Anda di halaman 1dari 10

FOLIKULITIS SUPERFISIAL A.

Definisi Folikulitis adalah peradangan atau inflamasi folikel rambut yang dapat disebabkan oleh suatu infeksi, iritasi zat kimia atau cedera fisik. Inflamasi bisa terjadi di bagian permukaan atau superfisial bahkan bagian yang lebih dalam atau profunda dari folikel rambut. Folikulitis termasuk kasus yang sering ditemukan di antara berbagai macam penyakit peradangan pada kulit.1 Pada folikulitis superfisial, peradangan terjadi pada bagian permukaan dari folikel rambut. Gambaran kliniknya berupa pustul berkonsistensi lunak tanpa rasa nyeri yang bisa sembuh dengan sendirinya tanpa membekas di kulit. Gejala tersebut biasa timbul pada kulit kepala pada anak-anak dan di daerah yang berambut. 1,2 Pada folikulitis profunda, gejala radang yang timbul berupa massa eritema dan memberikan gambaran pustul yang lebih besar daripada folikulitis superfisial. Pada kasus ini penderita merasa sakit, tapi dapat sembuh dengan meninggalkan bekas atau luka.1 B. Etiologi Folikulitis karena suatu infeksi paling sering disebabkan oleh kuman Staphylococcus aureus. Adapun klasifikasi follikulitis berdasarkan penginfeksinya :3 kuman

1. Folikulitis bakteri : ~ Staphylococcus aureus Periporitis Staphylogenes Superfisial : Folikulitis stafilokokkus dan Bockhart impetigo Profunda : Sycosis, furunkel, karbunkel

~ Pseudomonas aeruginosa (Hot Tub Folliculitis) ~ Folikulitis gram negatif ~ Folikulitis sifilitik 2. Folikulitis fungal ~ Dermatophytic folliculitis : Tinea kapitis, Tinea barbae, Majocchi granuloma. ~ Folikulitis pityrosporum ~ Folikulitis kandida 3. Folikulitis viral ~ Folikulitis virus herpes simplex ~ Follicular molluscum contagiosum infestation ~ Demodicidosis

C. Epidemiologi Folikulitis kronik di kaki dilaporkan banyak terjadi terutama pada laki-laki dewasa muda di India. Gejala berupa pustul folikular superfisial dan profunda yang berlangsung selama bertahun-tahun dan resisten terhadap pengobatan. Tidak ditemukan kelainan sistemik. Dermatitis pustular atropikan pada kaki dilaporkan sebesar 0.5% dari penyakit kulit di Lagos, Afrika Barat memperlihatkan kondisi yang serupa. Kasus ini terutama terjadi pada laki-laki di area permukaan tibialis anterior kaki, ada yang sampai ke paha dan lengan. Pustul miliar diikuti dengan luka yang atrofi.4 D. Gejala Klinis Tempat predileksi di tungkai bawah. Kelainan berupa papul, pustul yang eritematosa dan di tengahnya terdapat rambut, biasanya multipel.5 Pada Folikulitis yang disebabkan oleh S.aureus gejala dapat terjadi pada semua bagian permukaan tubuh tetapi ditemukan paling umum pada kepala dan leher (terutama perioral, kulit kepala, dan daerah jenggot), aksila, pangkal paha, dan bokong. Folikulitis yang melibatkan bulu mata disebut hordeolum. Jika ditemukan di daerah kemaluan, mungkin terjadi melalui transmisi seksual. Lesi primer berupa papula eritematosa dan mudah pecah berwarna kekuningan, pustula berbentuk kubah putih dengan rambut di tengah, meskipun ujung rambut tidak selalu terlihat. Karakteristik sekunder dapat berupa krusta, skuama dan ekskoriasi. meskipun sebagian besar sering tanpa gejala, lesi folikulitis bisa gatal, terutama di daerah yang tersumbat. Lesi dapat sembuh tanpa jaringan parut. Dalam banyak

kasus folikulitis umum, gejala-gejala sistemik tidak ditemukan. Pada pasien berkulit gelap, eritema klasik dapat terlihat sedangkan pada pasien berkulit terang samar-samar.6 E. Gambaran Histopatologis Pada gambaran histopatologis follikulitis superfisial, tampak populasi sel neutrofil yang memfiltrasi bagian infundibulum pada folikel rambut. Pada folikel rambut tampak edematosa dengan sebukan sel-sel radang akut. 2,4

Gambar 1. Gambaran histopatologis folikulitis bakterial perbesaran 100x. (dikutip dari kepustakaan 2)

F. Patogenesis 1. Folikulitis stafilokokkus Inflamasi yang biasa muncul berupa satu pustul atau sekelompok pustul, biasanya disertai dengan demam atau gejala sistemik lain. Folikulits stafilokokkus biasa diawali oleh cedera, abrasi atau bekas luka akibat operasi atau drainase abses. Penyakit ini bisa juga disebabkan akibat komplikasi dari pemakaian obat topikal steroid.(2,3)

Gambar 2. Folikulitis stafilokokkus (Dikutip dari kepustakaan 1)

Folikulits stafilokokkus dapat timbul di area seperti bulu mata, axilla, pubis dan paha. Di daerah pubis bisa timbul akibat ditularkan dari pasangan seksual, dan berdasarkan data epidemiologi kasus folikulitis dan furunkulosis di area genital dan gluteus bisa digolongkan sebagai penyakit menular sex (PMS). Folikulitis stafilokokkus juga dilaporkan pada penderita acquired immonodeficiency syndrome (AIDS) dengan gejala pruritus.3

2. Keratosis Pilaris Lesi berbentuk pustul yang sangat kecil menetap di daerah yang sama untuk jangka masa yang panjang. Biasanya didapatkan pada daerah lengan dan paha aspek posterolateral. Secara histologi, inflamasi berlaku di luar folikel rambut. Garukan atau pemakaian pakaian yang ketat atau tindakan abrasif terhadap pustul yang steril menyebabkan erupsi. Penderita biasa melakukan tindakan sendiri karena kelihatan jelek pada kulit, tetapi penyakit ini tidak memerlukan tindakan karena akan membaik sendiri tanpa tindakan yang merugikan.1

Gambar 3. Keratosis Pilaris (dikutip dari kepustakaan 1)

3.

Pseudo Folliculitis barbae (PFB) Disebabkan oleh inflamasi pada kulit akibat mencukur. Didapatkan banyak

terjadi pada orang yang berkulit hitam karena struktur bulu yang berbentuk lebih spiral dan kiting. Folikel rambut setelah dicukur meninggalkan residif yang akan mempenetrasi kembali kulit dan menyebabkan abrasi. Biasanya terjadi di daerah barbae, aksila, pubis dan kaki. Gejala papul atau pustul eritematosa akan muncul sehingga folikel rambut yang residif tadi terangkat. Flora normal pada kulit bisa mempenetrasi kulit dan menyebabkan infeksi yang lebih kronis.3

Gambar 4. Pseudofolikulitis barbae (dikutip dari kepustakaan 1)

4. Folikulitis akibat infeksi sekunder 1) Periporitis stafilogen adalah penyakit akibat infeksi sekunder S.aureus dari miliaria pada bayi.

Gambar 5. Infeksi sekunder S.aureus pada miliaria bayi (Dikutip dari kepustakaan 1)

2) Infeksi S.aureus pada kelopak mata memberikan gambaran bersisik dan krusta pada margin kelopak mata dan biasanya disertai dengan konjunktivitis.2 G. Diagnosis Pustul folikular pada follikulitis masih sulit dibedakan dengan pustul nonfolikular pada kasus milaria yang mana harus diperhatikan penyebarannya pertama kali dalam bentuk papulopustular dan dapat pecah pada kulit yang awalnya normal. Pustul folikular juga menampakkan dermatosis pustular subkornea yang berkumpul di sekeliling plak-plak dari eritema. Pustul folikular dapat muncul dalam bentuk kurap, berbatas tegas, merah dan bengkak.4

H. Diagnosis Banding Penyakit folikulitis superfisial didiagosa banding dengan :1,5,7 1) Dermatitis seboroik, 2) Rosasea kelopak mata 3) Tinea Barbae 4) Acne vulgaris 5) Keratosis piliaris I. Penatalaksanaan Folikulitis superfisial yang diakibatkan oleh bahan iritan dapat teratasi setelah zat kimia atau bahan iritan tersebut dihindarkan. Folikulitis stafilokokkus yang ringan dapat sembuh dengan pemberian antiseptik topikal. Pada kasus yang lebih berat pemberian antibiotik topikal atau sistemik mungkin diperlukan.4 Pemberian 6.25% aluminium klorida heksahidrat dalam etil alkohol anhidrat pernah dilaporkan sangat efektif mengobati folikulitis kronik dengan tipe yang tidak spesifik, kecuali untuk lesi yang di kulit kepala.4 Jenis Folikulitis Superfisial Folikulitis stafilokokkus Kompres Antibiotik oral Mencari faktor predisposisi5 Keratosis Pilaris Antibiotik oral jika ada folikulitis yang disebabkan oleh bakteri topikal steroid jika terdapat Tindakan

inflamasi Salap urea (vanamide) dan pelembap asaml aktik (lachydrin, Amlactin) melembutkan kulit Pseudofolikulitis barbae Mencabut folikel rambut yang meradang. Pemakaian krim cukur sewaktu mencukur. Antibiotik (tetrasiklin atau cephalosporin) jika ada inflamasi Kortikosteroid (prednison) jika terdapat inflamasi yang sedangberat Triamcinolone acetonide jika terdapat papul eritematosa
Tabel Penatalaksanaan Berbagai Jenis Penyakit Folikulitis Superfisialis(1,5)

DAFTAR PUSTAKA 1. Habif T. Folliculitis In : Habif T. Clinical Dermatology: A Color Guide to Diagnosis and Therapy. 4th ed. USA: mosby; 2003. Pg.279-281 2. Craft N, Lee PK, Zipoli MT. Superficial Cutaneus Infections and Pyodermas In : Wolff K, Katz SI. Gilchrest, Paller BA, Leffell DJ.

Fitzpatricks Dermatology In General Medicine. 7thed: McGraw Hill; 2008. Pg. 1698-1699 3. James WD, Berger TG, Elston DM. Folliculitis In : James WD, Berger TG, Elston DM, eds. Andrews disease of the skin Clinical Dermatology. 10th ed. Canada : El Sevier; 2006. p: 252 4. Hay RJ, Adriaans BM. Bacterial Infections In : Burns T, Breathnach S, Cox N, Griffiths C. Rooks Textbook of Dermatology. 7th ed. Australia: Blackshell Publishing Company; 2005. Pg. 27.20-22 5. Djuanda A. Folikulitis dalam: Djuanda A. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 5th ed. Jakarta: FKUI; 2007. Pg.59,260 6. Nichols K. Folliculitis In : Kelly AP, Taylor SC. Dermatology For Skin Of Color. 4th ed. USA: Cengage learning, Inc; 2009. Pg. 421-424 7. Hanna. S., Sharma. J. And Klotz J. Acne Vulgaris : More than Skin Deep. DOJ.2003;9(3).8.

10

Anda mungkin juga menyukai