Anda di halaman 1dari 25

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, Pemilik segala ilmu, Pemberi rahmat dan kasih sayang yang telah melimpahkan hidayah-Nya, sehingga tugas kelompok dalam bentuk paper ini dapat diselesaikan yang berjudul REAKSI HIDROGENASI. Ucapan terimakasih yang tidak terhingga disampaikan kepada Ibu Maria Peratenta, ST. MT sebagai dosen mata kuliah Pengantar Teknik Kimia dan Industri , teman-teman kelompok 5 yang telah memperjuangkan waktu, tenaga, serta bantuan baik moril maupun materil, juga terkhusus untuk teman-teman kelas B yang telah memberi masukkan dan bantuan. Kami selaku penulis sangat mengharapkan kritik dan saran agar tercapainya kesempurnaan dalam paper ini. Kami berharap paper ini bisa bermanfaat bagi yang membacanya.

Pekanbaru, 1 Mei 2013

Penulis

BAB I
Pengantar Teknik Kimia dan Industri Page 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Hidrogenasi adalah istilah yang merujuk pada reaksi kimia yang menghasilkan adisi hidrogen (H2). Proses ini umumnya terdiri dari adisi sepasang atom hidrogen ke sebuah molekul. Penggunaan katalis diperlukan agar reaksi yang berjalan efisien dan dapat digunakan; hidrogenasi non-katalitik hanya berjalan dengan kondisi temperatur yang sangat tinggi. Hidrogen beradisi ke ikatan rankap dua dan tiga hidrokarbon. Oleh karena pentingnya hidrogen, banyak reaksi-reaksi terkait yang telah dikembangkan untuk kegunaannya. Kebanyakan hidrogenasi menggunakan gas hidrogen (H2), namun ada pula beberapa yang menggunakan sumber hidrogen alternatif; proses ini disebut hidrogenasi transfer. Reaksi balik atau pelepasan hidrogen dari sebuah molekul disebut dehidrogenasi. Reaksi di mana ikatan diputuskan ketika hidrogen diadisi dikenal sebagai hidrogenolisis. Hidrogenasi berbeda dengan protonasi atau adisi hidrida; pada hidrogenasi, produk yang dihasilkan mempunyai muatan yang sama dengan reaktan. Reaksi hidrogenasi banyak digunakan dalam berbagai proses reaksi di industri tertentu. Seperti pada industri mentega dan sebagainya. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai reaksi hidrogenasi dan pengguanaan reaksi ini dapat diketahui dari pembahasan dalam makalah ini. 1.2 Rumusan Masalah Dalam makalah ini kami akan merumuskan masalah tentang: 1. Apakah yang di maksud dengan hidrogenasi? 2. Apa saja jenis-jenis penggunaan reaksi hidrogenasi? 3. Apakah yang di maksud dengan hidrogenasi dalam teknologi minyak dan lemak? 4. Apakah yang di maksud dengan hidrogenasi dalam laboratorium?
Pengantar Teknik Kimia dan Industri Page 2

5. Bagaimana proses pembuatan margarin? 6. Reaksi hidrogenasi dalam pembuatan margarin? 1.3 Tujuan 1.4 Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah: Untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen pengantar industri kimia Untuk memperluas ilmu pengetahuan mengenai reaksi hidrogenasi Agar lebih menguasai materi mengenai reaksi hidrogenasi

Manfaat Dengan makalah ini dapat memberikan informasi kepada pembaca mengenai

pengertian reaksi hidrogenasi dan penggunaan reaksi hidrogenasi di industri sehingga diharapkan agar dapat memberikan ilmu dan info yang bermanfaat bagi pembaca.

Pengantar Teknik Kimia dan Industri

Page 3

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Reaksi Hidrogenasi

Gambar 2.1 Reaksi Hidrogenasi Hidrogenasi adalah istilah yang merujuk pada reaksi kimia yang menghasilkan adisi hidrogen (H2). Proses ini umumnya terdiri dari adisi sepasang atom hidrogen ke sebuah molekul. Penggunaan katalis diperlukan agar reaksi yang berjalan efisien dan dapat digunakan; hidrogenasi non-katalitik hanya berjalan dengan kondisi temperatur yang sangat tinggi. Hidrogen beradisi ke ikatan rankap dua dan tiga hidrokarbon. Oleh karena pentingnya hidrogen, banyak reaksi-reaksi terkait yang telah dikembangkan untuk kegunaannya. Kebanyakan hidrogenasi menggunakan gas hidrogen (H2), namun ada pula beberapa yang menggunakan sumber hidrogen alternatif; proses ini disebut hidrogenasi transfer. Reaksi balik atau pelepasan hidrogen dari sebuah molekul disebut dehidrogenasi. Reaksi di mana ikatan diputuskan ketika hidrogen diadisi dikenal sebagai hidrogenolisis. Hidrogenasi berbeda dengan protonasi atau adisi hidrida; pada hidrogenasi, produk yang dihasilkan mempunyai muatan yang sama dengan reaktan. Contoh reaksi hidrogenasi adalah adisi hidrogen ke asam maleat, menghasilkan asam suksinat. Beberapa aplikasi penting hidrogenasi ditemukan dalam bidang petrokimia, farmasi, dan industri makanan. Hidrogenasi lemak takjenuh menghasilkan lemak jenuh, dan kadang pula lemak trans.
Pengantar Teknik Kimia dan Industri Page 4

Reaksi Hidrogenasi digunakan dalam berbagai proses industri maupun di laboratorium penelitian, dan muncul juga dalam sistem kehidupan. Banyak senyawa karbon memiliki ikatan tiga, dan dalam kasus seperti itu, dua molekul hidrogen yang diperlukan untuk benar-benar menjenuhkan senyawa karbon dengan hidrogen. Hidrogenasi karbon dari obligasi atau tiga karbon ganda tidak akan terjadi kecuali katalis hadir. Para ilmuwan telah mengembangkan banyak katalis untuk jenis reaksi. Kebanyakan dari mereka termasuk logam berat, seperti platinum. Jenis-jenis penggunaan reaksi hidrogenasi yaitu: a. Hidrogenasi Di Laboratorium Penelitian Reaksi hidrogenasi adalah alat yang berguna bagi seorang ilmuwan mencoba untuk menentukan struktur molekul baru. Rumus molekul, menunjukkan persis jumlah tiap jenis atom, dapat ditentukan dalam beberapa cara, tetapi menemukan susunan atom-atom ini memerlukan sejumlah besar pekerjaan detektif. b. Hidrogenasi - Hidrogenasi Dalam Industri Banyak senyawa karbon yang ditemukan di minyak mentah adalah penggunaan sedikit. Senyawa ini mungkin berisi beberapa obligasi, tetapi dapat dikonversi menjadi senyawa jenuh oleh hidrogenasi katalitik. Ini adalah salah satu sumber untuk banyak bensin yang kita gunakan saat ini. Bahan kimia lain selain bensin yang terbuat dari minyak bumi, dan untuk hal ini juga, langkah pertama dari minyak mentah dapat hidrogenasi. c. Hidrogenasi - Biologi Hidrogenasi Banyak reaksi kimia dalam tubuh membutuhkan penambahan dua atom hidrogen untuk molekul untuk mempertahankan hidup.

Pengantar Teknik Kimia dan Industri

Page 5

2.2 2.2.1

Hidrogenasi Dalam Teknologi Minyak dan Lemak Pangan Pengertian Hidrogenasi Hidrogenasi merupakan proses pengolahan minyak atau lemak dengan jalan

menambahkan hydrogen pada ikatan rangkap dari asam lemak, sehingga akan mengurangi tingkat ketidakjenuhan minyak atau lemak. Proses hidrogenasi, terutama bertujuan untuk membuat minyak atau lemak bersifat plastis. Adanya penambahan hydrogen pada ikatan rangkap minyak atau lemak dengan bantuan katalisator akan mengakibatkan kenaikan titik cair. Juga dengan hilangnya ikatan rangkap, akan menjadikan minyak atau lemak tersebut tahan terhadap oksidasi. Adapun mekanisme reaksi hidrogenasi adalah sebagai berikut : R-CH = CH-CH2-COOH Asam lemak tidak jenuh
H2 Pt/Ni

R-CH2-CH2-CH2-COOH asam lemak jenuh

Pemanasan akan mempercepat jalannya reaksi hidrogenasi.pada temperature 4000F (2050C) dicapai kecepatan reaksi yang maksimum. Juga penambahan tekanan dan kemurnian gas hydrogen yang dipergunakan akan menaikkan kecepatan reaksi proses hidrogenasi. Dalam proses hidrogenasi tersebut karbon monoksida dan sulphur merupakan katalisator beracun yang sangat berbahaya. 2.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Hidrogenasi Hidrogenasi asam-asam lemak dalam trigiserida tidak merupakan suatu fungsi dari letak asam lemak tersebut. Asam lemak tidak jenuh yang terpenting dari minyak makan adalah asam oleat, asam linoleat dan asam linolenat. Proses hidrogenasi mengubah asam linolenat menjadi asam linoleat dan selanjutnya diubah menjadi asam oleat. Sebelum asam oleat diubah menjadi asam stearat, ia cenderung membentuk asam isooleat, tetapi pada kondisi hidrogenasi yang sesuai, terbebtuknya asam isooleat dapat dihindari. Pemisahan dan pembentukan asam isooleat akan dibantu dengan pemanasan pada suhu tinggi, konsentrasi katalisator yang tinggi serta pengadukan dan penggunaan tekanan yang rendah.
Pengantar Teknik Kimia dan Industri Page 6

Kecepatan reaksi tergantung pada sifat alamiah substansi yang dihidrogenasi, sifat dan konsentrasi katalis, konsentrasi hydrogen dan suhu, tekanan dan frekuensi pengadukan. 2.2.3 Katalisator Pada Proses Hidrogenasi Katalisator untuk proses hidrogenasi adalah platina, palladium, dan nikel. Tetapi berdasarkan pertimbangan ekonomis, hanya nikel yang umum dipergunakan sebagai katalisator hidrogenasi. Nikel mungkin juga mengandung sejumlah kecil Al dan Cu yang berfungsi sebagai promotor dalam hidrogenasi minyak. 2.2.4 Pembuatan Hidrogen Hidrogen yang dipergunakan pada proses hidrogenasi dibuat dengan proses elektrolisa dan proses steam iron. Proses elektrolisa yang dilakukan sangat sederhana, yaitu dengan larutan natrium hidroksida encer. Cara ini dapat menghasilkan hydrogen yang murni. Cara steam iron adalah proses pembuatan hydrogen yang mengikutsertakan proses reduksi dan oksidasi dari besi panas dalam dapur api yang dipanaskan pada suhu 15000 F 17000 F ( 815,5 926,50 C ). Uap yang dipergunakan dialirkan secara berlebihan memalui besi panas. Oksigen pada uap akan mencampur dengan besi dan akan membebaskaan hydrogen. Pada tahap akhir dari siklus uap, gas biru yang terbentuk dari uap akan menghembus melalui alat pemanas dan terus menembus melalui besi panas untuk mereduksi logam besi yang telah teroksidasi. Kelebihan dari reduksi gas dialirkan melalui besi panas dan dibakar dalam checkerwork. Pengurangan gas dilakukan dengan jalan mengalirkan gas tersebut melalui bagian atas dapur api, sedangkan uap untuk membuat hydrogen dimasukkan melalui bagian bawah dapur api. Hidrogen yang dihasilkan dalam proses steam iron kurang murni untuk dipakai pada proses hidrogenasi minyak dan lemak makan, karena mengandung komponen-komponen sulphur, karbon dioksida dan karbon monoksida.

Pengantar Teknik Kimia dan Industri

Page 7

Pemisahan karbon monoksida dapat dilakukan dengan mereaksikan hydrogen dengan uap pada suhu tinggi. Sedangkan hydrogen sulfida dapat dipisahkan dengan jalan melewatkan gas melalui ketel pemurnian yang diisi dengan besi sulfida ( FeS). 2.3 2.3.1 Hidrogenasi Dalam Laboratorium dan Industri Hidrogenasi Etena Etena bereaksi dengan hidrogen pada suhu sekitar 150C dengan adanya sebuah katalis nikel (Ni) yang halus. Reaksi ini menghasilkan etana.

Reaksi ini tidak begitu berarti sebab etena merupakan senyawa yang jauh lebih bermanfaat dibanding etana yang dihasilkan. Akan tetapi, sifat-sifat reaksi dari ikatan karbon-karbon rangkap pada etena juga berlaku pada reaksi ikatan karbonkarbon rangkap yang terdapat pada alkena-alkena yang jauh lebih kompleks. 2.3.2 Pembuatan Mentega dalam Skala Produksi Beberapa mentega dibuat dengan menghidrogenasi ikatan karbon-karbon rangkap yang terdapat pada minyak dan lemak hewani atau nabati. Anda bisa mengetahui keberadaan mentega ini dalam produk-produk makanan yang dijual sebab daftar komposisi produk makanan tersebut mencatumkan kata-kata yang menunjukkan bahwa produk makanan tersebut mengandung "minyak nabati terhidrogenasi" atau "lemak terhidrogenasi".Kesan yang terkadang timbul adalah bahwa semua mentega dibuat melalui proses hidrogenasi pendapat ini tidak benar. 2.3.3 Lemak dan Minyak Hewani dan Nabati Lemak dan minyak dari hewan dan tumbuh-tumbuhan merupakan molekulmolekul yang mirip, yang membedakan hanya titik leburnya saja. Jika senyawanya berwujud padat pada suhu kamar, maka disebut lemak. Jika berwujud cair sering disebut sebagai minyak.

Pengantar Teknik Kimia dan Industri

Page 8

Titik lebur senyawa-senyawa ini sangat ditentukan oleh keberadaan ikatan karbon-karbon rangkap (C=C) dalam molekulnya. Semakin tinggi jumlah ikatan C=C, semakin rendah titik leburnya. Jika senyawanya tidak mengandung ikatan C=C, maka zat tersebut dikatakan jenuh. Lemak jenuh sederhana biasanya memiliki struktur sebagai berikut:

Molekul-molekul seperti ini biasanya berwujud padat pada suhu kamar.Jika hanya ada satu ikatan C=C pada masing-masing rantai hidrokarbon, maka zat ini disebut sebagai lemak tak-jenuh-tunggal (mono-unsaturated) (atau minyak tak-jenuhtunggal, karena kemungkinan zat ini berwujud cair pada suhu kamar.)Sebuah minyak tak-jenuh-tunggal yang sederhana bisa digambarkan sebagai berikut:

Jika ada dua atau lebih ikatan karbon-karbon rangkap pada masing-masing rantai, maka zat tersebut dikatan tidak-jenuh-majemuk (polyunsaturated).
Pengantar Teknik Kimia dan Industri Page 9

Sebagai contoh:

Untuk menyederhanakan, pada semua gambar ini, ketiga rantai hidrokarbon pada masing-masing molekul dianggap sama. Meskipun tidak harus sama ketigatiganya terkadang terdapat campuran beberapa jenis rantai dalam molekul yang sama. 2.3.4 Pembuatan Mentega Minyak-minyak nabati sering memiliki kandungan lemak (minyak) tak-jenuhtunggal (mono-unsaturated) dan tak-jenuh-majemuk (polyunsaturated) yang tinggi, olehnya itu minyak-minyak nabati berwujud cair pada suhu kamar. Kandungan lemak dan minyak yang tinggi ini membuat minyak-minyak nabati mudah tersebar tidak beraturan pada bahan makanan seperti roti, dan tidak cocok digunakan untuk pemanggangan kue (baking powder).

Kita bisa "mengeraskan" (meningkatkan titik lebur) minyak dengan cara menghidrogenasinya dengan bantuan katalis nikel. Beberapa kondisi (seperti suhu
Pengantar Teknik Kimia dan Industri Page 10

yang tepat, atau lamanya waktu hidrogen dilewatkan ke dalam minyak) harus dikontrol dengan hati-hati sehingga beberapa (tidak harus semua) ikatan karbonkarbon rangkap mengalami hidrogenasi. Prosedur ini menghasilkan sebuah "minyak yang terhidrogenasi parsial" atau "lemak yang terhidrogenasi parsial". Untuk memperoleh tekstur akhir yang diinginkan, anda perlu menghidrogenasi cukup banyak ikatan. Akan tetapi, ada manfaat kesehatan yang mungkin diperoleh ketika memakan lemak atau minyak tak-jenuh-tunggal atau takjenuh-majemuk ketimbang lemak atau minyak yang jenuh sehingga semua ikatan karbon-karbon rangkap yang ada dalam minyak tersebut tidak perlu dihidrogeasi semuanya.Diagram alir berikut menunjukkan proses hidrogenasi sempurna dari sebuah minyak tak-jenuh-tunggal yang sederhana.

Kekurangan hidrogen sebagai sebuah bahan untuk mengeraskan lemak dan minyak Ada beberapa risiko kesehatan yang mungkin ditimbulkan akibat memakan lemak atau minyak yang terhidrogenasi. Para konsumen mulai menyadari hal ini, dan pabrik-pabrik yang memproduksi makanan juga terus mencari cara-cara alternatif untuk mengubah minyak menjadi padatan yang bisa dioleskan pada makanan. Salah satu masalah ditimbulkan oleh proses hidrogenasi. Ikatan-ikatan rangkap pada lemak dan minyak tak-jenuh cenderung membuat gugus-gugus yang ada di sekitarnya tertata dalam bentuk "cis". Suhu relatif tinggi yang digunakan dalam proses hidrogenasi cenderung mengubah beberapa ikatan C=C menjadi bentuk
Pengantar Teknik Kimia dan Industri Page 11

"trans". Jika ikatan-ikatan khusus ini tidak dihidrogenasi selama proses, maka mereka masih cenderung terdapat dalam produk akhir mentega khususnya pada molekulmolekul lemak trans. Konsumsi lemak trans telah terbukti dapat meningkatkan kadar kolesterol (khususnya bentuk LDL yang lebih berbahaya) sehingga bisa menyebabkan meningkatnya risiko penyakit jantung. 2.4 Hidrogenasi Katalitik Adisi katalitik gas hidrogen kepada suatu alkena atau alkuna adalah suatu reduksi dari senyawa berikatan-pi. Reaksi itu bersifat umum untuk alkena, alkuna dan senyawa lain dengan ikatan pi.

Sebuah contoh dari alkena Reaksi adisi adalah sebuah proses yang disebut hidrogenasi. Dalam reaksi hidrogenasi, dua atom hidrogen ditambahkan di seluruh ikatan ganda alkena, mengakibatkan jenuh alkana. Hidrogenasi ikatan ganda adalah reaksi termodinamika menguntungkan karena bentuk produk (energi yang lebih rendah) lebih stabil Dengan kata lain, energi dari produk lebih rendah dari energi dari
Pengantar Teknik Kimia dan Industri Page 12

reaktan;. Sehingga itu adalah eksotermik (panas dilepaskan . Panas dilepaskan ini disebut hidrogenasi panas, yang merupakan indikator stabilitas suatu molekul . Meskipun hidrogenasi alkena adalah reaksi termodinamika menguntungkan, itu tidak akan berjalan tanpa penambahan katalis .

Reaksi hidrogenasi secara luas digunakan untuk membuat sebuah barang. Hydrogenasi secara komersial digunakan dalam industri makanan untuk membuat berbagai macam barang-barang manufaktur, seperti menyebar dan shortenings, dari minyak cair. Proses ini juga meningkatkan stabilitas kimia dari produk dan menghasilkan produk semi-padat seperti margarin.

2.5

Kerja Suatu Katalis Reaksi Hidrogenasi bersifat eksoterm, tetapi reaksi ini tidak berjalan secara

spontan karena energi pengaktifan sangat tinggi. Pemanasan tak dapat mensuplai

Pengantar Teknik Kimia dan Industri

Page 13

energi yang cukup untuk membawa molekul itu ke keadaan transisi; namun, reaksi akan berjalan lancar bila ditambahkan suatu katalis. Logam bubuk atau logam yang diadsorpsikan pada suatu pengemban yang lamban (inert) dan tak-larut (seperti karbon unsur atau barium karbonat) seringkali digunakan sebagai katalis hidrogenasi. Logam yang dipilih bergantung pada senyawa yang akan di reduksi dan pada kondisi hidrogenasi. Misalnya, platina, paladium, nikel, renium, dan tembaga, semuanya sesuai untuk reduksi alkena. Untuk ester, yang lebih sulit untuk di reduksi, biasa digunakan katalis tembaga-kromium (plus kalor dan tekanan). Katalis teracuni (poisoned catalyst; yakni katalis yang teraktivasi sebagian) digunakan untuk hidrogenasi suatu alkuna menjadi alkena, tidak terus menjadi alkana. Paladium yang telah diolah dengan kuinolina adalah katalis teracuni yang khas. Bagaimana cara suatu katalis hidrogeasi memudahkan jalannya suatu reaksi hidrogenasi? Bukti eksperimen mendukung teori bahwa mula-mula hidrogen diadsorpsi pada permukaan logam, kemudian ikatan sigma H2 terputuskan dan terbentuk ikatan logam- H. Alkena juga teradsorpsi pada permukaan logam, dengan daya ikatan pi-nya berantaraksi dengan orbital kosong (dari) logam itu. Molekul alkena bergerak-gerak pada permukaan logam sampai menabrak atom hidrogen yang terikat pada logam, menjalani reaksi, dan kemudian pergi sebagai produk hidrogenasi.

Pengantar Teknik Kimia dan Industri

Page 14

Belakangan ini telah dikembangkan katalis yang larut sehingga hidrogenasi dapat terjadi dalam suatu larutan homogen, bukan pada permukaan. Katalis ini berupa kompleks logam organik seperti [(C6H5)3P)3RhCl. Jika bagian organik (dari) suatu katalis bersifat kiral, maka kadang-kadang mungkin untuk mereduksi suatu senyawaan akiral menjadi suatu enantiomer tunggal, dan bukan campuran rasemik seperti biasa! Sintesis macam ini analog dengan kerja suatu enzime dalam sistem hayati. Sayang katalis-katalis yang dapat larut ini sukar penggunaannya dan tidak selalu praktis. 2.6 Penggunaan Katalis dalam Reaksi Hidrogenasi Dengan pengecualian langka, tidak ada reaksi di bawah 480 C (750 K atau 900 F) terjadi antara H2 dan senyawa organik dalam ketiadaan katalis logam. Katalis mengikat kedua H2 dan substrat tak jenuh dan memfasilitasi serikat mereka. Kelompok logam platinum, terutama platinum , paladium , rhodium , dan rutenium , membentuk katalis sangat aktif, yang beroperasi pada suhu rendah dan tekanan yang lebih rendah dari H2. Katalis logam non-mulia, terutama yang didasarkan pada nikel
Pengantar Teknik Kimia dan Industri Page 15

(seperti nikel Raney dan nikel Urushibara ) juga telah dikembangkan sebagai alternatif ekonomis, tetapi mereka sering lambat atau memerlukan suhu yang lebih tinggi.. Trade-off adalah kegiatan (kecepatan reaksi) vs biaya katalis dan biaya aparat yang diperlukan untuk penggunaan tekanan tinggi. Perhatikan bahwa nikel Raneyhydrogenations katalis membutuhkan tekanan tinggi:

Dua keluarga luas dikenal katalis - katalis homogen dan katalis heterogen Katalis homogen larut dalam pelarut yang berisi substrat tak jenuh. Katalis heterogen adalah padatan yang tersuspensi dalam pelarut yang sama dengan substrat atau diperlakukan dengan substrat gas. 2.6.1 Katalis Homogen Katalis homogen Ilustrasi termasuk rhodium senyawa berbasis dikenal sebagai katalis Wilkinson dan iridium berbasis katalis Crabtree itu . Contohnya adalah hidrogenasi carvone:

Pengantar Teknik Kimia dan Industri

Page 16

Hidrogenasi sensitif terhadap halangan sterik menjelaskan selektivitas untuk reaksi dengan exocyclic ikatan ganda tetapi tidak ikatan ganda internal. Aktivitas dan selektivitas katalis homogen disesuaikan dengan mengubah ligan. Untuk prochiral substrat, selektivitas katalis dapat disesuaikan seperti yang satu produk enantiomerik lebih disukai. Hidrogenasi asimetris juga mungkin melalui katalisis heterogen pada logam yang dimodifikasi oleh ligan kiral. 2.6.2 Katalis Heterogen Katalis heterogen untuk hidrogenasi lebih umum industri. Seperti dalam katalis homogen, aktivitas disesuaikan melalui perubahan di lingkungan sekitar logam, yaitu lingkup koordinasi. Berbeda wajah dari kegiatan layar kristal katalis heterogen yang berbeda, misalnya.. Demikian pula, katalis heterogen dipengaruhi oleh dukungan mereka, yaitu materi atas dengan katalis heterogen terikat. Dalam banyak kasus, modifikasi yang sangat empiris melibatkan selektif "racun". Dengan demikian, katalis dipilih dengan cermat dapat digunakan untuk beberapa kelompok fungsional hydrogenate tanpa mempengaruhi orang lain, seperti hidrogenasi alkena tanpa menyentuh cincin aromatik, atau hidrogenasi selektif alkynes ke alkena menggunakan katalis Lindlar itu . Misalnya, ketika katalis paladium ditempatkan pada barium sulfat dan kemudian diobati dengan quinoline , katalis yang dihasilkan mengurangi alkynes hanya sejauh alkena. Katalis Lindlar telah diterapkan untuk konversi phenylacetylene untuk stirena .

Hidrogenasi asimetris juga mungkin melalui katalisis heterogen pada logam yang dimodifikasi oleh ligan kiral.

Pengantar Teknik Kimia dan Industri

Page 17

Pada padatan, saat ini mekanisme diterima disebut mekanisme HoriutiPolanyi. Pengikatan ikatan tak jenuh, dan hidrogen menjadi hidrogen atom disosiasi ke katalis Penambahan satu atom hidrogen; langkah ini adalah reversibel Penambahan atom kedua; efektif ireversibel dalam kondisi hidrogenasi.

Pada langkah kedua, metallointermediate terbentuk adalah senyawa jenuh yang dapat memutar dan kemudian break ke bawah, sekali lagi memisahkan alkena dari katalis. Akibatnya, kontak dengan katalis hidrogenasi selalu menyebabkan cistrans-isomerisasi. Ini adalah masalah dalam hidrogenasi parsial, sementara di hidrogenasi menyelesaikan trans-alkena yang dihasilkan pada akhirnya terhidrogenasi. Untuk substrat aromatik, ikatan pertama adalah paling sulit untuk hydrogenate karena hukuman energi bebas untuk melanggar sistem aromatik. Produk ini adalah cyclohexadiene, yang sangat aktif dan tidak dapat dipisahkan, dalam kondisi mengurangi cukup untuk memecahkan aromatisasi, itu segera dikurangi menjadi suatu sikloheksena. Sikloheksena ini biasanya berkurang segera ke sikloheksana sepenuhnya jenuh, namun modifikasi khusus untuk katalis (seperti penggunaan air anti-pelarut pada rutenium) dapat melestarikan beberapa sikloheksena, jika itu adalah produk yang diinginkan. 2.7 Proses Pembuatan Margarin Lemak yang digunakan dalam pembuatan margarin dapat berasal dari lemak hewani atau lemak nabati. Lemak hewan yang biasa digunakan adalah lemak babi (lard) dan lemak sapi (tallow), sedangkan minyak nabati yang biasanya digunakan adalah minyak kelapa, minyak kelapa sawit, minyak biji kapas, minyak wijen, minyak kedelai, minyak jagung,dan minyak gandum. Minyak nabati yang dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan margarin harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
Pengantar Teknik Kimia dan Industri Page 18

a) Bilangan Iod yang rendah b) Warna minyak kuning muda c) Flavor minyak yang baik d) Titik beku dan titik cair disekitar suhu kamar e) Asam lemak yang stabil f) Jenis minyak yang digunakan sebagai bahan baku harus banyak terdapat disuatu daerah. (Ketaren, 1986) 2.8 Modifikasi Lemak dan Minyak Dalam Pembuatan Margarin Lemak margarin merupakan lemak yang digunakan dalam proses pembuatan margarin dan merupakan bahan baku utama dalam pembuatan margarin (minimal 80%). Lemak margarin dapat berasal dari lemak hewani maupun minyak nabati. Minyak dan lemak yang berasal dari alam mempunyai keterbatasan dalam hal penggunaannya. Minyak nabati misalnya, mempunyai keterbatasan dalam aplikasi disebabkan karena komposisinya yang spesifik. Agar dapat dimaanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan margarin, maka minyak nabati yang akan digunakan harus terlebih dahulu dimodifikasi untuk memperoleh sifat-sifat yang diinginkan seperti sifat pencairan, stabilitas terhadap oksidasi, kandungan asam lemak ganda yang tidak jenuh dan sebagainya. Modifikasi minyak dan lemak dapat menyebabkan perubahan komposisi dan distribusi asam lemak dalam molekul gliserida menjadi bentuk minyak dan lemak yang baru sehingga menghasilkan sifat-sifat yang berbeda dengan sifat sebelumnya. Ada beberapa proses atau reaksi kimia yang digunkan untuk tujuan memodifikasi lemak dan minyak yaitu : a) Hidrogenasi b) Interesterifikasi c) Blending a. Hidrogenasi

Pengantar Teknik Kimia dan Industri

Page 19

Proses

hidrogenasi

merupakan

suatu

proses

yang

bertujuan

untuk

menjenuhkan ikatan rangkap dari rantai asam lemak pada minyak (Ketaren,1986). Hidrogenasi mampu mereduksi ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal sehingga menaikkan titik cair lemak. reaksi hidrogenasi menggunakan katalis kimia seperti Ni, Pt, atau Cu, tetepi yang paling umum digunakan adalah Ni. Proses hidrogenasi dapat dengan mudah dikontrol dan dihentikan pada saat yang diinginkan. Proses ini umumnya digunakan untuk meningkatkan titik cair lemak/minyak. Proses hidrogenasi menghasilkan shortening dan margarin dengan stabilitas yang lebih baik. b. Interesterifikasi Interesterifikasi adalah suatu reaksi dimana ester trigliserida atau ester asam lemak diubah menjadi ester lain melalui reaksi dengan alkohol, asam lemak, dan transesterifikasi. Interesterifikasi meliputi penataan ulang atau randomisasi residu asil dalam trigliserol dan selanjutnya menghasilkan lemak/minyak dengan sifat-sifat baru.Reaksi interesterifikasi merupakan reaksi pertukaran grup asil diantara esterester pada trigliserol. Interesterifikasi dapat dilakukan dengan dua proses yaitu pertukaran intramolekuler dan intermolekuler. Interesterifikasi dapat terjadi dengan adanya katalis kimia (interesterifikasi kimia) atau dengan adanya biokatalis enzim (interesterifikasi enzimatik). Penggunaan metoda ini dalam proses modifikasi lemak dan minyak dapat menghindarkan terbentuknya isomertrans. c. Blending Blending (pencampuran) merupakan metoda dalam modifikasi minyak atau lemak dengan mencampurkan secara fisik dua jenis minyak atau lebih. Dengan cara blending tujuan peningkatan titik cair yang diperoleh sesuai dengan yang diinginkan dapat dilakukan dengan cara menambahkan minyak yang mempunyai titik cair tinggi ke dalam campuran minyak. Perubahan nilai akibat pencampuran ini dikarenakan kandungan asam lemak dari minyak yang dicampurkan mempunyai komposisi asam lemak yang titik cairnya tinggi. Kelemahan dari metode blending yaitu adanya perbedaan ukuran molekuler antara dua jenis minyak sehingga ada kemungkinan tidak kompatibael satu sama lainnya dan dapat membentuk campuran
Page 20

Pengantar Teknik Kimia dan Industri

eutektik.Berdasarkan uraian diatas maka dalam pembuatan margarin dari minyak kacang tanah ini digunakan proses hidrogenasi untuk memodifikasi minyak kacang tanah agar dapat digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan margarin. Alasan pemilihan proses hidrogenasi adalah sebagai berikut : Proses hidrogenasi dapat mengurangi ketidak jenuhan minyak/lemak dan membuat lemak menjadi bersifat plastis, sehingga dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan margarin. Margarin yang dihasilkan dari proses hidrogenasi memiliki stabilitas yang baik. Proses hidrogenasi mudah dikontrol dan dapat dihentikan pada saat yang diinginkan. Pada proses hidrogenasi digunakan katalis Ni untuk mempercepat jalannya reaksi. 2.9 2.9.1 Diskripsi Proses Tahap Bleaching Minyak kacang tanah dalam tangki penyimpanan pada suhu 30 C dan tekanan
o

1 atm dipanaskan dalam heater pada suhu 90 C untuk mempermudah proses


o

bleaching. Tujuan dari proses bleaching adalah untuk menghilangkan zat-zat yang tidak disukai dalam minyak. Dengan cara mencampur sejumlah minyak dengan adsorben (karbon aktif). Selanjutnya minyak dipisahkan dari adsorben dengan cara penyaringan menggunakan pengepresan dengan filter press. Minyak yang hilang dari proses tersebut kurang lebih 0,2-0,5 % dari berat yang dihaslkan setelah proses bleaching.

2.9.2

Tahap Hidrogenasi Minyak yang telah melalui filter press dialirkan lagi ke tangki

hidrogenasi.Untuk mempercepat proses hidrogenasi, dalam tangki ditambahkan


Pengantar Teknik Kimia dan Industri Page 21

katalis Nikel. Pada proses ini kondisi operasinya 3 atm dengan suhu 180 C.
o

Reaksiyang terjadi adalah :

R-CH = CH-CH2-COOH Asam lemak tidak jenuh

H2 Pt/Ni

R-CH2-CH2-CH2-COOH asam lemak jenuh

Minyak yang sudah selesai diproses secara hidrogenasi ditampung dalam tangki penampungan pada suhu 180oC dan tekanan 1 atm, kemudian diialirkan menuju ke filter press. Tujuan dari filter press adalah untuk memisahkan kotorankotoran yang berupa padatan yang terikut dalam minyak. 2.9.3 Tahap Emulsifiksi Proses emulsifikasi bertujuan umtuk mengemulsikan minyak dengan cara penambahan emulsifier fase cair dan fase minyak pada shu 80 0C dengan tekanan 1 atm. Pada vessel emulsifikasi digunakan vessel emulsi fase minyak yang berisi Lechitin,karoten, serta vitamin A dan D umtuk menambah gizi. Sedangkan pada tangki emulsi fase cair berisi garam untuk memberi rasa asin, TBHQ sebagai anti oksidan yang mencegah teroksidasinya minyak yang mengakibatkan minyakmejadi rusak dan berbau tengik, Natrum Benzoat sebagai bahan pengawet. 2.9.4 Tahap Solidifikasi Dalam tahap ini terjadi pembentukan kristal, di mana suhu pencampuran 5060oC di dalam alat ini diturunkan menjadi 10 oC disebabkan oleh terjadi pendinginan mendadak sehingga membentuk padatan plastis dan inti kristal halus, dimana inti kristal halus tersebut membentuk lembaran-lembaran. Pada proses ini terjadi proses eksotermis, dimana panas dikeluarkan sehingga terjadi penurunan suhu. Alat Votator menggunakan cairan NH3 sebagai media pendingin. Sambil membentuk kristal, votator ini juga meraut lembaran-lembaran kristal yang melekat pada dinding alat ini,
Pengantar Teknik Kimia dan Industri Page 22

proses tersebut berlangsung secara kontinu, dan terbentuklah lembaran-lembaran kristal. Lembaran-lembaran kristal yang telah terbentuk ini dialirkan menuju alat Votator 2. Di dalam Votator 2 ini suhu dinaikkan menjadi 15oC. Tujuan dari penaikan suhu adalah untuk membentuk lembaran kristal yang masih bersifat rapuh menjadi tekstur yang halus sehingga tekstur margarin menjadi sempurna. Kemudian akan dihasilkan produk margarin pada suhu kamar. 2.9.5 Tahap Packing Dari votator tersebut produk langsung diadakan pengepakan (packing).

BAB III KESIMPULAN


Pengantar Teknik Kimia dan Industri Page 23

Hidrogenasi merupakan reaksi kimia di mana atom hidrogen ditambahkan ke karbon-karbon ikatan ganda. Oleh karena pentingnya hidrogen, banyak reaksi-reaksi terkait yang telah dikembangkan untuk kegunaannya. Kebanyakan hidrogenasi menggunakan gas hidrogen (H2), namun ada pula beberapa yang menggunakan sumber hidrogen alternatif; proses ini disebut hidrogenasi transfer. Reaksi balik atau pelepasan hidrogen dari sebuah molekul disebut dehidrogenasi. Reaksi di mana ikatan diputuskan ketika hidrogen diadisi dikenal sebagai hidrogenolisis. Hidrogenasi berbeda dengan protonasi atau adisi hidrida; pada hidrogenasi, produk yang dihasilkan mempunyai muatan yang sama dengan reaktan. Reaksi Hidrogenasi digunakan dalam berbagai proses industri maupun di laboratorium penelitian, dan muncul juga dalam sistem kehidupan. Contoh reaksi hidrogenasi adalah adisi hidrogen ke asam maleat, menghasilkan asam suksinat. Beberapa aplikasi penting hidrogenasi ditemukan dalam bidang petrokimia, farmasi, dan industri makanan.

DAFTAR PUSTAKA
Ketaran, S. 2005. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).
Pengantar Teknik Kimia dan Industri Page 24

Keenan, Kleinfelter, dan Wood. 1996. Kimia Untuk Universitas. Jakarta : Penerbit Erlangga. http://id.wikipedia.org/wiki/Hidrogenasi http://science.jrank.org/pages/3467/Hydrogenation.html http://www.chem-is-try.org
http://respitory.usu.co.id

Pengantar Teknik Kimia dan Industri

Page 25

Anda mungkin juga menyukai