Anda di halaman 1dari 28

BAB I PENDAHULUAN 1.1.

Latar Belakang Masalah Berangkat dari sebuah fenomena yang mana terjadi kesenjangan antara harapan dan kenyataan atau kesenjangan antara das sollen dengan das sein di kehidupan manusia terlebih dalam problem kesejahteraan manusia dari segi perekonomian. Fenomena yang pernah terjadi di Indonesia yakni masalah problem kesejahteraan, dengan terjadi demonstrasi para buruh yang menunjukan aksinya sebagai realisasi dari perencanaan mogok nasional untuk menyuarakan dan memoerjuangkan tuntutan atas penghapusan upah,dan system lepas jaminan daya social (outsourching),perbaikan kesejahteraan. Rendahnya tingkat kesejahteraan buruh tidak bisa dipungkiri oleh siapa pun.Upah tertinggi Minimum di negeri ini yaitu DKI untuk tahun 2012 sebesar Rp 1.529.130,- Upah minimum provinsi dan kab/kota lainnya dibawah standar itu dan bahkan lebih rendah lagi. Dengan tingkat upah sebesar itu,para buruh harus pintar pintar bersiasat untuk mencukupi berbagai kebutuhan hidup sehari hari,biaya tempat tinggal,biaya pendidikan,anak,kesehatan dll yang bahkan hingga 30 % dari upah yang mini tersebut.Problem Kesejahteraan itu sebenarnya bukan hanya menimpa para buruh,tetapi juga menimp para petani,pedagang tradisional.Meskipun sudah 67 merdeka dari penjajahan,berganti enam presiden dan belasan cabinet,sudah mencoba system yang lebih dekat dengan sosialis,lalu system kapitalis dengn demokrasi masa orde baru,hingga kapitalisme neo liberalis pasca reformasi juga tak lupa menjalankan berbagai teori pembangunan dan mazhab ekonomi dari sosialis hingga kapitalisme liberalism ski semua sudah dicoba nyatanya bgi kebnyakan rajyat negeri ini kesejahteraan masii sebatas mimpi. tingkat pemberian

kesejahteraan para buruh yang semua itu pada intinya adalah tuntutan peningkatan

Penuntutan perubahan kesejahteraan masyarakat tersebut harus dimaknai sebagi tuntutan perubahan atau pergantian system ekonomi yang bisa mendistribusikan kekayaan secara adil dan merata dan bisa menyejahterakan.Bila dibandingkan dengan judul makalah yang kami buat ada korelasi antara keinginan terciptanya kesejahteraan yang diharapkan masyarakat dengan sebuah planning atau perencanaan dalam menata system ekonomi khususnya di Indonesia. Untuk itu berdasar dari fenomena di atas kami mencoba akan bedah dalam segi perencanaan ekonomi di Indonesia dan sebagi pembanding kami suguhkan salah satu alternative pengubah system yang lam dengan system yang baru yang bisa meningkatkan kesejahteraan rakyat. Maka dari itu kami awali dengan pertanyaan yang menjadi latar belakang pembuatan makalah ini yaitu ada apa saja dalam ruang lingkup perencanaan, bagaimana sifat beserta elemn yang ada dalam perencanaan dan sebenarnya perencanaan perekonomian dio Indonesia itu seperti apa,untuk itu mari kita bersama bedah dalam persoalan ini sehingga tingkat kesejahetraan mencapai angka yang peruahan signifikan.. I.2 Rumusan Masalah Dalam pembahasan makalah ini,kami coba membatasi rumusan maslah yang akan dikaji yakni ada apa saja dalam ruang lingkup perencanaan,bagaimana sifat beserta elemen yang ada dalam perencanaan dan sebenarnya perencanaan perekonomian dio Indonesia itu seperti apa,untuk itu mari kita bersama bedah dalam persoalan ini sehingga tingkat kesejahetraan mencapai angka yang peruahan signifikan. I.3 Tujuan Dalam pembahasan makalah ini kami mempunyai tujuan yang diharapkan bisa terrealisasikan oleh kita sebagi pelaku ekonomi yakni : 1. Diharapkan mampu menjelaskan konsep system perencanaan ekonomi dan globalisasi

2. 3. 4.

Diharapakan mempunyai gambaran mengenai system perekonomian yang terjadi di Indonesia sehingga ujungnya tergerak untuk melakuan perubahan. Mampu menilai kinerja para pelaku ekonomi dalam merencanakan kebijakan ekonomi yang jauh untuk mencapai kesejahteraan rakyat Mengkritisi dan memberikan masukan untuk sebagai langkah perubahan dengan berdistribusi perihal system ekonomi Indonesia

I.4 Manfaat Dengan adanya pembahasan makalh yang berkenaan dengan perencanaa system ekonomi ini semoga khusuny bagi kami untuk supaya terus berkarya guna perbaikan kesejahteraan rakyat begitu pun dengan pembaca diharapkana mampu tergerak hatinya untuk mencari langkah antisipatif mana kala kesejahetraan di ambang pintu. I.5 Landasan Hukum Dalam pembuatan makalah ini kami terketuk untuk menjadikan dasar hukumnya adalah tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah tersebut,QS al Baqarah :233,HR al bukhari muslim tentang proses pelayanan administrasi selain itu,diantaranya sebagai berikut :
1. QS.Al Hasyr : 18
Hai orang orang yang beriman,bertakwalah kepada allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat),dan bertakwallah kepada allah sesunguhnya Allah maha mengetahui apa yang akmu kerjakan.

2. QS.Al Baqarah : 30
Ingatlah Tuhanmu berfirman kepada para malaikat,Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah dimuka bumimereka berkata : mengapa engakau hendak menjadikan dibumi itu orang orang yang membuat keruksakan padanya dan menumpahkan darah,padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji engaku dan menyucikan engakau ? Tuhan berfirman,Sesungguhnya kau mengetahui apa yang tidak kamu ketahui

3. QS.Al Insyiqoq : 19 4. QS.Al ala :2 5. QS An Nahl :90 6. QS Qiyamah : 36 7. QS Bani Israil : 36

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Jenis dan Ruang Lingkup Perencanaan Perencanaan (planing) merupakan proses yang menyangkut upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi kecenderungan dimasa yang akan datang dan penentua strategi yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan organisasi atau sebuah institusi (Abdal.M,,.Handt Out perkuliahan Manajemen,2011)Selain itu esensi dari perencanaan adalah terdiri atas protective benefit dan positif benefit. Ruang Lingkup perencanaan itu sendiri terdiri atas sifat perencanaan,elemen perencanaan,dan implikasi dari perencanaan itu sendiri dsalam hal ini kami akan bahas dari sector ekonomi.serta memiliki beberapa kegiatan kegiatan di dalamnya : 1. Menetapkan tujuan dan target yang hendakdi capai dari institusi tersebut. 2. Merumuskan strategi untuk mencapai tujuan dan target tersebut. 3. Menentukan sumbe sumber daya yang diperlukan. 4. Menetapkan standar/indikataor keberhasilan yang diharapkan dalam pencapaian target dan tujuan tersebut. Terlepas dari itu dalam perencanaan terdiri ats rencana kerja dan standar kerja dimana kedua aspek ini digunakan untuk mempermudah dalam pengklasifikasian rencana tersebut.Ada juga dalam ruang lingkup perencanaan yang menjadi syarat untuk terciptanya perencanaan yakni : factual dan realistic,logis yakni: 1. Menetapkan tujuan 2. Merumuskan keadaan sekarang 3. Identifikasi kemudahan dan hambatan 4. Menggambarkan serangkaian kegiatan kegiatan atau tindakan tindakan. dan rasional,fleksibel (QS Al Hajj : 78),kontinuitas,dan dialektis.Selain itu juga ada didalamnya itu proses penyusunan perencanaan

Perencanaan memiliki bentuk-bentuk yang terbagi dalam beberapa bagian yakni: 1. Berdasar pada horizontal (waktu) artinya Dalam aspek ini perencanaan terdiri atas, rencana yang mempunyai masa waktu 1-2 tahun,rencana yang memiliki waktu kurng dari satu tahun,dan ada rencana yang terdiri dari tiga tahun. 2. Berdasar pada subyek,maksdnya terdiri atas rencana produksi,rencana pinansial dan rencana teknis. 3. Bedasar pada ruang lingkup,terdiri atas rencana strategi dan rencan oprasional 4. Berdasar pada organisasi 5. Berdasar pada penggunaan diantaranya single us plan dan standing plan Dalam ruang lingkup kajian perencanaan ada yang dinamakan hirearki perencanaan yakni: Purpose (maksud), Misi, Obyektive (tepat sasaran), Strategi Policy (Kebijaksanaan), Program, Prosedur, Rule (aturan). Dalam ruang lingkup perencanaan perekonomian,tertuang masalah pembangunan yang menjadi tolak ukur pertumbuhan suatu perekonomian.Jika dilihat substansinya dalam menyeimbangkan persoalan ekonomi dapat dilihat ketika membahas persoalan mendasar tentang masalah mencari keseimbangan yang ideal maka analisa tentang permaslahan mendasar tersebut tertumpu pada dua dimensi yakni .kedua dimensi tersebut adalah : 1. dimensi kepemilikan sumber (resource ownership ) 2. dimensi alokasi sumber ( resourse allocation) Dimensi pertama lebih menyangkut persoalan persoalan politik-bahkan ideologi.ketentuan ketentuan dalam hal ini menyangkut batas batas normative anatara kepemilikan perorangan (private property) dan kepemilikan negara.semua lembaga Negara baik legislatif, eksekutif, ,maupun yudikatif secara terus menerus akan terlibat penuh dalam kurun waktu yang lama dalam penetapan batas batas tersebut ,yang dari waktu ke waktu dalam perjalanan akan mengalami pergesekan. Sementara dalam pembahasan dimensi kedua maka persoalan persoalan ekonomi akan lebih menonjol ke muka, karena disinilah peranan pasar akan dipertanggingkan dengan peranan pemerintah pada umumnya dan peranan

perencanaan ekonomi khususnya dalam upaya mencari pola alokasi sumber yang optimal bagi sebuah perekonomian. Bagi kebanyakan Negara berkembang peranan pemerintah lewat perencanaan ekonomi tetap merupakan elemen bernilai strategis dalam melakukan upaya pembangunan, khususnya di hadapan gelombang globalisasi dewas ini, ada beberapa alasan tentang hal itu ,diantaranya : 1. pembanguna bukan merupakan proses yang seketika atau otomatis. Ia memerlukan pemicu atau stimulus serta membutuhkan jangka waktu yang lama untuk mengalami perubahan demi perubahan dalam tahapan-tahapan yang berbeda. Dalam hal ini pemerintah berperan melalui berbagai kebijaksannan konsistensi. 2. Pembangun akan berjalan tidak dengan tanpa dan atau efek samping. Dalam hal ini muncul biaya dislokasi , apalagi yang berdampak negative seperti pengagguran , maka pemerintah harus turun tangan demi terhindarnya ketidakstabilan yang dapat mengganggu proses pembangunan pada tahap selanjutnya. 3. Penegtahuan (knowledge) tentang pembangunan telah banyak terakumulasi dan fari mana muncul gambaran tentang adanya jalur umum (common path ) dalam proses pembangunan perekonomian.dengan pengetahuan ini pemerintah bisa diantisipasi dan dideteksi sendiri mungkin penyimpanagan penyimpangan . dengan demikian tindakan koreksi bisa segera dilakukan secara tepat. 4. Perekonomian modern dalam era informasi sekarang sarat dengan data , informasi dan pengetahuan.pemerintah dengan jaringan birokrasinya yang luas memiliki bahan bahan tersebut dalam jumlah,jenis ,kualitas yang tidak dimiliki dunia usaha masyarakat.rumusan kebijaksanaan makro, karena itu masih keistimewaan pemerintah. 5. Globalisasi menimbulkan banyak quantum leap yang pada giliranya akan menyebabkan terjadinya discontinue untuk menghadapi ketidakpastiaan yang ekonominya untuk memelihara kesinambunagan dan

ditimbulkanya. Pemerintah perlu mengusahakan pengurangan resiko dalam hal ini demi kelangsungan kegiatan ekonomi. Khusus bagi negara Indonesia, peranan pemerintah dan terutama peranan perencanan ekonomi mendapatkan perhatian kuat dari pemerintah ke pemerintah ,oleh karena adanya komitmen politik nasional yang berlandaskan UUD 1945,yaitu : Untuk menciptakan masyarakat bangsa bangsa yang adil dan makmur dan berdaulat serta bersatu . Bangsa Indonesia telah berikrar pada tahun 1945 untuk memanpaatkan sumber sumber yang ada di bumi Indonesia sebesar besar untuk kemakmuran rakyat dan untuk mencerdaskan bangsa . Dengan menyadari kenyataan tentang kemajemun masyarakat Indonesia maka ditetapkanlah tentang tatanan ekonomi kita yang di dasarkan atas prinsip kekeluargaan.bangsa Indonesia karena itu tidak ingin membangun suatu tatanan yang menuju pada kapitalisme liberal apalagi laissesesz faire ataupun etaisme . bagi bangsa indonesia kepemilikan sumber daya sosial harus berpungsi sosial. Kesemua janji tersebut dikunci dalam pasal 33 UUD 1945, dan dikumandangkan dalam kekhusuan di dalam mukaddimah UUD 1945 yang bersemangat itu. 2.2 Sifat Perencanaan Dalam pembahasan aspek perencanaan,perencanaan memiliki sifat sifat yaklni diantarnya : 1. Kontribusi terhadap tujuan (contribution of objective) Sifat ini memilki maksud bahwa setiap perencanaan dilakukan untuk mewujudkan tujuan yang akan dicapai. 2. Kedudukan istimewa dari suatu perencanaan (primacy of planning) Sifat ini harus selalu ditempatkan di kedudukan pertama dan tujuan manajemen. 3. Kemampuan pengisisan dari perencanaan (pervasiveness of planning) Sifat ini merupakan dasar manajemen yang berisi tujuan dan cara pencapaiannya. 4. Efisiensi dari perencanaan (efissien of planning)

Sifat ini berarti merupakan suatu rencana yanag akan menyebabkan usaha pencapaian supaya lebih efisiensi. Selain dari pada itu perencanaan memilki sifat sebagi berikut : 1. Faktual dan realistik 2. Logis dan Rasional 3. Fleksibel 4. Kontinuitas 5. Dialektis Dari literature lain pun menyebutkaan mengenai sifat perencanaan sebagi berikut: 1. Permainan kata yang harus jelas 2. Stabil 3. Fleksible 2.3 Elemen Perencanaan
1. Perencanaan

Proses perencanaan dapat dimulai dengan suatu rencana pembangunan atau mungkin hannya dengan formulasi kebijaksanaan-kebijaksanaan pembangunan yang efektip untuk mencapai tujuan-tujuan pembangunan, kemudian diikuti dengan berbagai langkah-langkah kegiatan (measures) untuk melealisirnya. Biarpun diakui bahwa suatu rencana pembangunan memang merupakan suatu alat yang lebih baik untuk proses perencanaan dan peleksanaanya. Dengan melihat perencanaan sebagai suatu proses yang meliputi formulasi rencana dan implementasinya, dapatlah diusahakan rencana itu berisifat realistis dan dapat menanggapi masalah-masalah yang benar-benar dihadapi. Rencana dengan demikian merupakan alat bagi implentasinya, danimplentasinya hendaknya berdasar suatu rencana. Sifat rencana itu sendiri sebagai dasar pelaksanaannya sudah mengandung ciri-ciri yang berorientasi kepada pelaksanaan, dalam arti memungkinkan untuk pelaksanaannya. Ini berarti pula supaya dalam perencanaannya sudah diperhatikan kapasitas dan administrative bagi pelaksanaannya.

Untuk keperluan ini, maka di dalam perencanaan dikembangkang apa yang disebut rolling plan. Suatu rolling plan adalah cara perencanaan dimana pada tiap akhir tahun (periode tertentu) pelaksanaan rencana disesuaikan kembali dengan sasaran-sasaran, program-program dan proyek-proyek rencana untuk tahun (periode tertentu) berikutnya. Mengusahakan pererncanaan dapat seoperasionil mungkin. Mengenai hal ini antara lain diusahankan penggunaan apa yang disebut perencanaan oprasional tahunan. Cara perencanaan ini diperkembangkan dalam rangka PBB dan ECAFE bagi Negara-negara baru berkembang. Dalam rangka ini diusahakan kaitan yang erat antara perecanaan tahunan tersebut dengan anggaran belanja tahunan suatu Negara tertentu. Biarpun sumbersumber keuangan Negara hanya merupakan sebagiab dari pada seluruh sumbersumber pembangunan, namun kebijaksanaan fiskal, budget dan anggaran itu sendiri seringkali merupakan merupakan hal yang dominan dalam mengarahkan alokasi investasi pembangunan Negara-negara baru berkembang. Aspek lain dari ciri oprasionil suatu perencanaan adalah penyusunan program-program kerja dalam lingkungan kegiatan yang saling berkaitan dalam kupulan atau unitnya yang terkecil. Hal ini biasanya dituangkan dalam perencanaan program-program dan proyek-proyek.
2. Koordinasi Tahunan Perencanaan Melalui Perencanaan Oprasional

Perencnaan dapat terdiri dari rencana jangka panjang, rencana jangka menengah (kurang lebih lima tahun), dan rencana tahunan. Rencana jangka panjang menjadi pedoman penyusunan rencana jangka menengah. Rencana jangka menengah disususn dalam rangka perspektif jangka panjang tersebut. Rencana tahunan kini diperkembangkan, sehingga merupakan bagian dan peralatan dalam melaksanakan rencana jangka menengah dengan cara penyusunan kebijaksanaan dan program kegiatan yang lebih kongkrit, sehingga perencanaan menjadi lebih bersifat oprasionil. Supaya suatu rencana bisa lebih dapat dilaksanakan, maka perencanaan harus memuat isi yang operatif dan diterjemahkan dalam program kegiatan spesifik, cara ini disebut dengan perencanaan oprasionil tahunan. Dalam

perencanaan tersebut rencana jangka menengah lebih merupakan pedoman pengarahan kegiatan dan perkembangan yang harus ditempuh, dan perlu disesuiakan setiap tahun pelaksanaan, sesuai dengan perkembangan kemajuan dan perubahan-perubahan dibidang Ekonomi, Sosial, kapasitas Administrasi, Dunia Swasta, tersedianya data statistic, serta Teknologi. Kecuali itu perencanaan oprasionil tahunan memberikan kerangka koordinasi dalam perencanaan. Hal itu diusahakan dengan mengaitkan berbagai elemen dalam rencana secara serasi. Yang terutama adalah antara rencana fisik dan rencanaan pembiayaannya. Untuk memberikan gambaran-gambaran mengenai hal-hal diatas, maka dalam proses penyusunan rencana oprasionil tahunan, perlu ditempuh langkahlangkah sebagai berikut:
a. Mengadakan tinjauan terhadap keadaan (review) tahun yang lalu dalam pelaksanaan pembangunan dan mengadakan perkiraan perkembangan untuk tahun yang akan datang ( forecast). Dalam hubungan ini adalah perlu untuk mengembangkan sistem pembukuan nasiaonal atau data statistic yang saling berhubungan yang dapat dipergunakan sebagai bahan informasi poko dari pada perkembangan dan keadaan ekonomi. b. Suatu perkiraan mengenai perkembangan untuk tahun yang akan datang merupakan unsur penting dalam penyusunan rencana oprasionil tahunan. Gunanya untuk memberikan kemungkinan lain pilihan mengenai tujuan, cara-cara dan perkiraan pelaksanaan untuk rencana yang bersangkutan. c. Mengadakan penelitian mengenai sumber-sumber yang dibutuhkan dan tersedia bagi pembangunan, bahan-bahan khususna vital, dan sumber-sumber tenaga-tenaga pembiaayaan, sumber

penting untuk sektor-sektor priopritas. d. Merumuskan tujuan dan perkiraan hasil pelaksanaan untuk tahun yang bersangkutan dalam rangka realisasi recana pembangunan jangka menengah serta pertibangan-pertibangan kebijaksanaan jangka pendek lainnya.

10

e. Menyusun konsisten

suatu guna

rangaka

kebijaksanaan pelaksanaan

pembangunan pembangunan

yang dan Pola

mendunkung

tercapainya tijuan

dan sasaran

pembangunan tersebut.

kebijaksanaan ini menjadi landasan dan pengarahan bagi program investasi dan merupakan suatu dukungan bagi pelaksana program dan proyek-proyek. f. Menyusun rencana sektoral yang terdiri dari berbagai program yang konsisten sesuai dengan kebijaksanaan untuk mencapai tujuan yang telah direncankan tahunan, selaras dengan prioritas yang telah ditetapkan sebelumnya. Program-promram ini kemudian diperinci dalam berbagai proyek-proyek. Program kerja dari pada program-program dan proyek-proyek pembangunan ini perlu pula disusun dan sekaligus dikaitkan dengan rencana penyedian pembiayaan. g. Mengusahan adanya konsistensi antara perencanaan secara

sektoral dan regional. Pertimbangan regional penting, terutama mengenai penentuan lokasi proyek-proyek. h. Mengadakan koordinasi antara rencana investasi pemerintah dan rencana yang akan dilakuakan oleh sektor swasta, sehingga dana pemabangunan mungkin. dan hal arah ini perkembangan mungkin berjalan se-efesian Dalam termasuk kebijaksanaan

pengarahan perkreditan untuk investasi dan penanaman modal perusahaan-perusahaan Negara dan Swasta.

Hubungan Rencana oprasional tahuna dengan Anggaran pendapatan dan belanja Negara, suatu rencana tahunan baru akan bersifat oprasionil, apabila anggarannya tersedia. Dan rencana oprasional tahunan harus tercermin dalam anggaran belanja Negara, demikian pula anggaran belanja Negara harus mencerminkan program-program dan tujuan-tujuan pembangunan. 3. Keterbatsan Perencanaan Keuangan Karena rencana membutuhkan akuarsi data mengenai masa depan, manajer keuangan harus meningkatkan teknik meramal (forecasting) setiap saat

11

diperlukan. Keterbatsan peramalan itu sendiri akan berkurang karena masalah waktu. Seorang manajer keuangan juga harus dapat merevisi secara periodik rencana-rencana keuangannya, misalnya setiap enam bulan. Keterbatsan lain dalam perencanaan keuangan adalah manajemen tidak mungkin mengubah rencana atau keputusan yang telah diambil sebagai keputusan formal. Keterbatsan ini disebabkan oleh:
a. Rencana yang berhubungan dengan penambahan kapital biasanya menyangkut jumlah yang cukup besar dengan persetujuan (Commitment) terhadap pengadaan dana yang telah dilakuakan beberapa bulan sebelumna sehingga tidak mudah untuk dibatalkan. b. Untuk mengatur rencana-rencana tersebut terkadang sebelumnya telah dilakukan program latihan bagi calon tenaga kerja dan mungkin pula telah diadakan persetujuan mengenai pengadaan suplai bahan dasar dengan pihak penyuplai sehingga jika dibatalkan akan membawa akibat yang membahayakannya. c. Aktor psikologis manusia yang berpengaruh pada keengganan untuk mengubah pendapat atau rencana yang telah diputuskan.

2.4 Perencanaan Ekonomi Indonesia Y. Dior dalam bukunya The Planning Prosses mengatakan bahwa adalah suatu proses penyiapan seperangkat keputusan untuk dilaksanakan pada waktu yang akan datang yang diarahkan pada pencapaian sasaran tertentu. Dengan definisi tersebut berarti perencanaan mempunyai unsur-unsur sebagai berikut: 1. Berhubungan denganhari depan 2. Menyusun sperangkat kegiatan secara sistematis; dan 3. Dirancang untuk mencapai tujuan tertentu Perencanaan sering disusun karena situasi tertentu untuk memecahkan suatu masalah tertentu dan pada waktu tertentu pula Nehru mendefinisikan perencanaan secara sederhana dan pragmatis, yaitu Planing is the evercise of intellegece to deal with facts and situations as they are and finds way to solve problems.

12

Perencanaan merupakan suatu proyeksi yang diharapkan terjadi dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan datang. Oleh karena itu pembuat rencana perlu menghitung. Membuat asumsi-asumsi agar proyeksi tersebut dapat tercapai, disamping itu juga perlu ada lembaga yang mampu mengkoordinasikan semua kegiatan yang direncanakan tersebut. Tujuan akhir perencanaan adalah perbaikan kesejahteraan social ekonomi masyarakat. Memang ada beberapa pakar yang menganggap bahwa untuk mencapai tujuan tersebut tidak selalu harus melalui perencanaan. Adam Smith. Misalnya memakai semboyan Laissez Faire, Laissez Passez,et le monde va de lui me me. (Biarkan melakukan, biarkan lewat, dan duniaakan berjalan sendiri). Bahasa terangnya adalah biarkan bebas dan pemerintah jangan ikut campur tangan pemerintah, semua akan mencapai keseimbangan. Adam Smith perrcaya dengan adanya invisible hand yang akan mengatur sendiri bentuk perekonomian dalam masyarakat. Teori ini barangkali benar pada zamannya ketika pengaruh dari luar belum banyak yang masuk. Tetapi teori ini tidak bias bertahan, terutama sejak terjadinya great depression sekitar tahun 1929 yang mengakibatkan keleusan perekonomian dan pengangguran melanda dunia. Kemudian muncul J.M. Keynes yang menekankan pentingnya campur tangan pemerintah untuk menanggulangi situasi tidak menguntungkan tersebut. Pemerintah harus melalukan investasi (autonomous investmen) untuk mengurangi tingkat pengangguran. Sejak waktu itu, terutama setelah berakhirnya perang Dunia II banyak negara miskin yang percaya bahwa pengaruh pemerintah dalam pengendalian perekonomian adalah penting. Setelah The General Theory-nya Keynes, banyak berkembang pemikiran tentang model-model ekonomi yang menggunakan linier programming, analysis input output, game theory, dan sebagainya yang sangat berperan dalam pengembangna teori perencanaan selanjutnya. Perkembangan kemajuan teori perencanaan selanjutnya. Perkembangan kemajuan teori ekonomi makro yang semakin pesat, namun pada waktu itu dunia masih bergelut dengan hancurnya perekonomian akibat Perang Dunia II. Keadaan ini terjadi pula di Indonesia waktu itu.

13

Perencanaan Pembangunan Di Indonesia Sejarah perencanaan pembangunan di Indonesia sejak tahun 1945 hingga kini mengalami berbagai perkembangan sejalan dengan tingkat stabilitas politik dan keamanan. Artinya faktor-faktor social politik ekonomi, perhitungan akurat yang tidak ambisius, pengawasan yang kontinyu, pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi yang baik, serta pembiayaan yang memadai, merupakan hal yang sangat mempengaruhi keberhasilan perencanaan pembangunan suatu negara. Beberapa ahli mengakiu bahwa menyusun perencanaaan adalah suatu pekerjaan besar dan rumit, sedangkan pihak lain menganggap bahwa menyusun perencanaan tidak lebih hanya sebagai hisapan jempol saja. Namun demikian banyak diantara para ahli yang menganggap bahwa dengan perencanaan, suatu kegiatan aan dapat dilaksanakan lebih baik daripada tanpa perncanaan sama sekali. Menjelang proklamasi, para tokoh kemerdekaan Indonesia, masih berkonsentrasi pada pembicaraan di bidang politik, seperti masalah bentuk negara yang akan didirikan. Batas luas wilayah negara, dan kapan akan diproklamasikan Sedangkan perencanaan perekonomian tentunya belum terpikirkan secara mendalam di pemikiran mereka. Bagi tokoh-tokoh kemerdekaan waktu itu yang ppenting proklamasi kemerdekaan dapat segera dilaksanakan tanpa menungggu perencanaan rici di bidang social, politik, ekonomi. Mereka mempunyai keyakinan apabila Indonesia menunggu perencanaan yang lebih rinci, maka kemerdekaan tidak akan segera terwujud. Walaupun belum ada perencanaan yang konkrit mengenai masalah ekonomi, tetapi jalan kearah sana terus dirintis. Hal ini terbukti adanya pemikiran mengenai keharusan landasan idiil dan landasan konstitusional negara Republik Indonesia (sekarang dikenal dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945). Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh para tokoh kemerdekaan saat siding Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonessia, bila dihubungkan dengan definisi perencanaan dapat disebut sebagai perencanaan. Perencanaan yang dirintis tokoh-tokoh tersebut selanjutnya melandasi

14

perencanaan ekonomi yang lebih terarah, baik perencanaan jangka pendek, sedang, maupun perencanaan jangka panjang pada masa berikutnya. Salah satu kendala pada awal kemerdekaan adalah keterbatasan data, sehingga pemerintah belum bias menyusun perencanaan yang baik: Namun pemerintah Indonesia terus berupaya memperbaiki perekonomian yang berantakan akibat peperangan, pemberontakan, dan reformasi perpolitikan di Indonesia. Usaha-usaha tersebut tercermin mulai dari pembentukan Panitia Pemikir Siasat Ekonomi sampaidisusunnya Program Pembangunan nasional (Propenas). Panitia Pemikir Siasat Ekonomi berhasil Dasar Pokok Plan Mengatur Ekonomi Indonesia. Hal ini merupakan awal dari serangkaian perencanaan jangka pendek dan jangka panjang dalam sejarah perencanaan pembangunan di Indonesia. seperti Rencana Kasimo (1948-1950), Rencana Urgensi Perkembangan Industri dan Industri Kecil (1951-1952), Rencana Pembangunan Lima Tahun (1956-1960), Rencana Pembangunan Semesta Berencana (1961-1969); Rencana Pembangunan Lima Tahun selama PJP I (1969/70-1993/94 = 5 pelita), dilanjutkan Replita VI (1994/95-1998/99), dan sekarang Program pembangunan Nasional dan Propenas (2000-2004) A. Plan Mengatur Ekonomi Indonesia (1947) Penetapan Presiden (Penpres) No. 3/19947, tertanggal 12 april 1947, memutuskan untuk membentuk Panitia ahli yang diberi nama Panitia Pemikir Siasat Ekonomi. Panitia ini diketuai oleh wakil Presiden Muhammad Hatta, dan A.K. Gani, Muhammad Roem. Syafroeddin Prawironegoro masing-masing sebagai wakil ketua. Dilengkapi SekretariatPanitia Pemikir yang beranggotakan Dr. Soemitru Djojohadikusumo. Dr. Ong Eng Die, Dr. Ir. Samsoedin, Ir. Kasan Moetalib, Dr. Alfian Yoesoef Helmi dan seorang ahli statistic. Program-program yang direncanakandalam Plan Mengatur Ekonomi Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kemakmuran masyarakat yang merata melalui: 1. Mengintensifkan usaha produksi; 2. Memajukan Perdagangan Internasional; 3. Meningkatkan standar hidup masyarakat; dan

15

4. Meningkatkan kecerdasan bangsa. Program-program yang telah direncanakan tersebut akan dicapai melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut: 1. Meningkatkan impor barang-barang sandang, alat-alat transportasi dan perhubungan, barang-barang modal, barang-barang keprluan lainnya. 2. Meningkatkan ekspor yang diprioritaskan pada hasil perkebunan, kehutanan, minyak dan logam; dan 3. Memperbaiki organisasi ke dalam melalui: (a)Penetapan upah minimum (b)Perbaikan perumahan rakyat (c)Transmigrasi (d)Peningkatan pembangunan jalan dan kereta api baru, bendungan, Tenga listrik, dan pelabuhan (e)Industrialisasi (f)Tambang dan minyak tanah (g)Industri pertanian (h)Pertanian dan perikanan (i)Penanaman hutan (j)Pelayaran dan perhubungan antar pulau. B. Rencana Kasimo Pada Kabinet Amir Sjarifoddin, Menteri Muda Kemakmuran, I.J. Kasimo menyusun rencana pertama yang berdimensi waktu, yaitu rencana produksi jangka menengah (3 tahun) dari tahun 1948-1950. Konsep perencanaan yang sangat sederhana ini bertujuan untuk menanggulangi keadaan darurat waktu itu, mengingat perang masih terus berkecamuk. Sejak perang kemerdekaan II yang meletus pada tanggal 19 Desember 1948, Belanda menyerbu seluruh kota yang dikuasai Republik Indonesia, dan berhasil memasuki Ibukota RI di Yogyakarta dan menawan Presiden dan Wakil Presiden, serta beberapa menteri lainnya. Peristiwa ini sangat mengganggu pelaksanaan roda pemerintahan, khususnya Rencana Kasimo, sehingga pelaksanaannya tersendat-sendat. Karena hubungan dengan dunia luar putus sama sekali, sehingga memperburuk situasi perekonomian negara. Masalah yang sangat mendesak dan perlu segera ditanggulangi adalah penyediaan pangan. Karena itu semua pemikiran Rencana Kasimo ditujukan untuk memecahkan bagaimana Indonesia dapat mencapai swasembada pangan. Menurut Rencana Kasimo, swasembada pangan dilakukan baik melalui usaha

16

intensifikasi dengan menggunakan. Bibit unggul, maupun usaha ekstensifikasi di daerah-daerah yang masih banyak terdapat lahan tidur. Kasimo, misalnya, menyarankan agar tanah-tanah kosong di Sumatera Utara (dahulu Sumatera Timur) ditanami dan menggalakkan intensifikasi di Jawa dengan menanam bibit unggul. Setiap Desa harus menyiapkan ladang persemian bibit unggul. Usaha peningkatan produksi peternakan ditempuh dengan melarang penyembelihan dan penggunaan ternak yang tidak perlu.Pelaksanaan Rencana Kasimo sangat tidak menentu disebabkan sebagian besar wilayah Republik Indonesia masih diduduki Belanda, tetapi sebenarnya dalam rencana ini banyak petunjuk praktis yang mudah dilaksanakan. C. Rencana Urgensi Perkembangan Industri Dan Industri Kecil (1951-1952) Rencana ini dicenangkan oleh Sumitro Djojohadikusumo antara tahun 1951 sampai dengan tahun 1952. Rencanaini didasarkan atas pemikiran bahwa industrialisasi dipandang sebagai bagian integral dari kebijakan umum untuk menambah kekuatan ekonomi nasional yang sehat. Dalam rangkaian rencana ini industri-industri besar diharapkan dapat menciptakan external economies, sehingga dapat menjadi factor strategis bagi perkembangan sector-sektor lainnya. Konsep dasar rncana ini meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut: 1. Memperbaiki dan memperkuat balai-balai penelitian dan pendidikan untuk mempercepat perkembangan industry 2. Menambah pinjaman kepada perusahaan kerajinan rumah tangga dan industry kecil untuk memperkuat kedudukan ekonomi merekaa dan memungkinkan meningkatkan mekanisasi perusahaan 3. Mendirikan induk-induk perusahaan dengan bantuan langsung dari pemerintah pada pusat-pusat industri di daerah agraria. Tujuannya untuk membimbing perusahaan-perusahaan kecil, perseorangan, baik dalam proses produksi maupun pembelian bahan mentah, dan penjualan barang jadi 4. Mendirikan perusahaan-perusahaaan industry besar pada sector-sektor yang dipandang penting dengan biaya pemerintah dan swasta.

17

Dalam evaluasi pelaksanaan sampai dengan akhir tahun 1952, banyak proses yang belum dapat diselesaikan, bahkan sampai tahun 1954 (dua tahun setelah rencana berakhir) sebagian besar proyek-proyek yang direncanakan masih terbengkalai. Faktor-faktor yang menghambat pelaksanaan rencana ini meliputi dua factor, yaitu factor intern dan ekstern. Faktor intern meliputi, organisasi yang jelek, pengalaman manajerial yang kurang memadai, dan kekurangan tenaga ahli. Sedangkan factor ekstern meliputi masalah birokrasi, terutama peratuan mengenai keuangan negara, dan kurangnya koordinasi antar institusi. Untuk membantu industry-industri kecil, telah didirikan induk-induk perusahaan yang berfungsi untuk : a) Memperbaiki kualitas industry kecil b) Mengorganisasikan teknik produksi yang lebih baik c) Membuat standardisasi kualitas d) Memperkenalkan bentuk-bentuk organisasi baru yang lebih efisien e) Member pemahaman tentang organisasi dan koperasi kepada para pengusaha f) Mengorganisasikan penjualan hasil dan pembelian bahan mentah secara bersama-sama. Hasil-hasil dari rencana urgensi perkembangan industri dan industri kecil : sebagian masih ada sampai sekarang dan beberapa induk perusahaan masih berfungsi sebagai pendorong perkembangan industri kecil disekitarnya, misalnya: 1. Induk pengerjaan kayu di klender 2. Induk pengerjaan keramik di pleret (Purwakarta), Mayong (Kudus) dan malang 3. Induk pengerjaan tekstil di Majalaya 4. Induk pengerjaan besi di Ciasaat (Sukabumi), Ciwidey (Bandung), Batur(Cepu), Bareng (Kudus), dan medium 5. Induk penyamakan dan pengerjaan kulit di Pamekasan, Magelang dan Magetan 6. Induk pengerjaan paying di Juwiring (Solo) dan sidoarjo (jatim)

18

7. Induk pengecoran besi di Batur (cepu), pengecoran kuningan di Pasuruan dan Sukaraja, pengecoran perak di Kotagede (Yogyakarta). D. Rencana Pembangunan Lima Tahun (1956-1960) Dengan mempertimbangkan pengalaman dan kegagalan pelaksanaan perencanaan di masa sebelumnya, maka kebutuhan sebuah badan khusus yang berkewajiban menyusun perencanaan soaial ekonomi di Indonesia. Dengan Peraturan Pemerintah Nomor 2 tahun 1952 dibentuk Dewan Perancang Negara. Dalam melaksanakan tugas, Biro Perancang Negara dalam Perdana Menteri Juanda berhasil mencanangkan dan menyusun rencana Pembangunan Lima Tahun (RPLT) 1956-1960. Rencana jangka menengah ini mencakup aspek pembangunan yang lebih luas daripada rencana pembangunan sebelumnya. RPLT, dilihat dari metode perencanaan, disusun secara lebih jelas dan sistematis. Namun masalah yang dihadapi rencana pembangunan ini adalah masalah klasik, yaitu pembiayaan. Pembiayaan pembangunan kemudian direncanakan dari sumber dalam negeri dan pinjaman luar negeri. Termasuk hibah dan rampasan perang dari jepang. Walaupun rencana Undang-Undang RPLT (1956-1960) disetujui DPR pada tanggal1 November 1958, namun dalam perjalanannya mengalami sumber pembiayaan. Situasi selama periode inimemang masih kurang stabil disebabkan beberapa hal: 1. Sengketa mengenai Irian Barat yang memerlukanbiaya tidak sedikit 2. Perkiraan biaya RPLT yang didasarkan tahun-tahun sebelumnya dianggap normal akibat Korean Boom ternyata melesat 3. Data statistik yang kurang akurat 4. Jangka waktu rencana yang cukup panjang (5 tahun) mengakibatkan perkiraan-perkiraan sering salah atau menyimpang dari rencana. Kegagalan RPLT kecuali disebabkan oleh faktor-faktor yang terjadi di dalam negeri juga dipengaruhi oleh keadaan luar negeri yang tidak menguntungkan yaitu terjadinya resesi di Amerika Serikat dan Eropa selama 1957 dan 1958. Keadaan ini mengakibatkan cadangan devisa Indonesia mengalami

19

penurunan. Untuk itu, pemerintah terpaksa memperketat impor, baik impor barang-barang konsumsi maupun barang modal. Keadaan politik dalam negeri juga mempengaruhi pelaksanaan RPLT. Ketegangan antara pusat dan daerah mengakibatkan daerah menentukan kemauan sendiri, misalnya dengan melakukan barter gelap dengan luar negeri, sehingga sangat merugikan pendapatan negara. Untuk memulihkan stabilitas politik dalam negeri terpaksa dikeluarkan biaya yang besar terutama untuk sektor keamanan dalam negeri, yang mengakibatkan pemerintah mengalami deficit anggaran belanja. E. Garis-Garis Besar Pola Pembangunan Nasional Semesta Berencana Tahapan Pertama (1961-1969) 1. Dewan Perancang Nasional Dari pengalaman pemerintahan sebelumnya, semakin disadari perlunya diadakan semacam lembaga yang mengatur perencanaan pembangunan untuk kepentingan masa depan bangsa. Dengan Undang-Undang Nomor 80 Tahun 1958 dibentuklah Dewan PerancangNasional (Depernas) yang pelaksanaannya ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 1 Tahun 1959. Rencana pembangunan yang akan disusun oleh Dewan Perancang Nasional bersifat menyeluruh (Overall Planning). Tugas Dewan Perancang Nasional adalah mempersiapkan rancangan Undang-Undang Pembangunan Nasional yang berencana dan menilai penyelenggaraan pembangunan. Hasil kerja Dewan perancang nasional disampaikan kepada Dewan Menteri (Pemerintah) untuk kemudian diajukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat. Dewan Perancang dipimpin oleh seorang ketua dan beberapa wakil ketua. Kemudian ada revisi, dimana Ketua dijabat oleh Menteri Ex Officio. Anggota Depemas, diangkat oleh pemerintah, terdiri dari orang-orang yang mempunyai keahlian di bidang ekonomi, teknik, social budaya, wakil-wakil provinsi, golongan funsional dan pejabat-pejabat lainnya. Depernas menitikberatkan perencanaan pembangunan yang memberikan kemakmuran kepada sebagian besar rakyat yang masih menderita. Depernas mulai

20

bekerja pada tanggal 28 Agustus 1959, dan dalam waktu 10 bulan berhasil menyusun rumusan akhir Rencana Pembangunan Nasional Semesta Tahapan Pertama (1961-1969). 2. Rencana Pembangunan Semesta Berencana Tahap Pertama (1961-1969) Pembangunan Semesta Berencana adalah rencana jangka menengah terpanjang dalam sejarah perencanaan pembangunan di Indonesia. Jangka waktu 8 tahun merupakan kurun waktu cukup panjan dalam dalam kondisi perekonomian yang tidak menentu. Rencana pembangunan jangka menengah ini kemudian ditetapkan melalui ketetapan MPRS Nomor II/MPRS/1960 tentang Garis-garis Besar Pola Pembangunan Nasional Semesta Berencana Tahapan Pertama Pertama (1961-1969). Tujuan Pembangunan Nasional Semesta Berencana adalah untuk menciptakan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila (waktu itu disebut masyarakat sosialis ala Indonesia). Pada tahap pertama Depernas memperkenalkan program-program yang berisi proyek dengan tujuan meningkatkan pendapatan nasional dan perorangan. Selanjutnya, memperkenalkan proyek-proyek khusus yang diharapkan dapat meningkatkan pendapatan nasional. Disamping itu, terdapat proyek yang diharapkan member hasil kekayaan alam. Dalam perjalanannya pembangunan semesta berencana memerlukan kesinambungan perencanaan di masa mendatang. Untuk itu, diperlukan Badan yang mempunyai wewenang mengkoordinasikan perencanaan sektoral dan regional, serta melakukan pengawasan dan penilaian atas rencana yang disusun. Karena itu, sebagai Pengganti Dewan Perancang Nasional dibentuk Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) melalui Penetapan Pemerintah RI Nomor 12 Tahun 1963. Penpres mengenai Bappenas diperbaharui beberapa kali, terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 35 tahun 1973. Sinkronisasi perencanaan sektoral dan regional dianggap sangat penting, karena itu untuk kelancaran berkoordinasi maka dibentuklah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), dengan Keppres Nomor 19 tahun 1964.

21

Walaupun ada penyempurnaan kelembagaan di bidang perencanaan, namun dalam pelaksanaannya, pembangunan nasional semesta berencana menemui berbagai hambatan, antara lain inflasi dalam negeri yang tidak terkendali, akibat pengeluaran untuk proyek-proyek yang kurang produktif dari segi ekonomi. Bahkan untuk menanggulangi masalah tersebut pemerintah melakukan senering nilai rupiah dari Rp. 1.000,00 menjadi Rp1,00 pada bulan Desember 1965. Keadaan ini diperparah oleh pemberontakan G-30-S PKIvyang memporak-porandakan seluruh sistem perekonomian, dan rencana pembangunan semesta Berencana berakhir dengan kegagalan. F. PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG TAHAP PERTAMA (PJP I) DAN KEDUA (PJP II) Berbagai kegagalan dalam perencanaan serta kebijakan-kebijakan pembangunan, mengakibatkan hancurnya perekonomian Indonesia, dan menjadi penyebab turunnya pemerintahan Orde lama dan digantikan pemerintahan Orde Baru. Tahap pertama yang dilakukan oleh pemerintah Orde Baru adalah usaha rehabilitasi dan stabilisasi perekonomian Indonesia, dengan mengambil berbagai tindakan antara lain: Penyederhanaan dan penyempurnaan aparatur pemerintah, Meningkatkan penerimaan pajak, Penghematan pengeluaran pemerintah, Penyehatan pengkreditan, Penangguhan utang-utang luar negeri, Mengusahakan kredit-kredit luar negeri , Mengusahakan devisa pemerintah secara rasional, Meningkatkan ekspor, Memperbaiki sistem impor dan peningkatan penerimaan negara dari bea masuk impor, Membenahi bidang harga, dan Tarif dan subsidi di bidang moneter. Usaha-usaha rehabilitasi dan stabilisasi ekonomi (1966-1968) menampakkan hasil terutama dalam pengendalian laju inflasi. Situasi yang kondusif ini mendorong dirintisnya perencanaan-perencanaan yang lebih terkoordinasi dan teratur. Sejak itu, di mulai Penyusunan Repelita 1 (1969-1970 1974-1975 sampai dengan Repelita V (1989-1990 1999-2000), yang disebut juga sebagai Pembangunan Jangka Panjang Tahap Pertama (PJP I). Dan Repelita

22

VI (1994-1995 1999-2000) sampai dengan Repelita X (2019-2020 2023-2004) yang disebut Pembangunan Jangka Panjang Kedua (PJP II). Rencana-rencana tersebut merupakan pejabaran politik pembangunan dalam GBHN. Repelita-Repelita tersebut kemudian dijabarkan lagi dalam perencanaan tahunan (APBN) yang di mulai setiap awal tahun anggaran. Penyusunan rencana ini menggunakan model yang lebih maju dari tahun yang sebelumnya yaitu melalui pendekatan-pendekatan kuantitatif. Kemudian perencanaan kerangka makropun selalu dikombinasikan dengan perencanaan sektoral dan regional sehingga Repelita mereupakan perencanaan yang terpadu dan komperensip. Untuk menjaga transparansi baik Repelita maupun rencana tahunan (APBN) selalu dikonsultasikan dan dilaksanakan setelah mendapat persetujuan DPR. Faktor-faktor yang memungkinkan keberhasilan perencanaan pada masa Orde Baru ini adalah: 1. Kesetabilan politik dalam Negeri yang mendukung 2. Kestabilan keamanan 3. Perencanaan disusun oleh orang-orang yang ahli di bidangnya 4. Perencanaan yang realistis, yang disesuaikan dengan kemmampuan sumber daya dan dana 5. Koordinasi yang baik antara perencanaan pusat dan daerah 6. Perencanaan disusun tidak hanya dari atas ke bawah (Top Down). Tetapi dari bawah ke atas (bottom up) 7. Perencanaan diikuti dengan system pemantauan dan pengawasan yang terus menerus 8. Perencanaan yang transparan dan dapat diterima oleh masyarakat Sedangkan titik berat pembangunan jangka panjang kedua yang dimulai pada Pelita yang dimulai pada Pelita VI. Atau sering disebut orang sebagai tahap tinggal landas (teori Rostow ) diletakan pada bidang ekonomi sebagai penggerak pembangunan, seiring dengan peningkatan kualitas SDM, dan didorong secara saling memerkuat, terkait dan terpadu dengan pembangunan bidang-bidang lainnya. Sedangkan prioritas pembangunan lima tahun ke tujuh adalah

23

pembangunan ekonomi dengan kesepadanan dan keterkaitan antara sector industry dan pertanian, serta sector-sektor lainnya seiring dengan pembangunan kualitas SDM. G. Program Pembangunan Nasional (Propenas) Krisis ekonomi dan moneter, serta gerakan repormasi yang dipelopori Mahasiswa ditandai dengan tumbangnya rezim Orde Baru yang otoriter, mendorong terjadinya kemajuan di bidang politik, penegakan kedaulatan rakyat, peningkatan peran masyarakat dengan mengurangi peran pemerintah dalam kehidupan politik dengan terselenggaranya Sidang Istimewa MPR 1998; Penyelenggaran Pemilu tahun1999 dengan partai. Dan sidang umun MPR 1998 yang menyusun GBHN 1999-2004, serta melahirkan pemerintahan baru di bawah Presiden Abdurrahman Wahid Pemerintahan baru ini menyusun Program Pembangunan Nasional (PROPENAS) berdasarkan GBHN tersebut dengan 12 Misi, dan 3 diantaranya prioritas di bidang ekonomi, yaitu: 1. Pemberdayaan masyarakat dan seluruh kekuatan ekonomi nasional, terutama bagi pengusaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi dengan mengembangkan system ekonomi kerakyatan yang bertumpu pda mekanisme pasar yang berkeadilan, berbasis SDA dan SDM yang produktif, mandiri, maju, berdaya saing, ber wawasan lingkungan dan berkelanjutan 2. Perwujudan otonomi daerah dalam rangka pengembangan daerah dan pemerataan pertumbuhan dalam wadah Negara Kesatuan RI 3. Perwujudan kesejahteraan rakyat ditandai oleh meningkatnya kualitas kehidupan yang layak dan bermartabat serta member perhatian utama pada tercukupinya kebutuhan dasar, yaitu pangan, sandang, papan, kesehatan dan pendidikan lapangan kerja. Langkah-langkah yang dilakukan untuk pemulihan perekonomian dalam jangka pendek adalah: 1. Langkah yang akan ditempuh ada 3, yaitu: (a) Kebijakan fiscal dan moneter untuk menjaga stabilitas ekonomi dan mendorong kegiatan ekonomi; (b)

24

Mempercepat restrukturisasi perbankan dan perusahaan: (c) Memulihkan kembali kepercayaan pasar melalui transparansi kebijakan. 2. Kebijakan fiskal diarahkan untuk meringankan dampak krisis dan mendukung desentralisasi 3. Tingkat stimulus fiscal secara bertahap dikurangi dan kebijakan moneter diperlonggar, seiring dengan pulihnya sector swasta dan perekonomian secara keseluruhan. Agar kebujakan fiscal bekerja seiring dengan kebijakan moneter, defisit anggaran dibiayai dari pinjaman luar negeri, 4. Menuntaskan Restrukturisasi perbankan dengan rekapitalisasi perbankan 5. Melaksanakan prinsip transparansi yang menghendaki akuntabilitas dalam menjalankan berbagai kebijakan. Langkah-langkah yang ditempuh dalam memantapkan landasan perekonomian jangka menegah, adalah: 1. Dalam jangka menengah ada 4 kebijakan ekonomi yang telah disiapkan, yaitu: (a) Memperkuat kelembagaan dan sekaligus memperluas partisipasi masyarakat dalam kegiatan pembangunan (b) mengupayakan agar APBN berkesinambungan; (c) Mencegah hutang swasta yang tidak terkendali; (d) Mengupayakan operasi perbankan nasional yang mengikuti prinsip kehatihatian dan efisien. 2. Melaksanakan berbagai pembenahan yang mendasar untuk memperkuat kelembagaan menuju good governance, dengan pilar utamanya penyempurnaan system pengelolaan pemerintahan yang menganut prinsip transparansi dan accountability, serta system hukum dan perundang-undangan. Pelajaran penting pada masa krisis ekonomi adalah pentingnya mengintegrasikan nilai keadilan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari citacita untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian pertumbuhan ekonomi yang hendak dicapai harus dapat dinikmati oleh masyarakat luas secara berkeadilan. Oleh karena itu, pada masa repormasi harus bersungguh-sungguh dalam merubah paradigma pembangunan ekonomi yang bertumpu pada pertumbuhan kepada paradigm pembangunan ekonomi yang bertumpu pada pemerataan. Hal ini sejalan dengan GBHN 1999-2004 yang telah

25

mengamanatkan bahwa perekonomian dibangun berlandaskan sistem ekonomi kerakyatan, dimana kekuatan ekonomi rakyat dikembangkan menjadi tulang punggung pembangunan ekonomi nasional.

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan


Berdasar referensi yang kami suguhkan dalam persoalan perencanaan ekonomi Indonesia, akhirnya kami dapat menarik benang merah dari benang putih sehingga secara konseptual dapat dilihat dari beberapa point di bawah ini : Perencanaan khususnya dalam perekonomian sangat diperlukan karena sedikitnya dapat berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi, dapat menanggulangi ketidakpastian masa depan, sebagai alat Bantu pengendalian,dan berharap terlaksananya oprasi perekonomian yang efektif dan efisien. Dari segi sifat perencanaan itu sendiri, perencanaan memilki sifat contribution of objektif, primacy of planning, pervasivennes of planning, dan efisiensi of planning. Perencanaan juga memilki elemen elemen yang dapat mendukung terciptanya tujuan yakni: Suatu proses yg bersinambung & mencakup keputusan atau pilihan berbagai alternatif penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan tertentu pada masa yang akan datang dan dapat ditarik dari hal di atas mengenai elemen perencanaaan yakni: (a) Merencanakan berarti memilih (b) Perencanaan merupakan alat pengalokasian sumber daya (c) Perencanaan alat untuk mencapai tujuan (d) Perencanaan untuk masa depan Di Indonsia sistem ekonomi pernah mengunakan beberapa perencanaan demi terwujudnya kesejahteraan masyarakat diantaranya: Membentuk panitia pemikir siasat ekonomi Indonesia, rencana kasimo, rencana uregensi, repelita dan Rencana berjangka yaitu PJP I dan PJP I

3.2 Saran

26

Dari hasil analisis non formal yang kami lakukan mengenai perencanaan system ekonomi Indonesia kami mengambil titik masalahnya yaitu Problem kesejahteraan, mengapa demikian? kami berpendapat bahwa semua aktivitas yang dilakukan oleh Negara yang mengatasnamakan rakyat pasti memilki tujuan untuk terciptanya kesejahteraan masyarakat pada khususnya,namun dalam perencanaan ini masa;ah timbul dari system yang diapakai serta perencanaan yang kurang baik,karena kalo perencanaanya baik hanya sedikit yang mengalami kemelencengan dari apa yang sudah direncanakan. Kita ketahui bersama bahwa Indonesia telah mengalami pergantian system ekonomi, diantaranya system ekonomi sosialis, kapitalisme, termasuk neo liberal tapi nyatanya tidak bisa mewujudkan kesejahteraan rakyat banyak.Karena itu tuntutan dan mimpi akan kesejahteraan tidak lagi bisa digantungkan kepada system yang terbukti gagal itu teramsuk perencanaan didalamnya. Menurut kami dan ini dijdikan saran masukan untuk berusaha mewujudkan kesejhateraan rakyat tersebut yakni dengan cara menggunakan system ekonomi ISLAM. Bagaimana system ekonomi islam itu didalamnya dan apa korelasi dengan perencanaan?? Sistem ekonomi islam memilki politik ekonomi yakni menjamin kebutuhan pokok tiap individu rakyat dan memberi peluang bagi tiap orang untuk memenuhi kebutuhan sekunder dan tersiernya dalam sebuah tahapan tatanan masyarakat Islam dengan cporak yang khas. Kebutuhan pokok yang dimaksud adalah seperti sandang pangan papan dll.Pemenuhan kebutuhannya dilakukan oleh Negara secara langsung dengan bebas biaya,Sedangkan kebutuhan pokok seperti yang disebut tadi dijamin pemenuhannya oleh Negara dengan menggunakan mekanisme ekonomi dan non ekonomi. Mekanisme isl;am yang diajarkan untuk memenuhi kebutuhn tersebut diatur dalam kitab suci al Quran surat 2 : 233 serta hadist nabi yang artinya Aku lebih utama dibandingklan orang orang beriman daripada mereka siapa yang meninggalkan harta maka bagi keluarganya,dan siapa yanga meninggalkan hutang atau tanggungan keluarga maka datanglah kepadaku dan mnjadi tanggunganku,(HR AnNasl dan ibnu Hibban). Selain itu juga system ini memilki prinsip dalam perencanaan yakni di kajian pelayanan dengan system merjuk pada hadist nabi,yang berarti Permudahlah jangan kalian persulit,gembirakannlah dan jangan buat ora ng lari takut dan sedih (HR Bukhari Muslim Ahmad).Sistem islam juga akan menghapus sector non riil dan hanya mengembangakan yang riil,sehingga setiap pertumbuhan akan berupa pertumbuhan riil dan menghasilkan pembukaan kerja seluas luasnya.

27

Semua itu ditopang dari system pilar islam yaitu ketentuan tentang kepemilkan pribadi,umum,Negara,pengelolaan masyarakat. kepemilkan dan perindustrian harta ditengah

DAFTAR PUSTAKA Subandi, MM. 2005. Sistem Ekonomi Indonesia. Bandung: Alfabeta Tjokroamidjojo, Bintoro. 1995. Pengantar Ekonomi Administrasi Pembangunan. Jakarta: PT Pustaka LP3S Indonesia Manulang, M. 2005. Pengantar Manajemen Keuangan. Yogyakarta.Andi Bashari, Yanto. 2003. Mau Kemana Pembangunan Ekonomi Indonesia. September prenada media. Buletin Dakwah al Islam tentang problem kesejahteraan akibat gagalnya system ekonomi Negara..Hizbut Tahrir Indonesia Buletin Al Islam tentang Pemberantasan korupsi ala syariat islam sebagai bukti gagalnya perencanaan ekonomi Negara..Hizbu Tahrir Indonesia http://www.kamusekonomi.com/perencanaan-pembangunan-ekonomi.html 15.10.2012 16.30 http://www.blogspot.com.sifat perencanaan dalam ekonomi. html. 15.10.2012.16.35 http://google search.perencanaan ekonomi di Indonesia.15.10.2012 16.35

28

Anda mungkin juga menyukai