d2 f
2
− k2 f = 0 di (-H < z < 0) (2.1)
dz
df ω2
− f =0 di z = 0 (2.2)
dz g
df
=0 di z = - H (2.3)
dz
df
atau → 0 jika z → - ∞
dz
f ( z ) = A e kz + B e − kz
df
→ 0 bila z → - ∞
dz
df
= kA e kz − k B e − kz
dz
Ini harus nol bila z → - ∞
f ( z ) = A e kz
17
Berikut kita terapkan syarat batas campuran (persamaan 2.2) pada f ( z ) = A e kz ,
diperoleh
ω2
k A e kz − Ae kz = 0 di z = 0
g
atau
ω2
k− =0 (2.4)
g
ω dan k tidak dapat saling bebas satu dengan lainnya. Hubungan ini disebut hubungan
dispersi
Sekarang kita punya
f ( z ) = A e kz
dengan kondisi
ω2
k=
g
~
Φ = A e kz ei ( kx − ω t ) (2.5)
dari hubungan
1 ∂Φ
ζ=−
g ∂t z = 0
Kita dapatkan
~ 1
ζ = − A (− iω ) e kz ei ( kx −ωt )
g z =0
atau
~ iω
ζ = A e i ( kx −ωt )
g
18
~ ~
Potensial kecepatan dan elevasi muka air dapat ditentukan dari bagian riel dari φ dan ζ.
φ = Ae kz cos (kx−ωt )
ω (2.6)
ζ =− Asin ( kx−ωt )
g
ω ga
a=− A→ A= − .
g ω
ga kz
b. φ = − e cos (kx −ωt ) (2.8)
ω
ω2
k− =0
g
∂φ
c. p1 =−ρo
∂t
z
Gelombang merambat dalam arah x positif. Kita ingin mengetahui trayektori partikel air
ketika gelombang lewat dipermukaan. Apa yang terjadi secara fisis dan geometri.
19
Sedikit penjelasan tentang gelombang linear (gelombang amplitudo kecil). Dalam
mempelajari gelombang linear pada hakekatnya kita dapat mengabaikan suku-suku non
linear dari persamaan Navier Stokes.
Tinjau derivatif total dari u(x,z):
du ∂u ∂u ∂u
= +u + w +
dt ∂t ∂x ∂z
∂u ∂u ∂u
Kita tinjau orde-orde dari suku-suku ,u dan w . Dengan menggunakan
∂t ∂x ∂z
hubungan
V =∇φ
∂ ∂φ ∂ ∂φ ∂ ∂φ
+u +w
∂x ∂t ∂x ∂x ∂x ∂z
∂ 2 φ ∂φ ∂ 2 φ ∂φ ∂ 2 φ
+ +
∂x∂t ∂x ∂x 2 ∂z ∂x∂z
ga kz
Substitusikan φ =− e cos (kx −ωt ) dan bandingkan suku-suku non linear.
ω
ga kz
φ =0 e
ω
↑
orde
∂φ ga
=+ k e kz sin ( kx −ωt )
∂x ω
∂ 2φ ga
=− kω e kz cos ( kx −ωt )
∂x∂t ω
20
∂ 2φ
=0 [ga e kz k ]
∂x∂t
∂ 2φ ga 2 kz
= k e cos (kx −ωt )
∂x 2 ω
∂φ ∂ 2 φ ga kz ga 2 kz
= k e k e sin ( kx −ωt ) cos ( kx −ωt )
∂x ∂x 2 ω ω
g 2 a2 k 3
= e 2 kz sin ( kx −ωt ) cos (kx −ωt )
ω 2
g 2 a2
= 0 2 e 2 kz k 3
ω
∂ 2φ ga 2 kz
= k e sin ( kx −ωt )
∂x∂z ω
∂φ ∂ 2 φ ga kz ga
=− k e cos (kx−ωt ) k 2 e kz sin ( kx−ωt )
∂z ∂x∂z ω ω
g 2 a 2 2 kz 3
=0 2 e k
ω
• Suku-suku linear
∂ 2φ
=0[ gae kz k ]
∂x∂t
∂φ ∂ 2 φ g 2 a 2 2 kz 3
= 0 2 e k
∂x ∂x 2 ω
21
g 2 a 2 2 kz 3
gae kz k e k
ω2
ga kz 2
1 e k
ω2
ga kz 2
1 e k
gk
1 αe kz k
a e kz k <<1
a e kz k <ka <<1
Jika k a << 1 gelombang tersebut dikatakan gelombang linear dimana a/L adalah
kecuraman gelombang. Dalam memperlakukan gelomban laut sebagai gelombang linear
a/L harus kecil agar suku-suku non linear diabaikan.
Amplitudo gelombang jauh lebih kecil seperti panjang gelombang. Gelombang yang
memenuhi syarat ini disebut gelombang amplitudu kecil (kecil dibandingkan panjang
gelombang) atau disebut juga sebagai infinitesimal waves.
Gelombang pasang surut (pasut) dapat kita perlakukan sebagai gelombang linear.
Meskipun gelombang tersebut mempunyai amplitudu yang sangat besar panjang
gelombang jauh lebih besar dari pada amplitudonya. Bila a/L << 1 tidak dipenuhi maka
gelombang tersebut disebut gelombang amplitudo berhingga (finite amplitude waves).
Contoh L = 10 m
A=1m
a 1
Kecuraman gelombang = gelombang non linier
L 10
22
Untuk gelombang linear maupun gelombang non linear, gelombang akan pecah bila
1
a/L = .
7
L = 100 m
a=1m
a 1
= gelombang linier
L 100
Sekarang kita ingin melihat gerakan partikel air yang timbul akibat gelombang yang
bergerak dipermukaan air.
ga kz
Dari hubungan v1 = ∇φ dan φ = − e cos(kx − ωt )
ω
diperoleh
∂φ ak kz
u = u1 = =g e sin(kx − ωt )
∂x ω
∂φ ak kz
w = w1 = = −g e cos(kx − ωt ) (2.9)
∂z ω
dx ak kz
=u= g e sin( kx − ωt )
dt ω
dz ak kz
= w = −g e sin( kx − ωt ) (2.10)
dt ω
Trayektori partikel x(t), z(t) dapat ditentukan dengan cara mengintegrasikan persamaan
(2.9). tetapi integrasi tidak dapat langsung dilakukan karena x dan z tidak diketahui.
Uraian Taylor :
∂f ∂f
f ( x, z ) = f ( x 0 , z 0 ) + ( x − x 0 ) + ( z − z 0 ) + ...
∂x ∂z
dx ak kzo ak 2 kzo
=u= g e sin(kx0 − ωt ) + g e cos(kx0 − ωt )( x − x 0 )
dt ω ω
ak 2 kzo
+g e sin( kxo − ωt )( z − z o ) + ... (2.11)
ω
23
dz ak kzo ak 2 kzo
= w = −g e cos(kx0 − ωt ) + g e sin( kx0 − ωt )( x − x0 )
dt ω ω
ak 2 kzo
−g e cos(kxo − ωt )( z − z o ) + ... (2.12)
ω
Karena gelombang yang kita tinjau adalah gelombang dengan amplitudo kecil maka
berlaku
k ( x − xo ) << 1
k ( z − z o ) << 1
Dengan demikian suku kedua dan ketiga dari persamaan (2.11) dan (2.12) dapat diabaikan
dx ak k zo (2.13)
=u= g e sin (kxo − ω t )
dt ω
dz ak k zo (2.14)
= w = −g e cos (kxo − ω t )
dt ω
ak k zo
( x − xo ) = g e cos (kxo − ω t ) (2.15)
ω2
ak k zo
( z − zo ) = g e sin (kxo − ω t ) (2.16)
ω2
ak 2 k zo 2
( x − xo ) 2 + ( z − z o ) = ( g ) (e ) (2.17)
ω2
ω2 gk
Kita tahu: k = − −− > =1
g ω2
( )
2
( x − x o ) 2 + ( z − z o ) 2 = a e kzo (2.18)
24
Persanmaan (2.16) menunjukkan partikel air bergerak dalam lintasan yang berbentuk
Gerak orbit partikel air diperairan dalam adalah berbentuk lingkaran. Selanjutnya kita ingin
mengetahui kemana arah gerakannya.
atau
ak kzo
u=g e sin(kxo − ωt )
ω
gk
dengan r = ae kzo dan = 1 persamaan ini dapat ditulis sebagai
ω2
π
umax : kxo − ωt = + 2 nπ
2
3π
umin : kxo − ωt = + 2nπ
2
u min = −ωr < 0 menggambarkan gerak partikel ke kiri.
( z − zo ) = r sin ( kx o − ωt )
π
ζ mak terjadi bila (kxo −ωt ) = + nπ
2
25
x - xo = 0
z - zo = r
Pada fasa ini partikel berada di puncak gelombang:
3π
ζ min terjadi bila (kxo −ωt ) = + nπ
2
x - xo = 0
z - zo = -r
r = ae kz
26
Pada kedalaman berapa gerakan gelombang menjadi tidak efektif ?
Untuk menjawab pertanyaan ini perhatikan kembali jari-jari orbital partikel air
r = ae kzo
2π
= ae .zo
L
1 1
untuk z = − L → r = a e − π = .a
2 23
Disini kita lihat pada kedalaman jari-jari orbital partikel air sudah sangat kecil. Dapat
dikatakan bahwa pengaruh gelombang dapat diabaikan pada kedalaman z> L/2. Dari
kenyataan ini dibuat syarat untuk mendefinisikan gelombang perairan dalam (deep water
wave) yaitu :
h 1
> .
L 2
ω 2 −g k = 0
artinya suatu panjang gelombang tertentu gelombang hanya bisa mempunyai suatu
frekuensi tertentu.
2π ω ω
c=L /T = =
k 2π k
1
c =ω k=
( g k ) 2 =( g k ) 1
2
k
1
g 2 (2.19)
c =
2π
27
Kecapatan fasa gelombang perairan dalam tergantung pada panjang gelombang. Untuk
gelombang yang panjangnya bergerak dengan kecepatan yang berbeda. Makin besar
panjang gelombang makin cepat penjalarannya.
Gelombang perairan dalam adalah gelombang dispersif karena kecepatan fasanya
bergantung pada panjang gelombang atau frekuensi
dc
>0
dL
dc
>0 disebut dispersi normal. Gelombang perairan dalam disebut juga sebagai
dL
gelombang pendek (short wave) dengan arti panjang gelombangnya jauh lebih kecil
daripada kedalaman.
g L g cT
c2 = =
2π 2π
g
co = .T =1,56T (m dt ) (2.20)
2π
Lo
co =
T
Lo L
= g o
T 2π
2 Lo 2
Lo = g T
2π
gT 2
atau Lo =
2π
28