Anda di halaman 1dari 19

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Mikroorganisme bagi manusia ada yang bersifat menguntungkan dan ada juga yang merugikan. Mikroorganisme yang menguntungkan bagi manusia misalnya mikroorganisme yang membantu proses dalam pembuatan makanan dan minuman hasil fermentasi, berperan dalam pengendalian hama, membantu proses metabolisme dalam saluran pencernaan dan penghasil antibiotik, sedangkan mikroorganisme yang merugikan bagi manusia misalnya mikroorganisme yang menimbulkan berbagai macam penyakit pada manusia, hewan piaraan dan tanaman budidaya atau di sebut mikroorganisme patogenik.1 Mikroorganisme patogenik merupakan penyebab para penyakit, Menurut Girolamo Fracastoro (1478 -1553) penyakit itu disebabkan oleh suatu makhluk hidup yang kecil yang tidak terlihat oleh mata dan menular melalui kontak dengan penderita atau benda-benda yang telah berhubungan dengan penderita atau melalui udara.2 Seperti halnya bakteri Propionibacterium acnes Bakteri ini termasuk dalam mikroorganisme patogenik. Propionibacterium acnes
1

adalah flora

Hujjatusnaini. 2000. Pengaruh Ektrak Daun Ketepeng Cina (Cassia alata L.) Terhadap Penghambatan Pertumbuhan Trychopyton sp . skripsi, tidak diterbitkan, Palangka Raya: UNPAR. Hal. 2 2 Indan Entjang. 2001. Mikrooganisme & Parasitologi untuk akademi keperawatan dan sekolah tenaga kesehatan yang sederajat. PT. Citra Aditya Bakti. Bandung. Hal. 2

normal kulit terutama di wajah yang tergolong dalam kelompok bakteri Corynebacteria. Bakteri ini berperan pada patogenesis jerawat yang dapat menyebabkan kerusakan pada kulit. Bakteri ini berbentuk batang dan dapat hidup di udara serta menghasilkan spora. Inflamasi timbul karena perusakan stratum corneum dan stratum germinativum dengan mensekresikan bahan kimia yang mengahancurkan dinding pori.3 Bakteri ini juga menghasilkan bahan kimia dan enzim serta menarik sel darah putih yang menyebabkan peradangan atau inflamasi. (Peradangan adalah reaksi karakteristik jaringan penyakit atau cedera dan di tandai oleh empat tanda-tanda: rasa, kemerahan, nyeri, panas, dan pembengkakan). Bakteri ini hidup di daerah asam lemak (fatty acid) di kantung kelenjar minyak pada kelenjar minyak (sebum) tersembunyi di dalam pori-pori kulit. Ketika pori-pori kulit terhalang atau tidak bisa bernafas maka bakteri yang sifatnya tumbuh dalam lingkungan yang anaerobik (tanpa oksigen) ini menjadi tumbuh sangat cepat dan mengeluarkan banyak bahan kimia untuk merusak jaringan-jaringan pada pori kulit yang kemudian membentuk luka jerawat. Penyakit secara medis dapat diatasi dengan terapi obat-obatan farmasi dan sintetik, tetapi dapat pula diobati dengan obat-obatan tradisional. Bagi penduduk di pedesaan terutama daerah-daerah yang jauh dari apotek (toko obat), dapat mengatasi penyakit dengan terapi obat-obatan tradisional dari bahan baku alami, salah satunya adalah Tumbuhan Meniran yang merupakan
Tri Asih Pramasanti. 2007. Propionibacterium acnes. Di (http://mikrobia.files.wordpress.com/2008/05/tri-asih-pramasanti-078114019.pdf ) (14/01/2013 pukul 09:47).
3

akses

pada

tanaman obat dan dapat dijadikan sebagai obat tradisional yang memiliki banyak manfaat dalam kesehatan terutama dalam penyembuhan berbagai penyakit dalam maupun luar. Tanaman meniran (Phylanthus niruri) sangat mudah di jumpai di sekitar kita. Tanaman ini Tumbuh liar di halaman rumah kita, di samping pagar, bersama dengan tanaman herba lainnya. Walaupun tumbuh liar namun tanaman ini juga mengandung khasiat obat yang berguna bagi kita. Berdasarkan Penelitian Roudlotul Husna (2007) Tumbuhan Meniran Terbukti dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Universitas Muhammadiyah Malang dan untuk ekstraksi tumbuhan meniran (Phyllanthus niruri L.) di laksanakan di Laboratorium Kimia Universitas Muhammadiyah Malang. Bakteri uji yang di gunakan adalah bakteri Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa yang di dapat dari Laboratorium Mikrobiologi Universitas Brawijaya Malang. Penelitian ini bersifat eksperimental dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 9 perlakuan yang terdiri dari konsentrasi ekstrak 0%, 55%, 60%, 65%, 70%, 75%, 80%, 85% dan 90% dengan 3 kali ulangan pada masing-masing bakteri. Menunjukkan hasil bahwa ada pengaruh pemberian ekstrak tumbuhan meniran (Phyllanthus niruri L.) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa dan konsentrasi ekstrak tumbuhan meniran yang efektif menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus adalah 60% sedangkan konsentrasi yang efektif

mampu menghambat pertumbuhan bakteri Pseudomonas aeruginosa adalah 70%.4 Berdasarkan Latar Belakang diatas, dilakukan penelitian dengan judul PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TUMBUHAN MENIRAN (Phyllanthus niruri L.) TERHADAP PERTUMBUHAN Propionibacterium acnes.

B. RUMUSAN MASALAH Secara tradisional Tumbuhan Meniran dapat digunakan sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit Kuning, Malaria, Ayan, Demam, Batuk, Haid Berlebihan, Disentri, Luka Bakar, Koreng dan Jerawat hal ini disebabkan adanya bahan kimia yang terkandung di dalamnya yang bersifat

antimikrobial. Permasalahannya belum adanya uji laboratorium tentang pengaruh ekstrak Tumbuhan Meniran dan belum diketahui konsentrasi optimalnya dalam menghambat pertumbuhan mikroba penyebab Jerawat (Propionibacterium acnes) pada Wajah. Rumusan masalah pada Penelitian ini adalah: (1). Apakah ada pengaruh konsentrasi ekstrak tumbuhan meniran (Phyllanthus niruri L.) terhadap pertumbuhan bakteri

Propionibacterium acnes ?

Ruodlotul Husna. 2007. PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TUMBUHAN MENIRAN (Phyllanthus niruri L.) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcus aureus DAN Pseudomonas aeruginosa. skripsi, tidak diterbitkan, Malang: Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri. Hal viii (abstrak). Di akses pada http://lib.uinmalang.ac.id/thesis/abstract/02520021-roudlotul-husna.ps (online, 07/03/2013 pukul 20:15)

(2). Pada konsentrasi berapakah ekstrak tumbuhan meniran (Phyllanthus niruri L.) paling efektif menghambat pertumbuhan bakteri

Propionibacterium acnes ?

C. BATASAN MASALAH Penelitian ini terbatas pada upaya mengetahui ektrak Tumbuhan Meniran (Phyllanthus niruri L ) dan taraf konsentrasi optimalnya dalam menghambat pertumbuhan Bakteri Propionibacterium acnes, yang dibiakkan pada medium NA (Nutrien Agar) di Laboratorium Tadris Biologi, Program Studi Tadris Biologi Jurusan Tarbiyah STAIN Palangka Raya. Pengertian ektraksi yang dimaksud dalam penelitian ini terbatas pada proses eksraksi sederhana secara mekanik, yaitu proses mengeluarkan cairan dari jaringan hidup dengan cara di tumbuk atau menghancurkannya sampai halus, sehingga isi sel pecah dan larut dalam alkohol yang di gunakan sebagai pelarut. Proses ekstraksi yang di lakukan bukan merupakan ekstraksi murni karena isi sel yang di keluarkan dari sel-sel yang pecah tidak di pisahkan antara masing-masing zat yang terkandung di dalamnya.

D. TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut :

(1). Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi ekstrak tumbuhan Meniran (Phyllanthus niruri L.) terhadap pertumbuhan bakteri

Propionibacterium acnes. (2). Untuk mengetahui konsentrasi paling efektif ekstrak tumbuhan Meniran (Phyllanthus niruri L.) terhadap pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes.

E.

MANFAAT PENELITIAN Hasil penelitian di harapkan dapat diperoleh manfaat sebagai berikut: (1). Memperkaya ilmu pengetahuan, khususnya yang berkaitan dengan adanya daya antimikroba dalam suatu tanaman. (2). Memberikan informasi bahwasannya ekstrak tanaman meniran (Phyllanthus niruri L.) dapat digunakan sebagai zat antimikroba alami.

F.

DEFINISI OPERASIONAL Pengaruh : Daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda, dan sebagainya.5 Ekstrak : Merupakan sediaan yang diperoleh melalui cara ekstraksi obat dengan ukuran partikel dan dengan cairan pengekstraksi (menstruum) tertentu.6

Ektraksi itu sendiri merupakan proses pemisahan


Tim penyusun kamus pusat bahasa. 2005. Kamus besar bahasa Indonesia edisi ketiga. Jakarta : balai pustaka. Hal. 849. 6 Goeswin agoes, 2007. Seri Farmasi Industri Teknologi Bahan Alam. Bandung: ITB. Hal 8.
5

bahan dari campurannya dengan menggunakan pelarut.7 Jerawat : Peradangan kelenjar palit yang tampak sebagai sumbatan ` hitam dan kadang kadang

menimbulkan nanah.8 Pertumbuhan : Pertumbuhan dapat di definisikan sebagai

pertambahan secara teratur semua komponen di dalam sel hidup. Pada organisme multiseluler yang di sebut pertumbuhan adalah peningkatan jumlah sel per organisme, di mana ukuran sel juga menjadi lebih besar, pada organisme uniseluler (bersel tunggal) pertumbuhan adalah pertambahan jumlah sel, yang berarti juga pertambahan jumlah

organisme.9 Meniran : Meniran (Phyllanthus niruri L.) tumbuh liar di tempat yang lembab dan berbatu, seperti di sepanjang saluran air, semak-semak, dan tanah diantara rerumputan. Tumbuhan ini bisa ditemukan di daerah dataran rendah sampai ketinggian 1000m

Goeswin agoes, 2007. Seri Farmasi Industri Teknologi Bahan Alam. Bandung: ITB.

Hal 21. E. Oswari. 2009. PENYAKIT dan Penanggulangannya. Jakarta : balai penerbit FKUI. Cetakan ketujuh. Hal. 122 9 Srikandi Fardiaz. 1992. Mikrobiologi Pangan 1. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hal 97
8

dari permukaan laut. Meniran merupakan terna, semusim, tumbuh tegak, tinggi 30-50 cm,

bercabangcabang. Batang berwarna hijau pucat. Daun tunggal, letak berseling. Helaian daun bundar memanjang, ujung tumpul, pangkal membulat, permukaan bawah berbintik kelenjar, tepi rata, panjang sekitar 1,5 cm, lebar sekitar 7 mm, berwarna hijau.10 P. Acnes : Adalah flora normal kulit terutama di wajah yang tergolong dalam kelompok bakteri Corynebacteria. Bakteri ini berperan pada patogenesis jerawat yang dapat menyebabkan inflamasi (peradangan).11

Fevilia S.W. 2012. Kandungan Meniran. Di http://jamu.biologi.ub.ac.id/?page_id=593 (online, 07/03/2013 pukul 20:15) Tri Asih Pramasanti. 2007. Propionibacterium acnes. Di (http://mikrobia.files.wordpress.com/2008/05/tri-asih-pramasanti-078114019.pdf ) (online, 14/01/2013 pukul 09:47)
11

10

akses

pada

akses

pada

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori 1. Penelitian Sebelumnya Berdasarkan Penelitian Roudlotul Husna (2007) dengan judul Pengaruh Pemberian Ektrak Tumbuhan Meniran (Phyllanthus niruri L.) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Dan Pseudomonas aeruginosa. Penelitian tersebut Menunjukkan hasil bahwa ada pengaruh pemberian ekstrak tumbuhan meniran terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa dan konsentrasi ekstrak tumbuhan meniran yang efektif menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus adalah 60% sedangkan konsentrasi yang efektif mampu menghambat pertumbuhan bakteri Pseudomonas aeruginosa adalah 70%.12 Berdasaran penelitian tersebut, menjadi landasan penelitian lebih lanjut untuk melihat efektifitas Ekstrak Tumbuhan Meniran (Phyllanthus niruri L.) terhadap pertumbuhan Propionibacterium acnes.

Ruodlotul Husna. 2007. PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TUMBUHAN MENIRAN (Phyllanthus niruri L.) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcus aureus DAN Pseudomonas aeruginosa. skripsi, tidak diterbitkan, Malang: Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri. Hal viii (abstrak). Di akses pada http://lib.uinmalang.ac.id/thesis/abstract/02520021-roudlotul-husna.ps (online, 07/03/2013 pukul 20:15)

12

2.

Tumbuhan Meniran (Phyllanthus niruri L.) Meniran merupakan tumbuhan yang berasal dari daerah tropis yang

tumbuh liar di tempat yang lembab dan berbatu, serta tumbuh di hutan, ladang, kebun-kebun maupun pekarangan halaman rumah, pada umumnya tanaman ini tidak dipelihara kerena dianggap tumbuhan rumput biasa. Pada beberapa daerah tertentu meniran mempunyai nama atau penyebutan yang berbeda, tergantung pada daerah terdapatnya tumbuhan tersebut, misalnya: Sumatera : bame tano, sidukung anak, dudukung anak, baket sikolop Jawa Sulawesi Maluku : meniran ijo, meniran merah, meniran : bolobungo, sidukung anak : gosau ma dungi, gosau ma dungi roriha, belalang bahiji

a. Klasifikasi Tumbuhan Meniran (Phyllanthus niruri L.) Tumbuhan Meniran termasuk dalam kingdom Plantae (tumbuhan), subkingdom Tracheobionta (tumbuhan berpembuluh), super Divisi

Spermatophyta, Divisi Magnoliophyta Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil),

(tumbuhan berbunga), Kelas Sub kelas Rosidae, Ordo

Euprorbiales, Famili Euphorbiaceae, Genus Phyllanthus, Spesies Phyllanthus niruri L.13 b. Karakteristik Tumbuhan Meniran (Phyllanthus niruri L.) Meniran merupakan tanaman herba dan tumbuh tegak. Batangnya tidak bergetah, berbentuk bulat, bercabang dan berwarna hijau. Tinggi batangnya
13

http://dwihernamani-biruhijau.blogspot.com/2011/12/phyllanthus-niruri-meniran.html

kurang dari 50 cm. Daunnya bersirip dengan berjumlah genap. Setiap tangkai terdiri dari daun majemuk berukuran kecil yang berbentuk bulat telur. Panjang daun sekitar 5 mm, sedangkan lebarnya 3 mm. Dibagian bawah daun terdapat bintik berwarna kemerahan. Bunganya berwarna putih kehijauan, melekat pada ketiak dan mengahadap ke bawah. Buah meniran berbentuk bulat pipih, berdiameter 2 2,5 cm dan bertekstur licin. Bijinya seperti bentuk ginjal, keras, dan berwarna coklat. Akarnya berbentuk tunggang dan berwarna putih kekuningan.14 Meniran mempunyai bunga jantan dan betina yang berwarna putih. Bunga jantan keluar di bawah ketiak daun, sedangkan bunga betina keluar di atas ketiak daun. Buahnya bulat, licin, bergaris tengah 25 mm. Bijinya kecil keras dan berwarna cokelat. Perbanyakan tumbuhan meniran (Phyllanthus niruri L.) dapat dilakukan dengan menggunakan biji. Meniran (Phyllanthus niruri L.) merupakan tumbuhan semak, semusim serta merupakan tumbuhan daerah tropis yang tumbuh liar di hutan, kebun, ladang atau pekarangan halaman rumah. Tumbuhan ini tumbuh subur di tempat yang lembab pada ketinggian1000 m diatas permukaan laut. Pada umumnya meniran tidak dipelihara karena dianggap tanaman liar. 15

14 15

Fauziah Muhlisah, Tanaman Obat Keluarga (TOGA), Depok: Penebar Swadaya, 2001, hal 50 Maharani Putri, Tanaman OBAT yang harus ada di Pekarangan Rumah Kita, Yogyakarta: Sinar Ilmu, 2011, hal 113

Gambar 1. Meniran (Phyllanthus niruri L.)

c.

Kandungan Kimia Tumbuhan Meniran (Phyllanthus niruri L.) Meniran (Phyllanthus niruri L.) banyak mengandung beberapa zat

kimia yaitu: flavonoid, tanin, alkaloid, saponin, lignan. 1) Flavonoid merupakan senyawa larut dalam air yang dapat diekstraksi dengan etanol 70% dan tetap ada lapisan air setelah dikocok dengan eter minyak bumi. Flavonoid berupa senyawa fenol, karena itu warnanya berubah bila ditambah basa atau amoniak. Flavonoid umumnya terdapat dalam tumbuhan terikat pada gula sebagai glikosida dan aglikon. Flavonoid yang merupakan bentuk kombinasi glikosida, terdapat dalam semua tumbuhan berpembuluh. Beberapa turunan flavonoid terdapat pada tumbuhan tingkat tinggi dan hanya terdapat pada organ-organ tertentu dari tumbuhan seperti akar, batang, daun, bunga, biji, dan kulit kayu. 2) Lignan berupa zat padat hablur tanpa warna yang menyerupai senyawa aromatik sederhana yang lain dalam sifat kimianya. Lignan tersebar luas di dunia tumbuhan, terdapat dalam kayu, daun, eksudat, damar, dan bagian

tumbuhan lain. Lignan terkadang dijumpai sebagai glikosida. Lignan digunakan sebagai antioksidan dalam makanan. Selain itu lignan juga merupakan kandungan kimia yang aktif dalam tumbuhan obat tertentu. Lignan dapat diekstraksi dengan aseton atau etanol dan seringkali diendapkan sebagai garam kalium yang sukar larut (Robbinson, 1995). 3) Tanin tersebar dalam setiap tanaman yang berbatang. Tanin berada dalam jumlah tertentu, biasanya berada pada bagian spesifik tanaman seperti : daun, buah, akar, batang. Tanin merupakan senyawa kompleks, biasanya merupakan campuran polifenol yang sukar untuk dipisahkan karena tidak dalam bentuk kristal. Di dalam tumbuhan letak tanin terpisah dari protein dan enzim sitoplasma, tetapi bila jaringan rusak maka reaksi penyamaan dapat terjadi. Reaksi ini menyebabkan protein lebih sukar dicapai oleh cairan pencernaan. Salah satu fungsi utama tanin yaitu sebagai penolak hewan pemakan tumbuhan karena rasanya yang sepat (Harborne, 1987). 4) Alkaloid merupakan golongan zat tumbuhan sekunder yang terbesar. Alkaloid termasuk senyawa bersifat basa yang mengandung satu atau atom nitrogen dan berbentuk kristal. Untuk alkaloid dalam daun atau buah segar adalah rasanya pahit di lidah serta mempunyai efek fisiologis kuat atau keras terhadap manusia. Sifat lain yaitu sukar larut dalam air dengan suatu asam akan membentuk garam alkaloid yang lebih mudah larut (Harborne, 1987). 5) Saponin adalah senyawa aktif yang menimbulkan busa jika dikocok dengan air. Pada konsentrasi rendah sering menyebabkan hemolisis sel darah.

Saponin dapat bekerja sebagai antimikroba. Kelarutan saponin dalam air dan etanol tetapi tidak larut dalam eter (Robbinson, 1995).

3.

Bakteri Propionibacterium acnes Propionibacterium acnes adalah flora normal kulit terutama di wajah

yang tergolong dalam kelompok bakteri Corynebacteria. Bakteri ini berperan pada patogenesis jerawat yang dapat menyebabkan inflamasi. Bakteri ini berbentuk batang dan dapat hidup di udara serta menghasilkan spora. Inflamasi timbul karena perusakan stratum corneum dan stratum

germinativum dengan mensekresikan bahan kimia yang menghancurkan dinding pori. Propionibacterium acnes termasuk bakteri yang tumbuh relatif lambat. Bakteri ini tipikal bakteri anaerob gram positif yang toleran terhadap udara. Genome dari bakteri ini telah dirangkai dan sebuah penelitian menunjukkan beberapa gen yang dapat menghasilkan enzim untuk meluruhkan kulit dan protein, yang mungkin immunogenic (mengaktifkan sistem kekebalan tubuh). Ciri-ciri penting dari bakteri Propionibacterium acnes adalah berbentuk batang tak teratur yang terlihat pada pewarnaan gram positif. Bakteri ini dapat tumbuh di udara dan tidak menghasilkan endospora. Bakteri ini dapat berbentuk filamen bercabang atau campuran antara bentuk batang/filamen dengan bentuk kokoid. Propionibacterium acnes memerlukan oksigen mulai dari aerob atau anaerob fakultatif sampai ke mikroerofilik atau anaerob. Beberapa bersifat patogen untuk hewan dan tanaman.16

16

http://mikrobia.files.wordpress.com/2008/05/tri-asih-pramasanti-078114019.pdf

Klasifikasi Propionibacterium acnes Kingdom :Bacteria Phylum :Actinobacteria Class :Actinobacteridae Order :Actinomycetales Family :Propionibacteriaceae Genus :Propionibacterium Spesies :Propionibacterium acnes

Gambar 2 Bakteri Propionibacterium acnes

2.

Jerawat Jerawat arti dasarnya adalah kelainan pada unit pilosebaceous, atau biasa disebut kantung rambut atau pori-pori, jerawat termasuk kelainan kulit yang paling banyak terjadi di hampir semua negara, tidak memandang ras atau status sosial. Jerawat vulgaris, biasanya cukup dikenal dengan nama jerawat saja, dan diklasifikasikan sebagai penyakit radang kronis pada yang umum terjadi. Jerawat paling sering menyerang kulit yang memiliki jumlah

kantung rambut paling banyak yaitu pada wajah, dada bagian atas dan punggung. Jerawat yang parah sifatnya meradang, tapi dalam bentuk yang tidak meradang pun bisa juga disebut jerawat. Radang tersebut disebabkan oleh adanya perubahan pada unit pilosebaceous, yaitu struktur kulit yang terdiri atas kantung rambut dan kelenjar keringat yang terhubung dengannya, perubahan ini memerlukan stimulasi androgen. Jerawat umunya paling banyak muncul pada masa remaja dan sering berlanjut hingga dewasa. Bagi remaja, jerawat ini biasanya dipicu oleh meningkatnya hormon, yang jumlahnya bertambah pada laki-laki dan perempuan selama masa pubertas. Pada kebanyakan orang, jerawat akan berkurang dari waktu ke waktu dan cenderung menghilang atau minimal sedikit berkurang setelah mencapai usia awal dua puluhan. Namun demikian, tidak ada cara untuk memperkirakan kapan jerawat bisa menyingkir sepenuhnya. Beberapa orang mungkin membawa kondisi ini hingga usia tiga puluhan, empat puluhan dan seterusnya. Jerawat di kenali dengan adanya bintil-bintil atau tonjolan lemak pada permukaan kulit, komedo hitam atau putih. Muncul terutama pada wajah, leher, dada, punggung, dan bagian atas lengan dari penderita. Jarang di temukan jerawat pada area tubuh lainnya, walau tidak menutup kemungkinan juga. Dalam pembentukan jerawat bisa bermacam-macam, mulai dari ringan hingga sangat parah. Beberapa nodula besar yang di sebut kista dan istilah nodulocystic telah dipakai untuk menggambarkan kasus jerawat yang meradang.

Terbentuknya jerawat Secara sederhana, jerawat muncul saat minyak dan sel kulit mati terperangkap di dalam kantung rambut, sehingga menimbulkan

penyumbatan pada pori-pori. Penyumbatan oleh sel-sel mati dan minyak ini dinamakan komedo. Saat proses ini berlangsung dan bakteri masuk, dinding kantung rambut tersebut bisa membusuk di dalam dermis, menyebabkan peradangan dan timbulnya warna kemerahan. Dari tingkat keparahannya, noda yang meradang tersebut berlainan jenisnya bergantung pada kerusakan dinding kantung rambut dan besarnya infeksi yang muncul. Beberapa kasus jerawat parah bisa berujung pada lesi dan kista yang lebih dalam

Komedo muncul akibat penyumbatan pada kantung Rambut oleh sel-sel mati dan minyak

Kebanyakan penderita jerawat memiliki sejumlah lesi yang tidak meradang, atau komedo. Namun tidak semua penderita jerawat harus mengalami keluarnya peradangan. Kelenjar-kelanjar keringat pada kulit kita menghasilkan zat berminyak yang disebut Sebum atau keringat, normalnya di keluarkan ke permukaan kulit

melalui folikel keratinosit.


17

yang terbuka, atau istilah lazim folikel ini dinamakan

17

Rina Nurmalina, JURUS AMPUH MENAKLUKAN JERAWAT, PT Gramedia: Jakarta, hal 1-5

BAB III METODE PENEITIAN

A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah penelitian Eksperimen, yaitu penelitian yang dilakukan dengan memberikan perlakuan terhadap objek penelitian serta adanya kontrol penelitian

Anda mungkin juga menyukai