Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN (Hari Pertama Praktek)

I.

KASUS ( MASALAH UTAMA ) : Perubahan Proses Pikir : Waham

II.

PROSES TERJADINYA MASALAH 1. Pengertian. a. Perubahan proses pikir adalah suatu keadaan dimana individu mengalami kerusakan dalam pengoperasian kognitif dan aktivitas (Tonwsend, 1998) b. Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarka penilaian realitas yang salah (Maramis, 1980) c. Waham adalah merupakan kenyakinan tentang sesuatu isi pikir yang tidak sesuai dengan kenyataan atau tidak cocok dengan intelegensi dan latar belakang kebudayaan, biarpun dibuktikan kemustahilannya. Waham merupakan gejala sekunderr skizofrenia. Ketidakmampuan memproses stimulus internal dan eksternal melalui proses informasi secara akurat dan menimbulkan waham (Stuart dan Sundeen, 1995) 2. Proses terjadinya waham a. Perasaan diancam oleh lingkungan , cemas dan merasa sesuatu yang tidak menyenangkan dirinya b. Individu meancoba mengingkari ancaman dari obyek realitas dengan menyalahkan kesan terhadap kejadian c. Individu memproyeksikan pikiran dan perasaan internal pada lingkungan, sehingga tidak dapat diterima menjadi bagian eksternal d. Individu mencoba memberi pembenaran / rasional / alasan interpretasi personal tentang realita pada diri sendiri / orang lain

III. Rentang Respon

RENTANG RESPON WAHAM / NEUROBIOLOGIK

RESPON ADAPTIF

RESPON MALADAPTIF

Pikiran logis

Proses pikir kadang

Gangguan proses pikir :

Persepsi akurat Emosi konsisten dengan pengalaman Perilaku sesuai Hubungan sosial harmonis

terganggun ilusi Reaksi emosi berlebihan atau kurang Perilaku yang tidak biasa Menarik diri

waham Kesukaran proses emosi Perilaku tidak terorganisir Isolasi sosial

( Stuart dan Laraia, 1998)

FAKTOR PREDISPOSISI Faktor predisposisi dari perubahan isi pikir : waham kebesaran dapat dibagi menjadi 2 teori yang diuraikan sebagai berikut : 1. Teori Biologis a. Faktor-faktor genetik yang pasti mungkin terlibat dalam perkembangan suatu kelainan ini adalah mereka yang memiliki anggota keluarga dengan kelainan yang sama (orang tua, saudara kandung, sanak saudara lain). b. Secara relatif ada penelitian baru yang menyatakan bahwa kelainan skizofrenia mungkin pada kenyataannya merupakan suatu kecacatan sejak lahir terjadi pada bagian hipokampus otak. Pengamatan

memperlihatkan suatu kekacauan dari sel-sel pramidal di dalam otak dari orang-orang yang menderita skizofrenia. c. Teori biokimia menyatakan yang adanya peningkatan menghasilkan dari dopamin

neurotransmiter

dipertukarkan

gejala-gejala

peningkatan aktivitas yang berlebihan dari pemecahan asosiasi-asosiasi yang umumnya diobservasi pada psikosis.

2. Teori Psikososial Teori sistem keluarga Bawen dalam Lowsend (1998), menggambarkan perkembangan skizofrenia sebagai suatu perkembangan disfungsi keluarga. Konflik diantara suami istri mempengaruhi anak. Penanaman hal ini dalam anak akan menghasilkan keluarga yang selalu berfokus pada ansielas dan suatu kondsi yang lebih stabil mengakibatkan timbulnya suatu hubungan yang saling mempengaruhi yang berkembang antara orang tua dan anak-anak. Anak harus meninggalkan ketergantungan diri kepada orang tua dan anak dan masuk ke dalam masa dewasa, dan dimana dimasa ini anak tidak akan mamapu memenuhi tugas perkembangan dewasanya. Teori interpersonal menyatakan bahwa orang yang mengalami psikosis akan menghasilkan hubungan orang tua anak yang penuh akan kecemasan. Anak menerima pesan-pesan yang membingungkan dan penuh konflik dan orang tua tidak mampu membentuk rasa percaya terhadap orang lain. Teori psikodinamik menegaskan bahwa psikosis adalah hasil dari suatu ego yang lemah. Perkembangan yang dihambat dan suatu hubungan saling mempengaruhi antara orang tua, anak. Karena ego menjadi lebih lemah penggunaan mekanisme pertahanan ego pada waktu kecemasan yang ekstrim menjadi suatu yang maladaptif dan perilakunya sering kali merupakan penampilan dan segmen diri dalam kepribadian. FAKTOR PRESIPITASI Faktor presipitasi dari perubahan isi pikir : waham, yaitu : 1. Biologis

Stressor biologis yang berhubungan dengan neurobiologis yang maladaptif termasuk gangguan dalam putaran umpan balik otak yang mengatur perubahan isi informasi dan abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi rangsangan.

2. Stres lingkungan Secara biologis menetapkan ambang toleransi terhadap stres yang berinterasksi dengan sterssor lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan prilaku.

3. Pemicu gejala Pemicu yang biasanya terdapat pada respon neurobiologis yang maladaptif berhubungan dengan kesehatan lingkungan, sikap dan prilaku individu, seperti : gizi buruk, kurang tidur, infeksi, keletihan, rasa bermusuhan atau lingkungan yang penuh kritik, masalah perumahan, kelainan terhadap penampilan, stres gangguan dalam berhubungan interpersonal, kesepain, tekanan, pekerjaan, kemiskinan, keputusasaan dan sebagainya. JENIS-JENIS WAHAM Waham terbagi atas beberapa jenis, yaitu : 1. Waham Kejar Individu merasa dirinya dikejar-kejar oleh orang lain atau sekelompok orang yang bermaksud berbuat jahat kepada dirinya, sering ditemukan pada klien dengan stres anektif tipe depresi dan gangguan organik. 2. Waham Kebesaran Penderita merasa dirinya paling besar, mempunyai kekuatan, kepandaian atau kekayaan yang luar biasa, misalnya adalah ratu adil dapat membaca pikiran orang lain, mempunyai puluhan rumah, dll. 3. Waham Somatik Perasaan mengenai berbagai penyakit yang berada pada tubuhnya sering didapatkan pada tubuhnya. 4. Waham Agama Waham dengan tema agama, dalam hal ini klien selalu meningkatkan tingkah lakunya yang telah ia perbuat dengan keagamaan. 5. Waham Curiga Individu merasa dirinya selalu disindir oleh orang-orang sekitarnya sehingga ia merasa curiga terhadap sekitarnya. 6. Waham Intulistik Bahwa sesuatu yang diyakini sudah hancur atau bahwa dirinya atau orang lain sudah mati, sering ditemukan pada klien depresi.

IV. POHON MASALAH

Akibat -------------------------

Resti Perilaku Kekerasan

Masalah utama ----------------

Perubahan Proses Pikir : Waham Kebesaran

n
Penyebab ---------------------Gangguan Konsep diri : Harga diri rendah

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN a. Tujuan umum (TUM ) : Klien tidak melakukan perilaku kekerasan b. Tujuan khusus (TUK) : 1. Klien dapat membina hubungan saling percaya Bina hubungan saling percaya dengan mengungkapkan prinsip komunikasi terapeutik a. Sapa klien dengan ramah, baik verbal maupun non verbal b. Perkenalkan diri dengan sopan c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien d. Jelaskan tujuan pertemuan e. Jujur dan menepati janji f. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya

g. Beri perhatian pada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien 2. Jangan membantah dan mendukung waham klien a. Katakan bahwa perawat menerima keyakinan klien b. Katakan klien tidak mendukung c. Tidak membicarakan isi waham klien 3. Yakinkan klien berada dalam keadaan aman dan terlindungi a. Katakan bahwa klien berada dalam tempat yang aman dan perawat akan menemani klien

b. Gunakan keterbukaan dan kejujuran c. Jangan tinggalkan klien sendirian

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN PERTEMUAN KE 1

A. PROSES KEPERAWATAN 1. Kondisi Klien Klien tidak dapat membedakan antara kenyataan dan bukan kenyataan, isi pembicaraan klien tidak sesuai dengan realita. Klien mengalami perubahan dalam ekspresi wajah gembira serta selalu mendominasi pembicaraan. Klien selalu mengulang-ulang kemampuan yang dimilikinya. 2. Diagnosa Keperawatan Perubahan proses pikir: waham 3. Tujuan khusus Klien dapat membina hubungan saling percaya, dengan kriteria sebagai berikut: a. Ekspresi wajah bersahabat b. Menunjukkan rasa senang c. Bersedia berjabat tangan d. Bersedia menyebutkan nama e. Ada kontak mata f. Klien bersedia duduk berdampingan dengan perawat g. Klien bersedia mengutarakan masalah yang dihadapinya. Klien mampu berorientasi kepada realitas secara bertahap 4. Tindakan keperawatan Bina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi teraupetik. a. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun nonverbal b. Perkenalkan diri dengan sopan c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien. d. Jelaskan tujuan pertemuan e. Jujur dan menepati janji f. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya g. Beri perhatian kepada klien khususnya pada kebutuhan dasar klien Identifikasi kebutuhan klien. Bicara pada konteks realita (tidak mendukung atau membantah waham klien) Latih klien untuk memenuhi kebutuhannya.

Masukkan dalam jadwal harian klien. B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN

KEPERAWATAN a. ORIENTASI Salam teraupetik Selamat siang mbak, perkenalkan nama saya perawat Cinta dari Rumah Sakit Selalu Sehat. Mbak bisa memanggil saya dengan Mbak Cinta. Untuk beberapa hari ke depan, kita akan sering bertemu. Mbak senangnya dipanggil apa? Evaluasi, validasi Tidurnya mbak tadi malam nyenyak atau tidak? Ada sesuatu yang mbak pikirkan? Kontrak (topik, waktu, dan tempat) Begini mbak, kedatangan saya ke sini karena saya ingin berbincang-bincang dengan mbak tentang apa yang mbak rasakan saat ini. Gak lama kok mbak, kira-kira 20 menit. Apa mbak bersedia meluangkan waktu? Enaknya kita berbincang-bincang di mana ya? Bagaimana kalau di teras sana saja? b. KERJA Saya mengerti mbak merasa bahwa mbak adalah seorang penyanyi terkenal bernama Rihana, tapi sulit bagi saya untuk mempercayainya karena setahu saya nama mbak adalah Rina bukan Rihana. Dan penyanyi terkenal yang bernama Rihana yang mbak maksud tinggal di Amerika Serikat, bukan di sini. Orang-orang yang datang ke rumah ini juga bukan penggemar mbak. Mereka datang karena ada keperluan. Apa mbak mengerti apa yang saya sampaikan? Saya akui, suara mbak memang bagus. Tetapi, bukan berarti kalau punya suara bagus, pasti Rihana. Iya kan? Banyak kok penyanyi yang suaranya bagus, iya kan? Mbak jangan khawatir. Sekarang mbak ada di tempat yang aman, saya dan keluarga mbak akan selalu menemani mbak. Menurut saya, mbak adalah orang yang berbakat. Ibu

mbak pasti sangat bangga pada mbak tanpa mbak harus menjadi Rihana. Mbak tetap berbakat dan dapat berprestasi walaupun tidak menjadi Rihana. Kalau saya boleh tahu apa harapan mbak selama ini, bisakah mbak ceritakan pada saya? Wah, bagus itu. Apakah selama ini mbak tidak tahu, bahwa keluarga mbak begitu bangga dengan mbak? Bapak, ibu dan kakak mbak bangga sekali dengan mbak tanpa mbak menjadi penyanyi terkenal ataupun menjadi Rihana. Mbak tentu masih ingatkan kalau mbak pernah menjadi juara di lomba 17an? Bagus sekali mbak masih ingat dengan hal itu. c. TERMINASI Evaluasi subjektif Sepertinya sudah 20 menit kita berbincang-bincang. Bagaimana perasaan mbak setelah berbincang-bincang dengan saya? Evaluasi objektif Apakah mbak bisa menyebutkan manfaat dari perbincangan kita kali ini? Perawat menilai apakah pasien sudah membina hubungan saling percaya dengan perawat, melalui kontak mata, perilaku dan gesture pasien. Rencana Tindak Lanjut Nah, selama dua hari tidak bertemu ini coba mbak ingat-ingat apa saja hobi atau kegemaran mbak. Kemudian, mbak Rina dapat menuliskannya di atas kertas. Nanti kita akan membahasnya satu-persatu. Kontrak yang akan datang a. Topik: Bagus sekali. Bagaimana kalau dua hari lagi saya datang kesini? Nanti kita ngobrol-ngobrol lagi... hemm mungkin tentang kegemaran atau hobi mbak. b. Waktu: Saya akan datang ke rumah mbak siang hari sekitar pukul 11.00 WIB. Bagaimana? c. Tempat: ditempat yang sama

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN KE- 2

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien Klien mulai menyadari bahwa sikap atau keyakinannya selama ini adalah salah dan sudah mau dipanggil dengan namanya yang sebenarnya. 2. Diagnosa Keperawatan Perubahan proses pikir : waham 3. Tujuan Khusus - Klien bisa mengetahui dan mememahami hobi dan kegemarannya serta dapat mengembangkan hobi tersebut. 4. Tindakan Keperawatan Diskusikan dengan klien kemampuan realistis atau keterampilan yang dimilikinya pada saat yang lalu dan saat ini. Anjurkan klien untuk melakukan aktivitas sesuai kemampuan yang dimilikinya. Berikan pujian bila penampilan dan orientasi klien sesuai realitas. Bila klien mampu memperlihatkan kemampuan positifnya, berikan pujian yang sesuai.

B. STRATEGI
a. ORIENTASI

KOMUNIKASI

DALAM

PELAKSANAAN

TINDAKAN

KEPERAWATAN Salam terapeutik Assalamualaikum. Sesuai dengan janji saya dua hari yang lalu, sekarang saya datang lagi Evaluasi/ validasi Bagaimana perasaan mbak hari ini? apakah mbak sudah mengingat -ingat apa saja hobi dan kegemaran mbak? Kontrak Sesuai dengan janji saya dua hari yang lalu, hari ini kita membahas mengenai hobi mbak. Kita akan ngobrol selama 30 menit. Bagaimana kalau kita mengobrol di teras belakang saja agar lebih leluasa. b. KERJA Jadi apa saja hobi mbak?

Wah, rupanya mbak pandai menyanyi dan menulis lagu (hobi atau keterampilan yang dimiliki klien). Tidak semua orang bisa menyanyi dan menulis lagu loh mbak. Bisa mbak ceritakan kapan pertama kali mbak belajar menyanyi dan menulis lagu (hobi atau keterampilan yang dimiliki klien) , siapa yang mengajarkan, dan dan di mana mbak belajar? Bisa mbak menyanyikan satu saja lagu ciptaan mbak (menyuruh klien untuk mempraktekkan keterampilannya tersebut). Saya ingin dengar. wah bagus sekali suara dan lagu yang mbak buat. Indah sekali. Bagaimana kalau sekarang mbak Rina teruskan kemampuan mbak (mengasah kemampuan klien mengenai ketrampilan yang dimiliki). Coba kita buat jadwal untuk kemampuan yang mbak miliki, berapa kali sehari/seminggu mbak ingin berlatih? Sebenarnya apa yang mbak harapkan dari kemampuan mbak di bidang ini? Kira-kira ada tidak hobi dan kemampuan lain yang mbak miliki selain ini? c. TERMINASI Evaluasi subjektif Bagaimana perasaan mbak setelah ngobrol? Evaluasi objektif Jadi hobi apa yang mbak sukai? Rencana tindak lanjut Setelah kita tahu hobi mbak, coba mbak mulai latihan sesuai jadwal yang sudah kita buat ya. Dan mbak coba untuk mengingat-ingat obat apa saja yang selama ini mbak minum sehingga dipertemuan selanjutnya kita akan berbicra tentang obat yang mbak minum bersama keluarga mbak. Kontrak yang akan datang a. Topik Bagaimana kalau dua hari lagi kita ngobrol tentang obat yang mbak minum dan selanjutnya kita akan membicarakan mengenai efek samping serta cara penanganannya bersama keluarga mbak, mbak setuju? b. Waktu Dua hari lagi saya akan kembali mengunjungi mbak. Bagaimana kalau waktunya seperti sekarang saja, Mbak setuju? c. Tempat Bagaimana kalau disini saja kita ngobrolnya?.

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN KE- 3

A. PROSES KEPERAWATAN 1. Kondisi Klien Klien mulai bisa mengenali hobi atau kemampuan dan dapat mengasah keampuan yang dimilikinya tersebut. 2. Diagnosa Keperawatan Perubahan proses pikir : waham 3. Tujuan Khusus a. Mengajarkan klien dan keluarga cara minum obat yang benar b. Keluarga mampu mempertahankan program pengobatan klien 4. Tindakan Keperawatan a. Mengajarkan kepada klien dan keluarga tentang nama obat yang harus diminum b. Mengajarkan kepada klien dan tentang waktu untuk minum obat c. Mengajarkan kepada klien dan keluarga tentang apa yang harus dilakukan jika timbul efek samping dalam konsumsi obat (mulut kering, pusing, mata berkunang-kunang) d. Diskusikan dengan keluarga tentang cara merawat klien waham , follow up keteraturan pengobatan.

B. STRATEGI

KOMUNIKASI

DALAM

PELAKSANAAN

TINDAKAN

KEPERAWATAN a. ORIENTASI Salam terapeutik Selamat pagi, sesuai janji saya dua hari yang lalu, sekarang saya datang lagi. Evaluasi/validasi Bagaimana perasaan mbak hari ini? Apakah mbak sudah mengingat-ingat obat apa saja yang mbak minum? Kontrak Sesuai janji saya dua hari yang lalu bagaimana kalau sekarang kita membicarakan tentang obat yang mbak minum. Bagaimana kalau kita berbicara disini selama 25 menit ke depan.

b. KERJA bapak dan ibu tidak perlu khawatir dengan keadaan anak ibu dan bapak, untuk itu Mbak X perlu minum obat ini agar tidurnya tenang dan pikirannya juga tenang. Obatnya ada 3 macam, yang warna orange namanya CPZ, yang putih ini namanya THP dan yang pink namanya HLP. Semuanya ini harus mbak rina minum 3kali sehari, setiap jam 7 pagi, 1 siang dan 7 malam. Bila nanti setelah minum obat mulut mbak terasa kering, mbak bisa menghisap-isap es batu untuk mengatasinya. Bila merasa pusing, terus matanya berasa berkunang-kunang, mbak sebaiknya beristirahat dulu saja. Jangan beraktivitas dulu. Sebelum minum obat, mbak harus memastikan dulu apakah obatnya benar. Lihat di kemasan obatnya, apakah nama mbak tertulis disana, apakah nama obatnya benar, jam berapa saja harus diminum dan berapa banyak yang harus diminum. obat ini harus benar-benar diminum secara teratur, dan kemungkinan mbak harus meminumnya dalam waktu yang lama. Jadi, sebaiknya mbak tidak menghentikan sendiri obat yang harus diminum sebelum

berkonsultasi dengan dokter dan tolong bapak dan ibu untuk ikut mengawasi apakah obatnya sudah diminum atau belum. Kalau obat ini tiba-tiba tidak diminum lagi sebelum berkonsultasi dengan dokter, bisa-bisa mbak kambuh lagi. Bapak dan ibu juga perlu memerikan penghargaan atau pujian jika anak bapak melakukan hal-hal yang positif.

c. TERMINASI Evaluasi subjektif Nah, setelah kita berbincang-bincang tadi, bagaimana perasaan mbak, bapak serta ibu sekarang? Evaluasi objektif Jadi sekarang obat apa saja yang harus mbk minum? Setelah ini coba bapak dan ibu lakukan apa yang sudah saya jelaskan tadi dan tolong bantu mbak X untuk meminum obat sesuai dengan cara

yang saya ajarkan tadi dan beri pengawasan dalam hal keteraturan minum obat.

Anda mungkin juga menyukai