Anda di halaman 1dari 21

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan faktor kunci dalam kehidupan manusia. Kesehatan yang baik menjadi faktor pendukung kesuksesan hidup. Segala aktivitas dan pekerjaan dapat berjalan seperti yang diharapkan. Namun seiring dengan berbagai usaha manusia untuk mewujudkan kesehatan, semakin berat pula tantangan yang dihadapi. Penyakit menjadi semakin beragam, dan juga pola penyakit bergeser dari infeksi menjadi degeneratif. Melihat kondisi tersebut, kami, Rumah Sakit Dr. Wahidin Sudirohusodo, ingin menjadi bagian dari sarana kesehatan masyarakat yang mampu memberikan pelayanan bermutu. Menjadi mitra masyarakat dalam mewujudkan hidup sehat guna menunjang kebahagiaan hidup lahir dan batin. Kami menyediakan praktek dokter bersama, apotek, laboratorium klinik (kerjasama dengan laboratorium klinik CITO), rumah bersalin, pelayanan KB serta sanggar senam. Adapun praktek dokter bersama terdiri dari praktek dokter umum, dokter anak, dokter kandungan. Untuk mendukung terwujudnya visi dan misi kami yaitu untuk memberikan pelayanan yang bermutu, profesional dan handal, serta mengacu pada Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 13 Tahun 2010 tentang Pedoman Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup, kami menyadari sepenuhnya bahwa perlu diadakan pengkajian dampak lingkungan yang mungkin ditimbulkan sebagai efek samping dari kegiatan operasional yang dilakukan. Adapun pengkajian lingkungan tersebut berupa Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL).

1.2. Peraturan Perundang-undangan yang Melandasi Penyusunan UKL-UPL Penyusunan Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) mengacu pada. a. Undang-undang No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan b. Undang-undang No. 23 Tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup c. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1204/MENKES/SK/X/2004 tentang perrsyaratan kesehatan lingkungan rumahsakit d. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup NO.65 Tahun 1999 tentang baku mutu limbah cair bagi kegiatan pelayanan kesehatan

1.3 Tujuan dan Kegunaan Kegiatan Tujuan pengkajian Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) adalah: a. Untuk mendeteksi lebih dini dampak yang diimbulkan oleh kegiatan yang dilakukan Rumah Sakit Dr. Wahidin Sudirohusodo b. Menindaklanjuti hasil pengkajian dan segera melakukan tindakan untuk menghentikan dan memperbaiki keadaan lingkungan.

Adapun kegunaan dari Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) adalah: a. Sebagai bahan pertimbangan bagi Rumah Sakit Dr. Wahidin Sudirohusodo untuk meminimalisir dampak negatif yang ditimbulkan. b. Sebagai pertimbangan bagi para pengambil keputusan Rumah Sakit Dr. Wahidin Sudirohusodo dalam memutuskan dan mengimplementasikan berbagai kegiatan dan kebijakan. c. Sebagai acuan untuk mengoptimalkan berbagai dampak positif. kebersihan lingkungan d. Bersama dengan masyarakat setempat menjaga dan meningkatkan kelestarian dan

BAB II URAIAN RENCANA KEGIATAN


2.1. Data Umum Perusahaan Nama Perusahaan : Rumaha Sakit Wahidin Sudirohusodo Nama Pengelola Alamat Kantor No telp. No. Fax Status Lahan Batas Lahan Utara Selatan Timur Barat Jenis Pelayanan : Dr. Titi Endar : Jl. Perintis Kemerdekaan no.167, Makassar., Sulawesi Selatan : 0411-xxxxxxxx : 0411-xxxxxx : Milik Salah satu pemegang saham : : Jalan Raya Pintu 2 Kampus UNHAS : Kompleks Tentara : Jalan Raya Perintis Kemerdekaan Km. 7 : Jalan Kampus Unhas : Rumah bersalin, Klinik KIA, KB, Balai Pengobatan termasuk Unit Gawat Darurat 24 jam, Laboratorium Klinik, Pemeriksaan kesehatan, Apotek. Perijinan yang sudah dimiliki: Ijin Gangguan Usaha (HO) No. 503/8450/HO/2006 IMB Sementara No: 1997/IMB.S/2005 2.2. Tahap Konstruksi Rumah Sakit Dr. Wahidin Sudirohusodo menempati lahan seluas 10000 m 2 dengan Akta Tanah No.5250/2004 atas nama dra. Roosiany Apt, adapun dari lahan tersebut luas bangunan adalah lantai 1: 300 m2 dan lantai 2: 300 m2 dan sisanya dimanfaatkan untuk lahan parkir dan areal taman. Konstruksi bangunan sejak awal telah mempertimbangkan tempat pembuangan limbah baik medis maupun non medis. Limbah padat non medis kami kumpulkan dan diambil oleh petugas kebersihan daerah. Sedangkan untuk limbah cair dibuat saluran dan tempat pembuangan. Pada tahap ini juga dibangun: Lantai I : Apotek Ruang Poli Umum : 1 kamar : 1 kamar

Status Permodalan : Saham

Ruang Poli Anak Ruang Bidan Apotek UGD Ruang rawat inap Ruang sekretariat Mushola Dapur dan laundry Lantai II: Ruang rapat Ruang rawat inap Lantai III: Ruang rawat inap 2.3.1. Tenaga Kerja

: 1 kamar : 1 kamar : 1 ruangan : 5 ruangan : 15 kamar : 1 kamar : 1 kamar : 1 kamar : 1 ruangan : 15 ruang : 15 ruang

Sebagai sebuah organisasi baru kami sungguh sangat mempertimbangkan perekrutan tenaga kerja yang nantinya menjadi mitra kami dalam mengembangkan dan membesarkan organisasi. Pertimbangan tersebut meliputi kualitas maupun kuantitas. Kuantitas disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan membayar yang kami miliki. Adapun rencana jumlah dan rincian tenaga kerja adalah sebagai berikut:

Tenaga Kerja Pelayanan Kesehatan Dokter Umum Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Anak Bidan Perawat Apoteker Asisten apoteker Administrasi Sekretaris merangakap pendaftaran dan infrmasi Supporting Staff Laundry dan Cleaning service Sopir Satpam Logistik dan Pramusaji Jumlah

Jumlah 6 3 3 3 15 3 2 1

2 2 3 5 47

2.3.2. Penggunaan Energi Rumah Sakit Dr. Wahidin Sudrirohusodo.menjadi pelanggan PT PLN (Pusat Listrik Negara) untuk memenuhi kebutuhan listrik. Kapasitas yang digunakan sebanyak tiga unit masing-masing sebesar 900 watt, 1300 wattt dan 2200 watt. Sebagai langkah antisipatif pengadaan energi ketika terjadi pemadaman listrik dari PT PLN adalah melalui pemakaian genset. Namun sayangnya, pemekaian genset dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan yaitu berupa polusi asap dan suara. Untuk itu kami menyadari sepenuhnya bahwa pemasangan dan pemakaian genset harus sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku. 2.3.3. Penggunaan Air Dalam memenuhi kebutuhuan air, Rumah Sakit Dr. Wahidin Sudrirohusodo.memanfaatkan jasa PT PDAM dan juga disertai sumur sebagai cadangan. Kebutuhan air sangat ditentukan oleh jumlah pasien yang ditangani dan kegiatan yang dilaksanakan. Perhitungan perkiraan dasar kebutuhan air setiap hari adalah sebagai berikut: 6 pasien rawat inap x 500 liter/hari 13 karyawan Keperluan lain-lain Perkiraan Jumlah kebutuhan air x 100 litre/hari Kegiatan dapur dan laundry = 3000 liter = 1300 liter = 4000 liter = 500 liter

= 88000 liter

2.3.4. Pelayanan Kesehatan Sebagai sebuah balai pengobatan dan rumah bersalin, kami menyediakan fasilitas pelayanan seperti: Pelayanan kesehatan umum Pelayanan kesehatan anak dan remaja Konsultasi dokter spesialis anak Konsultasi dokter spesialis kandungan Pelayanan vaksinasi Pemeriksaan ibu hamil Pelayanan ibu melahirkan Pelayanan keluarga berencana Posyandu Rawat inap dengan kapasitas sementara 6 kamar Perawatan bayi lahir Instalasi Gawat Darurat 24 jam Laboratorium klinik (bekerja sama dengan Lab. Klinik Kurnia) Apotek Sanggar senam khusus wanita Akupuntur

BAB III RONA LINGKUNGAN HIDUP


3.1 Lingkungan Sekitar Rumah Sakit Dr. Wahidin Sudrirohusodo berada di daerah Makassar, sekitar 10 km dari pusat kota. Di kawasan ini dalam radius 2 km sudah terdapatt rumah sakit/RB-BP. Rumah sakit terdekat adalah RS. PVC yang berjarak sekitar 100 km dari lokasi. Lokasi tempat didirikannya Rumahs Sakit Dr. Wahidin Sudriohusodo berada di daerah kampus Unhas dan pemukiman padat penduduk. Sebagai gambaran kami berikan perkiraan jarak dari beberapa titik lokasi yang dikenal luas oleh masyarakat. Kampus Unhas RS. PVC Pasar Masjid : 100 m : 4 KM : 14 KM : 500 M

BAB IV DAMPAK LINGKUNGAN YANG MUNGKIN TERJADI


4.1. Dampak Dalam kegiatannya di tengah masyarakat dalam keseharian, Unhas 2013 mempunyai berbagai dampak baik positif maupun negatif bagi lingkungan sekitarnya. Dampak ini muncul baik pada tahap konstruksi maupun tahap operasi. Dampak positif pada kedua tahap ini cenderung sama yaitu: a. b. c. d. kesehatan e. Menggairahkan perekonomian masyarakat sekitar, mereka dapat membuka warung nasi, toko keperluan sehari-hari, wartel, dll Sedangkan dampak negatif pada masing-masing tahap saling berbeda. Dampak negatif pada tahap konstruksi: a. Kegiatan b. Polusi debu membangun Polusi suara Tahap konstruksi, dimana terjadi kegiatan pertukangan banyak menimbulkan suara ataupun kebisingan dari berbagai alat pembantu seperti mollen, genset, diesel, bor, dll. c. Limbah sisa konstruksi Proses pembangunan juga menimbulkan berbagai limbah dan sampah. Seperti sisa kayu, besi, kantong semen, dll d. Gangguan kelancaran lalu lintas Arus kendaraan yang lalu lalang membawa bahan material dapat menyebabkan kemacetan arus lalu lintas. dengan berbagai material menimbulkan debu yang dapat mengganggu kebersihan udara sekitar lingkungan. Mitra masyarakat dalam mewujudkan hidup dan lingkungan yang sehat Penyerapan tenaga kerja dari lingkungan masyarakat sekitar Pusat pelayanan kesehatan masyarakat dengan biaya yang terjangkau Mempercepat dan mendekatkan akses masyarakat terhadap pelayanan

Tahap operasi mempunyai dampak negatif seperti: a. Limbah padat medis Limbah ini berupa: kapas, darah alat suntik, botol infus, botol obat, plastik kemasan obat, toples obat, kasa, dll b. c. d. e. f. g. Limbah padat non medis Plastik, sisa makanan, kertas, daun, kulit buah, dll Limbah cair medis Darah, urine, air ketuban, dll Limbah cair non medis Urine, air limbah kamar mandi, dll Polusi gas atau debu Asap genset (pemakaian ketika listrik dari PLN mati), asap dapur, asap kendaraan bermotor Polusi surara Suara mesin genset, kendaraan bermotor, ambulance Gangguan arus lalu lintas Arus kendaraan keluar masuk RB-BP Gramedika 10 dapat mengganggu kelancaran lalu lintas di Jalan Raya Besi Jangkang. Selain itu munculnya para pedagang kaki lima di pinggirpinggir jalan, juga dapat mengganggu kelancaran arus lalu lintas. h. Persepsi buruk masyarakat Bila tidak diberikan pengertian dan keterbukaan informasi, masyarakat sekitar dapat mempunyai persepsi buruk tentang RB-BP Gramedika 10 bahwa limbah akan dibuang sembarangan dan mengganggu kebersihan lingkungan. Untuk lebih jelasnya, kami jabarkan berbagai dampak negatif tersebut dalam tabel berikut ini: SUMBER DAMPAK Tahap Konstruksi Limbah Debu Polusi Suara Limbah Sisa Konstruksi Kelancaran Lalu Lintas Tahap Operasi Limbah Medis Limbah padat medis Limbah ini berupa: kapas, darah alat suntik, botol infus, botol obat, plastik kemasan JENIS DAMPAK BESARAN DAMPAK KETERANGAN

Limbah cair medis Darah, urine, air ketuban, dll Limbah Non Medis Limbah padat non medis Plastik, sisa makanan, kertas, daun, kulit buah, dll Limbah cair non medis Urine, air limbah kamar mandi, dll Lain-lain Polusi gas atau debu Asap genset (pemakaian ketika listrik dari PLN mati), asap dapur, asap kendaraan bermotor Polusi surara Suara mesin genset, kendaraan bermotor, ambulance Gangguan arus lalu lintas Arus kendaraan keluar masuk, munculnya para pedagang kaki lima di pinggir jalan, Persepsi buruk masyarakat Tanpa pengertian dan keterbukaan informasi, masyarakat dapat mempunyai persepsi buruk bahwa limbah dibuang sembarangan dan mengganggu kebersihan lingkungan.

10

BAB V PENGELOLAAN DAN PEMELIHARAAN LINGKUNGAN


5.1. Upaya Pengelolaan Lingkungan Berdasarkan prediksi berbagai limbah yang potensial muncul seiring dengan kegiatan RB-BP Gramedika 10 (seperti telah dijabarkan pada bab IV), kami berusaha untuk meminimalisir atau bahkan meniadakan berbagai dampak tersebut. Sebagai sebuah lembaga yang tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat, menjadi bagian dari mereka, maka kami juga merasa wajib ikut bertanggung jawab atas kelestarian dan kebersihan lingkungan. 5.1.1 Tahap Operasi: Buangan Limbah a. Sumber dampak b. Jenis dampak tanah/sumur c. Upaya pengelolaan dampak : Penanganan dampak buangan sampah limbah non medis. - Limbah rumah tangga disediakan bak sampah tertutup, kemudian dilakukan pembuangan di tempat pembuangan akhir (TPA). - Limbah cair yang berasal dari kamar mandi, ruang dapur dibuang ke septik tank dan sumur peresapan yang sudah disediakan. Penanganan dampak buangan limbah medis - Limbah padat : disediakan bak sampah khusus yang tertutup, disemprot dengan obat anti bakteri, dikirim ke RSUD Kota yang menyediakan fasilitas pengolahan limbah untuk dimusnahkan dengan pembakaran. - Limbah cair (Surat kerjasama terlampir). Adanya vektor penyakit (lalat, tikus, kecoa, dll) ditanggulangi dengan cara disemprot dengan obat baygon setiap hari. : ditampung dalam bak khusus dan akan dilakukan penyedotan secara periodik kemudian dikirim ke instansi yang menyediakan fasilitas pengolahan limbah : buangan limbah : vektor penyakit, estetika lingkungan, dan penurunan kualitas air

11

5.1.2 Tahap Operasi: Kegiatan BP-RB-KIA Merapi 10 a. Sumber dampak b. Jenis dampak : persepsi masyarakat : keluhan/tanggapan negatif/positif dari kegiatan operasional

c. Upaya pengelolaan dampak : - Memperhatikan keluhan-eluhan masyarakat atas kegiatan BP-RB-KIA Merapi 10 - Berpartisipasi aktif dalam kegiatan disekitar BP-RB-KIA Merapi 10 berupa bantuan dana, tenaga, maupun pemikiran demi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat sekitar. - Memanfaatkan seoptimal mungkin sumber daya manusia diwilayah sekitar BP-RB-KIA Merapi 10 dengan memperhatikan kualifikasi dan persyaratan SDM yang dibutuhkan. - Menjalin koordinasi yang baik dengan kepala wilayah dan puskesmas setempat demi tercapainya pelayanan kesehatan yang optimal sesuai dengan kebutuhan masyarakat. - Menjaga kebersihan lingkungan, terutama ditempat-tempat sebagai media tumbuh dan berkembangnya vektor penyakit (kecoa, lalat, dan tikus) - Memperhatikan ketentuan-ketentuan seperti penyehatan bangunan dan ruang termasuk pencahayaan, ventilasi udara dan kebisingan, penyehatan makanan dan minuman, penyehatan air dan peningkatan kualitas air, penangan sampah dan limbah, penyehatan tempat pencucian, pengendalian serangga dan tikus, sterilisasi dan disinfeksi, penyuluhan kesehatan lingkungan - Untuk menjaga kuantitas dan kualitas air tanah, dibuat sumur-sumur resapan di sekitar kegiatan BP-RB-KIA Merapi 10 - Memperkerjakan Satpam sebagai pengatur kelancaran lalu-lintas disekitar BP-RB-KIA Merapi 10 dan menyediakan area parkir yang memadai sehingga tidak mengganggu kegiatan sehari-hari penduduk setempat. 5.1.3 Tahap Operasi: Kegiatan BP-RB-KIA Merapi 10 a. Sumber dampak b. Jenis dampak : transportasi : kecelakaan lalu lintas dan kemacetan

c. Upaya pengelolaan dampak : - Mengatur alur keluar masuk kendaraan ke BP-RB-KIA Merapi 10 - Mengatur tempat parkir sedemikian sehingga tidak mengganggu kelancaran lalu lintas dan merencanakan perluasan area parkir - Memberdayakan petugas khusus untuk menjaga kelancaran lalu lintas dan ketertiban tempat parkir - Mengupayakan rambu-rambu peringatan untuk menjaga keseamatan bersama 5.1.4 Tahap Operasi : BP-RB-KIA Merapi 10 a. Sumber dampak : pedagang kaki lima

12

b. Jenis dampak

: keramaian dan mengganggu ketentraman

c. Upaya pengelolaan dampak : Menertibkan, mengatur, dan membatasi para pedagang kaki lima agar tidak menggnggu ketenangan dan ketentraman masyarakat sekitar. d. Operasional Gen Set Dilakukan hanya pada waktu listrik negara giliran padam, sedang tempat genset jauh dari BPRB-KIA Merapi 10 kurang lebih 100 m dan tempatnya kedap suara.

13

Sumber dampak

Jenis dampak

Cara

Lokasi

Pelaksana

Tahap Pra Konstruksi dan Konstruksi Tahap Operasi Buangan limbah cair Medis Non Medis Pencemaran atau airtanah Membuat dan resapan bak-bak sesuai Di tiga lokasi penampungan limbah lokasi non bak medis dan satu penampungan limbah medis Bagian belakang 10 Masyarakat sekitar Merapi 10 lokasi BP-RB-KIA BPRB-KIA Merapi BP-RB-KIA 10 Merapi KPDL dan instansi terkait BP-RB-KIA 10 Merapi KPDL dan instansi terkait BP-RB-KIA 10 Merapi KPDL dan instansi terkait

menurunnya

penampungan septik tank ketentuan berlaku Limbah medis ditampung di bak tersendiri dan dikirim secara rutin ke RSUD Kota pengolah limbah Untuk limbah padat medis diolah dengan incenuator kerjasma dengan RSUD Kota (MOU terlampir) Memantau secara rutin keluhan masyarakat Mengatasi dampak negatif secara konsekuen dan baik Menjalin kerjasama dengan instansi terkait Penyemprotan Penyemprotan Baygon

kualitas airtanah Air permukaan

Buangan padat non medis

limbah (limbah

Bau yang ditimbulkan dari limbah tempat penampungan Persepsi masyarakat pencemaran Timbulnya penyakit Timbulnya penyakit (lalat, vektor tikus, negatif terhadap air dan vektor

padat medis dan

buangan limbah

dengan

Di tempat

tempatyang

BP-RB-KIA 10

Merapi

KPDL dan instansi terkait

14

kecoa)

Pembersihan pembuangan

tempat sampah

rawan lalat.

Pemakaian genset (bila mati) listrik PLN

Gangguan bising

asap

dan

lmbah cair Mengisolasi ruang genset dengan memberi peredam Menempatkan diruang genset Menanam pohon untuk penghijauan Mengambil cerobong

Di

ruang

BP-RB-KIA 10

Merapi

KPDL dan instansi terkait

genset BP-RBKIA Merapi 10

Kegiatan

BP-RB-

Peluang kerja/usaha

karyawan

BP-RB-KIA 10 BP-RB-KIA 10

Merapi

KPDL dan instansi terkait

KIA Merapi 10 Kemacetan kecelakaan dan

(terutama non medis) dari masyarakat sekitar Mengatur alur keluar masuk kendaraan ke BP-RB-KIA Merapi 10 Membuat peringatan Menyediakan tempat parkir Pedagang kaki lima yang memadai Mengatur dan membatasi para pedagang kakilima rambu-rambu

Merapi

KPDL dan instansi terkait

BP-RB-KIA 10

Merapi

KPDL dan instansi terkait

15

5.2 Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) Upaya pemantauan dampak lingkungan yang ditimbulkan dari kegiatan BP-RB-KIA Merapi 10 adalah. 5.2.1 Tahap Pra-Konstruksi dan Konstruksi a. Jenis dampak b. Prameter yang dipantau c. Tolok ukur : kebisingan, polusi udara, dan gangguan lalu lintas : keluhan masyarakat : Keputusan Gubernur DIY no. 176 tahun 2003 tentang Baku

tingkat getaran, kebisingan, dan kebauan di Propinsi DIY untuk Rumahsakit. Tabel 5.2 Tolok Ukur Parameter Kebisingan, Polusi Udara, dan Gangguan Lalu Lintas No 1 2 Parameter yang Diukur Kebisingan Polusi Udara Baku Mutu > 50 Kep. Gubernur DIY No. 176/2003 Kep. Gubernur DIY No. 169/2003

e.Lokasi pemantauan/lokasi pemukiman disebelah barat dan timur f. Waktu dan frekuensi pemantauan: sebulan sekali bersamaan dengan pertemuan rutin masyarakat desa di wilayah kegiatan BP-RB-KIA Merapi 10 g.Cara pemantauan ditimbulkannya h.Pelaksanan pemantauan : pengelola kegiatan BP-RB-KIA Merapi 10 : dengan melakukan dengar pendapat, keluhan dan tanggapan masyarakat terhadap kegiatan pembangunan fasilitas BP-RB-KIA Merapi 10 dandampak yang

5.2.2 Tahap Operasi: Buangan Limbah Cair Medis dan Non Medis a. Jenis dampak b. Parameter yang dipantau c. Tolok Ukur Tabel 5.3 Parameter yang diukur untuk kualitas air No Parameter Fisika 1 Bau 2 Zat padat terlarut 3 Kekeruhan 4 Suhu 5 Warna 6. Air Raksa 7. Arsen d. Lokasi Pemantauan e. Waktu dan frekuensi pemantauan dilaboratorium (setiap 6 bulan) Batas syarat air minum 15000 25 3 50 0,001 0,05 satuan Mg/L NTU C TCU Mg/L : pencemaran dan penurunan kualitas air tanah dan sumurS : kualitas air tanah/sumur penduduk sesuai SK Menkes no.

416/1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air

: BP-RB-KIA Merapi 10 dan penduduk sekitar : 1 bulan sekali

f. Cara pengujian kualitas air bersih: sampel dengan mengambil sampel air bersih untuk diuji

16

5.2.3 Gangguan Lalu Lintas Dampak terhadap transportasi Jenis dampak: Kemacetan dan kecelakaan Tabel 5.4 Tolok Ukur Parameter Air Limbah Kadar Maksimum Golongan No Fisika 1 Suhu C 30 30 30 Parameter Satuan I Mutu Limbah Cair II III

Kimia 1 2 3 4 5 6 7 8 9 BOD COD TSS NH3 bebas PO4 Minyak dan Lemak Deterjen Phonel pH Mg/L Mg/L Mg/L Mg/L Mg/L Mg/L Mg/L Mg/L 30 80 30 0,1 2 3 3 0,25 6,0 9,0 35 85 35 0,1 2 5 5 0,50 75 100 100 1 3 10 5 1,00

Mikrobiologi 1 2 Bakteri Coliform Bakteri Patogen a. Salmonella b. Shigela c. Vibrio cholera d. Streptococus Radioaktivitas 32P 35S 45Ca 51Cr 72Ga 85Si 99MO Bq/L Bq/L Bq/L Bq/L Bq/L Bq/L Bq/L 7 x 102 2 x 103 3 x 102 7 x 104 1 x 103 4 x 103 7 x 103 7 x 102 2 x 103 3 x 102 7 x 104 1 x 103 4 x 103 7 x 103 7 x 102 2 x 103 3 x 102 7 x 104 1 x 103 4 x 103 7 x 103 Sel/100 ml 5000 Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif 5000 Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif 5000 Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif

17

113Sn 126I 131I 192Ir 201TI

Bq/L Bq/L Bq/L Bq/L Bq/L

3 x 103 7 x 101 7 x 101 1 x 104 1 x 105

3 x 103 7 x 101 7 x 101 1 x 104 1 x 105

3 x 103 7 x 101 7 x 101 1 x 104 1 x 105

5.2.3 Tahap Operasi a. Jenis dampak b. Sumber dampak c. Parameter yang dipantau d. Tolok ukur : berkembangnya vektor penyakit (lalat, kecoa, dan tikus) di : Buangan limbah padat BP-RB-KIA Merapi 10 : binatang penghuni sampah (kecoa, lalat, tikus, dan lain-lain) : tidak adanya binatang penghuni sampah dan lingkungan bersih wilayah tapak kegiatan BP-RB-KIA Merapi 10.

terutama diwilayah tapak kegiatan BP-RB-KIA Merapi 10. e. Lokasi pemantauan di wilayah tapak kegiatan BP-RB-KIA Merapi 10. f. Waktu dan frekuensi pemantauan dilakukan selama operaional BP-RB-KIA Merapi 10 dan frekuensinya tiap bulan sekali. g. Cara pemantauannya dengan pengamatan lapangan diwilayah tapak BP-RB-KIA Merapi 10 (terutama ditempat penampungan sampah, dapur, kantin, kamar rawat, dan lain-lain yang berpotensi bersarangnya penyebab vektor penyakit). h. Pelaksana pemantauan 5.2.4 Tahap Operasi a. Jenis dampak operasional BP-RB-KIA Merapi 10 b. Sumber dampak c. Parameter yang dipantau BP-RB-KIA Merapi 10 d. Tolok ukur : tidak ada keluhan atau tanggapan negatif masyarakat dari kegiatan operasional BP-RB-KIA Merapi 10 seperti keluhan adanya buang limbah cair, buangan limbah padat, rawan kecelakaan diakses masuk, dll. e. Lokasi pemantauan f. Waktu dan frekuensi pemantuan frekuensinya tiap 6 bulan sekali g. Cara pemantauan h. Pelaksanan pemantauan : dengan pengamatan lapangan melalui kuisioner/wawancara dari beberapa responden/masyarakat sekitar BP-RB-KIA Merapi 10 : pengelola BP-RB-KIA Merapi 10 : sekitar BP-RB-KIA Merapi 10 : selama operasional BP-RB-KIA Merapi 10 dan : kegiatan operasional BP-RB-KIA Merapi 10 : keluhan atau tanggapan masyarakat sekitar kegiatan : keluhan/tanggapan masyarakat dari kegiatan : Pengelola BP-RB-KIA Merapi 10

18

5.2.5 Tahap Operasi: Transportasi a. Jenis dampak b. Sumber dampak c. Parameter yang dipantau d. Tolok ukur e. Lokasi pemantauan f. Waktu dan frekuensi pemantuan g. Cara pemantauan KIA Merapi 10 h. Pelaksanan pemantauan : pengelola BP-RB-KIA Merapi 10 : gangguan kelancaran lalu lintas (rawan kecelakaan : kegiatan operasional BP-RB-KIA Merapi 10 : tingkat kelancaran lalulintas di akses masuk/keluar dan : kelancaran lalulintas dan tidak adanya kecelakaan : sekitar BP-RB-KIA Merapi 10 : selama operasional BP-RB-KIA Merapi 10 dan : dengan pengamatan lapangan aktivitas parkir BP-RBdan kemacetan lalu lintas) di pintu masuk/keluar BP-RB-KIA Merapi 10

tersedianya perparkiran di tapak BP-RB-KIA Merapi 10 akibat dari operasional parkir BP-RB-KIA Merapi 10

frekuensinya tiap 1 bulan sekali (pertemuan RT)

5.2.6 Tahap Operasi: Pedagang Kaki Lima a. Jenis dampak b. Sumber dampak c. Parameter yang dipantau d. Tolok ukur e. Lokasi pemantauan f. Waktu dan frekuensi pemantuan g. Cara pemantauan wawancara h. Pelaksanan pemantauan : pengelola BP-RB-KIA Merapi 10 : keramaian dan ketidak tentraman masyarakat. Kamtibnas, kecemburuan sosial, operasional BP-RB-KIA Merapi 10 : kegiatan para pedagang kakilima : kelancaran lalu lintas dan tidak adanya kecelakaan : kelancaran lalulintas dan tidak adanya kecelakaan : masyarakat sekitar BP-RB-KIA Merapi 10 : selama operasional BP-RB-KIA Merapi 10 dan : dengan jajak pendapat secara langsung atau

akibat dari operasioanal parkir BP-RB-KIA Merapi 10 akibat dari operasional parkir BP-RB-KIA Merapi 10

frekuensinya tiap 1 bulan sekali (pertemuan RT)

19

Secara keseluruhan upaya pemantauan dampak lingkungan termuat dalam tabel ringkasan berikut ini. Jenis dampak Menurunnya kualitas (debu bising) udara dan Parameter Kualitas udara unutuk pemukiman penduduk Menurunnya kualitas air/ pencemaran air Kualitas tanah kualitas limbah cair. air dan Tolok Ukur Kualitas fasilitas No. 135/KPTS/2002 Kualitas tanah kualitas cair. air dan limbah Bak penampungan air tanah dan air limbah Mengukur uji sampel kualitas tanah dan cair air dan limbah udara umum Lokasi Pemantauan Ruang genset BP-RB-KIA Merapi 10 Cara Pemantauan Mengukur uji sampel kualitas udara Waktu Frekuensi Selama operasioanal BP-RB-KIA Merapi tiap sahun Selama operasioanal BP-RB-KIA Merapi bulan air Berkembangnya vektor penyakit Kecoa. Lalat, tikus RB-KIA Persepsi masyarakat sekitar Merapi 10 Keluhan masyarakat terhadap dan di Kebersihan lingkungan tapak BP-RB-KIA Merapi 10 Tidak keluhan masyarakat ada di kegiatan Tempat sampah BP-RB-KIA Merapi 10 Tapak kegiatan BP-RB-KIA Merapi 10 dan tapak kegiatan Pengamatan langsung wilayah RB-KIA Merapi 10 Pengamatan langsung, jajak di BP10, sekali, 6 Pengelola BP-RB-KIA Merapi 10 10, bulan Pengelola BP-RB-KIA Merapi 10 KDPL dan instansi terkait KDPL dan instansi terkait limbah cair 1 bersih 10, satu Pengelola BP-RB-KIA Merapi 10 KDPL dan instansi terkait dan Pelaksanan Pemantuana Pengelola BP-RB-KIA Merapi 10 Pengawas KDPL dan instansi terkait

Kep. Gub. DIY

bulan sekali Selama operasional BP-RB-KIA Merapi tiap 1 sekali Selama operasional BP-RB-KIA

wilayah BP-

20

kegiatan BP-RB-KIA Transportasi Merapi 10 Kelancaran lalu lintas di akses masuk RB-KIA Pedagang kakilima Merapi 10 Keramaian dan ketidak tentraman masyarakat BPTingkat kelancaran lintas Tingkat kecelakaan rendah Ketenangan dan ketentraman masyarakat Sekitar kegiatan 10 BPRB-KIA Merapi lalu Area parkir BPRB-KIA Merapi 10

pendapat

Merapi tiap 1 sekali Selama operasional BP-RB-KIA Merapi tiap 1 sekali Selama operasional BP-RB-KIA Merapi tiap sekali 1

10, bulan Pengelola BP-RB-KIA Merapi 10 10, bulan Pengelola BP-RB-KIA Merapi 10 10, bulan KDPL dan instansi terkait KDPL dan instansi terkait

Pengamatan langsung BP-RB-KIA Merapi 10 di

Pengamatan langsung wilayah RB-KIA Merapi 10 di BP-

21

Anda mungkin juga menyukai