Anda di halaman 1dari 19

TATA CARA PENULISAN KALIMAT EFEKTIF

OLEH: FAHMIKA WAHYU(1211040016) ERVI FEBRIYANTI (1211041001)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2013

KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Pertama-tama marilah kita memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah Swt, karena atas limpahan rahmat dan karuniah-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Makalah ini ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Umum Bahasa Indonesia yang membahas mengenai unsur-unsur kalimat dan tata cara penulisan kalimat efektif. Makalah ini terwujud dari beberapa sumber yang relevan dengan pembahasan materi tata cara penulisan kalimat yang efektif.Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan masukan, motivasi dan turut membantu penulis dalam menyusun makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua orang, khususnya bagi para mahasiswa. Makassar, 5 Mei 2013

Penulis

ii

DAFTAR ISI Halaman Judul.................................................................................................. Kata Pengantar ................................................................................................. Daftar Isi........................................................................................................... BAB I Pendahuluan ......................................................................................... A. Latar Belakang ................................................................................... B. Rumusan Masalah .............................................................................. C. Tujuan Penulisan ................................................................................ D. Manfaat Penulisan .............................................................................. BAB II Pembahasan ......................................................................................... A. Unsur-unsur Dalam Kalimat .............................................................. B. Tata Penulisan Kalimat Efektif .......................................................... BAB III Penutup .............................................................................................. A. Kesimpulan ........................................................................................ B. Saran .................................................................................................. Daftar Pustaka .................................................................................................. i ii iii 1 1 2 2 2 4 4 8 15 15 15 16

iii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Satuan kalimat terdiri atas kata,frase,klausa,dan kalimat itu sendiri.Dalam bahasa,kata merupakan bagian terkecil yang memiliki peranan penting dalam berbahasa.Frase merupakan satuan bahasa yang berada diantara kata dan kalimat.Klausa adalah satuan kalimat yang memiliki pola dasar kalimat inti yaitu subjek (S) dan predikat (P) (Asdam,2012:94). Kalimat adalah tempat untuk menyatakan pikiran yang dikembangkan dari gagasan pokok melalui metode tertentu (Syamsuri,tahun:53).Kalimat dapat dinyatakan dalam wujud lisan atau tulisan.Pengucapan kalimat secara lisan diwujudkan dengan suara naik turun,dan keras lembut,disela jeda dan diakhiri dengan intonasi akhir.Penulisan kalimat dimulai dengan huruf kapital dan mengakhirinya dengan tanda titik (.) ,tanda tanya (?),tanda seru (!).Kalimat dalam ragam resmi harus memiliki subjek (S) dan predikat ( P) baik kalimat yang dinyatakan secara lisan maupun tertulis.Ketika tidak terdapat unsur subjek dan unsur predikat maka pernyataan itu tidak termasuk kalimat.Pernyataan yang demikian disebut sebagai Frasa (Rahim,2009:119120). Dalam menyusun suatu karya tulis ilmiah kalimat efektif harus digunakan untuk mengembangkan ide-idenya (Syamsuri,:53). Penulisan kalimat efektif harus jelas,mudah dimengerti,dan disusun secara sistematis berdasarkan aturan yang berlaku (Anshari dkk,2013:55).

Oleh karena itu,penulis merasa perlu untuk mengangkat judul ini guna mengetahui unsur-unsur kalimat dan tata penulisan kalimat yang efektif. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka penulis dapat merumuskan permasalahan dalam makalah ini, yaitu: 1. Apa saja unsur-unsur dari suatu kalimat ? 2. Bagaimana tata cara penulisan kalimat yang efektif ? C. Tujuan Makalah Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan di atas, maka penulis dapat menuliskan tujuan makalah ini, yaitu: 1. Mengetahui unsur-unsur dari suatu kalimat. 2. Mengetahui tata cara penulisan kalimat yang efektif. D. Manfaat Makalah Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan di atas, maka penulis dapat menuliskan manfaat makalah ini, yaitu: 1. Bagi dosen atau pembimbing, makalah ini dapat membantu mereka dalam memberikan materi mengenai Unsur-unsur kalimat dan tata cara penulisan kalimat yang efektif. 2. Bagi peserta didik, khususnya para mahasiswa makalah ini dapat dijadikan sebagai referensi dalam pembelajaran yang dapat menambah kancah pengetahuan mereka dan membantu dalam menyusun karya tulis ilmiah.

3. Bagi masyarakat luas, makalah ini dapat membuka cakrawala mereka mengenai unsur-unsur kalimat dan tata cara penulisan kalimat yang efektif.

BAB II PEMBAHASAN A. Unsur-Unsur Dalam Kalimat Berdasarkan fungsinya,kalimat memiliki unsur-unsur yang meliputi subyek (S),Predikat (P) ,Objek (O), Pelengkap (Pl), dan Keterangan (K) (Asdam,2012:95). 1. Subjek (S) Untuk dapat mengetahui unsur subjek dalam suatu kalimat dapat dilihat dari jawaban atas pertanyaan siapa atau apa. Contohnya dalam sebuah kalimat Mahasiswa itu rajin.Jawaban dari pertanyaan siapa yang rajin? adalah Mahasiswa itu (Asdam,2012:95). Jadi,yang menjadi subjek dalam kalimat tersebut adalah Mahasiswa.Subjek terbagi atas dua bagian,yaitu: a) Subjek pelaku,merupakan subjek yang melakukan suatu tindakan Contohnya:Iin sedang menyapu di halaman rumahnya. b) Subjek penderita,merupakan subjek yang dikenai suatu tindakan. Biasanya subjek penderita terdapat dalam kalimat pasif. Contohnya: Buku itu dipinjam oleh pak Arman(Asdam,2012:95-96). 2. Predikat (P) Pada umumnya predikat akan memperjelas mengenai subjek dalam kalimat (Asdam,2012:96). Subjek yang merupakan pokok pembicaraan akan menyatakan pikiran ketika dijelaskan oleh predikat. Dalam suatu kalimat keterkaitan antara subjek dan predikat mempengaruhi isi pikiran yang

dimaksud (Mokhtar,:48). Menurut Sifatnya,predikat dibagi menjadi dua bagian, yaitu: a) Predikat Verbal merupakan predikat yang mengandung kata kerja yang dinyatakan oleh suatu tindakan (Asdam,2012:96). Contohnya:Ibu memasak di dapur. b) Predikat Nominal merupakan predikat yang tidak terdiri dari kata kerja.Predikat ini bisa berupa kata sifat,kata benda dan kata bilangan (Asdam,2012:96). Contohnya: Gadis itu ramah dan sopan.( kata sifat) Ibu Farida guru Matematika di SMPN 1 LILIRIAJA.(Kata benda) Harga baju itu seratus ribu rupiah.(Kata bilangan) 3. Objek (O) Objek merupakan unsur kalimat yang melengkapi predikat berupa kata kerja transitif pada kalimat aktif. Objek selalu terletak dibelakang predikat. Kata kerja transitif menggunakan imbuhan yang tertentu yaitu awalan meng-, dan akhiran kan dan i.Contoh: Dina mengibarkan bendera (Alwi,2003:328). Subjek pada kalimat aktif dapat menjadi objek pada kalimat pasif dan sebalikya subjek pada kalimat pasif dapat menjadi objek pada kalimat aktif (Asdam,2012:97). Contoh: Ibu mencuci baju adik saya. ( O) Baju adik saya (S) dicuci oleh ibu.

4. Pelengkap Pelengkap sering dicampuradukkan dengan objek karena memang keduanya memiliki kemiripan yaitu masing-masing berwujud nomina dan keduanya sering berada dibelakang predikat (Alwi,2003:329). Contoh: Dia menyanyikan lagu Indonesia Raya di depan kelas. Dia bernyanyi lagu Indonesia Raya di depan kelas. Kata lagu indonesia Raya pada kedua contoh di atas merupakan frase nominal dan berada di belakang kata kerja menyanyikan dan bernyanyi. Akan tetapi,frasa nominal pada contoh pertama merupakan objek,sedangkan pada contoh kedua merupakan pelengkap (Alwi,2003:329). 5. Keterangan (K) Keterangan merupakan unsur kalimat yang semakin memperjelas kalimat(Asdam,2012:97). Jenis-jenis keterangan yaitu: a) Keterangan Waktu biasanya menggunakan kata penghubung

pada,sebelum,sesudah dan lain-lain. Contoh Dia berangkat ke bandara pada pukul 5(Alwi,2003:331). b) Keterangan tempat biasanya menggunakan kata penghubung di, ke, dari,dalam dan pada. Contoh Saya belajar Matematika di kamar (Alwi,2003:331). c) Keterangan sebab biasanya menggunakan kata penghubung karena dan sebab.Contohnya Dia terjatuh dari kursi (Alwi,2003:332).
6

karena perempuan itu

d) Keterangan

akibat

biasanya

menggunakan

kata

penghubung

sehingga.Contoh Anak itu terlalu sibuk bermain sehingga jatuh sakit (Asdam,2012:98). e) Keterangan alat biasanya menggunakan kata penghubung

dengan.Contohnya Ani mengupas bawang dengan pisau (Alwi,2003:331). f) Keterangan tujuan biasanya menggunakan kata penghubung

agar/supaya,untuk,bagi dan demi.Contohnya Pemerintah melakukan pembangunan (Alwi,2003:331). g) Keterangan cara biasanya menggunakan kata penghubung untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

dengan,secara,dengan cara, dan dengan jalan. Contohnya Dia masuk ke kamar ibunya secara diam-diam (Alwi,2003:332). h) Keterangan penyerta biasanya menggunakan kata penghubung

dengan,bersama, dan beserta. Contohnya Dia ke luar negeri bersama orang tuanya (Alwi,2003:332). i) Keterangan perbandingan biasanya menggunakan kata penghubung seperti,bagaikan,dan laksana.Contohnya Orang itu bertingkah laku bagaikan artis papan atas (Alwi,2003:332).

B. Tata Penulisan Kalimat Efektif Kalimat Efektif adalah suatu kalimat yang singkat,mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar dan memiliki kemampuan untuk menyampaikan pikiran secara jelas kepada pembaca atau pendengar seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis (Rahim,2009:146). Kalimat dikatakan efektif apabila memenuhi kriteria sebagai berikut: 1. Kelengkapan unsur kalimat Suatu kalimat efektif harus memiliki kelengkapan unsur kalimat dan unsur tersebut dinyatakan dengan jelas.Syarat kelengkapan unsur kalimat sebagai berikut: a. Subjek tidak didahului kata depan Kalimat sekurang-kurangnya terdiri dari subjek dan predikat. Akan tetapi,subjek biasanya tidak ditemukan dalam kalimat karena pada awal kalimat menggunakan kata depan.Pemakaian kata depan yang seharusnya dihindari adalah dari, dalam, untuk, dengan, bagi, tentang, di, pada, mengenai, kepada,menurut dan sejenisnya,tetapi ketika dalam suatu kalimat menggunakan kata menurut maka kata bahwa dihilangkan dan sebaliknya ketika menggunakan kata bahwa maka kata menurut tidak lagi digunakan dalam kalimat tesebut.Kata depan bisa terletak di awal kalimat ketika merupakan bagian dari keterangan (Anshari dkk,2013:56). Contoh: 1) Kepada setiap pengendara mobil di Makassar harus memiliki Surat Izin Mengemudi.

Seharusnya 1a)Setiap pengendara mobil di Makassar harus memiliki Surat Izin Mengemudi. b. Predikat kalimatnya tidak didahului oleh kata yang Suatu kalimat yang efektif juga harus memiliki predikat yang jelas.Contohnya pada kalimat berikut. 2) Fakultas MIPA yang terletak di Parangtambung. Seharusnya 2a) Fakultas MIPA terletak di Parangtambung(Rahim,2009:149). c. Bagian kalimat tidak dipenggal Dalam bahasa indonesia kalimat majemuk umumnya ditulis terpisah dari bagian sebelumnya.Contohnya 3) Rina datang terlambat.Sehingga dia tidak mengikuti Mata Kuliah Bahasa Indonesia. Seharusnya 3a)Rina datang terlambat sehingga dia tidak mengikuti Mata Kuliah Bahasa Indonesia(Anshari dkk,2013:57). 2. Kejelasan Informasi Kalimat Efektif Selain memiliki kelengkapan unsur kalimat juga harus mengandung kejelasan informasi sehingga mudah dipahami (Anshari dkk,2013:58). Kejelasan informasi itu dapat dicapai jika dalam sebuah kalimat tidak terkandung (1) ketaksaan, (2) salah nalar, dan (3) kerancuan (Anshari dkk,2013:58).

Contoh: 4) Menurut Menteri pendidikan mengatakan bahwa akan dilakukan pembaharuan kurikulum 2013. 4a)Menurut Menteri pendidikan, akan dilakukan pembaharuan kurikulum 2013. 4b)Menteri pendidikan mengatakan bahwa akan dilakukan pembaharuan kurikulum 2013 3. Kesejajaran Kesejajaran merupakan salah satu unsur kalimat efektif.Kesejajaran yang dimaksud adalah kesejajaran antara pengungkapan gagasan atau makna dan penggunaaan bentuk bahasa yang menjadi sarana pengungkapnya ( Anshari dkk,2013:59). Contoh kesejajaran bentuk: 5) Kegiatannya meliputi pembelian buku,membuat katalog, dan

mengatur peminjaman buku. Kalimat di atas tidak memiliki kesejajaran karena kata yang mewakili predikat memiliki bentuk yang tidak sama,yaitu kata pembelian,membuat, dan mengatur.Agar sejajar kalimat itu dapat dijadikan nomina semua atau verba semua,sebagai berikut: (5a)Kegiatannya meliputi pembelian buku,pembuatan katalog,dan

pengaturan peminjaman buku.


10

(5b)Kegiatannya ialah membeli buku,membuat katalog,dan mengatur peminjaman buku(Rahim,2009:150). 4. Kehematan Kehematan dalam kalimat efektif merupakan kehematan dalam pemakaian kata,frase atau dalam bentuk lainnya yang dianggap tidak penting.Akan tetapi,kehematan tidak berarti bahwa kata yang menambah kejelasan makna kalimat boleh dihilangkan (Rahim,2009:152).Penghematan kata dalam kalimat dapat dilakukan dengan cara: Menghilangkan pengulangan subjek (subjek ganda) .Contoh: 6) Karena ia tidak diajak, dia tidak ikut belajar kelompok. 6a)Karena tidak diajak dia tidak ikut belajar kelompok(Anshari dkk,2013:59). Menghilangkan bentuk yang bersinonim.Contoh: 7) Jangan masuk ke dalam ruangan karena ada rapat. 8a)Jangan masuk ke ruangan karena ada rapat (Anshari dkk,2013:59). Menghilangkan bentuk jamak ganda.Contoh: 8) Ia mengambil semua jeruk-jeruk yang ada di meja. 9a)Ia mengambil semua jeruk yang ada di atas meja (Anshari dkk,2013:59). 5. Variatif Suatu kalimat yang efektif juga memerlukan variasi dalam penulisan pilihan kata atau variasi dalam tutur kalimatnya(Anshari dkk,2013:60).Hal ini dimaksudkan untuk menghindari suasana yang monoton dan tidak

11

membosankan (Asdam,2012:106).Variasi kalimat efektif dapat menggunakan bentuk inversi,pasif persona,variasi aktif-pasif, dan variasi panjang pendek (Anshari dkk,2013:60).Contoh: 9) Saya akan mengumpul tugas trigonometri kepada ketua tingkat. (10a) Akan saya kumpul tugas trigonometri kepada ketua tingkat. (10b) Tugas trigonometri akan saya kumpul kepada ketua tingkat. Dalam bentuk pasif persona kata ganti persona langsung ditempatkan didekat kata kerjanya dan tidak ada kata lain yang memisahkannya. 10) Makalah itu saya ingin ajukan kepada ketua Tim. 10a) Makalah itu ingin saya ajukan kepada ketua Tim. 11) Minggu depan kami akan mengadakan Diskusi Kelompok.Dalam diskusi itu akan kami bahas tata cara penulisan kalimat yang Efektif. 11a) Minggu depan akan diadakan Diskusi kelompok.Dalam diskusi itu kami akan membahas tata cara penulisan kalimat yang Efektif (Anshari dkk,2013:60-62). 6. Kelogisan Kelogisan adalah terdapatnya makna kalimat yang logis atau dapat diterima oleh akal dan tata cara penulisannya sesuai ejaan yang berlaku(Rahim,2009:157). Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam pembentukan kalimat yang logis,yaitu (1) pemahaman makna secara cermat dan (2) penempatan kata kerja secara tepat dalam struktur kalimat yang logis sebagai salah satu tanda kalimat efektif (Syamsuri,:54). Perhatikan kalimat di bawah ini.

12

12) Waktu dan tempat kami persilahkan. Kalimat di atas tidak masuk akal karena tidak bisa menjawab pertanyaan siapa. Kalimat yang logis adalah 12a) Bapak kepala sekolah kami persilahkan. 13) Dirgahayu Hari ulang Tahun RCTI ke-21 Kalimat di atas tidak logis karena Dirgahayu sudah bermakna ulang tahun.Kalimat yang logis adalah 13a) Dirgahayu RCTI ke-21 (Syamsuri,:55). 7. Ketegasan atau penekanan kata Dalam setiap kalimat terdapat gagasan utama yang ingin ditegaskan atau ditonjolkan oleh pembicara atau penulis.Dalam bahasa lisan,penekanan ditandai dengan meninggikan suara pada kata-kata yang dianggap penting atau dengan melambatkan penuturan kata tersebut.Selain itu,penekanan tersebut bisa diwujudkan dalam bentuk ekspresi,mimik dan bahasa tubuh yang mampu mewakili inti pikiran yang ditekankan.Hal yang demikian tentu tidak dapat dilakukan dalam bahasa tulis.Akan tetapi, tetap ada cara untuk memberikan penekanan dalam bahasa tulisan (Asdam,2012:105).Ada beberapa cara untuk memberikan penekanan dalam kalimat yaitu:

a. Kata yang ingin ditegaskan diletakkan di awal kalimat.Contoh Ibu Irma mengharapkan anaknya tumbuh dan berkembang menjadi orang cerdas.

13

b. Membuat urutan kata yang bertahap.Contoh Bukan sedetik,semenit atau sejam,tetapi berhari-hari kami mengerjakan laporan DDPS. c. Melakukan Repetisi.Contoh Dalam membina hubungan antara guru dan murid,antara orang tua dan anak,antara pemerintah dan rakyat,diperlukan sikap saling memahami antara satu dan yang lainnya. d. Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.Contoh Anak itu tidak bodoh,tetapi pintar e. Menggunakan partikel penekanan.Contoh Dapatkah mereka mengerti maksud perkataanku?

14

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Dari pembahasan yang telah dipaparkan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa unsur-unsur kalimat berdasarkan fungsinya meliputi subjek (S), Predikat (P), Objek (O),Pelengkap (Pl), dan Keterangan (K).Dalam penulisan kalimat sekurang-kurangnya memiliki subjek dan pedikat.Suatu kalimat dikatakan efektif ketika memenuhi kriteria (1) Kelengkapan unsur kalimat, (2) Kejelasan Informasi (3) Kesejajaran , (4) kehematan, (5) Variatif, (6) Kelogisan, dan (7) penekanan atau penegasan.Kalimat sangat

mengutamakan keefektifan informasi sehingga mudah dipahami oleh pembaca dan kejelasan informasi tersebut terjamin. B. Saran Dari pembahasan yang telah dipaparkan di atas, maka penulis dapat menyarankan Kepada masyarakat khususnya Kalangan Mahasiswa agar memperhatikan tata cara penulisan kalimat Yang efektif karena kalimat ini dapat menyampaikan pikiran secara jelas kepada pembaca sehingga mencapai sasaran yang tepat.Selain itu,Penulisan kalimat efektif sangat berguna dalam penulisan karya tulis imliah.

15

DAFTAR PUSTAKA

Anshari, Abdullah Dola, Ahyar Anwar, Akmal Hamsa, Salam, Juanda, Ramly, Mayong Maman, Azis, Nensilianti, Idawati, Helena, Nurwaty Syam, Asia, Suarni Syamsaguni, Muhammad Rapi, Achmad Tolla, Muhammad, Johar Amir, Sulastriningsih, Wardihan, Syamsudduha, Kembong Daeng, Enung Maria, Taufik, Usman, Bachtiar Syamsuddin, Andi Fatimah Yunus, Hajrah, dan Faisal. 2011. Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Bahasa Indonesia. Makassar: UNM. Alwi, Hasan. 2003. Tata Bahasa Baku Indonesia . Jakarta: Balai Pustaka. Asdam, Muhammad. 2012. Bahasa Indonesia Pengantar Pengembangan Kepribadian. Makassar: Lipa. Mokhtar,Masrurah. Tahun.Bahasa Indonesia . Makassar: Kretakupa print. Rahim, A.Rahman. 2009. Bina Bahasa. Makassar: Universitas Muhammadiyah Makassar. Syamsuri, Andi Syukri. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Dasar Umum.

16

Anda mungkin juga menyukai