkan para sahabat: Al-maru maa man ahbabta. Seseorang itu akan berkumpul (di hari kiamat) bersama yang dicintainya. Namun apa jadinya, apabila yang dicintainya tidak mencintai orang yang mencintainya. Itu artinya, agar cinta terjadi dua arah sehingga saling mencintai, maka diperlukan kiat-kiat yang dapat menuju kesuksesannya. Dengan mempelajari dan memahami kiat-kiat ini, maka diharapkan cintanya seseorang terhadap yang dicintainya tidak bertepuk sebelah tangan. Demikian pula dalam mencintai nabi kita, Rasulullah shalallhu alaihi wasallam.

Tiga Prinsip Ajaran Islam Salah satu prinsip ajaran Islam, di samping bagaimana seseorang dapat mengenal dan memahami siapa Tuhannya (marifatullh) dan mengerti apa itu Islam berdasarkan argumen-argumen agama (marifatul Islam bil adillah), juga sangat di wajibkan memahami sosok Muhammad shalallhu alaihi wasallam (marifatu Muhammadin shalallhu alaihi wasallam) sebagai nabi dan Rasul yang dapat memberikan bimbingan kepada seluruh umat manusia. (Hal ini dijelaskan Syaikh Muhammad bin Abdil wahhab dalam Risalahnya Al-Ushul as-Tsalatsah).

Kaitannya dengan pembahasan yang sedang kita bicarakan, adalah prinsip yang ketiga ini. Yaitu, bagaimana seseorang dapat bersemi rasa cintanya, timbul rasa pembelaannya dan adanya rasa keinginan untuk dapat mengikuti sosok teladan yang jadi panutannya. Semua itu dapat terjadi, apabila kita benar-benar mengenal sosok tersebut. Tak terkecuali sosok Rasulullah shalallhu alaihi wasallam, seseorang dapat memberikan cinta sejatinya kepada baginda, bilamana orang itu mengenalnya dengan baik. Inilah yang ditempuh para ulama kita dalam berbagai karyanya mengenai sejarah kehidupannya. Imam at-Tirmidzi mengarang kitab hadits yang berisikan riwayat-riwayat tentang kelengkapan pribadi nabi (Syamail alMuhammadiyyah), lalu kitab ini pun diringkas menjadi Mukhtashar Lis Syamail alMuhammadiyyah oleh syeikh Muhammad bin Jamil Zainu. Dan masih banyak lagi, puluhan bahkan ratusan kitab sejarah tentang pribadi nabi,baik yang bersifat pengetahuan tentang penanggalan dan peristiwa (ilmu at-tarikh) atau pun pengetahuan tentang perjalanan dan kepribadian serta kebijakan dan peradaban yang dihadapinya (ilmu as-sirah). Salah satu kitab sirah yang banyak direkomendasikan para ulama sekarang untuk dibaca kaum muslimin adalah ArRahiqul Makhtum karya Syaikh Shafiyurrahman al-Mubarakfuri (pemenang pertama penulis sirah nabawiyah Rabithah al-Alam al-Islami). Mengenal Muhammad Shalallhu Alaihi Wasallam Mengenal Rasulullah shalallhu alaihi wasallam, berarti mengenal pribadi Muhammad shalallhu alaihi wasallam sebagai manusia biasa, juga mengenal Muhammad shalallhu alaihi wasallam sebagai nabi dan Rasul. Mengenal pribadi sang panutan ini, tentu sangat dianjurkan, bahkan wajib. Karena dengan mengenalnya, kita semua akan tahu dan yakin bahwa dirinya adalah Rasulullah shalallhu alaihi wasallam. Di antara yang harus diketahui, minimalnya adalah bahwa dirinya memiliki nasab atau silsilah keturunan, yaitu Muhammad bin Abdil Muthalib bin Hasyim. Bani Hasyim merupakan suku Quraisy, dan suku Quraisy termasuk bangsa Arab. Bangsa Arab turunan nabiyullah Ismail, dan Ismail turunan nabiyullah Ibrahim as. Maka, sangat wajar ketika Rasulullah ditanya oleh sahabat, bagaimana kami harus bershalawat kepadamu wahai Rasulullah?. Jawabannya adalah: Allahumma shalli al Muhammad wa al li Muhammad, kam shallaita al Ibrhim wa al li Ibrahim. Wa brik al Muhammad wa al li Muhammad, kam brokta al Ibrhim wa al li Ibrahim. Fil lamna innaka hamdum majd. Usianya 63 tahun; 40 tahun sebelum diutus menjadi nabi dan Rasul, dan 23 tahun setelah diutus menjadi nabi dan Rasul (13 tahun di Makkah dan 10 tahun di Madinah). Diangkat menjadi nabi dengan ditandai turunnya wahyu pertama, yaitu: Q.S. Al-Alaq/ 96: 1-5, dan diangkat menjadi Rasul dengan turunnya Q.S. Al-Mudatsir / 74: 1-7. Adapun yang menjadi tugas risalah dan nubuwwah adalah: menyampaikan tugas kerasulan kepada seluruh ummat manusia (Q.S. Al-Araf/ 7: 158), menegaskan bahwa misi kerasulan yang di maksud adalah beribadah hanya kepada Allah dan menjauhi thaqhut,yaitu menghindari segala bentuk yang menyimpangkan dari tauhidullah. (Q.S. An-Nahl/ 16 :36), meyakinkan manusia bahwa ajaran Islam telah sempurna (Q.S. Al-Maidah/ 5: 3), menjalankan trifungsi kerasulan (tilawah: membacakan ayat-ayat Allah, tazkiyah: mengikis nilai-nilai jahiliyah dan talim: mengajarkan kitabullah dan hikmah, yakni sunnah dan ilmu) sesuai dengan (Q.S. Ali Imran/ 3 : 164) Di samping itu, banyak pula cerminan hidup lainnya yang menunjukkan bahwa dirinya benar-

benar pribadi panutan sepanjang zaman. Dalam Q.S. Al-Ahzab/ 33 : 44-46 dijelaskan bahwa Allah Azza wa Jalla telah menjadikan Muhammad sebagai nabi yang menjadi saksi percontohan (syhidan), pemberi kabar gembira (mubasyiran), pemberi kabar ancaman (nadzran), menjadi penyeru (diyan) dan menjadi penerang (sirjan munran). Uswah Hasanah Rasulullah Shalallhu Alaihi Wasallam Dengan merenungkan paparan sebelumnya, semua kita yakin betapa Allah Azza wa Jalla telah memilihkan untuk umat manusia seorang nabi akhir zaman (khtamun nabiyyn) dan penghulu para rasul (sayyidul mursaln) sebagai manusia teladan dan cerminan pemimpin yang wajib dipatuhi. Inilah yang dalam bahasa Al-Quran disebut sebagai uswatun hasanah, yakni suri tauladan yang baik dan wajib diikuti. Allah Azza wa jalla berfirman : Sesungguhnya, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah. (Q.S. Al-Ahzab/ 33 : 21). ..Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah dan apa yang di larangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah sangat keras hukumannya. (Q.S. Al-Hasyr / 59 : 7) Berpijak kepada ayat-ayat tersebut, para ulama ushul menyimpulkannya dengan kaidah: Al-Ashlu fi aflin nabiy al-iqtid ill ma dalla ad-dallu alal ikhtissh; asal perbuatan nabi adalah wajib diikuti, kecuali ada dalil yang menunjukkan bahwa suatu perbuatan itu khusus dilakukan hanya untuk nabi. Maka dengan kaidah ini pula, para ulama membagi tauladan Rasulullah itu menjadi tiga kategori : Pertama; bersifat Qurbah (meneladani Rasulullah dalam perkara ibadah yang sifatnya benar-benar wajib mengikuti nabi. Apabila menyalahi sifat-sifat nabi berarti menyalahi sunnah nabi, seperti: sifat wudhu, sifat shalat, sifat shaum, sifat haji dan ibadah mahdhah lainnya). Kedua; bersifat Thah (meneladani Rasulullah dalam perkara yang berhubungan dengan kepatuhan, yang apabila dilakukan mendapatkan keutamaan dikarenakan mengikuti sifat Rasulullah, seperti: sifat makan, sifat minum, berpakaian, dan urusan keseharian lainnya). Ketiga; bersifat Jibiliyyah (meneladani Rasulullah dalam perkara yang bersifat manusiawi, yang apabila seseorang mengikutinya merupakan sesuatu yang utama. Kalaupun tidak dapat mengikutinya, tidak dapat dikatakan melanggar sunnah nabi, seperti: Nabi apabila tertawa, tersenyum. Ketika seseorang berupaya tersenyum karena ingin tertawa merupakan keutamaan, jika tidak dapat melakukannya tidak berarti melanggar sunnahnya). Mencintai Nabi Berarti Mencintai Sunnah Salah satu bukti cintanya seseorang kepada nabi, mencintai sunnahnya. Antara cinta nabi dan cinta sunnah, bukanlah sesuatu yang terpisah. Melainkan satu kesatuan laksana dua keping mata uang, yang keduanya sangat menentukan keaslian cintanya. Apabila dalam Al-Quran diisyaratkan bahwa mencintai nabi itu sama dengan mencintai Allah dan mentaati nabi itu sama dengan mentaati Allah (Q.S. Ali Imran /3 : 31-32), maka sangatlah ironis apabila seruan akan cinta nabi diiringi dengan sesuatu yang bertolak belakang dengan sunnahnya. Atau, bersemangat dengan sesuatu yang dinilainya dapat menbangkitkan gelora cinta kepada nabi, namun nabinya sendiri tidak melakukannya. Demikian pula orang-orang hebat yang tidak di ragukan lagi cinta mereka kepada nabi, baik shahabat, tabiin, tbiut tabiin dan generasi yang mengikuti jejak langkah

mereka dari para imam pemberi petunjuk serta orang-orang yang mengikutinya juga tidak melakukannya. Kalaulah ada amalan sunnah di zaman ini, tentu mereka sudah terlebih dahulu mengamalkannya. Lau kna khairan lasabaqn ilaihi.

Pentingnya Mengenal Allah Marifatullah


Posted by Tommy Gustavi Utomo in Rangkuman Buku on 08 25th, 2009 | no responses Seseorang yang mengenal Allah pasti akan tahu tujuan hidupnya (QS 51:56) dan tidak tertipu oleh dunia . Marifatullah merupakan ilmu yang tertinggi yang harus difahami manusia (QS 6:122). Hakikat ilmu adalah memberikan keyakinan kepada yang mendalaminya. Marifatullah adalah ilmu yang tertinggi sebab jika difahami memberikan keyakinan mendalam. Memahami Marifatullah juga akan mengeluarkan manusia dari kegelapan kebodohan kepada cahaya hidayah yang terang [6:122] . Berilmu dengan marifatullah sangat penting karena: a) Berhubungan dengan obyeknya, yaitu Allah Sang Pencipta. b) Berhubungan dengan manfaat yang diperoleh, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan, yang dengannya akan diperoleh keberuntungan dan kemenangan. Jalan untuk mengenal Allah 1. Lewat akal: Ayat Kauniyah / ayat Allah di alam ini: - fenomena terjadinya alam (52:35) - fenomena kehendak yang tinggi(67:3) - fenomena kehidupan (24:45) - fenomena petunjuk dan ilham (20:50) - fenomena pengabulan doa (6:63) Ayat Quraniyah/ayat Allah di dalam Al-Quran: - keindahan Al-Qur an (2:23) - pemberitahuan tentang umat yang lampau [9:70] - pemberitahuan tentang kejadian yang akan datang (30:1-3, 8:7, 24:55) 2. Lewat memahami Asmaul Husna: - Allah sebagai Al-Khaliq (40:62) - Allah sebagai pemberi rizqi (35:3, 11:6) - Allah sebagai pemilik (2:284) - dll. (59:22-24) Hal-hal yang menghalangi marifatullah Kesombongan (QS 7:146; 25:21). Dzalim (QS 4:153) . Bersandar pada panca indera (QS 2:55) . Dusta (QS 7:176) . Membatalkan janji dengan Allah (QS 2:2&-27) . Berbuat kerusakan/Fasad . Lalai (QS 21:1-3) .

Banyak berbuat masiyat . Ragu-ragu (QS 6:109-110) Semua sifat diatas merupakan bibit-bibit kekafiran kepada Allah yang harus dibersihkan dari hati. Sebab kekafiranlah yang menyebabkan Allah mengunci mati, menutup mata dan telinga manusia serta menyiksa mereka di neraka. (QS 2:6-7) Hidup di dunia hanyalah sekedar mampir, dengan kata lain sementara dan tidak selamanya. Maka dari itu, sudah sepatutnya kita mengisi hari-hari kita untuk selalu mengingat Sang Pencipta, Allah Yang Maha Kuasa. Mengingat Allah tidak hanya ketika shalat saja, ketika makan minum, bepergian, di waktu luang bahkan disaat sibuk sekalipun, dikantor atau ketika sedang kerja misalnya. Dan cara yang paling mudah dan ringan adalah dengan Dzikir. Lafadz Subhanallah, Alhamdulillah, Laailahaillallah dan Allahu Akbar adalah lafadz dzikir yang dianjurkan oleh Rasullullah. Ke empat lafadz yang dikenal sebagai Lafadz Tasbih ini memiliki banyak sekali keutamaannya. Dan jika dihitung keutamaannya sesungguhnya terdapat lebih dari seratus fadhilah. Dari ratusan keutamaan itu kami simpulkan menjadi 59 Keutamaan berikut ini : 1. Dzikir menjauhkan diri dari syetan dan menghancurkan kekuatanya. 2. Dzikir menyebaban ia dicintai Allah SWT. 3. Dzikir menjauhkan kegelisahan dan kesedihan hati. 4. Dzikir menjadikan hati lapang, gembira dan berseri-seri. 5. Dzikir menguatkan tubuh dan hati. 6. Dzikir menjadikan bercahayanya rumah dan hati. 7. Dzikir dapat menarik rizki. 8. Orang yang selalu berdzikir akan dipakaikan kepadanya pakaian kehebatan dan kegagahan yaitu orang yang melihat akan merasa gentar dan akan merasakan kesejukan. 9. Dzikir dapat menumbuhkan perasaan cinta kepada Allah, sedangkan cinta kepada Allah ini merupakan ruh Islam dan jiwa agama, juga sebagai sumber keberhasilan dan kebahagiaan, keduanya akan mudah dicapai oleh orang yang selalu berdzikir. Barang siapa yang ingin dapat mencintai Allah dengan benar, hendaklah memperbanyak dzikrullah. Demikian pula, dzikir merupakan pintu cinta kepada Allah. 10. Dengan dzikir, kita akan mampu bermuraqabah yang akan menyampaikan kita kepada derajat ikhsan. Orang yang telah mencapai derajat ikhsan, dalam ibadahnya seakan-akan melihat Allah SWT. 11. Dzikir merupakan sarana untuk kembali kepada Allah yang akan membawa seseorang berserah diri kepada Allah. Sehinga sedikit demi sedikit, dalam segala urusan, Allah akan menjadi tempat perlindungan, rumah dan benteng baginya. Dalam menghadapi musibah juga akan cenderung berlindung kepadaNya. 12. Dzikir dapat menyebabkan seseorang dekat kepada Allah. Semakin banyak seseorang mengingat Allah, ia akan semakin dekat kepada Allah Taala. Semakin lalai seseorang dalam mengingatNya, ia akan semakin jauh dari Allah Taala. 13. Dzikir merupakan pintu marifatulah.45. Allah membangga-banggakan orang-orang yang berdzikir di hadapan para malaikat.

14. Dengan berdzikir, kehebatan dan kebesaran Allah akan masuk ke dalam hati, juga sebagai sarana agar bergairah menghadirkan diri di hadapan Allah. 15. Dzikir merupakan penyebab ingatnya seseorang kepada Allah, sebagaimana firmanNya Karena itu ingatlah kamu kepadaKu niscaya aku ingat pula kepadamu. Di dalam hadits juga disebutkan Barangsiapa mengingatKu dalam dirinya, maka aku akan mengingatNya dalam diriKu. 16. Dzikir dapat menghidupkan hati. Hafizh Ibu Taimiyyah rahimullah berkata bahwa dzikir bermanfaat bagi hati sebagaimana ikan yang memerlukan air. Kita dapat memikirkan bagaimana jadinya jika ikan hidup tanpa air. 17. Dzikir merupakan makanan bagi hati dan ruhani. Jika keduanya tidak memperoleh makanan maka keadannya sebagaimana tubuh yang tidak memperoleh makanan. 18. Dzikir menjauhkan hati dari karat. Sebgaimana disebutkan dalam hadits bahwa segala sesuatu itu akan berkarat atau kotor. Kotoran hati adalah keinginan hawa nafsu dan kelalaian. Keduanya akan sulit dibersihkan kecuali dengan dzikir. Untuk itu, dzikir bermanfaat untuk membersihkanya. 19. Dzikir menjauhkan diri dari kesusahan dan kesalahan. 20. Dzikir dapat menjauhkan diri dari perasaan takut dan was-was. Apabila seseorang dihinggapi kelalaian, ia kan diselubungi perasaan takut dan was-was. Bila ia berdzikir, semuanya itu akan menjauh. 21. Apabila seseorang berdzikir kepada Allah maka emapat penjuru `Arsy akan berdzikir kepadaNya. 22. Apabila pada waktu senang seseorang berdzikir mengingat Allah SWT, maka Allah akan mengingatnya ketika dalam kesusahan. 23. Dzikir merupakan sarana untuk menyelamatkan diri dari adzab Allah SWT. 24. Dzikir menyebabkan turunnya sakinah serta rahmat. Para malaikat akan menaungi manjelisdzikir. 25. Dengan berdzikir, lidah seseorang akan terjauh dari ucapan-ucapan dosa seperti ghibah, memaki, berbohong, perkataan kotor, dan perkataan sia-sia. Kenyataan telah membuktikan bahwa orang-orang yang sibuk berdzikir akan selamat dari perbuatan-perbuatan tersebut. Sebaliknya, lidah yang tidak dibiasakan berdzikir akan terjerumus ke dalam ucapan yang tercela. 26. Majelis dzikir adalah majelis malaikat, sementara majelis lalai dan sia-sia adalah manjelis syetan. Terserah kepada pribadi masing-masing untuk memilih yagn disukainya. Setiap orang tentu menyukai sesuatau sesuai dengan sifat dan kecenderunganya. 27. Dengan berdzikir, seseorang akan menjadi baik dan bahagia. Demikian pula orang-orang yang menyertainya. Sebailknya, orang-orang yang menghabiskan waktunya dengan sia-sia adalah orang orang yang jahat dan celaka, demikian pula orang-orang yang menyertainya. 28. Pada hari kiamat, orangorang yang selalu berdzikir akan terhindar dari bencana dan penyesalan. Untuk itu, disebutkan dalam sebuah hadits bahwa setiap majelis yang ada di dalamnya tidak ada dzikrullah akan menyebabkan kesusahan dan kerugian pada hari kiamat. 29. Apabila seseorang berdzikir kepada Allah sendirian sehingga menangis, pada hari kaiamat nanti, ia akan memperoleh naungan di bawah `Arsy Ilahi, ketika seluruh manusia sedang dihisab dan merasakan panas yang sangat menyiksa.

30. Orang yang menyibukan diri dengan berdzikir akan mendapatkan karunia lebih banyak daripada orang-orang yang berdoa, sebagaimana telah disebutkan dalam hadits, Barangsiapa karena sibuk berdzikir sehingga tidak sempat untuk berdoa, maka Aku akan memberikan yang lebih baik daripada orang-orang yang berdoa 31. Meskipun dzikir merupakan ibadah yang paling ringan, tetapi mempunyai fadhilah (keutamaan) yang paling utama karena menggerakan lidah lebih mudah daripada menggerakan anggota badan lainya. 32. Dzikrullah merupakan pohon di syurga. 33. Nikmat dan karunia yang diberikan Allah kepada seseorang karena berdzikir tidaklah diberikan karena amal-amal lainya. 34. Seseorang yang berdzikir secara istiqomah (terus menerus) akan selamat dari melupakan dirinya, yang menyebabkan kecelakaan dunia dan akhirat. Karena melupakan diri sendiri dan tipuan-tipuanya berarti melupakan Tuhan, dan orang yang melupakan Tuhan niscaya akan memperoleh kerugian. Allah memperingatkan dalam firmanNya : Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah lalu Allah menjadikan kamu seperti orang-orang yang lupa kepada diri mereka sendiri. Merka itulah orang-orang yang fasik (Al-Hasyr : 19) 35. Dengan berdzikir, seseorang dapat senantiasa mencapai kemajuan dan kejayaan, baik ketika ia beristirahat atau ketika berada di pasar, ketika sehat maupun ketika sakit, ketika sibuk mengecap kenikmatan hidup maupun ketika mengalami berbagai kekurangan. Pendek kata, pada setiap saat dan keadaan, ia akan memperoleh kejayaan. 36. Cahaya dzikir senantiasa bersama orang yang berdzikir, baik di dunia maupun di dalam kubur, dan ia membimbing ketika melewati shirath. 37. Dzikir adalah intisari ilmu tasawuf, yang diamalkan oleh setiap ahli thariqah. Jika telah terbuka pintu dzikir bagi seseorang, berarti telah terbuka baginya jalan menuju Allah. Barangsiapa telah menuju kepada Allah, niscaya ia telah memperoleh semua yang dikehendakinya, karena khazanah Illahi tidak akan berkurang sedikitpun. 38. Dzikir merupakan pohon yang setiap waktu menghasilkan buah makrifat. 39. Dzikir mendekatkan kepada Dzat yang kepadaNya ia berdzikir, sehingga orang yang berdzikir akan disertai olehNya. 40. Dzikir seimbang dengan memerdekakan hamba, seimbang dengan membelanjakan harta, dan seimbang pula dengan Jihad Fisabilillah (berjuang di jalan Allah). 41. Dzikir merupakan sumber syukur. 42. Dzikir merupakan obat penyakit hati. 43. Dzikir merupakan sumber persahabatan dengan Allah, sebaliknya melalaikanya merupakan sumber permusuhan dengan Allah. 44. Dzikir dapat menambah nikmat Allah dan menyelamatkan dari adzabNya. 46. Barangsiapa senantiasa berdzikir, ia akan masuk syurga sambil tersenyum-senyum. 47. Amalan yang paling utama adalah amalan yang disertai dengan berdzikir sebanyakbanyaknya. 48. Dzikir merupakan pengganti ibadah-ibadah nafilah (sunah). 49. Dzikir merupakan pendorong ibadah-ibadah lainya. 50. Dengan dzikir, hal-hal yang berat akan menjadi ringan.

51. Dzikir akan menghindarkan semua bentuk ketakutan dan kebimbangan. 52. Dzikir menimbulkan tenaga istimewa pada manusia. 53. Allah SWT sendiri membenarkan dan memuji orang-orang yang berdzikir. 54. Dzikir menyebabkan terbangunya rumah di syurga. 55. Dzikir merupakan perisai atau penghalang di neraka jahanam. 56. Para malaikat beristighfar untuk orang yang berdzikir. 57. Memperbanyak dzikir merupakan jalan untuk membebaskan diri dari kemunafikan. 58. Dibandingkan amalan-amalan lainya, dzikir mempunyai kelezatan yang tidak dimiliki oleh amalan-amalan lain. 59. Di dunia, wajah orang yang berdzikir akan nampak gembira dan akan nampak nur (cahaya) pada hari kiamat. Dzikir kepada Allah SWT merupakan kiat untuk menggapai ketenangan jiwa, yakni dzikir dalam arti selalu ingat kepada Allah dengan menghadirkan nama-Nya di dalam hati dan menyebut nama-Nya dalam berbagai kesempatan. Mari Kita tingkatkan DZIKIR kita demi hidup yang lebih produktif dan bahagia. Wassalam,

Makrifatullah Wednesday, 27 June 2007 Secara umum, Makrifatullah artinya Mengenal Allah. Dan kata-kata makrifat itu sendiri dalam bahasa arab mengandung makna ihathah yang artinya mengetahui secara penuh, maka makrifatullah dapat diartikan dengan mengenal atau mengetahui identitas zat Allah secara keseluruhan. Namun bila diartikan dengan sekedar mengenal eksistensi Allah maka siapapun dari kita pasti mampu mengetahui bahkan meyakini keberadaan-Nya, baik melalui berbagai kajian dan penelitian. Lalu bagaimana bila mengenal/mengetahui identitas Zat Allah dengan sempurna? Inilah yang mustahil! Walau melalui suluk dan banyak berdzikir dalam tarekat. Karena Rasulullah Saw. saja tidak mampu memuji Allah karena tidak mampu mengenal/mengetahui-Nya, sebab mampu memuji adalah tanda telah mengetahui. Beliau bersabda:

" "
Jika Rasulullah Saw. yang menjadi makhluk termulia dan teragung di sisi Allah tidak mampu memuji Allah... Apakah kita yang sehina dan sekotor ini mengaku-ngaku telah Makrifatullah?

Allah Swt. berfirman:

" "
Kita tidak akan mampu mengetahui sedikit dari sebagian ilmu-ilmu Allah melainkan apa yang Ia kehendaki saja... Jikalau ilmu Allah masih banyak yang tidak kita ketahui... boroboro ngetahuin zat-Nya? Kesimpulannya: Makrifatullah adalah suatu hal yang 100% mustahil... siapapun dari para nabi, rasul dan wali tidak ada yang mampu mencapai Makrifatullah... dengan cara apapun, baik dengan mengikuti tarekat sufi ataupun yang lainnya! Makanya para wali Allah dijuluki dengan al-Arif Billah, bukan dengan al-Arif Lillah... karena Makrifat Billah masih mungkin, yang artinya mengetahui dengan izin Allah. Kalau Makrifatullah artinya mengetahui Allah itu sendiri, nah itu yang mustahil! Islam hanya memberikan tiga martabat saja; Islam, Iman dan Ihsan... Syari'at, Tarekat dan Hakekat. Kenapa yang keempat (martabat Makrifat) didatangkan? dan dari mana asalusulnya? mau menyaingi pemberian Allah ya? Sekali lagi, makrifatullah merupakan suatu hal yang mustahil terjadi !! Bagaimana bisa mengenal/mengetahui identitas zat Allah yang maha suci sementara para nabi, rasul dan para wali tidak ada satupun yang menjangkaunya !! Rasulullah saja tidak mampu memuji-Nya sebagaimana yang diriwayatkan dalam hadits di atas, apakah kita berani mengaku-ngaku kenal Allah? Tahu Allah? Oleh karena itu kita mengucapkan Allahu Akbar. Yang artinya bukan: Allah maha besar dari segala sesuatu (Allahu Akbar min kulli syai) karena Allah bukanlah sesuatu (syai) sehingga ukuran-Nya dibanding-bandingkan dengan ukuran sesuatu yang lain. Allah tidak berukuran besar atau panjang. Allah tak layak dibanding-bandingkan dengan makhluk-makhluk-Nya. Makna Allahu akbar adalah: Allah maha besar untuk diketahui (Allahu Akbar min an yuraf). Allah itu muthlaq dan tidak muqayyad oleh ruang, waktu, ukuran, bentuk maupun berat. Allah maha suci dari itu semua. Allah tidak bisa diketahui oleh siapapun. Allah maha besar untuk dideteksi atau diukur atau dikenal secara sempurna. Apapun yang terlintas di benak kita tentang-Nya maka Dia maha besar dan maha suci dari itu semua Subhana Rabbika Rabbil-izzati amma yashifun. Syekh Abu Yazid al-Busthami Ra. pernah ditanya: Apakah Allahu Akbar berarti Allah maha besar dari yang selain-Nya (dari segala sesuatu / dari segala-galanya)? Beliau menjawab: Tidak ada sesuatupun bersama-Nya sehingga Ia menjadi lebih besar darinya. Beliau ditanya kembali: Lalu apa maknanya? Beliau menjawab: Allahu Akbar artinya Allah maha besar untuk dikias dengan manusia atau dijadikan sebagai alat mengkias atau dijangkau oleh panca indra (Akbar min an yuqasa binnas, aw yadkhula tahtalqiyas aw tudrikahul-hawas). Terakhir diperbaharui ( Wednesday, 27 June 2007 ) Selanjutnya > [ Kembali ]


Inilah sedahsyat anugerah Dusuqiyah tarekat terindah Berita Cafe Sufi ; Asah Nalar dengan Secangkir Dikir Friday, 09 March 2007 Secangkir dzikir, itighatsah, telaah kitab klasik dan kajian khazanah Ke-Islaman, merupakan sederet menu khas yang disuguhkan oleh Cafe Sufi JATMNU Mesir dalam menyambut musim semi kali ini. Cafe lesehan yang dijamukan selepas Ashar setiap Jum'at di sekretariat PCI NU Mesir tersebut baru saja dibuka pada tanggal 2 Februari kemarin dan akan berlanjut sampai tanggal 20 April 2007. Pengadaan Caf tersebut tentunya dengan sebuah harapan yang sederhana; yaitu demi mencipta majlis dzikir yang lezat dan majlis bertukar fikir yang sehat. Karena Cafe Sufi, tidak sekedar menyuguhkan aroma dzikir saja, akan tetapi disana sebuah karya monumental Sang Sufi Imam Ghozali yang berjudul Ihya' Ulumuddin juga akan dikupas dengan pisau telaah ala ahlussunah waljamaah yang paling steril. Lebih dari itu, Cafe Sufi juga menyediakan dampar khusus untuk membincang dan mengkaji seputar khazanah ke-Islaman, dengan mengundang beberapa tamu yang capabel terhadap menu utama kajian yang hendak disajikan. Terakhir diperbaharui ( Friday, 30 March 2007 ) Burhamindo Rembug Agenda Musim Semi BURHAMINDO Turut Semarakan Harlah NU Ke-81 Sunday, 04 February 2007 Dihadiri oleh sekitar 20 warga Burhamindo, pada hari Sabtu, tanggal 3 Februari 2007, di Markaz Agung Burhamindo telah diseleggarakan planning movement untuk membahas agenda pada musim semi. Dimulai dengan membahas agenda inti, yaitu mengaktifkan kembali murajaah khazanah tasawuf dan hadrah mingguan, disusul kegiatan ekstra berupa tahfidz al-Quran dan Kajian kitab, Rihlah Ruhiyah ke makam sidi syeikh Abulhasan al-syaduli ra, partisipasi abna dalam perluasan pembangunan Dar Burhamiyah pusat di Mazraat el-Kiram, pendataan warga burhamindo, latihan al-Kiram Band, sampai ziarah ke salah satu muryid Burhamiyah yang sedang terbaring di rumah sakit di bilangan Ain Syams. Sunday, 04 February 2007 Cairo- Pada hari Rabu tanggal 31 Januari, di Griya Jawa Tengah, segenap abna Tarekat Burhamiyah asal Indonesia yang selanjutnya dikenal dengan sebutan BURHAMINDO, ikut berpartisipasi dalam menyemarakan hari jadi NU yang ke 81. Dari acara istighatsah yang dipimpin oleh Syeikh Syamsul Hilal, selaku naib am Burhamindo, siraman ruhani oleh syeikh Chusni hidayat, sampai sajian alKiram Band yang mendawaikan nada-nada ruhani, kasidah Sang sufi syeikh Muhammad utsman abduh al-Burhani Ra. Keikutsertaan Burhamindo dalam moment paling bersejarah untuk ormas terbesar di Indonesia tersebut berkat usulan Gus Habibi Mukhtar Ali, sebagai ketua JATMNU PCI-NU Mesir. Selain memperingati Harlah NU yang ke-81, gawe besar PCI-NU Mesir itu juga menjadi wahana warga nahdliyin dalam menyambut

tahun baru 1428 Hijriyah dan Yaum Asyura. Berkat kerjasama yang apik dari LSBNU, Jantiko Mantab dan LDNU acara yang bertemakan "mempererat kembali ukhuwah nahdliyah" tersebut berhasil terlaksana dengan meriah dan sukses.

Artikel Makrifatullah Wednesday, 27 June 2007 Secara umum, Makrifatullah artinya Mengenal Allah. Dan kata-kata makrifat itu sendiri dalam bahasa arab mengandung makna ihathah yang artinya mengetahui secara penuh, maka makrifatullah dapat diartikan dengan mengenal atau mengetahui identitas zat Allah secara keseluruhan. Namun bila diartikan dengan sekedar mengenal eksistensi Allah maka siapapun dari kita pasti mampu mengetahui bahkan meyakini keberadaan-Nya, baik melalui berbagai kajian dan penelitian. Lalu bagaimana bila mengenal/mengetahui identitas Zat Allah dengan sempurna? Inilah yang mustahil! Walau melalui suluk dan banyak berdzikir dalam tarekat. Karena Rasulullah Saw. saja tidak mampu memuji Allah karena tidak mampu mengenal/mengetahui-Nya, sebab mampu memuji adalah tanda telah mengetahui. Beliau bersabda: Adakah Wahyu Setelah Rasulullah? Tuesday, 05 June 2007 Masihkah ada wahyu setelah wafatnya Rasulullah Saw.? Sangat mudah untuk menjawab pertanyaan seperti ini Tidak ada! Alasannya tidak lain karena beliau adalah nabi dan rasul terakhir! Sayangnya, tergesa-gesa dalam memberi jawaban, sering mengakibatkan kekeliruan yang kebablasan! Apalagi bila tidak didahului oleh kecermatan dan ketelitian.

Wahyu adalah rahasia antara yang memberinya dengan yang menerimanya. Substansi maupun proses penerimaan wahyu itu pun bersifat sangat rahasia. Allah berfirman: Yang maha tinggi derajat-Nya, yang mempunyai arsyi dan yang memberi wahyu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hambahamba-Nya. Pemberi wahyu di sini " dinamakan Muhiy, sedang penerima wahyu dinamakan Muha ilaih.

"
Jika Rasulullah Saw. yang menjadi makhluk termulia dan teragung di sisi Allah tidak mampu memuji Allah... Apakah kita yang sehina dan sekotor ini mengaku-ngaku telah Makrifatullah? Terakhir diperbaharui ( Wednesday, 27 June 2007 )

Makrifatullah Adakah Wahyu Setelah Rasulullah?

Bala', Musibah, Sabar, Tawakal & Ridho Mengenal Tipikal Abu Jahal Misteri Hajar Aswad Lahzet Nour

Dialog Bersama Faqih Mikrolet Tuesday, 05 June 2007 Dalam surat kabar al-Buhairah wal-Aqalim Mesir, edisi ke-164 tahun 2005, diceritakan bahwasanya sekelompok jamaah sufi menaiki sebuah kendaraan umum (mikrolet) untuk menuju tempat mempringati maulid sang wali kutub ketiga; Sidi Ahmad al-Badawi Ra. yang kemudian terjadilah dialog hangat antara jamaah dengan salah seorang penumpang mikrolet tersebut yang dijuluki sebagai faqih mikrolet : Faqih mikrolet: Pada mau kemana nih? Salah seorang penumpang: Kami mau menghadiri acara pringatan maulid. Faqih mikrolet : Maulid siapa? Terakhir diperbaharui ( Wednesday, 23 January 2008 ) Keindahan yang Dikebiri* Friday, 31 March 2006 Cahaya tercipta, tentu sebagai penerang bagi manusia. Abjad terukir sebagai cikal bakal teks tertulis dan sastra. Tangga nada teruntai sebagai asal muasal lantunan sebuah lagu. Kanvas tergores setelah terciptanya warna, dan hembusan kasih sayang menyemaikan cinta. Anugerah Allah SWT yang berupa cipta, rasa dan karsa bukanlah larangan, melainkan sebuah modal yang mendorong olah akal budi manusia dalam menciptakan sebuah kebudayaan yang akan tumbuh dan berkembang menjadi sebuah peradaban.

Anda mungkin juga menyukai