Anda di halaman 1dari 20

BAB II FORMULASI I. FORMULASI DIAZEPAM SUPPOSITORIA RECTAL II.

RANCANGAN FORMULA Tiap 1 gr suppositoria mengandung : Diazepam Tween 80 Komponen basis - Polietilen glikol 1000 - Polietilen glikol 4000 III. MASTER FORMULA Nama Produk Jumlah Produk Tanggal formula Tanggal Produksi Expired Date NO. Registrasi NO. Batch : Diazeen 0,5 mg 2% ad 1 gr 96% 4%

: 10 Suppositoria : : : : 13 3 - 2012 8 4 - 2012 8 4 2016 DKL 13 047 022 53 A1

: D3 001 047

Tanggal Formula Tanggal Produksi Induk 8 4 2012 13 3 2012 Tiap No Kode Bahan Nama Bahan Fungsi Bahan Suppositoria 1 DZPM Diazepam Poli Komponen 2 PEG 1000 EtileGlik Basis ol 1000 Poli Etilen Komponen 3 PEG 4000 Glikol Basis 4000 4 TWN 80 Tween 80 Surfaktan 0,022 g 0,22 g 0,431 g 4,31 g 10,344 g 103,44 g Zat Aktif 0,005 g 0,05 g Tiap Batch 10 Suppositoria Jumlah Produksi

IV. PREFORMULASI 1. Supositoria adalah sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang diberikan melalui rektal, vagina dan uretra (FI IV, 16) 2. Keuntungan Supositoria (FastTrack, 157-158) Bentuk sediaan rektal dapat memberikan efek lokal untuk mengobati infeksi dan radang Bentuk sediaan rektal digunakan efek sistemik pada situasi dimana penyerapan obat oral tidak dianjurkan seperti pasien yang tidak sadar,

pasien yang mudah muntah, obat yang rentan terhadap degradasi dilambung dan obat yang tidak teratur penyerapannya disaluran cerna. 3. Tujuan penggunaan 1. Efek Lokal Pada umumnya digunakan untuk pengobatan wasir, konsipasi, infeksi dubur. Zat aktif yang biasa digunakan: Anastetik lokal (benzokain, tetrakain)

- Adstringen (ZnO, Bi-subgalat, Bi-subnitrat) - Vasokonstriktor (efedrin HCL) - Analgesik (turunan salisilat) - Emollient (balsam peru untuk wasir) - Konstipasi (glisin bisakodil) - Antibiotika untuk infeksi 2. Efek Sistemik - Meringankan penyakit asma (teofilin, efedrin, amonifilin) - Analgetik dan antiinflamasi (turunan salisilat, parasetamol) - Anti arthritis, radang persendian (fenilbutason, indometasin) - Hipnotik & sedatif (turunan barbiturat) - Trankuilizer dan anti emetik (fenotiazin, klorpromazin) - Khemoterapetik (antibiotik, sulfonamida) (Lachman, Teory and Practice of Industrial Pharmacy, hal 565)

4. Masalah-masalah dalam pembuatan supositoria (Lachman, 1186) 1. Air dalam suppositoria Penggunaan air sebagai pelarut untuk mencampurkan zar-zat dalam basis suppositoria harus dihindari untuk alasan berikut : a. Air mempercepat oksidasi lemak b. Kecuali air berada dalam jumlah lebih tinggi dari yang dibutuhkan untuk melarutkan obat. c. Reaksi antara bahan-bahan yang terdapat dalam suppositoria seringkali disebabkan karena adanya air 2. Higroskopisitas Suppositoria gelatin yang mengandung gliserin kehilangan lembab oleh penguapan iklim dan mengabsorbsi lembab dalam kondisi kelembaban yang tinggi. 3. Ketidaktercampurkan Basis-basis PEG, tidak dapat tercampur dengan garam-garam perak, asam tanat, aminofilin, kinin, aspirin, benzokain, dan sulfonamid. 4. Viskositas Viskositas massa supositoria yang mencair sangat penting dalam pembuatan suppositoria dan proses pencairan dalam rektum. 5. Kerapuhan Basa-basa lemak sintesis dengan derajat hidrogenase yang tinggi dan kandungan stearat yang tinggi dengan kandungan padatan lebih tinggi pada temperatur kamar, biasanya lebih rapuh.

6. Kerapatan Untuk menghitung jumlah obat tiap suppositoria, kerapatan basis tersebut harus diketahui. 7. Pengemasan bobot dan volume Masing-masing suppositoria rektal ketentuannya kurang lebih 5 % dari bobot rata-ratanya. 8. Ketengikan dan antioksidan Ketengikan disebabkan oleh antioksidan dan penguraian berturut-turut dari lemak tidak jenuh menjadi aldehid jenuh dengan BM kecil. 5. Alasan Suppositoria dibuat 1 gram Alasan dibuat suppositoria diazepam 1gr karena yang akan dibuat suppositoria untuk anak-anak. Karena menurut : Voight : 281 Suppositoria untuk orang dewasa memiliki massa 2 gr, dan untuk anak 1 gr. Menurut Lachman:1148 Berat suppositoria rektal untul orang dewasa kira-kira 2 gr dan untuk anak-anak 1 gr. 6. Karakteristik Diazepam Diazepam merupakan obat yang sering digunakan sebagai terapi lini pertama untuk penatalaksanaan kejang, terutama kejang demam dan status epileptikus. Diazepam adalah turunan dari benzodiazepine yang merupakan sedatif yang berhubungan erat dengan depresi sistem saraf pusat. Obat ini merupakan obat standar terhadap benzodiazepin

lainnya. Diazepam dan benzodiazepin lainnya bekerja dengan meningkatkan efek GABA (gamma aminobutyric acid) di otak. GABA adalah neurotransmitter (suatu senyawa yang digunakan oleh sel saraf untuk saling berkomunikasi) yang menghambat aktifitas di otak (Couper FJ, Logan BK. 2004. Diazepam in Drugs and Human Performance Fact Sheets. Washington DC: National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA)) Observasi dan mencatat intensitas, durasi, lokasi aktifitas kejang, dosis awal diazepam dapat mengendalikan kejang salama 15 20menit setelah pemberian. Kompaktibilitas spuit simitedin, incompatibilitas spuit heparin. Income y-site attrakurium heparin panpuronium kalium klorida dan fepuronium( Pedoman obat untuk perawat, 319 ed 4). Sifat diazepam tidak larut dalam air dan harus berdisosiasi pada pelarut organik (propylene, glycol, sodium benzoat), rasa sakit mungkin muncul pada pemberian intramuskuler ataupun pada pemberian intravena. (Tim Penyusun. 2008. Informatorium Obat Nasional Indonesia. Jakarta : Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM) Republik Indonesia). Diazepam adalah obat turunan dari benzodiazepine dengan rumus molekul 7-kloro-1,3- dihidro- 1- metil- 5- fenil- 2H- 1,4benzodiazepin- 2- one (C6H13N2CLO) dengan berat molekul 284,7 g/mol yang bersifat basa. Merupakan senyawa kristal tidak berwarna atau agak kekuningan yang tidak larut dalam air. Benzodiazepin adalah

sedative yang berhubungan erat dengan depresi sistem saraf pusat. Benzodiazepin berguna untuk terapi kecemasan, insomnia, kejang, dan spasme otot. (Couper FJ, Logan BK. 2004. Diazepam in Drugs and Human Performance Fact Sheets. Washington DC: National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA)) Kerja utama diazepam yaitu potensiasi inhibisi neuron dengan asam gamma-aminobutirat (GABA) sebagai mediator pada sistem syaraf pusat Diazepam berikatan dengan reseptor-reseptor stereospesifik benzodiazepin di neuron postsinaptik GABA pada beberapa sisi di dalam sistem syaraf pusat (SSP) (Gunawan SG. 2007. Farmakologi Dan Terapi Edisi 5. Jakarta : Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia). Kelarutan : 1 g 330 mL air, sukar larut dalam air. Golongan : Benzodiazepin Titik leleh : 133oC ; 131oC- oC Pka : 3,7

(RPS, 1410 ; FI IV, 303) 7. Alasan dibuat Suppositoria Diazepam Karena diazepam dapat dimetabolisme oleh hati menjadi dalam bentuk inaktif. Oleh karena itu dibuat dalam bentuk sediaan supositoria yang tidak melalui hati.

Penggunaan sediaan oral tidak memungkinkan diberikan padap pasien dalam keadaan kejang-kejang. Oleh karena itu dibuat sediaan supositoria untuk memudahkan penggunaannya.

8.

Dosis 0,4-0,6mg/KgBB/dosis rektal suppositoria. Dosis diazepam rektal adalah 0,5-0,75 mg/kg atau diazepam rektal 5 mg untuk anak dengan berat badan kurang dari 10 kg dan 10 mg dengan berat diatas 10 kg. dosis 5 mg untuk anak dibawah usia 3 tahun dan dosis 7,5 mg diatas 3 tahun. Diazepam per rektal dengan dosis 0,5 mg/kg meruapakan obat pilihan pertama karena kerjanya sangat cepat, untuk anak yang mengalami kejang berkepenjangan, dapat diberikan diazepma rektal. Kejang , demam, sering terjadi dan mengenai sekitar empat persen pada anak-anak, kejang demam ini sangat berhubungan dengan usia dan hampor tidak pernah ditemukan sebelum usia 6 bulan atau setelah usia 6 tahun. Serangan kejang boleh dikatakan sederhana bila kejang berlangsung kurang dari 10 menit. diazepam spoostioria dengan dosis 0,5 mg/kg yang diberikan pada saat demam, bisa mengurangi resiko kekambuhan(Dasar-Dasar Pediatri, 282). Diazepam dalam larutan rektal 0,5 mg sampai 10 mg sekali(spoedeisende hulp in de huisartsenpraktjk, 340).

V. ALASAN PENAMBAHAN 1. Penggunaan PEG sebagai basis (Lachman,1184) Basis manapun yang digunakan obat harus didispersikan secara homogen didalamnya, tetapi obat tersebut harus dapat dilepaskan dengan laju yang dikehendaki pada cairan-cairan tubuh. Oleh karena itu, kelarutan bahan-bahan aktif dalam air atau terlarut lainnya harus diketahui jika obat larut dalam air, maka basis lemak dengan angka air dipilih, sebalikny jika obat tersebut sangat mudah larut dalam lemak, suatu basis tipe air yang ditambahkan surfaktan untuk menambah kelarutan, mungkin merupakan pilihan utama. (Ansel,583) Tidak digunakan basis larut air seperti gelatin-gliserin, karena basis ini paling sering digunakan dalam pembuatan suppositoria vagina. Dimana memang diharapkan efek setempat yang cukup lama dan unsur obatnya. (Ansel,587) Pelumasan jarang diperlukan bagi suppositoria dengan basis oleum cacao tau PEG, karena bahan ini cukup menciut begitu dingin dalam cetakan, sehingga akan terlepas dari permukaan cetakan dan mudah dikeluarkannya. (Ansel, 584) Suppositori dengan PEG tidak melebur ketika terkena suhu tubuh, tetapi perlahan-lahan melarut dalam cairan tubuh. Oleh karena itu, basis ini tidak perlu diformulasi supaya melebur pada suhu tubuh.

(Ansel, 585) Kepadatan PEG memungkinkan untuk dimasukkan pada waktu pemakaian secara perlahan-lahan akan melebur pada jari-jari yang memasukkannya, karena tidak melebur pada suhu tubuh, tetapi bercampur dengan sekret dari mukosa pada waktu melarut, suppositoria dengan basi PEG tidak akan bocor dari lubang masuknya.

(Excipient,212) Kestabilan dari PEG yaitu PEG tidak mendukung pertumbuhan mikroorganisme.

(Lachman,1174) PEG tidak terhidrolisis atau terurai, secara fisiologis, inert dan tidak membantu pertumbuhan jamur.

(Scovilles, 371) Basis PEG memiliki beberapa kelebihan diantaranya basis ini tidak mudah terhidrolisis menjadi busuk, tidak mendukung pertumbuhan mikroba atau tidak menyebabkan iritasi pada membran mukosa.

(FI IV, 303) Kelarutan praktis tidak larut dalam air sehingga digunakan basis tipe air yaitu polietilen glikol yang memiliki kelarutan mudah larut dalam air.

2. Penggunaan Kombinasi PEG (PEG 1000 dan 4000) Menurut (Ansel,584). Macam-macam kombinasi dari PEG bisa digabung dengan cara melebur, dengan memakai dua jenis atau lebih untuk memperoleh basis supositoria yang diinginkan konsistensi dan sifatnya.

Campuan PEG dapat digunakan sebagai basis suppositoria. Dimana campuran PEG ini memiliki banyak kelebihan dibandingkan basis lemak. Misalnya titik leleh suppositoria dibuat lebih tinggi untuk menahan paparan iklim hangat, pelepasan obat yang tidak tergantung pada titik lebur/leleh stabilitas fisik dalam penyimpanan baik, suppositoria dapat segera larut dengan cairan rektum.

(Lachman, 1174) Basis dengan kombinasi PEG 1000 dan PEG 4000 ini mempunyai titik leleh rendah dan berguna bila diinginkan penghancuran yang cepat. Konsentrasi: Untuk PEG 1000 Untuk PEG 4000 96% 4%

(Ansel,584) PEG lainnya dapat dipakai sebagai basis suppositoria tergantung pada kepadatan dari produk yang diinginkan. Jadi disini digunakan PEG 1000 dan PEG 4000 untuk mendapatkan kepadatan suppositoria yang baik.

(Martin,839) Dimana formula ini telah ditetapkan sebagai basis 1 yaitu kombinasi PEG 1000 dan 4000 yang konsentrasinya juga telah ditetapkan.

(Excipient 518-519, Excipient 1983, 209-211) Penggunaan basis PEG 1000 karena basis ini memiliki titik lebur 37oC40oC dan kelembaban sekitar 0,585% dan penggunaan basis PEG karena memiliki titik lebur 50oC-58oC dan kelembaban sekitar 0,300%.

Dengan melihat keterangan/penjelasan diatas digunakan PEG 1000 dan PEG 4000 agar zat aktif mudah dilepaskan dalam cairan rektum. 3. Penggunaan Surfaktan 1. Jika obat tersebut sangat mudah larut dalam lemak, suatu basis tipe air , yang ditambahkan surfaktan untuk menambah kelarutan (Lachman, 1184). 2. Surfaktan juga membuat zat-zat yang tidak larut tetap tersuspensi dalam basis. Dalam hal ini zat aktif terdispersi dalam basis (Lachman, 1174). 3. Penggunaan Tween 80, karena telah ada pengujian tentang pengaruh konsentrasi PEG 4000 terdapat uji disolusi dengan menggunakan surfaktan. Dimana tween 80 merupakaan surfaktan non ionik dan memiliki keuntungan yaitu tidak toksik dan tidak iritatif, dapat bercampur dengan semua bahan obat, netral dan stabil terhadap trolit dan zat ionik. 4. Tween 80 digunakan untuk mengganti sodium lauryl sulfat yang terdapat dalam formula pengujian. Hal ini disebabkan karena sodium lauryl sulfat diketahui bila digunakan pada kulit dapat menimbulkan iritasi. Dimana dalam formula ini digunakan tween 80 dengan konsentrasi 2% dan konsentrasi ini sudah terbukti Dikutip dari jurnal terakreditas dengan judul pengaruh konsentrasi PEG 4000 trehadap laju disolusi ketoprofen dalam sistem dispersi padat ketoprofen dengan pengujian dan masuk dalam range 1-15%. (). 5. Konstrasi Tween 80 sebagai weeting agent 1-3% dan sebagai penambahan kelarutan 1-15%

4.

Metode yang digunakan Pembuatan supositoria dilakukan dengan menggunakan metode cetak tuang. Hal ini disebabkan oleh basisi yang digunakan yaitu PEG yang tidak dapat dibuat dengan cara menggulung dengan tangan.

VI. Uraian bahan 1. PEG (FI IV, 509 ; Excipient, 517-518) Nama resmi Sinonim RM BM : Polietilen Glikol : Makrigol : (HOCH2CCH2OCH2)2CH2OH : 4000 = 3000-8000 6000 = 5700-6130 Pemerian : PEG > 1000 berbentuk padat, putih atau tak berwarna seperti lilin Kelarutan : Mudah larut dalam air; dalam aseton, dalam etanol 95%, dalam kloroform, dalam etilenglikol mono etil eter, dalam etil asetat dan dalam toluena. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup, kering, sejuk dan terlindung dari cahaya. Kestabilan : Semua kelarutan senyawa phenylmercuri membentuk residu hit logam ketika terkena cahaya atas setelah penyimpanan lama. Larutan dapat disterilkan dengan autoklaf Incompatibilitas : Inkom dengan komponen bahan pembantu lainnya, tidak bercampur dengan garam-garam perak, asam

berat, kinnin, lectamol, aspirin, benzokain, income dengan halida, pertikulan bromida dan iopoda. 2. Tween 80 (FI IV, 687 ; Excipient, 549) Nama resmi Sinonim RM/BM Pemerian : Polysorbatum 80 : Polisorbat 80, tween 80. : C64H124O26 / 1310 : Cairan seperti minyak, jernih berwarna kuning muda hingga cokelat muda, bau khas lemah ; rasa pahit dan hangat. Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, larutan tidak berbau dan praktis tidak berwarna; larut dalam etanol, dalam etil asetat; tidak larut dalam minyak mineral. Penyimpanan Kestabilan : Dalam wadah tertutup rapat : Stabil dalam elektrolit dan asam serta basa lemah; proses penyabunan bertahap terjadi dengan asam kuat dan basa kuat. Polisorbat yang higroskopis harus diperhatikan kadar airnya sebelum digunakan dan jika perlu dikeringkan. Incompatibilitas : Perubahan warna dan/atau presipitat terjadi pada berbagai zat, khususnya fend, tannin. Aktifitas pengawet antimikroba paraben dapat berkurang dengan adanya polisorbat.

3. DIAZEPAM (Dirjen POM, 1979; Dirjen POM, 1995) Nama resmi Sinonim RM/BM Pemerian : : : : Diazepamum Diazepam C16H13ClN2O/ 284,74 Serbuk hablur; putih atau hampir putih; tidak berbau

VII. Perhitungan Bahan Diazepam Tween 80 Komponen basis - Polietilen glikol 1000 - Polietilen glikol 4000 1. Diazepam 0,5 mg = 0,0005 X 10 Bobot supositoria 1 gr = 1 X 10 Ditambahkan 10% = x 10 0,5 mg 2% ad 1 gr 96% 4% = 0,005 g = 10 g =1g = 11 g = 0,22 g

Jadi bobot supositoria = 10 g + 1 g Tween 80 2 % Komponen basis = x 11

= 11 g - (0,005 g + 0,22 g) = 11 g 0,225 g = 10,775 g

- Polietilen glikol 1000 96% = - Polietilen glikol 4000 4% VIII. CARA KERJA =

x 10,775 x 10,775

= 10,344 g = 0,431 g

Pembuatan supositoria dilakukan dengan menggunakan metode cetak tuang. Hal ini disebabkan oleh basisi yang digunakan yaitu PEG yang tidak dapat dibuat dengan cara menggulung dengan tangan. Supositoria dengan basis PEG tidak membutuhkan pelumas pada cetakan dan lebih mudah dibuat dari pada supositoria dengan minyak coklat(Lachman, 1775). 1. Ditimbang diazepam sebanyak 0,005 g, Tween 80 sebanyak 0,22 g, PEG 1000 10,344 g dan PEG 4000 0,431 2. Dimasukkan diazepam kedalam lumpang dan digerus hingga halus 3. Dileburkan kombinsi PEG 4000 dan 1000 diatas waterbath pada suhu 50oC 4. Ditambahkan tween 80 kedalam campuran basis setelah itu diaduk hingga homogen 5. Dimasukkan diazepam kedalam campuran tersebut, diaduk hingga homogen 6. Dimasukkan seluruh campuran hasil leburan kedalam cetakan 7. Dimasukkan kedalam lemari pendingin kurang lebih 15 menit 8. Dikeluarkan supositoria dari cetakn 9. Dibungkus dengan aluminium foil 10. Dimasukkan kedalam kemasan 11. Dimasukkan kedalam dus yang telah berisi brosur. Alasan petunjuk penggunaan Sebelum digunakan supositoria dibasahi dengan air terlebih dahulu karena menurut (Lachman, 1175):

Biasanya dicelupkan dalam air sebelum dimasukkan, sehingga iritasi yang mungkin terjadi pada membran mukosa dapat dihindari. Evaluasi suppositoria 1. (Lachman, 1991) a. Uji kisaran leleh (Uji kisaran meleleh makro) Uji ini merupakan suatu ukuran waktu yang diperlukan suppositoria untuk meleleh sempurna dalam penangas air dan temperatur tetap 37C, sebaiknya uji kisaran leleh yang diukur dalam pipa kapiler hanya untuk basis lemak. b. Uji pencairan (Uji waktu melunak dari suppositoria rektal) Uji tersebut terdiri dari pipa U yang sebagian dicelupkan kedalam penangas air yang bertemperatur konstan. Penyempitan pada satu sisi menahan suppositoria. Waktu yang diperlukan batangan untuk melewati suppositoria sampai penyempitan tersebut dicatat sebagai waktu melunak. c. Uji kehancuran Alat yang digunakan terdiri dari ruang berdinding rangkap dimana suppositoria yang diuji ditempatkan, dirancang untuk mengukur keregasan atau kerapuhan suppositoria. d. Uji disolusi Digunakan untuk menahan sampel ditempatnya dengan kapas, saringan kawat dan manik-manik gelas.

2. (Voight, 302) a. Uji penampilan Satu buah suppositoria dibelah secara vertikal dan horizontal kemudian diamati secara visual pada bagian intenal dan eksternal untuk melihat migrasi zat aktif.

DAFTAR PUSTAKA Ansel, H. 1985. Pengantar bentuk sediaan farmasi. Jakarta: Universitas Indonesia Press Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia Dirjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia Jones, D. 2008. Pharmaceuties Dosage Form and Design. London:

Pharmaceutical Press Lachman. 1989. Teori dan Praktek Farmasi Industri edisi III. Jakarta: UI Press Rowe, R. 2004. Handbook of Pharmaceutical Excipient Pharmaceutical Press Sweetman, S.C. 2009. Martindale The Complete Drug Reference Thirty-Sixth Edition. London: Pharmaceutical Press Voight, R. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
6th

Edition. Washington:

BROSUR
DIAZEEN
Diazepam Supositoria Rektal Komposisi Tiap 1 gram Suppositoria mengandung : Diazepam Zat tambahan Indikasi Diazepam diindikasikan untuk mengatasi status epileptikus, kejang demam, kejang akibat keracunan, premedikasi, sedasi pada amnesia, serta digunakan bersama-sama dengan anestesi lokal Farmakologi Diazepam adalah turunan dari benzodiazepine bekerja dengan 0,5 mg q.s

meningkatkan efek GABA (Gamma AminoButyric Acid) di otak. GABA adalah neurotransmitter (suatu senyawa yang digunakan oleh sel saraf untuk saling berkomunikasi) yang menghambat aktifitas di otak. Diazepam meningkatkan penghambatan efektifitas GABA dalam menghasilkan rangsangan dengan meningkatkan permeabilitas membran terhadap ion klorida. Perubahan ini mengakibatkan ion klorida berada dalam bentuk terhiperpolarisasi (bentuk kurang aktif / kurang memberikan rangsangan) dan stabil. Aturan Pakai Anak anak 1 kali sehari Petunjuk Pengunaan Dibasahi suppositoria dengan air sebelum dimasukan di rektum. Kontra Indikasi Pemberian diazepam harus dihindarkan untuk pasien dengan depresi napas, kelemahan neuromuskular pada saluran napas termasuk unstable myastenia gravis, insufiensi paru akut, sindroma sleep apnea,gangguan hepar berat, tidak boleh digunakan secara tunggal pada depresi atau pada kecemasan yang disertai depresi. Peringatan dan Perhatian Hanya untuk anak-anak. Hati-hati pada depresan SSP. Efek Samping Dapat menyebabkan kantuk dan kebingungan, ataksia pada dosis tinggi. Penyimpanan Disimpan dalam lemari pendingin pada suhu 2-8C dan terlindung dari cahaya matahari. Kemasan Isi 1 dus @10 Supositoria No reg : DKL 13 047 022 53 A1

No. batch: D3 001 047

HARUS DENGAN RESEP DOKTER


Diproduksi oleh PT. FARMA

Anda mungkin juga menyukai