Anda di halaman 1dari 15

AMNESIA I.

PENDAHULUAN
Amnesia termasuk dalam gangguan daya ingat. Ingatan berdasarkan tiga proses utama, yaitu pencatatan atau registrasi (suatu pengalaman dicatat atau diregistrasi dalam susunan saraf pusat), penahanan atau retensi (catatan tadi disimpan atau ditahan), dan pemanggilan kembali atau recall (catatan itu diingat atau dikeluarkan kembali).1 Studi tentang memori adalah tantangan besar karena sistem yang mendasari fungsi memori yang kompleks dan tidak dipahami dengan baik. Pasien yang didiagnosis dengan amnesia ketika mereka tidak mampu untuk mempelajari informasi baru atau mengingat fakta dipelajari sebelumnya. Untuk mendiagnosis amnesia, demensia atau delirium harus dieliminasi terlebih dahulu. Amnesia mungkin karena kondisi medis umum atau yang disebabkan oleh toksin tertentu. Amnesia karena gangguan medis umum harus menjadi konsekuensi langsung dari gangguan itu. Dokter harus melaporkan kondisi medis yang bertanggung jawab sebagai bagian dari Axis I diagnosis.2

Gangguan ingatan terjadi bila terdapat gangguan pada salah satu atau lebih dari ketiga unsur itu, misalnya pada pencatatan, karena kurangnya perhatian; pada penahanan karena keadaan otak sendiri; dan pada pemanggilan kembali karena gangguan emosi dan kelelahan. Sering kali, satu faktor memengaruhi pencatatan dan pemanggilan kembali kedua-duanya, misalnya pada gangguan emosi dan kelelahan.1

Gangguan ingatan tidak terbatas pada suatu waktu tertentu saja, dan dapat meliputi:1 1. Yang baru saja terjadi (ingatan segera) : kejadian beberapa menit yang lampau; 2. Yang terjadi beberapa jam atau minggu lalu (ingatan jangka pendek) 3. Yang sudah lama terjadi, beberapa bulan atau puluhan tahun lalu (ingatan jangka panjang).

Memori mulai memudar segera setelah mereka terbentuk. Tahapan memori dibagi menjadi memori segera, jangka pendek, dan jangka panjang (lihat Gambar 1). Ini adalah tahap yang kita uji dalam pemeriksaan status mental lengkap. Memori langsung menggambarkan kemampuan untuk mengadakan fakta-fakta baru dalam pikiran dalam hitungan detik. Mencari sebuah nomor telepon baru dan berhasil menghubungi nomor dalam hitungan detik adalah contoh dari memori ini. Cara menguji fungsi ini ketika kita meminta seseorang untuk mengulangi tiga objek segera.3

Memori jangka pendek menggambarkan kejadian yang ada dari detik ke menit. Contoh dari proses ini adalah mencari benda yang hilang dan mengingat di mana Anda telah melihatnya. Kita menguji proses ini ketika kita meminta pasien untuk mengulang ketiga objek pada 5 menit. Keduanya, memori segera dan jangka pendek rentan terhadap gangguan.3

Memori jangka panjang adalah representasi abadi yang berlangsung selama berhari-hari, bulan, dan tahun: peristiwa bersejarah dan fakta dari kehidupan kita. Hal ini memerlukan pengembangan bentuk penyimpanan yang lebih permanen. Proses memindahkan informasi dari langsung dan jangka pendek ke dalam ingatan jangka panjang disebut konsolidasi.3

Gambar 1. Tahap memori 3

II.

DEFINISI
Amnesia adalah ketidakmampuan mengingat kembali pengalaman, dapat bersifat sebagian maupun total akibat defisit memori yang berat yang biasanya muncul tiba-tiba setelah cedera sistem saraf pusat dan dapt menjadi kronis.1,4 Sifat defisit memori, yaitu: 1,4 Retrogard (memori lama), berupa pengalaman sebelum gangguan itu terjadi, misalnya masa kanak-kanak, masa sekolah, dll. Anterogard (memori baru), meliputi pengalaman sesudah gangguan yang menyebabkan amnesia, misalnya mengingat beberapa hal yang terjadi dalam 5-10 menit terakhir.

III.

EPIDEMIOLOGI
Tidak ada studi adekuat yang melaporkan insidens atau prevalensi gangguan amnesia. Amnesia paling sering ditemukan pada gangguan akibat penggunaan alkohol dan trauma kepala. Pada situasi praktek umum dan rumah sakit, terdapat penurunan frekuensi amnesia yang terkait

penyalahgunaan alkohol kronis dan peningkatan frekuensi amnesia terkait trauma kepala.5

IV.

ETIOLOGI
Struktur neuroanatomis yang paling terlibat dalam memori dan dalam timbulnya gangguan amnesia adalah struktur diensefalon tertentu berupa nuclei dorsomedial dan medianan thalamus serta struktur lobus midtemporal, seperti hipokampus, korpus mamilaria dan amigdala. Meski amnesia biasanya terjadi akibat kerusakan bilateral terhadap struktur tersebut, sejumlah kasus kerusakan unilateral dapat mengakibatkan gangguan amnesik, dan bukti mengindikasikan bahwa hemisfer kiri mungkin lebih kritis disbanding hemisfer kanan dalam timbulnya gangguan memori. Banyak studi tentang memori dan amnesia pada hewan menyimpulkan bahwa area lain di otak juga mungkin terlibat dalam gejala yang menyertai amnesia. Keterlibatan lobus frontal dapat terlihat pada pasien dengan gangguan amnesik.5

Gangguan amnesik memiliki banyak kausa potensial. Defisiensi tiamin, hipoglikemia, hipoksia (termasuk keracunan karbon monoksida), dan ensefalitis herpes simpleks, semuanya memiliki predileksi untuk merusak lobus temporal, terutama hipokampus sehingga dapat menyebabkan timbulnya gangguan amnesik. Demikian pula bila tumor, trauma kepala, penyakit serebrovaskular, prosedur bedah, atau plak sklerosis multiple melibatkan region temporal atau diensefalon otak, gejala gangguan amnesik dapat timbul. Kerusakan otak secara umum akibat serangan kejang, terapi elektokonvulsif (ECT), dan trauma kepala, juga dapat mengakibatkan hendaya memori. Amnesia global sementara dianggap

sebagai gangguan serebrovaskular yang melibatkan kerusakan sesaat dalam aliran darah melalui arteri vertebrobasiler.5,6

Pasien diresepkan obat penenang, hipnotik, dan anxiolytik dapat mengembangkan gangguan amnestik terinduksi zat. Sindrom amnestik biasanya mengikuti penggunaan terus menerus obat ini, namun pemulihan biasanya terjadi ketika pasien berhenti menggunakan agen penyebab. Neurotransmiter yang terlibat dalam memori termasuk asetilkolin, katekolamin, GABA, dan asam glutamat. Gangguan dari transmitter oleh obat-obatan atau racun akan mengganggu fungsi memori tertentu. Golongan benzodiazepine adalah obat resep yang paling utama triazolam (Halcion), hipnotik kerja pendek, tidak dipakai lagi karena dapat menyebabkan amnesia anterogard. Suatu tinjauan data ilmiah

menyimpulkan bahwa semua jenis benzodiazepine dapat menyebabkan amnesia dan berhubungan dengan dosis. Bila standar tiazolam digunakan dalam dosis yang ekivalen dengan dosis standar benzodiazepine jenis lain (biasanya kurang dari atau sama dengan 0,25 mg), amnesia jarang terjadi dibanding dengan penggunaan benzodiazepine jenis lain. Namun, bila bersamaan dengan alkohol dan dosis yang lebih tinggi, dilaporkan terjadi amnesia anterogard.2,5

Selain itu, amnesia juga dapat diakibatkan oleh penggunaan alkohol. Hal ini sering dikenal dengan alkoholic blackouts, dimana terjadi ketika seseorang mengkonsumsi alkohol secara berlebihan dan ketika sadar, ia tidak mengingat apa yang telah terjadi sebelumnya. Hal ini dipercaya bahwa tekanan darah yang tinggi akibat konsumsi alkohol mengganggu konsolidasi dari memori jangka pendek menjadi memori jangka panjang. Jadi, peminum tidak dapt mengingat karena memori jangka panjanggya tidak pernah terbentuk.3
5

V.

GEJALA KLINIS
Gejala utama gangguan amnesik adalah timbulnya gangguan memori yang ditandai oleh hendaya kemampuan mempelajari informasi baru (amnesia anterogard) sebelumnya dan ketidakmampuan (amnesia mengingat pengetahuan sebagian yang besar

diingat

retrogard).

Gejala

mengakibatkan masalah yang signifikan untuk pasien dalam fungsi sosial dan okupasional.5,7

Memori jangka pendek dan memori segera biasanya mengalami hendaya, Pasien tidak mampu mengingat apa yang dimakan saat sarapan atau makan siang, nama rumah sakit, atau dokter yang merawat. Pada beberapa pasien, amnesia sangat dalam sehingga mereka tidak dapat berorientasi terhadap kota dan waktu, meski orientasi terhadap orang jarang hilang pada gangguan amnesik. Memori mengenai informasi yang pernah dipelajari sebelumnya atau peristiwa lampau, seperti pengalaman masa kanak-kanak, masih baik; namun memori akan peristiwa dari masa lalu yang belum terlalu lama (selama satu dekade terakhir) mengalami hendaya. Memori segera (yang diuji, misalnya, dengan menyuruh pasien mengingat enam angka) tetap utuh. Seiring dengan perbaikan, pasien mungkin mengalami penyempitan jangka waktu yang terhilang

memorinya meski sejumlah pasien mengalami perbaikan memori bertahap akan seluruh periode tersebut.5

Awitan gejala dapat mendadak, seperti pada trauma, peristiwa serebrovaskular, dan cedera kimiawi neurotoksik, atau bertahap, seperti pada defisiensi gizi dan tumor serebri. Amnesia dapat berdurasi pendek

(digolongkan sementara oleh DSM-IV-TR bila berlangsung selama lebih dari 1 bulan).5

VI.

DIAGNOSIS
Untuk diagnosis gangguan amnesik, DSM-IV-TR mewajibkan timbulnya hendaya memori yang dimanifestasikan sebagai hendaya kemampuan mempelajari informasi baru atau ketidakmampuan mengingat informasi yang telah dipelajari sebelumnya, dan gangguan memori (harus menyebabkan) hendaya yang signifikan dalam fungsi social atau okupasional. Diagnosis gangguan amnesik akibat kondisi medis umum dibuat bila terdapat bukti adanya kondisi medis spesifik yang relevan secara kausatif (termasuk trauma fisik). DSM-IV-TR lebih lanjut mengkategorikan diagnosis tersebut sebagai sementara atau kronik. Diagnosis gangguan amnesik persisten terinduksi zat ditegakkan bila terdapat bukti bahwa gejala terkait secara kausatif dengan penggunaan suatu zat. DSM-IV-TR menganjurkan klinisi untuk merujuk diagnosis spesifik dalam gangguan terkait zat: gangguan amnesik persisten terinduksi alkohol; gangguan amnesik persisten terinduksi sedativa, hipnotik, atau ansiolitik; serta gangguan amnesik persisten terinduksi zat lain (atau yang tidak diketahui). DSM-IV-TR juga menyediakan tempat untuk diagnosis gangguan amnesik yang tidak tergolongkan.5

A. Timbulnya hendaya memori seperti yang dimanifestasikan oleh hendaya kemampuan mempelajari informasi baru atau

ketidakmampuan mengingat informasi yang telah dipelajari sebelumnya. B. Gangguan memori tersebut signifikan dalam fungsi menyebabkan social atau hendaya yang dan

okupasional

mencerminkan penurunan tingkat fungsi sebelumnya yang signifikan. C. Gangguan memori tidak hanya terjadi selama perjalanan delirium atau demensia. D. Terdapat bukti dari anamnesis, pemeriksaan fisik, atau temuan laboratorium bahwa gangguan tersebut merupakan konsekuensi fisiologi langsung dari suatu kondisi medis umum (termasuk truma fisik). Tentukan apakah: Sementara : bila hendaya memori berlangsung kurang dari atau selama 1 bulan. Kronik : bila hendaya memori berlangsung lebih dari 1 bulan. Catatan pengkodean: cantumkan nama kondisi medis umum pada Aksis I, cth., Gangguan amnesik akibat trauma kepala; kodekan juga kondisi medis umum tersebut pada Aksis III. Dari American Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders. 4th-ed. Text rev. Washington, DC: American Psychiatric Association; copyright 2000, dengan izin.

Tabel 1. Kriteria Diagnosis DSM-IV-TR untuk Gangguan Amnesik Akibat Kondisi Medis Umum 5

A. Timbulnya hendaya memori seperti yang dimanifestasikan oleh hendaya kemampuan mempelajari informasi baru atau ketidak mampuan mengingat informasi yang telah dipelajari

B. Gangguan memori terdebut menyebabkan hendaya yang signifikan dalam fungsi social atau okupasional dan

mencerminkan penurunan tingkat fungsi sebelumnya yang signifikan. C. Gangguan memori tidak hanya terjadi selama perjalanan delirium atau demensia serta menetap melampaui durasi intoksikasi atau keadaan putus zat yang biasa. D. Terdapat bukti dari anamnesis, pemeriksaan fisik, atau temuan laboratorium bahwa gangguan memori tersebut secara etiologis terkait dengan efek persisten penggunaan zat (cth., obat atau pengobatan yang disalahgunakan). Kode gangguan amnesik persisten terkat (zat spesifik): (alkohol, sedativa, hipnotik, atau ansiolitik; Zat lain atau yang tidak diketahui) Dari American Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders. 4th-ed. Text rev. Washington, DC: American Psychiatric Association; copyright 2000, dengan izin. Tabel 2. Kriteria Diagnosis DSM-IV-TR untuk Gangguan Amnesik Persisten Terinduksi Zat 5

Kategori ini sebaiknya digunakan untuk gangguan amnesik yang tidak memenuhi criteria tipe spesifik lain yang telah dijelaskan. Contohnya adalah gambaran klinis amnesia yang tidak memiliki bukti yang cukup untuk menegakkan suatu etiologi spesifik (yi., disosiatif, terinduksi zat, atau akibat kondisi medis umum).

Dari American Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders. 4th-ed. Text rev. Washington, DC: American Psychiatric Association; copyright 2000, dengan izin. Tabel 3. Kriteria Diagnosis DSM-IV-TR untuk Gangguan Amnesik YTT5

VII. DIFERENTIAL DIAGNOSIS


1. Demensia dan Delirium Klinisi harus membedakan gangguan amnesik dengan demensia dan delirium. Hendaya memori biasanya ada pada demensia namun disertai oleh defisit kognitif lain. Hendaya memori juga lazim terdapat pada delirium namun terjadi saat atensi dan kesadaran terganggu.5

2. Penuaan Normal Hendaya memori dalam skala kecil dapat menyertai proses penuaan normal namun syarat DSM-IV-TR bahwa hendaya memori harus menyebabkan hendaya signifikan dalam fungsi sosial atau okupasional semestinya menyingkirkan pasien dengan penuaan normal dari diagnosis.5

3. Gangguan Disosiatif Gangguan disosiatif terkadang dapat sulit dibedakan dengan gangguan amnesik. Namun, pasien dengan gangguan disosiatif lebih cenderung telah kehilangan orientasi terhadap dirinya dan mungkin memiliki hendaya memori yang lebih selektif disbanding pasien dengan gangguan amnesik. Sebagai contoh, pasien dengan gangguan disosiatif mungkin tidak tahu nama atau alamat rumahnya tapi masih mampu mempelajari informasi baru dan mengingat memori tertentu di masa
10

lalu. Gangguan disosiatif juga sering disebabkan oleh peristiwa hidup yang mengakibatkan stress emosional yang melibatkan uang, sistem hukum, atau hubungan yang bermasalah.5

4. Gangguan Buatan Pasien dengan gangguan buatan yang meniru gangguan amnesik sering menunjukkan hasil yang tidak konsisten pada uji memori dan tidak memiliki bukti kausa yang dapat diidentifikasi. Temuan tersebut, disertai adanya manfaat primer atau sekunder untuk pasien, semestinya mengarah ke suatu gangguan buatan.5

VIII. PENATALAKSANAAN
Pendekatan primer pengobatan gangguan amnesik adalah mengatasi kausa yang mendasari. Karena beberapa kondisi berhubungan dengan status psikologi yang serius (percobaan bunuh diri dengan menggantung diri, keracunan gas karbon monoksida, trauma kepala, atau peminum alcohol kronik), sehingga beberapa bentuk dari psikoterapi cukup dibutuhkan. Meski pasiennya amnesik, upaya suportif mengenai tanggal, waktu, dan lokasi pasien dapat membantu serta dapat mengurangi anxietas pasien. Setelah resolusi episode amnesik, psikoterapi jenis tertentu (kognitif, psikodinamik, atau suportif) dapat membantu pasien menyatukan pengalaman amnesik ke dalam kehidupan mereka.5,7

Sebagian besar pasien amnesik cedera otak melakukan penyangkalan. Klinisi harus menghargai dan berempati dengan kebutuhan pasien untuk menyangkal kenyataan tentang apa yang telah terjadi. Konfrontasi buntu dan tidak sensitif dapat menghancurkan hubungan terapeutik yang sedang berlangsung dan dapat membuat pasien merasa diserang. Pada pendekatan

11

yang sensitif, klinisi membantu pasien menerima keterbatasan kognitif mereka dengan memajankan defisit tersebut sedikit demi sedikit seiring berjalannya waktu. Klinisi juga harus waspada untuk menjadi tergoda untuk berpikir bahwa semua gejala pasien berkaitan langsung dengan cedera otak. Evaluasi mengenai gangguan kepribadian yang telah ada sebelumnya, seperti gangguan kepribadian ambang, antisocial, dan narsistik, sebaiknya menjadi bagian dari pengkajian keseluruhan; banyak pasien dengan gangguan kepribadian menempatkan dirinya dalam situasi yang mempredisposisikan dirinya terhadap cedera. Ciri kepribadian ini dapat menjadi bagian penting dalam psikoterapi psikodinamik.5

IX.

PROGNOSIS
Kausa spesifik gangguan amnesik menentukan perjalanan penyakit dan prognosis bagi seorang pasien. Awitan dapat mendadak atau berangsurangsur, gejala dapat bersifat sementara atau persisten, dan hasil akhir dapat berkisar dari tidak ada perbaikan hingga penyembuhan sempurna. Gangguan amnesik sementara dengan penyembuhan sempurna lazim pda epilepsy lobus temporal, ECT, konsumsi obat seperti golongan benzodiazepine dan barbiturat. Sindrom amnesik permanen dapat terjadi setelah trauma kepala, keracunan karbon monoksida, infark serebri, perdarahan subarachnoid, dan ensefalitis herpes simpleks.5

X.

KESIMPULAN
Amnesia termasuk dalam gangguan daya ingat. Ingatan berdasarkan tiga proses utama, yaitu pencatatan atau registrasi (suatu pengalaman dicatat atau diregistrasi dalam susunan saraf pusat), penahanan atau retensi (catatan tadi disimpan atau ditahan), dan pemanggilan kembali atau recall (catatan itu diingat atau dikeluarkan kembali).1

12

Amnesia adalah ketidakmampuan mengingat kembali pengalaman, dapat bersifat sebagian maupun total akibat defisit memori yang berat yang biasanya muncul tiba-tiba setelah cedera sistem saraf pusat dan dapt menjadi kronis.1,4 Sifat defisit memori, yaitu: 1,4 Retrogard (memori lama), berupa pengalaman sebelum gangguan itu terjadi, misalnya masa kanak-kanak, masa sekolah, dll. Anterogard (memori baru), meliputi pengalaman sesudah gangguan yang menyebabkan amnesia, misalnya mengingat beberapa hal yang terjadi dalam 5-10 menit terakhir.

Gejala utama gangguan amnesik adalah timbulnya gangguan memori yang ditandai oleh hendaya kemampuan mempelajari informasi baru (amnesia anterogard) dan ketidakmampuan mengingat pengetahuan yang sebelumnya diingat (amnesia retrogard). Gejala sebagian besar

mengakibatkan masalah yang signifikan untuk pasien dalam fungsi sosial dan okupasional.5,7 Awitan gejala dapat mendadak, seperti pada trauma, peristiwa serebrovaskular, dan cedera kimiawi neurotoksik, atau bertahap, seperti pada defisiensi gizi dan tumor serebri. Amnesia dapat berdurasi pendek (digolongkan sementara oleh DSM-IV-TR bila berlangsung selama lebih dari 1 bulan).5

Pendekatan primer pengobatan gangguan amnesik adalah mengatasi kausa yang mendasari. Karena beberapa kondisi berhubungan dengan status psikologi yang serius (percobaan bunuh diri dengan menggantung diri, keracunan gas karbon monoksida, trauma kepala, atau peminum alcohol

13

kronik), sehingga beberapa bentuk dari psikoterapi cukup dibutuhkan. Meski pasiennya amnesik, upaya suportif mengenai tanggal, waktu, dan lokasi pasien dapat membantu serta dapat mengurangi anxietas pasien. Setelah resolusi episode amnesik, psikoterapi jenis tertentu (kognitif, psikodinamik, atau suportif) dapat membantu pasien menyatukan pengalaman amnesik ke dalam kehidupan mereka.5,7

14

DAFTAR PUSTAKA

1. Maramis WF, Maramis A A. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Edisi 2. 2005. p. 129-138 2. Ebert MH, Loosen PT, Nurcombe B. Delirium, Dementia, & Amnestic Syndromes: Introduction in Textbook of Current Diagnosis & Treatment in Psychiatry. 2007. Chapter 17 3. Higgins ES, George M S, Memory in Textbook of The Neuroscience of Clinical Psychiatry, The Pathophysiology of Behavior and Mental Illness. 1st ed. 2007. Chapter 15 4. Tomb DA, MD. Delirium dan Amnestik serta Gangguan Kognitif Lainnya dalam Buku Saku Psikiatri. Edisi 6. 2004. Bab 5. P. 66-72 5. Sadock BJ, Sadock VA. Gangguan Amnesik dalam Kaplan & Sadock Buku Ajar Psikiatri Klinis. Edisi 2. P. 66-70 6. Sadock BJ, Sadock VA. Amnestic Disorders in Textbook of Kaplan & Sadocks Synopsis of Psychiatry Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry. 2007. 10th ed. Chapter 10.4 7. Kay J, Tasman A, Lieberman JA. Dementia, Delirium, and Other Cognitive Disorders in Psychiatry, Behavioral Science and Clinical Essentials. Saunders Company. USA. 2000. P. 297-311

15

Anda mungkin juga menyukai