Jihad
NIM : 1102006160
Henti Jantung
Henti Jantung adalah suatu keadaan dimana jantung berhenti sehingga
tidak dapat memompakan darah ke seluruh tubuh.
Beberapa penyebab yang dapat memungkinkan terjadinya henti jantung
adalah :
- Cardiac cause
o Acute Myocard Infarction
o SA Node paralyze
o AV Block
o Ventricular Fibrillation
- Non-cardiac cause
o Excessive Vagal stimulation Neurologic cause
o Toxicity of Digitalis Drug cause
o Toxicity of Beta Blocker Drug cause
o Trauma Outer environment cause
Henti Jantung dapat dibagi 2, yaitu menurut keadaan jantung itu sendiri,
dan fungsi jantung
- Keadaan jantung
Pada keadaan ini, jantung berhenti total, tidak berdenyut, dan tidak
memompakan darah. Keadaan ini sering terjadi pada Acute Myocard
Infarction, dimana terjadinya infark atau kematian akut pada sel –
sel otot jantung yang mengakibatkan fungsi jantung turun
mendadak dan berhenti. Acute Myocard Infarction biasanya
diakibatkan oleh oklusi akut pembuluh darah koroner jantung,
ataupun beberapa ramus-nya. Ramus yang paling akut dalam
menimbulkan henti jantung mendadak dan kematian mendadak saat
terjadi obstruksi pada pambuluh tersebut adalah Ramus Descendens
Anterior Sinistra atau biasa dikenal sebagai Artery of Sudden Death
- Fungsi Jantung
1
Pada keadaan ini, jantung masih dapat berdenyut, namun tidak
dapat memompakan darah secara optimal, sel – sel otot jantung
dapat ditemukan dalam keadaan sehat, konduksi listrik jantung
terganggu. Keadaan ini sering ditemukan pada Ventricular
Fibrillation, dimana konduksi listrik jantung amat sangat tidak
beraturan, dan jantung hanya tampak seperti bergetar, bukan
berdenyut. Sehingga, jantung tidak dapat berfungsi sebagaimana
mestinya, meskipun, secara kasar, keadaan sel – sel otot jantung itu
sendiri normal.
Manifestasi Klinis
Keadaan – keadaan yang mendahului terjadinya Henti Jantung adalah :
- Nyeri dada hebat mendadak
- Sesak nafas hebat
- Bradicardia ataupun Tachicardia menetap yang lama
- Penurunan kesadaran progresif cepat ataupun mendadak
Diagnosis
Diagnosis Henti Jantung adalah dengan menilai langsung kondisi pasien
saat terjadi serangan, ataupun pada rekaman EKG pada pasien yang
dirawat inap
Tatalaksana
Tindakan pertama yang harus dilakukan saat menemukan kasus Henti
Jantung, adalah resusitasi Jantung Paru untuk mengembalikan fungsi
jantung. Lakukan cepat dalam batas waktu paling lama 10 menit, sambil
menunggu datangnya pertolongan medis lebih lanjut
Jika berhasil, stabilkan vital sign, lalu lakukan observasi pada pasien
untuk menemukan sebab Henti Jantungnya, dan tegakkan diagnosis bila
ada penyakit penyerta, namun dengan tetap menkonservasi keadaan
umum pasien
2
Henti Jantung perlu dibedakan dengan Gagal Jantung. Pada keadaan Henti
Jantung, jantung tidak berfungsi dan tidak bergerak atau tidak berdenyut
baik untuk memompakan darah, dan manifestasinya lebih akut sedangkan
pada keadaan Gagal Jantung, jantung masih bisa berdenyut, namun tidak
optimal, manifestasi dan perjalanan penyakitnya lebih ke arah progresif
kronik
Jadi, Henti Jantung secara tidak langsung menyebabkan Gagal Jantung,
namun Gagal Jantung tidak selalu mengakibatkan keadaan Henti Jantung
3
kali pernafasan buatan. Jika penolong ada 2 orang, maka
lakukan 30 kali masase jantung, dan 2 kali pernafasan buatan,
secara bergantian
d. Resusitasi dilakukan selama maksimal 6 – 7 menit
e. Resusitasi dihentikan jika penolong sudah tidak dapat
melakukan tindakan resusitasi lagi, respon dari korban tidak
ditemukan selama lebih dari 10 menit sejak serangan terjadi,
pupil berdilatasi, Artery Carotis tidak teraba, dan Apnea
7. Jika berhasil, miringkan tubuh korban, lipat salah satu kaki dan
tangannya
8. Jika belum berhasil, dan pemberian resusitasi sudah cukup
sebagaimana seharusnya, maka hentikan tindakan resusitasi, dan
diagnosis sebagai Kematian Jantung
Beberapa jenis obat – obatan yang bisa dipakai untuk resusitasi jantung :
- Nitrogliserin
- Lidokain
- Prokainamid
- Bretilium
Langkah – langkah diatas adalah Basic dan Advanced Life Support, yang
bertujuan untuk memulihkan fungsi sirkulasi sistemik.
Jika pertolongan medis yang lebih lengkap sudah dapat dilakukan, maka
perlu dilakukan observasi lebih lanjut akan penyebab henti jantung,
penyakit yang menyertai, penstabilan kondisi pasien, serta perencanaan
terapi yang diberikan
Pasien dirawat inap apabila keadaannya masih labil atau adanya indikasi
medis yang menandakan probabilitas tinggi untuk terjadinya relaps Henti
Jantung. Pasien rawat inap mendapat pengawasan yang cukup ketat akan
tanda – tanda vital umum selama pemeriksaan ataupun selama terapi
Pasien dinyatakan boleh pulang apabila penyakit dasar yang
mengakibatkan Henti Jantung-nya sudah teratasi, dan kondisi vital sudah
lebih stabil selama masa perawatan. Tentunya, tidak lupa akan masalah
edukasi apabila penyebab Henti Jantung tersebut berkaitan dengan
masalah gaya hidup, kebiasaan, lingkungan, ataupun pekerjaan.
Dikutip dari : Petunjuk Praktis Anestesi dari EGC, Buku Skill Lab Semester
4 tentang Resusitasi Jantung Paru, http://www.scribd.com
4
5