Anda di halaman 1dari 5

Plak

A. Definisi Plak Lapisan lengket yang melekat pada permukaan gigi dan gusi yang tersusun atas 70% mikroorganisme dan 30% matriks. Plak merupakan factor penyebab dari karies dan penyakit periodonsium jika bergabung dengan factor lain dalam periode waktu tertentu. Plak mulai terbentuk pada gigi dalam 4 jam setelah menyikat gigi. Kecepatan plak terbentuk pada setiap orang bervariasi pada tiap individu dan tiap gigi dalam satu mulut. Daerah utama terakumulasinya plak yaitu di batas gingival dan sulcus di mana gigi berbatasan dengan gusi. B. Karakteristik Plak

Plak gigi sebagai salah satu dari banyak mikroba biofilm. Merupakan biofilm natural pada gigi yang terbentuk dari kumpulan-kumpulan bakteribakteri yang berbeda di dalam mulut. Tidak dapat dihilangkan dengan berkumur melainkan dengan disikat atau di flossing. Proporsi dari bacteria yang berbeda di dalam plak gigi mulut yang sehat, berbeda dengan bakteri dalam plak yang berkaitan dengan karies. Secara mikroskopis permukaan plak akan terlihat seperti igloo. Plak pada lingkungan mulut yang memiliki tingkat higienis yang rendah, biasanya tercampur dengan food debris.

C. Pembentukan Plak

Pembentukkan awal plak gigi memakan waktu 2 jam. Koloni bakteri mulai menjadi koloni yang terisolasi yang membatasi permukaan mikroskopis gigi secara tidak beraturan. Dengan bantuan asupan nutrient dari saliva dan makanan dari host maka koloni bakteri akan mulai bereproduksi dan jumlahnya akan bertambah 2 kali lipat setelah 2 hari. Perubahan yang cepat akan terjadi pada hari ke-4 atau ke-5 dan akumulasi plak akan stabil pada hari ke-21. Lalu koloni-koloni yang terbentuk akan segera ditutupi oleh saliva. Penebalan plak yang terjadi akan mengurangi difusi oksigen dibawah jumlah populasi oksigen yang ditoleransikan sehingga organisme yang hidup di dasar plak adalah fakultatif atau obligat anaerob.

D. Mekanisme Molecular dari Adhesi Bakteri


Hidrofobik bonding Terjadi diantara molekul atau kumpulan dari molekul. Contohnya: Ikatan rantai dari asam amino phenylalanine dan leusin. Calsium bridging Menyambungkan permukaan sel bakteri bermuatan negative dengan muatan negatif dari acquired pellicle melalui muatan positif pada ion kalsium dari saliva. Calsium bridging penting pada masa awal pembentukkan plak karena plak yang terbentuk akan segera dihancurkan oleh calsium-complexing agent.

Beberapa streptococci pada plak menggunakan enzim glucosyltransferase untuk mensintesis ekstraseluler polisakarida(ECP) yang didalamnya mengandung sticky glucans yang melalui hydrogen bonding berkontribusi dalam mediasi dari adesi bakteri. Bakteri juga menggunakan permukaan luar dari protein yang disebut adhesions yang dapat berikatan dengan sakarida atau komponen gula dari glikoprotein.

E. Bakteri dalam Plak

Koloni bakteri yang pertama kali muncul disebut primary colonizers dan tidak bersifat pathogen. Sedangkan koloni berikutnya disebut secondary colonizers yang akan dapat menyebabkan karies, chronic gingivitis, periodontitis, dll. Bakteri yang ditemukan secara universal di dalam mulut adalah streptococcus dan actinomycetes. Bakteri nonmotil seperti streptococco dan actinomycetes akan bersentuhan dengan gigi secara acak, sedangkan bakteri motil seperti spirochetes akan ditarik oleh factor kemotaksis seperti nutrient. Bakteri gram negative seperti actinobacillus,phorphyromonas, prevotella, dan fusobacterium banyak terdapat di subgingival plak pada fase akhir pembentukan plak tapi terkadang juga muncul pada fase awal.

F. Matriks Plak

Bakteri pada plak gigi tidak seragam, pada umumnya berbentuk kolum, batang, atau benang yang terletak tegakpada permukaan gigi dan juga mikrokoloni lain yang dikelilingi oleh intercellular plak matriks. Saliva dan gingival sulcus banyak terkandung di dalam matriks plak, tapi sebagian besar material berasal dari bakteri.

G. Metabolisme Plak

Plak yang mengandung organisme pembentuk asam menggunakan sucrose sebagai sumber energi, karena itu mereka menghasilkan:

1. asam 2. intraselular polisakarida(ICP) yang menyediakan cadangan energi untuk setiap bakteri 3. ekstraselular polisakarida, glucans(dextran jumlahnya 20% dari berat kering plak dan digunakan untuk merekatkan bakteri ke pellicle dan menstabilkan jumlah plak), dan fructan(levan jumlahnya 10% dari berat kering plak dan bisa digunakan sebagai sumber energi jika bakteri itu punya enzim levanase).

Organisme pada plak hidup di lingkungan yang tidak menguntungkan, yaitu pH, temperature, tekanan oksigen dan jumlah nutrisi yang ekstrim. Selain itu juga terdapat organisme competitor. Karena itu plak harus menjaga hubungan dengan lingkungan mulut sekitar salah satunya membuat favorable location yang biasa dikenal dengan

ecologic niche. Biasanya apabila niche terbentuk, bakteri dan mikroba akan berteman dengan host dan microcosm sekitar. Simbiosis akan terjadi dalam pertahanan terhadap colonization dengan organisme nonindigenous dan dapat melindungi host dari pathogen utama misalnya streptococcus pyogenes. H. pH Plak

Range normal : 5,7 6,8 Ph plak ikut berpengaruh terhadap kesehatan mulut. Sebagian besar bakteri kariogenik berhabitat di plak. Perubahan ph plak akan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri ini dan juga proses re dan demineralisasi dalam proses pembentukan karies. Beberapa faktor penyebab perubahan ph plak: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Ph, laju dan komposisi saliva Diet Oral hygiene Flora Ketebalan Lokasi

I. Klasifikasi Plak Plak diklasifikasikan menjadi 4 kategori berdasarkan warnanya: a). Red complex : Porphyromonas gingivalis, Treponema denticola, forsythensis

Tannerella

Banyak terdapat pada plak subgingiva, pocket (pendalaman krevis gingival yang patologis) yang dalam, dan lesi lanjutan. Menginvasi jaringan periodontal dan cementum Memproduksi enzim proteolitik

b). Orange complex : Fusobacterium nucleatum, Prevotella intermedia, Prevotella nigrisens, Peptostreptococcus micros, Campylobacter rectus

Seringkali berasosiasi dengan red complex Ditemukan terlibat dalam infeksi nonperiodontal

c). Yellow complex & green complex : Eikenella corrodens, Actinobacillus actinomycetemcomitans phenotype a, Streptococcus sanguis

Tidak berasosiasi dengan orange dan red complex; merupakan spesies antagonis. Merupakan grup spesies yang bermanfaat

J. Metode Pengukuran Plak Ada 4 metode : 1. Mengambil plak menggunakan instrument seperti scaler. Plak kemudian ditimbang atau diestimasi secara kimiawi untuk menghitung jumlahnya. Cara ini jelas-jelas tidak praktis. 2. Mengestimasi ketebalan plak (Plaque Index) oleh Silness & Loe. Biasanya pada mahkota gigi di dekat margin gingival. Tidak akurat karena ada perbedaan ukuran derajat ketebalan plak antara operator satu dengan lainnya. 3. Metode yang mengestimasi luas daerah plak yang menutupi mahkota gigi (Debris Index) metode yang umumnya digunakan karena mempunyai konsistensi. 4. Metode yang mengukur ada tidaknya plak pada gigi menggunakan plaque distribution chart. Setelah disclosing, apabila ada plak yang terlihat pada permukaan bukal, mesial, distal, atau lingual gigi, maka tabel dicentang. gampang dioperasikan, namun makan waktu dan tidak dapat mendeteksi perubahan pada peningkatan awal dalam control plak, karena hanya mendeteksi ada tidaknya plak, bukan jumlahnya. Plaque distribution chart digunakan pada pasien dengan kemunduran periodontal parah yang cepat, di mana pengetahuan akan ada tidaknya plak akan lebih membantu.

Oleary index

1.) Setiap gigi dalam mulut dibagi menurut garis anatomis menjadi 4 bagian, yaitu bukal, mesial, distal, dan lingual. 2.) Pertama, semua gigi yang hilang di tandai, lalu sisanya dideterminasi. 3.) Lalu pasien berkumur dengan air untuk menghilangkan food debris yang ada.

4.) Setelah itu, plak diberi disclosing solution pada semua gigi hingga bagian dentogingival junction tertutupi semua. Lalu sekali lagi pasien harus berkumur dengan air. 5.) Jika sudah, operator dapat segera memeriksanya, apabila ada plak maka di bagan ditandai dengan tanda tambah di bagian yang terdapat plak(mesial,distal,bukal, atau palatal). Lalu jumlah skor diakumulasi dan dibagi sesuai jumlah gigi dan dikali 100%.

Plaque index of silness and loe

Merupakan perkembangan dari Oleary index dengan bagian cervical juga dibagi menjadi mesial, distal, lingual, dan facial. Kriteria dari indeks ini, yaitu: 1.) Tidak ada plak 0 2.) Plak terdapat pada pinggir gingival dan hanya terlihat dengan removal dengan perio-probe atau dengan disclosing solution 1

3.) Moderate akumulasi yang dapat dilihat dengan mata baik di bagian marginal gingival atau permukaan gigi lainnya 2 4.) Akumulasi berat dari bagian lunak pada pinggir gingival dari permukaan gigi. Soft debris memenuhi bagian interdental 3

The Debris Index (oleh Greene & Vermilion) untuk mengukur daerah gigi yang ditutupi oleh plak. Caranya dengan mengukur banyak plak yang menutupi permukaan 6 gigi yang dipilih, biasanya setelah disclosing.

Banyak plak diberi score sebagai berikut : Grade 0 : tidak ada plak pada gigi Grade 1 : plak menutupi 1/3 permukaan Grade 2 : Plak menutupi lebih dari 1/3 namun kurang dari 2/3

permukaan gigi - Grade 3 : Plak menutupi lebih dari 2/3 permukaan gigi. Scoring dengan cara ini disebut partial scoring karena memerlukan hanya sedikit gigi yang representative untuk discore, dan memberikan nilai yang mendekati dengan nilai yang didapatkan dengan melihat seluruh mulut. gigi yang digunakan untuk keperluan ini sering disebut Ramfjords teeth. Pengukuran index ini juga meliputi memasukkan ujung periodontal probe pada sulcus gingival bagian bukal dan palatal. Bila ujung probe mendapat plak sulcular (walau gigi tidak tertutup sama sekali oleh plak) maka diberi score 1. Dengan cara ini operator juga dapat sekaligus mengukur bleeding index. Bila tiap gigi mendpat score 2 (1 untuk bukal, 1 untuk lingual) maka akan didapat total score 12. total score kemudian dibagi dengan 12 untuk mendapatkan rata-rata yang menjadi D.I. saat. itu.

Anda mungkin juga menyukai