Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN ASTHMA

PEMBIMBING ROS ENDAH HAPPY, Skep, Ns., MKep

Disusun Oleh: Ikawa Wulan Ageng Juliantika P.27220010 101

D III BERLANJUT D IV KEPERAWATAN INTENSIF POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA 2013

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Sasaran Tempat Penyuluh Waktu Hari/tanggal

: Penanganan Ashma Di Rumah : Asthma : Penderita Asthma (Nn. M) di Joyotakan 1/3 Surakarta : Rumah Nn. M : Ikawa Wulan Ageng J (Mahasiswi Poltekkes Surakarta) : 30 menit (Pukul 15.00-15.30 WIB) : Kamis/11 April 2013

A. TUJUAN UMUM Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang asthma diharapkan peserta mampu memahami pengertian tentang cara penanganan asthma yang benar di rumah dan terapi sederhana untuk penderita asthma bronkial. B. TUJUAN KHUSUS Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang Asthma bronkial diharapkan peserta mampu : a. b. c. C. MATERI (Terlampir) Menyebutkan gejala Asthma bronkial Menyebutkan cara penanganan dan pencegahan Asthma Menyebutkan terapi sederhana untuk penderita Asthma

D. METODE 1. Ceramah 2. Praktek E. MEDIA 1. Leaflet (Terlampir) F. KEGIATAN PENYULUHAN No Kegiatan 1 Pendahuluan : a. Menyampaikan salam dan perkenalan b. Menjelaskan tujuan penyuluhan 2. Penjelasan Materi : a) Menyebutkan bronkial b) Menyebutkan cara penanganan dan pencegahan Asthma c) Menyebutkan terapi sederhana untuk penderita Asthma 3. Penutup : a. Tanya jawab b. Menyimpulkan hasil penyuluhan c. Memberikan salam penutup G. EVALUASI Diharapkan setelah mendapatkan penjelasan tentang cara penanganan dan mempraktekkan terapi sederhana yang diajarakan. Menanyakan hal yang belum jelas Membalas salam 8 menit gejala Asthma Mendengarkan, memperhatikan dan mempraktekkan 20 menit Respon Audien Membalas salam Mendengarkan Memberikan respon Waktu 2 menit

H. REFERENSI Amin, Muhammad, Dkk .2000. Ilmu Penyakit Dalam, Jilid 2. Jakarta: Penerbit FKUI Anonim. 2012. Mencegah Serangan Asthma. (onlibe).

http://www.infokesehatan.co.tv/mencegah-serangan-asthma/. Diakses pada 13 September 2012 Anonim. 2009. Alternatif Untuk Penderita Asthma. (online).

http://cloverhoney.wordpress.com/2009/11/04/alternatif-untuk-penderitaasthma/. Diakses pada 18 September 2012 Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta :Media Aesculapius

Lampiran 1: Materi ASTHMA BRONKIAL A. Pengertian Asthma Asthma adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respons trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi adanya penyempitan jalan napas yang luas dan derajatnya dapat berubah-ubah, baik secara spontan mauupun sebagai hasil pengobatan (Manjoer, Arief, 2002). Namun, menurut pengertian umum, Asthma bronkial adalah suatu keadaan dimana saluran nafas mengalami penyempitan karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang menyebabkan peradangan, penyempitan ini bersifat sementara. Pernafasan orang yang menderita penyakit asthma bronkial ini nafasnya sesak, nafasnya berbunyi, mencicit yang biasa disebut dengan istilah wheezing atau mengi. Penyakit ini merupakan penyakit turunan namun bukan merupakan penyakit menular. Pernyataan ini diungkapkan oleh Prof Dr. dr Heru Sundaru, Sp.PD, KAI, Guru Besar Tetap FKUI, "penyakit asthma bukan penyakit menular tapi penyakit keturunan." B. Penyebab Asthma bronkial Pada umunya asthma disebabkan oleh faktor atropi atau alergi, antara lain debu, bulu binatang, asap rokok, asap obat nyamuk, dan sebagainya. Atrofi merupakan penyusutan jaringan atau organ. Pada saat serangan asthma, terjadilah inflamasi (peradangan) pada bronkus dan bronkiolus. Berikut patofisiologi inflamasi asthma: 1. Otot-otot bronkus menyempit (vasokonstriksi) sehingga pada auskultasi (pemeriksaan dengan stetoskop) terdengar bunyi wheezing (yaitu ngikngik) serta ekspirasi memanjang.

2. Terjadi pembengkakan (edema) mukosa bronkus sehingga penderita merasa sesak. Zat-zat radang seperti histamin, leukotrien, serotonin banyak ditemukan di daerah edema. 3. Kelenjar bronchial banyak mengeluarkan secret cairan mukosa sehingga lendir dan dahak banyak dihasilkan oleh penderita asthma. 4. Banyaknya lendir menyulitkan pergerakan silia sehingga menyebabkan batuk.

Gambar: patofisiologi terjadinya asthma Serangan asthma terjadi karena tekanan udara di dalam paru-paru lebih besar dari tekanan di luar tubuh. Serangan ini terjadi pada inspirasi dan ekspirasi. Serangan asthma bronkial ini dapat berlangsung selama beberapa jam sampai berhari-hari dengan gejala klinik yang bervariasi dari yang ringan (merasa berat di dada, batuk-batuk) dan masih dapat bekerja ringan yang akhirnya dapat hilang sendiri tanpa diobati. Faktor lain yang dapat memicu kambuhnya penyakit asthma antara lain: 1. Makanan tertentu, seperti susu, telur dan ikan. 2. Obat tertentu, seperti aspirin dan penicillin. 3. Bahan yang dipakai untuk membersihkan rumah. 4. Debu industry, uap dan asap. 5. Perubahan udara/cuaca. 6. Polusi udara. 7. Kegiatan jasmani. 8. Ketegangan/emosi dan kelelahan.

C. Gejala Asthma bronkial Gejala awal pada anak-anak dapat berupa rasa gatal di dada atau di leher. Batuk kering pada malam hari atau ketika melakukan olahraga juga dapat diidentifikasikan sebagai satu-satunya gejala. Pada penderita yang sedang bebas serangan tidak ditemukan gejala klinis, sedangkan pada waktu serangan tampak penderita bernafas cepat dan dalam, gelisah, duduk dengan tangan menyangga ke depan serta tampak otototot bantu pernafasan bekerja dengan keras. Gejala asthma yang klasik terdiri atas: 1. Batuk 2. Sesak 3. mengi (wheezing/suara ngik atau mencicit) dan pada sebagian penderita disertai rasa nyeri di dada. 4. Selama serangan asthma, sesak nafas bisa menjadi semakin berat, sehingga timbul rasa cemas. Sebagai reaksi terhadap kecemasan, penderita juga akan mengeluarkan banyak keringat. 5. Pada serangan yang sangat berat, penderita menjadi sulit untuk berbicara karena sesaknya sangat hebat. D. Cara pengobatan dan pencegahan Asthma bronkial Prinsip umum yang digunakan dalam pengobatan dan pencegahan Asthma bronkial adalah : 1. Menghilangkan obstruksi (lendir/dahak) jalan napas dengan segera. 2. Mengenal dan menghindari faktor-faktor yang dapat mencetuskan serangan asthma. 3. Memberikan penerangan kepada penderita atau keluarganya mengenai penyakit asthma, baik dalam cara pengobatannya maupun tentang perjalanan penyakitnya, sehingga penderita mengerti tujuan pengobatan yang diberikan dan bekerjasama dengan dokter yang merawatnya. 4. Menggunakan bronkilator atau meminum obat asthma sesuai dengan anjuran dokter.

Prinsip-prinsip tersebut bertujuan agar fungsi paru penderita normal atau mendekatinormal sehingga penderita dapat melakukan aktivitas sehariharinya dengan baik. E. Terapi sederhana untuk penderita Asthma bronchial Terapi sederhana yang digunakan untuk penderita asthma sebagai pengganti bronkodilator adalah inhalasi sederhana. Inhalasi sederhana digunakan untuk melegakan pernafasan, memberikan pengobatan, mengencerkan sekret, dan memberikan rasa nyaman pada penderita asthma khususnya, dengan cara menghirup uap dengan atau tanpa obat melalui saluran nafas bagian atas. Peralatan yang harus disiapkan antara lain : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Baskom berisi air hangat (kira-kira 50C) Vaselin atau lotion Obat atau mint Corong kertas atau bambu Handuk 2 buah Peniti Tempat sampah Tissue secukupnya 1. Letakkan meja di depan penderita 2. Letakkan baskom berisi air panas dan obat atau mint dengan alasnya diatas meja dan dekatkan alat-alat 3. Atur posisi duduk tegak 4. Olesi sekitar hidung dan mulut dengan vaselin atau lotion 5. Letakkan handuk di dada dengan ujung di belakang, gunakan peniti untuk merapikan 6. Letakkan ujung corong kertas atau bambu bagian besar ke kom dan bagian kecilnya ke daerah sekitar mulut dan hidung. 7. Hiruplah uap air hangat berulang-ulang selama 10-15 menit

Prosedur tindakan antara lain :

F. Cara diet pengontrolan Asthma bronkial Penderita asthma harus menyeimbangkan pemenuhan gizi yang diperlukan dalam menunjang pengontrolan penyakit asthma. Oleh karena itu, penderita penyakit asthma dianjurkan untuk menjalankan alternatif diet sebagai berikut : 1. Selalu makan kurang dari kapasitas porsi penuh penderita karena makanan yang berkapasitas penuh akan menekan bagian dada penderita sehingga mengakibatkan rasa over-kepenuhan dan ketidaknyamanan. 2. Menghindari makanan atau benda-benda yang dapat menimbulkan gejala alergi pada penderita asthma. Melalui diet tersebut penderita asthma diharapkan dapat membantu penderita dalam mengurangi penderitaaan dengan cara mencegah gejalagejala asthma agar dapat menikmati hidup yang produktif.

Anda mungkin juga menyukai